Jurnal Bumi Lestari, Volume 23, Nomor 02, Tahun 2023, Halaman 49-61

Indeks Kesesuaian Wisata Dan Strategi Pengembangan Wisata Pantai Di Kawasan Pantai Munggu, Badung, Bali

Ni Luh Intan Kartika Sari a*, I Wayan Restu a, I Ketut Wija Negara a a Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Kelautan dan Perikanan, Universitas Udayana, Bukit Jimbaran, Bali-Indonesia

*Email: [email protected]

Diterima (received) 21 Juli 2022; disetujui (accepted) 27 Agustus 2022; tersedia secara online (available online) 30 Juli 2023

Abstract

Research on tourism conformity index (IKW) and beach tourism development strategy was carried out in Munggu Beach, Mengwi District, Badung. IKW data collection and questionnaire interviews were conducted in January-February 2022 with 3 IKW measurement points. The research aims to find out the value of IKW conditions and development strategies that can be used for management. The methods used are descriptive, quantitative and qualitative. Primary data is based on observation of beach type parameters, beach width, beach slope, water base material, land closure, availability of clean water, and questionnaire interviews with beach visitors with purposive sampling techniques. Data analysis using IKW measurement results and SWOT analysis. Based on the calculation of IKW at 3 points, namely point I of 1,505, point II of 1,595, and point III of 1,395. The total analysis value of 1≤ IKW <2.0 belongs to the category of non-conformity. This is due to the weak factors that are owned, so to be developed must be done to improve management. Strategies that can be applied at Munggu Beach are WT (Weakness-Threats) strategy, such as continuing alternative tourism at Munggu Beach, involving the ekternal management of Munggu Beach and adding tourist attractions to Munggu Beach.

Keywords: Munggu Beach; IKW; development strategi in Munggu Beach

Abstrak

Penelitian indeks kesesuaian wisata (IKW) dan strategi pengembangan wisata pantai dilakukan di Pantai Munggu, Kecamatan Mengwi, Badung. Pengambilan data IKW dan wawancara kuesioner dilakukan pada bulan Januari-Februari 2022 dengan 3 titik pengukuran IKW. Penelitian bertujuan untuk mengetahui nilai kondisi IKW dan strategi pengembangan yang dapat digunakan untuk pengelolaan. Metode yang digunakan deskriptif, kuantitatif dan kualitatif. Data primer berdasarkan observasi parameter tipe pantai, lebar pantai, kemiringan pantai, material dasar perairan, penutupan lahan, ketersediaan air bersih, serta wawancara kuesioner kepada pengunjung pantai dengan teknik purposive sampling. Analisis data menggunakan hasil pengukuran IKW dan analisis SWOT. Berdasarkan perhitungan IKW pada 3 titik yaitu titik I sebesar 1,505, titik II sebesar 1,595, dan titik III sebesar 1,395. Nilai total analisis 1≤ IKW <2,0 termasuk kategori tidak sesuai. Hal ini dikarenakan faktor kelemahan yang dimiliki, sehingga untuk dapat dikembangkan harus dilakukan peningkatan pengelolaan. Strategi yang dapat diterapkan di Pantai Munggu yaitu strategi WT (Weakness-Threats) yaitu melanjutkan wisata alternatif di Pantai Munggu, melibatkan pengelolaan eksternal Pantai Munggu dan menambah atraksi wisata Pantai Munggu.

Kata Kunci: Pantai Munggu; IKW; strategi pengembangan Pantai Munggu

  • 1.    Pendahuluan

Pantai adalah kawasan yang sangat potensial untuk di kembangkan dalam kegiatan wisata karena daya tarik alam dan suasana yang tenang. Menurut Domo et al. (2017) pantai merupakan kawasan wilayah pesisir yang masih dipengaruhi pasang tertinggi serta surut terendah dari laut dan merupakan daerah perbatasan

doi: https://doi.org/10.24843/blje.2023.v23.i02.p06

@ (j)


© 2023 by the authors; Content from this work may be used under the terms of the Creative Commons Attribution 3.0 license. Any further distribution of this work must maintain attribution to the author(s) and the title of the work, journal citation and DOI. Published under licence by Udayana University, Indonesia.

antara daratan dan lautan. Kabupaten Badung merupakan salah satu kabupaten di Bali yang terkenal dengan sektor wisata pantai. Pantai Munggu merupakan salah satu pantai yang ada di Desa Munggu, Kecamatan Mengwi, Badung. Potensi yang dimiliki Pantai Munggu, yaitu melihat sunset, rekreasi pantai, olah raga pantai, terapi pasir, berfoto dan bersantai. Tidak hanya pengembangan Pantai Munggu yang perlu diperhatikan namun juga kondisi kesesuaian kawasan untuk kegiatan wisatanya.

Indeks kesesuaian wisata untuk mendukung kegiatan wisata dapat diukur dengan parameter-parameter tertentu seperti tipe pantai, lebar pantai, kemiringan pantai, ketersediaan air tawar dan lainnya (Yulianda, 2019). Pantai Munggu saat ini sudah mulai dikenal masyarakat serta telah terdapat pengelolaan yang dilakukan oleh Kelompok Masyarakat Sadar Wisata (POKDARWIS). Kesesuaian wisata di Pantai Munggu sangat di perlukan untuk melihat apakah Pantai Munggu layak dijadikan tempat wisata serta dikembangkan kedepannya. Kesesuaian sendiri merupakan suatu acuan kelayakan suatu kawasan dalam kegiatan wisata. Kegiatan wisata rekreasi pantai harus memperhatikan karakteristik dari lingkungan pantai tersebut (Insani et al., 2019). Dalam pengembangan wisata di Pantai Munggu juga sangat perlu diperhatikan, sehingga dapat mengetahui strategi pengembangan wisatanya. Penelitian indeks kesesuaian wisata dan strategi pengembangan wisata ini dapat mengetahui kesesuaian dan potensi Pantai Munggu untuk kegiatan wisata dan meningkatkan pengembangan serta pengelolaan wisata di Pantai Munggu. Hal ini bertujuan untuk mengetahui kondisi Pantai Munggu untuk kegiatan wisata pantai dan strategi pengembangan yang baik dalam peningkatan pengembangan dan pengelolaan wisata di Pantai Munggu.

  • 2.    Metode Penelitian

    • 2.1.    Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari sampai Februari 2022. Lokasi penelitian bertempat di Pantai Munggu, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung. Data IKW diambil secara langsung pada 3 titik pengukuran dengan 3 sub titik yang berbeda. Adapun lokasi penelitian pada Gambar 1.

Gambar 1. Peta Lokasi Penelitian Pantai Munggu

  • 2.2.    Metode Penelitian

Penelitian menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan data yang digunakan adalah kuantitatif dan kualitatif. Teknik pengumpulan data primer menggunakan teknik purposive sampling. Dapat dilihat sebagai berikut:

  • 2.2.1.    Observasi

Observasi penentuan lokasi dan pengukuran parameter indeks kesesuaian wisata yang dimodifikasi dari Yulianda (2019), dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel. 1 Parameter Kesesuaian Wisata Pantai

No.

Parameter

Bobot

Kategori

Skor

Pasir putih

3

1.

Tipe pantai

0,200

Pasir putih campur pecahan karang

Pasir hitam, sedikit terjal

2

1

Lumpur, berbatu, terjal

0

>15

3

10-15

2

2.

Lebar pantai (m)

0,200

3-<10

1

<3

0

Pasir

3

3.

Material dasar perairan

0,170

Karang berpasir Pasir berlumpur

2

1

Lumpur, lumpur berpasir

0

<10

3

10-25

2

4.

Kemiringan pantai (ͦ)

0,080

>25-45

1

>45

0

Kelapa, lahan terbuka

3

5.

Penutupan lahan pantai

Semak, belukar, rendah, savana

2

0,010

Belukar tinggi

1

Hutan bakau, pemukiman, Pelabuhan

0

<0,5

>0,5-1

3

Ketersediaan air

2

6.

tawar/jarak ke sumber

0,005

>1-2

1

0

air tawar (km)

>2

  • 2.2.2.    Kuesioner

Responden menggunakan keterwakilan sebanyak 30 orang. Dimana pengunjung Pantai Munggu sebanyak 25 orang, pengelola 1 orang, kepala desa 1 orang, masyarakat Desa Munggu 1 orang dan sebanyak 2 orang pedagang di Pantai Munggu.

  • 2.2.3.    Uji Validitas

Instrument pertanyaan dikatakan valid jika nilai r hitung > r tabel, dan jika nilai r hitung < r tabel maka tidak valid (Hardiyanto et al., 2018). Nilai r tabel didapatkan dengan degree of freedom (df)=n-2 (Haeruddin et al., 2018), sehingga jumlah sampel yang digunakan yaitu df = 25-2 yaitu 23. Taraf signifikansi yang digunakan yaitu 5 % atau α = 0,05 sehingga r tabel yang digunakan adalah 0,413. Hasil perhitungan dapat dilihat pada Tabel 2 yang menunjukkan valid.

  • 2.2.4.    Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas merupakan uji yang digunakan untuk menunjukkan keandalan suatu kuesioner yang akan digunakan. Menggunakan Cronbach Alpha (ᾳ) yang berkisar dari 0,60-1,00. Apabila Cronbach Alpha mendekati 1,00 maka semakin tinggi nilai kuesioner tersebut, maka semakin dapat dipercaya data yang didapatkan (Hardiyanto et al., 2018). Nilai Cronbach Alpha sebesar 0,879 >0,60 yang artinya kuesioner pada penelitian ini reliabel atau handal, dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 2. Uji Validitas

Pertanyaan

r hitung

Keterangan

P01

0.609

Valid

P02

0.878

Valid

P03

0.651

Valid

P04

0.729

Valid

P05

0.583

Valid

P06

0.557

Valid

P07

0.537

Valid

P08

0.644

Valid

P09

0.651

Valid

P10

0.583

Valid

P11

0.729

Valid

P12

0.557

Valid

Tabel 3. Uji Reliabilitas

Atribut

ᾳ tetapan= 0,6

Keterangan

Cronbach's Alpha

0,873

reliable

  • 2.3.    Analisis Data

    • 2.3.1.    Indeks Kesesuaian Wisata

Kesesuaian wisata dilakukan untuk mengetahui kesesuaian suatu kawasan untuk kegiatan wisata pantai. Setiap kegiatan wisata mempunyai persyaratan sumber daya dan lingkungan sesuai dengan objek wisata yang akan dikembangkan oleh pengelola. Nilai setiap parameternya dapat menjadi pendukung dalam pengembangan wisata pantai. Indeks kesesuaian wisata (IKW) di Pantai Munggu digunakan untuk mengetahui kondisi kawasan pantai untuk kegiatan wisata. IKW dapat dihitung dengan rumus menurut Yulianda (2019), sebagai berikut:

IKW =


n

(Bi × Si) i=ι


(1)


dimana Bi adalah Bobot parameter ke-I dan Si adalah Skor parameter ke-i. Ketegori kelas kesesuaian dapat dibedakan menjadi 4 yaitu: Sangat Sesuai IKW ≥2,5, Sesuai 2,0≤ IKW <2,5, Tidak Sesuai 1≤ IKW <2,0, Sangat Tidak Sesuai IKW <1.

  • 2.3.2.    Analisis SWOT

    • 2.3.2.1.    Faktor IFAS dan Faktor EFAS

Analisis SWOT merupakan indentifikasi dari faktor internal dan eksternal secara sistematis untuk dapat merumuskan suatu strategi (Rangkuti, 2014). Analisis SWOT digunakan untuk mengumpulkan strategi yang akan digunakan dengan menganalisis faktor internal yaitu kekuatan (strengths) dan kelemahan (weakness) atau Internal Factor Analisis Summary (IFAS). Sedangkan faktor eksternal yaitu peluang (opportunities) dan ancaman (threats) atau Eksternal Factor Analysis Summary (EFAS) (Attar et al., 2013). Faktor strategi internal dan eksternal dapat dimasukkan dalam tabel kuantitatif yaitu tabel perhitungan bobot dan rating tersaji pada Tabel 4.

Tabel 4. Faktor IFAS dan Faktor EFAS

Faktor Strategi Internal

Bobot           Rating             Score

Kekuatan Kelemahan Ancaman Peluang Total

  • 2.3.2.2.    Matrik SWOT

Matrik SWOT merupakan alat yang digunakan untuk menyusun faktor-faktor strategis. Matriks ini dapat menghasilkan empat set kemungkinan alternatif strategi (Nisak, 2013). Empat strategi yang memungkinkan yaitu SO (Strengths dan Opportunity), WO (Weakness dan Opportunity), ST (Strengths dan Threats), WT (Weakness dan Threats). Tersaji pada Tabel 5.

Tabel 5. Matriks SWOT

(IFAS)

(EFAS)

Kekuatan (S)

faktor -faktor kekuatan internal

Kelemahan (W)

faktor-faktor kelemahan internal

Peluang (O) faktor-faktor peluang eksternal

Strategi (SO)

Buat strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang

Strategi (WO)

Buat strategi yang memanfaatkan peluang untuk mengatasi kelemahan

Ancaman (T) faktor-faktor ancaman eksternal

Strategi (ST)

Buat strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman

Strategi (WT)

Buat strategi yang meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman

  • 2.3.2.3.    Kuadran SWOT

Penentuan kuadran SWOT dapat ditentukan berdasarkan hasil IFAS dan EFAS. Hasil IFAS berupa kekuatan dan kelemahan serta EFAS berupa peluang dan ancaman digunakan dalam menentukan sumbu dan penetapan posisi pada kuadran (Rangkuti, 2014). Kuadran I menerapkan strategi agresif, Kuadran II menerapkan strategi diversifikasi, Kuadran III menerapkan strategi dengan merebut peluang pasar, dan Kuadran IV menerapkan strategi divensif, tersaji pada Gambar 2.

  • 3.    Hasil

    • 3.1.    Kondisi Umum Pantai Munggu

      • 3.1.1.    Kondisi Pantai Munggu

Pantai Munggu merupakan salah satu objek wisata pantai yang terletak di Kabupaten Badung. Pantai Munggu telah dikelola oleh Kelompok Sadar Wisata (POKDARWIS) yang ada di Desa Munggu. Nama Pantai Munggu diambil dari nama desa tempat pantai ini berada yaitu Desa Munggu. Pantai Munggu terletak di Jalan Raya Seseh, Desa Munggu, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung, Bali.

Gambar 2. Kuadran SWOT

Jarak tempuh Pantai Munggu dari Kota pusat kota Denpasar kurang lebih 15 km dan berjarak 10 km dari tempat wisata Tanah Lot, Tabanan. Pantai Munggu dapat ditempuh melalui Jalan Raya Kerobokan dan Jalan Raya Canggu. Lokasi Pantai Munggu yang berada di jalur lintas kota yaitu Tabanan dan Badung, mengakibatkan lokasi Pantai Munggu strategis untuk diakses wisatawan. Akses jalan menuju pantai sudah sangat baik dan memadai.

Kondisi Pantai Munggu sebagai objek wisata memiliki tipe pantai berpasir. Pasir Pantai Munggu didominasi oleh warna hitam dengan butiran pasir sedikit kasar. Lebar pantai yang dimiliki cukup luas yaitu >15 m. Material dasar perairan Pantai Munggu merupakan tipe substrat yang didominansi pasir dengan warna pasir hitam. Kemiringan pantai termasuk dalam kategori landai sampai datar. Hal ini disebabkan karena jenis kegiatan yang dilakukan di setiap titiknya berbeda.

Penutupan lahan berupa pohon di Pantai Munggu tidak terlalu rapat. Jenis pohon yang ada berupa pohon ketapang yang berjejer di pinggir pantai, semak dengan rumput rambat dan bangunan. Di Pantai Munggu air tawar dialirkan menggunakan pipa menuju pantai. Jarak sumber air tawar dengan pantai <500 m, sehingga memudahkan wisatawan untuk mendapatkan air bersih.

  • 3.1.2.    Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana yang telah disediakan oleh pengelola Pantai Munggu seperti toilet berjumlah 2 buah. Tempat duduk di pantai berupa kursi beton yang dilengkapi dengan meja berjumlah 6 buah. Ketersediaan air bersih di Pantai Munggu memiliki sumber air berupa sumur bor yang berada di dekat pantai. Fasilitas kebersihan berupa tempat sampah yang ada di sekitar pantai. Kios pedagang sebanyak ± 40 buah. Jalan menuju Pantai Munggu yang sangat memadai dan berada di lintas kota serta akses transportasi berupa mobil dan motor. Sumber penerangan dari PLN setempat. Selain itu juga terdapat sistem informasi, lapangan voli dan bangunan penunjang lainnya.

  • 3.1.3.    Potensi Daya Tarik Wisata

Daya tarik wisata Pantai Munggu yaitu keindahan alamnya. Keindahan alam Pantai Munggu seperti air yang jernih, bebatuan tepi pantai, pasir hitam, pantai yang bersih, deburan ombak yang tinggi, dan pantai yang luas. Atraksi atau kegiatan yang dapat dilakukan di Pantai Munggu adalah melihat sunset, rekreasi, bermain pasir, berfoto, bermain voli pantai dan bersantai. Selain keindahan pemandangannya, Pantai Munggu juga terkenal dengan manfaat dari pasirnya.

  • 3.2.    Kesesuaian Wisata Pantai Munggu

Hasil pengamatan indeks kesesuaian wisata pantai di Pantai Munggu pada tiga titik dengan tiga sub titik, berdasarkan parameter yang telah ditentukan sesuai dengan kondisi Pantai Munggu. Berdasarkan tingkat kepentingan pengembangan wisata Pantai Munggu, setiap parameter memiliki skor dan bobot yang

berbeda. Kesesuaian wisata ditentukan berdasarkan nilai keseluruhan perkalian skor dan bobot parameter yang berbeda di dalam matriks. Hasil perhitungan rata-rata dari ketiga titik tersaji pada Tabel 6.

Tabel 6. Indeks Kesesuaian Wisata Pantai Munggu

Analisis Data Indeks Kesesuaian Wisata Parameter

Bobot

Titik 1

Skor

Bi*Si

Titik 2

Skor

Bi*Si

Titik 3

Skor

Bi*Si

Tipe pantai

0,2

Pasir

1

0,2

Pasir

1

0,2

Pasir

1

0,2

Hitam

Hitam

Hitam

Lebar pantai Material

0,2

25,9 m

3

0,6

47,5 m

3

0,6

28,5 m Berpasir

3

0,6

dasar perairan

0,17

Berpasir

3

0,51

Berpasir

3

0,51

dan berbatu

2

0,34

Kemiringan pantai (˚)

0,08

10˚

Semak

2

0,16

9,6˚

3

0,24

3

0,24

Penutupan lahan

Jarak

0,01

dan bangunan

<0,5

(0,3) km

al

2

0,02

0,01

5

1,505

Lahan Terbuka

<0,5 (0,2) km

3

0,03

Bangunan

<0,5 (0,1) km

0

0

ketersediaa n air tawar

0,005

Tot

3

3

0,015

1,595

3

0,015

1,395

Perhitungan IKW di Pantai Munggu dengan enam parameter kesesuaian, didapatkan kategori IKW setiap titiknya tersaji pada Tabel 7.

Tabel 7. Kategori Indeks Kesesuaian Wisata

No.

IKW Tiga Titik         Indeks Kesesuaian

Kategori

Pengukuran               Wisata

1.

2.

3.

1,505                  1≤ IKW <2,0                 Tidak Sesuai

1,595                  1≤ IKW <2,0                 Tidak Sesuai

1,395                  1≤ IKW <2,0                 Tidak Sesuai

3.3. Strategi Pengembangan Wisata Pantai Munggu

  • 3.3.1.    Faktor IFAS

Analisis kondisi internal (IFAS) dilakukan pada faktor-faktor strategi yang terdiri dari kekuatan dan kelemahan dalam pengembangan wisata. Hasil wawancara faktor internal Pantai Munggu berdasarkan variabel kekuatan dan kelemahan untuk mendapatkan nilai bobot dan rating. Subtotal ditambahkan untuk nilai total IFAS, dapat dilihat pada Tabel 8 sebagai berikut:

  • 3.3.2.    Faktor EFAS

Hasil wawancara faktor eksternal Pantai Munggu berdasarkan variabel peluang dan ancaman untuk mendapatkan nilai bobot dan rating. Nilai bobot dan rating dikalikan untuk mendapat total score. Subtotal ditambahkan untuk nilai total EFAS, dapat dilihat pada Tabel 9 sebagai berikut:

Tabel 8. IFAS (Internal Factor Analysis Summary)

Faktor-Faktor Internal

Bobot

Rating

Score

No

Kekuatan

1.

Pemandangan dan manfaat pasir hitamnya di Pantai Munggu

0,148

3

0,444

2.

Sarana dan prasarana penunjang untuk kegiatan wisata di Pantai Munggu.

0,168

3

0,504

3.

Kenyamanan wisatawan yang berwisata di Pantai Munggu dengan lebar pantai yang cukup luas

0,174

3

0,522

Sub total

0,489

1,47

No

Kelemahan

1.

Gelombang tinggi dan arus bawah laut yang dapat berpengaruh untuk kegiatan wisata.

0,158

4

0,632

2.

Penataan ruang parkir di kawasan Pantai Munggu.

0,176

3

0,528

3.

Kurangnya atraksi wisata yang dimiliki Pantai Munggu.

0,178

3

0,534

Sub total

0,511

1,694

Total IFAS

1

3,164

Tabel 9. EFAS (Eksternal Factor Analysis Summary)

Faktor-Faktor Eksternal

Bobot

Rating

Score

No

Peluang

Pantai Munggu relatif dekat dengan kawasan wisata yang

1.

sudah berkembang (Pantai Canggu dan Pantai Tanah

0,165

2

0,33

Lot)

2

Dukungan dari masyarakat lokal dan pemerintah Desa

0 175

3

0 525

Munggu dalam pengembangan wisata Pantai Munggu

3

Peningkatan  minat  kunjungan  wisatawan  untuk

0 167

2

0 334

berekreasi ke Pantai Munggu.

Sub total

0,508

1,189

No

Ancaman

1

Dampak pandemik Covid-19 saat ini terhadap kunjungan

0 169

4

0 676

wisatawan ke Pantai Munggu

2.

Tingkat kiriman sampah ke pantai dari sungai pada

0,152

2

0,304

musim hujan.

3.

Kurangnya promosi untuk Pantai Munggu

0,171

3

0,513

Sub total

0,492

1,493

Total EFAS

1

2,682

  • 3.3.3.    Matriks SWOT

Identifikasi analisis SWOT dirumuskan berdasarkan faktor strategi IFAS dan EFAS . Matriks ini dapat menghasilkan empat set kemungkinan alternatif strategi pengembangan yang dapat, disajikan pada Tabel 10.

Tabel 10. Matriks SWOT

IFAS

EFAS

Kekuatan (Strength)

  • a.    Pemandangan dan manfaat pasir  hitamnya  di  Pantai

Munggu

  • b.    Sarana     dan     prasarana

penunjang di Pantai Munggu untuk kegiatan wisata pantai

  • c.    Kenyamanan berwisata Pantai Munggu dengan lebar pantai yang cukup luas

Kelemahan (Weakness)

  • a.    Gelombang tinggi dan arus bawah laut yang dapat berpengaruh untuk kegiatan wisata

  • b.    Penataan ruang parkir di kawasan Pantai Munggu

  • c.    Kurangnya atraksi wisata yang    dimiliki    Pantai

Munggu

Peluang (Opportunity)

  • a.    Pantai Munggu yang relatif dekat dengan kawasan wisata yang sudah berkembang (Pantai Canggu dan Pantai Tanah Lot)

  • b.    Dukungan dari masyarakat lokal dan pemerintah Desa Munggu dalam pengembangan wisata Pantai Munggu

  • c.    Peningkatan minat kunjungan wisatawan untuk berekreasi ke Pantai Munggu

Strategi SO

  • a.    Memperkenalkan      Pantai

Munggu sebagai daya tarik wisata     kesehatan     dan

mengadakan     event-event

wisata.

  • b.    Penambahan         fasilitas

penunjang kegiatan wisata

  • c.    Mengembangkan      paket

perjalanan wisata

Strategi WO

  • a.    Pemasangan     informasi

keselamatan dan bendera batas aman kegiatan wisata

  • b.    Perbaikan dan penambahan lahan dalam penataan ruang parkir yang ada dengan koordinasi        bersama

lembaga Desa Munggu

  • c.    Penambahan atraksi baru di Pantai Munggu

Ancaman (Threat)

  • a.    Dampak pandemi Covid-19 saat ini    terhadap    kunjungan

wisatawan ke Pantai Munggu

  • b.    Tingkat kiriman sampah ke pantai dari sungai pada musim hujan

  • c.    Kurangnya   promosi   untuk

Pantai Munggu

Strategi ST

  • a.    Meningkatkan promosi Pantai Munggu secara langsung

  • b.    Pemasangan jaring penangkap sampah di hilir sungai.

  • c.    Menyediakan fasilitas sesuai protokol    kesehatan    dan

pembatasan jumlah kunjungan wisata

Strategi WT

  • a.    Melanjutkan        wisata

Alternatif di Pantai Munggu

  • b.    Melibatkan    pengelolaan

eksternal Pantai Munggu

  • c.    Menambah atraksi wisata Pantai Munggu

  • 3.3.4.    Kuadran SWOT

Berdasarkan perhitungan nilai faktor internal (IFAS) dan faktor eksternal (EFAS) terdapat sumbu X dan Y. Sumbu X yaitu faktor internal dan sumbu Y yaitu faktor eksternal. Nilai sumbu X diperoleh dari selisih nilai faktor kekuatan dan kelemahan, sedangkan sumbu Y dari selisih nilai faktor peluang dan ancaman dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11. Nilai X dan Y

IFAS (S-W)

1,47

1,694

X = -0,224


EFAS (O-T)

1,189

1,493

Y = -0,304

Hasil perhitungan nilai koordinat X dan Y pada kuadran SWOT diperoleh nilai X yaitu -0,224 dan nilai Y yaitu -0, 304, hal tersebut menunjukkan jika nilai faktor kelemahan dan ancaman lebih besar dibandingkan nilai faktor kekuatan dan peluang, sehingga faktor kelemahan dan ancaman lebih berpengaruh dalam strategi pengembangan Pantai Munggu. Nilai tersebut digunakan untuk menentukan kuadran strategi pengembangan Pantai Munggu. Kuadran strategi pengembangan Pantai Munggu dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Kuadran SWOT Pengembangan Wisata Pantai Munggu

Berdasarkan matriks kuadran SWOT diatas dapat dilihat bahwa strategi pengembangan untuk Pantai Munggu berada pada kuadran IV yaitu strategi divensif. Pada kuadran ini dapat dikatakan bahwa strategi ini termasuk dalam situasi yang sangat tidak menguntungkan, dimana menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan. Strategi yang disarankan dalam pengembangan wisata Pantai Munggu yaitu strategi WT (Weakness-Threats).

  • 4.    Pembahasan

    • 4.1.    Kesesuaian Wisata Pantai Munggu

Berdasarkan pada kondisi parameter di setiap titik, kawasan Pantai Munggu umumnya memiliki karakteristik yang sama antar titik pengukuran. Hal itu sesuai dengan Subandi et al. (2018) pernyataan yang menyatakan bahwa karakteristik pantai yang sama dapat dilihat pada nilai persentase setiap parameter yang diukur tidak jauh berbeda antara stasiun satu dan lainnya. Secara keseluruhan nilai setiap parameter pada tiga titik di Pantai Munggu potensial untuk di kembangkan. Adanya faktor penghambat dari internal di Pantai Munggu, mengakibatkan rendahnya nilai kesesuaian wisata pantai. Parameter yang memiliki nilai rendah yaitu tipe pasir Pantai Munggu memiliki nilai skor 1, sehingga termasuk dalam kategori tidak sesuai. Parameter lainnya yaitu penutupan lahan Pantai Munggu pada titik 3 berupa bangunan dengan skor 0, sehingga termasuk dalam kategori sangat tidak sesuai untuk pengembangan kegiatan wisata. Hal ini sesuai dengan Yulianda (2019) yang menyatakan nilai total analisis termasuk kategori tidak sesuai jika total nilai yang didapatkan 1≤ IKW <2,0. Pernyataan lain oleh Silvitiani et al. (2018) yang menyatakan bahwa kawasan wisata yang termasuk kategori tidak sesuai untuk pengembangan wisata dikarenakan beberapa faktor pembatas.

Rendahnya nilai IKW Pantai Munggu dikarenakan faktor kelemahan dari pantai sehingga nilai parameter rendah. Hal ini sesuai dengan Malihah dan Romadhon (2020) yang menyatakan nilai IKW termasuk dalam kategori tidak sesuai sampai sangat sesuai dapat dipengaruhi oleh faktor nilai bobot dan score berdasarkan nilai setiap parameter. Faktor pembatas berupa gelombang yang cukup tinggi dan arus

bawah laut (undertow) di Pantai Munggu. Gelombang yang tinggi tidak dapat dimanfaatkan untuk kegiatan air seperti berenang dikarenakan dapat membahayakan wisatawan dan terseret arus. Hal ini menyebabkan seluruh kegiatan wisata di Pantai Munggu lebih fokus pada kegiatan wisata di pantai untuk keamanan wisatawan. Sesuai dengan pernyataan Lubis et al. (2020) menyatakan yang dapat menjadi faktor pembatas dalam kesesuaian wisata yaitu lebar pantai, penutupan lahan, sarana prasarana, gelombang dan biota berbahaya. Faktor pembatas tersebut dapat mempengaruhi kepuasan pengunjung, sehingga dapat mengurangi kesesuaian dalam melakukan kegiatan wisata.

Harus ada syarat yang dipenuhi agar faktor pembatas yang ada di kawasan tidak menghambat dalam pengembangan pantai dan kegiatan wisatawan. Syarat yang harus dipenuhi seperti keamanan wisatawan saat melakukan kegiatan seperti berenang atau mandi. Silvitiani et al. (2018) menyatakan pengembangan kawasan wisata pantai dapat dipengaruhi oleh faktor pembatas. Namun pantai dengan kategori tidak sesuai sampai sangat tidak sesuai faktor pembatasnya akan mempengaruhi kesesuaian untuk kegiatan wisata.

Beberapa kegiatan wisata di Pantai Munggu seperti berenang, mandi, menyelam, snorkeling tidak sesuai. Namun kegiatan surfing masih memungkin untuk dilakukan oleh pengunjung pantai dengan syarat pengawasan yang ketat oleh tim BALAWISATA dan pihak pengelola, serta pemberian tanda batas aman melakukan kegiatan wisata air. Hal ini sesuai dengan Nugroho et al. (2013) yang menyatakan bahwa BALAWISTA merupakan badan bantuan wisata tirta yang memiliki peran pengawas, penyelamat, patrol dan pemberian informasi batas aman melakukan kegiatan. Kegiatan rekreasi pantai di Pantai Munggu seperti berjemur, melihat sunset, olahraga pantai, terapi pasir, bersantai, berfoto dan lainnya sangat sesuai atau disarankan untuk dilakukan oleh pengunjung. Sesuai pernyataan Febyanto et al. (2014) yang menyatakan lebar pantai yang luas dapat memberikan kenyamanan dan keleluasaan bagi wisatawan untuk melakukan berbagai kegiatan wisata pantai tanpa terganggu oleh wisatawan lainnya.

  • 4.2.    Strategi Pengembangan Wisata Pantai Munggu

    • 4.2.1.    Melanjutkan Wisata Alternatif di Pantai Munggu.

Kegiatan di Pantai Munggu tidak hanya berfokus pada kegiatan rekreasi pantai, namun juga memiliki alternatif kegiatan wisata. Pantai Munggu selain menjadi wisata pantai juga dapat dikenal sebagai wisata kesehatan dan wisata sport. Keunikan yang dimiliki Pantai Munggu yaitu pasir pantainya yang dapat dijadikan sebagai media terapi. Wisatawan yang berkunjung ke Pantai Munggu umumnya melakukan kegiatan terapi pasir dengan mengubur kaki dalam pasir sebagai media terapi. Keunikan Pantai Munggu ini sangat potensial untuk dipromosikan sebagai wisata Kesehatan. Pasir Pantai Munggu didominasi oleh warna hitam dengan butiran pasir sedikit halus. Febyanto et al. (2014) menyatakan pasir hitam lebih cepat dan mudah menyerap panas. Hal tersebut menjadi salah satu peluang yang dimiliki Pantai Munggu untuk menarik wisatawan. Selain itu, wisata sport di Pantai Munggu yaitu jogging di sekitar pantai, surfing di sekitar Pantai Munggu menuju Pantai Pererenan dan Pantai Seseh, dan olahraga voli dilakukan dipantai oleh wisatawan maupun tim atlet voli.

  • 4.2.2.    Melibatkan Pengelolaan Ekternal Pantai Munggu.

Pengelolaan eksternal seperti pelibatan pemerintah, investor, Lembaga Desa, masyarakat Desa Munggu dan lainnya. Kerja sama dalam pengelolaan dengan berbagai pihak dapat membantu dalam pengadaan dan perawatan fasilitas penunjang untuk kegiatan wisata. Pengadaan fasilitas sarana dan prasarana perlu dikembangkan tidak hanya oleh pengelola namun juga dibantu oleh pemerintah dan pihak swasta (Razak et al., 2017). Pengelolaan lainnya yaitu penambahan fasilitas penunjang. Tingginya jumlah wisatawan yang berkunjung ke Pantai Munggu perlu penambahan fasilitas penunjang seperti penambahan dan penataan lahan parkir, penambahan tempat sampah dan kebersihan, penambahan kios pedagang souvenir, gazebo, penyewaan alat olahraga pantai, dan alat surfing. Penataan fasilitas wisata perlu dilakukan untuk pengelolaan ruang pada objek wisata. Sesuai dengan pernyataan Domo et al. (2017) yaitu penataan fasilitas wisata juga diperlukan untuk menjaga keasrian kawasan. Fasilitas yang lengkap dan memadai dapat meningkatkan kenyamanan bagi wisatawan yang berwisata.

  • 4.2.3.    Menambah Atraksi Wisata Pantai Munggu.

Pengembangan wisata Pantai Munggu tentunya harus didukung dengan penambahan atraksi wisata dipantai. Atraksi berupa spot foto, sepeda pantai, dan penyewaan scooter menuju pantai. Penambahan atraksi ini sebagai daya tarik yang dimiliki Pantai Munggu sehingga dapat bersaing dengan objek wisata lain. Pengadaan event wisata lainnya juga akan sangat membantu dalam menarik minat wisatawan. Eventevent wisata yang dapat diadakan seperti festival kuliner, musik, seni tradisional Desa Munggu, dan perlombaan olahraga yang diselenggarakan di Pantai Munggu. Sesuai dengan Lese et al. (2018) yang menyatakan jika promosi sering dilakukan untuk menarik minat wisatawan dalam upaya peningkatan jumlah kunjungan. Pengadaan event dapat dilakukan dengan bekerja sama bersama lembaga desa dan stakeholder/investor. Sesuai dengan Pontonusa et al. (2019) dimana menyatakan dengan menjalin kerjasama wisata dapat meningkatkan peluang investasi bagi investor baik luar maupun lokal.

  • 4.    Simpulan

Hasil pada 3 titik pengukuran yaitu titik I sebesar 1,505, titik II sebesar 1,595, dan titik III sebesar 1,395. Nilai setiap titik pengukuran berada diantara nilai 1≤ IKW <2,0 sehingga termasuk kategori tidak sesuai. Hal ini dikarenakan adanya faktor pembatas yaitu gelombang dan arus bawah laut, yang mengakibatkan semua kegiatan wisata berfokus pada area pantai. Sehingga perlu dilakukan upaya untuk meminimalkan kelemahan yang ada untuk meningkatkan pengembangan wisata Pantai Munggu.

Strategi pengembangan wisata Pantai Munggu berada pada kuadran IV. Kuadran ini mendukung strategi yaitu strategi divensif. Pada kuadran ini dapat dikatakan bahwa strategi ini termasuk dalam situasi yang sangat tidak menguntungkan, dimana menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan. Strategi pengembangan yang dapat disarankan yaitu strategi WT (Weakness-Threats) sebagai berikut melanjutkan wisata alternatif di Pantai Munggu, melibatkan pengelolaan eksternal Pantai Munggu dan menambah atraksi wisata Pantai Munggu.

Ucapan terimakasih

Terimakasih yang sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada Desa Munggu dan pihak pengelola Pantai Munggu yang telah bersedia memberi izin dalam melaksanakan penelitian dan juga kepada wisatawan yang berkenan diwawancarai, dan juga semua pihak yang telah membantu dalam proses penyelesaian penelitian ini.

Daftar Pustaka

Attar, M., Hakim, L., & Yanuwiadi, B. (2013). Analisis potensi dan arahan strategi kebijakan

pengembangan desa ekowisata di Kecamatan Bumiaji–Kota Batu. Journal of Indonesian Tourism and Development Studies, 1(2), 68-78.

Domo, A. M., Zulkarnaini, Z., & Yoswaty, D. (2017). Analisis Kesesuaian dan Daya Dukung Kawasan Wisata Pantai (Studi Pantai Indah Sergang Laut di Pulau Singkep). Dinamika Lingkungan Indonesia, 4(2), 109-116.

Febyanto, F., Pratikto, I., & Koesoemadji, K. (2014). Analisis Kesesuaian Wisata Pantai Di Pantai Krakal Kabupaten Gunung Kidul. Journal Of Marine Research, 3(4), 429-438.

Hardiyanto, A., Soejanto, I., & Berlianty, I. (2018). Analisis strategi pembangunan desa wisata di sentra pengrajin keris. Opsi, 11(1), 1-13.

Haeruddin, H., Sabtohadi, J., & Luthman, A. Y. (2018). Analisis Faktor Minat Kunjungan Wisata Terhadap Strategi Pengembangan Pariwisata Pantai Mutiara Indah Di Desa Tanjung Limau Kecamatan Muara Badak. Jurnal Ekonomi & Manajemen Indonesia, 18(1), 27-37.

Insani, N., A'rachman, F. R., Sanjiwani, P. K., & Imanuddin, F. (2019). Studi kesesuaian dan strategi pengelolaan ekowisata Pantai Ungapan, Kabupaten Malang untuk pengembangan pariwisata berkelanjutan. Jurnal Teori dan Praksis Pembelajaran IPS, 4(1). 49-58.

Lubis, L. P., Lestari, F., & Kurniawan, D. (2020). Tingkat Kesesuaian Kawasan Wisata Pantai Desa Busung Kecamatan Seri Kuala Lobam Kabupaten Bintan. Jurnal Akuatiklestari, 3(2), 30-39.

Malihah, D. F., & Romadhon, A. (2020). Analisis Daya Dukung Pemanfaatan Ekowisata Pantai Di Pantai Kutang Lamongan, Jawa Timur. Juvenil: Jurnal Ilmiah Kelautan dan Perikanan, 1(3), 391-399.

Nisak, Z. 2013. Analisis SWOT untuk menentukan strategi kompetitif. Jurnal Ekbis, 9(2), 468-476.

Nugroho, P., Yusuf, M., & Suryono, S. (2013). Strategi Pengembangan Ekowisata di Pantai Pangandaran Kabupaten Ciamis Pasca Tsunami. Journal of Marine Research, 2(2), 11-21.

Pontonusa, M. L., Rumagit, G. A., & Kapantow, G. H. (2019). Strategi Pengembangan Ekowisata Hutan Mangrove di Desa Bahoi Kecamatan Likupang Barat Kabupaten Minahasa Utara. Journal of Agribusiness and Rural Development (Jurnal Agribisnis dan Pengembangan Pedesaan), 1(2), 135146.

Rangkuti, F. (2014). Analisis SWOT tenik membelah kasus bisnis. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Razak, F., Suzana, B. O. L., & Kapantow, G. H. M. (2017). Strategi Pengembangan Wisata Bahari Pantai Malalayang, Kota Manado, Sulawesi Utara. Agri-Sosioekonomi, 13 (1A), 277–284.

Silvitiani, K., Yulianda, F., & Siregar, V. P. (2018). Perencanaan Pengembangan Wisata Pantai Berbasis Potensi Sumberdaya Alam Dan Daya Dukung Kawasan Di Desa Sawarna, Banten (Coastal Tourism Development Based on Natural Resources and Carrying Capacity in Sawarna Village, Banten). Journal of People and Environment, 24(2), 66-72.

Subandi, I. K., Dirgayusa, I. G. N. P., & As-syakur, A. R. (2018). Indeks Kesesuaian Wisata di Pantai Pasir Putih, Kabupaten Karangasem. Journal of Marine and Aquatic Sciences, 4(1), 47-57.

Yulianda, F. (2019). Ekowisata Perairan: Suatu Konsep Kesesuaian dan Daya Dukung Wisata Bahari dan Wisata Air Tawar. Bogor, Indonesia: IPB Press.

61