Jurnal Bumi Lestari, Volume 23, Nomor 01, Tahun 2023, Halaman 39-48

Analisis Daya Dukung dan Kesesuaian Lingkungan Untuk Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan di Pantai Lovina Buleleng, Bali

Ni Putu Diah Kusumawati a*, I Wayan Restu a, Ni Putu Putri Wijayanti a

a Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Kelautan dan Perikanan, Universitas Udayana, Jl Kampus Bukit Jimbaran, Badung, Bali-Indonesia

*Email: [email protected]

Diterima (received) 21 Juli 2022; disetujui (accepted) 25 Agustus 2022; tersedia secara online (available online) 29 Januari 2023

Abstract

Lovina Beach is one of the tourist attraction located in Kalibukbuk Village, Buleleng District, Buleleng Regency, Bali. Lovina Beach has coastal waters that are still very natural so that it has the potential to be used as an ecotourism area. Information regarding the carrying capacity and environmental suitability for the development of sustainable tourism in Lovina Beach has not been carried out. This study aims to determine the environmental conditions and carrying capacity, and the condition of tourist objects on Lovina Beach for the development of sustainable tourism. Data collection was carried out in January-February the a quantitative and qualitative descriptive method. Observations and measurements were carried out at three stations with different characteristics of the aquatic environment. The condition of the tourist attraction on Lovina Beach is still very natural with a very attractive beauty charm and is supported by other supporting service facilities. The condition of the tourism suitability index for the beach recreation category is included in the category according to the value of 2,4 at stations 1 and 2, and the category is very in accordance with the value of 2,7 at station 3, while the carrying capacity of the area is obtained with a value of 2.291 people/day. The direction of developing tourist areas is to promote through social media and improve infrastructure at Lovina Beach.

Keywords: carrying capacity; tourism suitability index; Lovina Beach

Abstrak

Pantai Lovina adalah salah satu objek daya tarik wisata yang terletak di wilayah Desa Kalibukbuk, Kecamatan Buleleng, Kabupaten Buleleng, Bali. Pantai Lovina memiliki kawasan perairan pantai yang masih sangat alami sehingga berpotensi dijadikan sebagai kawasan ekowisata. Informasi mengenai daya dukung dan kesesuaian lingkungan untuk pengembangan pariwisata berkelanjutan di Pantai Lovina belum pernah dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi kesesuaian lingkungan dan daya dukung, dan kondisi objek daya tarik wisata di Pantai Lovina untuk pengembangan pariwisata berkelanjutan. Pengambilan data dilakukan pada bulan Januari-Februari dengan metode deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Pengamatan dan pengukuran dilakukan pada tiga stasiun dengan karakteristik lingkungan perairan yang berbeda-beda. Kondisi objek daya tarik wisata di Pantai Lovina masih sangat alami dengan pesona keindahan yang sangat menarik dan didukung fasilitas pelayanan pendukung lainnya. kondisi indeks kesesuaian wisata kategori rekreasi termasuk dalam kategori sesuai dengan nilai 2,4 pada stasiun 1 dan 2, dan kategori sangat sesuai dengan nilai 2,7 pada stasiun 3, sedangkan daya dukung kawasan didapatkan dengan nilai 2.291 orang/hari. Arahan pengembangan kawasan wisata adalah melakukan promosi melalui media sosial dan meningkatkan sarana dan prasarana di Pantai Lovina.

Kata Kunci: daya dukung kawasan; indeks kesesuaian wisata; Pantai Lovina

doi: https://doi.org/10.24843/blje.2023.v23.i01.p05

© 2023 by the authors; Content from this work may be used under the terms of the Creative Commons Attribution 3.0 licence. Any further distribution of this work must maintain attribution to the author(s) and the title of the work, journal citation and DOI. Published under licence by Udayana University, Indonesia.

  • 1.    Pendahuluan

Wilayah pesisir adalah suatu kawasan yang sangat strategis baik ditinjau dari segi ekologi, sosial budaya dan ekonomi. Menurut Domo et al. (2017) pantai merupakan batas antara wilayah daratan dengan wilayah perairan laut atau bagian wilayah pertemuan antara pasang tertinggi dan surut terendah. Pantai merupakan salah satu objek wisata yang memiliki daya tarik bagi wisatawan karena berlandaskan pada aspek eksplorasi, konservasi dan pengelolaan secara terpadu. Salah satu pantai di Kabupaten Buleleng yang menjadi objek daya tarik wisata adalah Pantai Lovina yang terletak di wilayah Desa Kalibukbuk, Kecamatan Buleleng. Keberadaan Pantai Lovina sering dimanfaatkan oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Buleleng bersama masyarakat umum sebagai tempat berlangsungnya kegiatan Lovina Festival. Berdasarkan data dari Dinas Pariwisata Kabupaten Buleleng pada tahun 2018 sebelum adanya pandemi Covid-19 jumlah kunjungan Pantai Lovina dapat mencapai 61.738 orang dengan klasifikasi 39.051 orang wisatawan mancanegara dan 22.687 orang wisatawan domestik.

Pengembangan objek daya tarik wisata Pantai Lovina masih terus dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Buleleng dan Desa Adat melalui penataan sarana dan prasarana. Pengembangan yang terus dilakukan juga berdampak langsung terhadap minat wisatawan yang tinggi untuk berwisata dapat menimbulkan tekanan bagi lingkungan. Sehingga diperlukan kajian mengenai indeks kesesuaian wisata dan daya dukung kawasan sebagai data pendukung untuk pengembangan suatu kawasan wisata menjadi keberlanjutan. Penelitian ini dilakukan atas dasar belum adanya pertimbangan aspek lingkungan untuk menjamin eksistensi wisata pantai dengan mempertimbangkan kenyamanan wisatawan dan tidak menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan. Dalam mengetahui kesesuaian dan daya dukung diharapkan dapat menghasilkan arahan pengelolaan sumberdaya secara optimal untuk pengembangan pariwisata yang berkelanjutan di Pantai Lovina.

  • 2.    Metode Penelitian

    • 2.1.    Waktu Dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari-Februari 2022 bertempat di kawasan Pantai Lovina, Desa Kalibukbuk, Kecamatan Buleleng, Kabupaten Buleleng, Bali. Lokasi penelitian dibagi ke dalam 3 stasiun di sekitar Pantai Lovina. Pada ketiga stasiun tersebut dilakukan pemetaan kawasan daya dukung, pengukuran dan pengamatan 10 parameter kesesuaian wisata kategori rekreasi pantai. Peta lokasi penelitian di tampilkan pada Gambar 1.

Gambar 1. Peta Lokasi Penelitian

  • 2.2.    Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan data yang dikumpulkan bersifat kuantitatif dan kualitatif. Metode deskriptif adalah pendataan obyek penelitian yang dilakukan dengan pencatatan kondisi. Analisis kuantitatif digunakan untuk menghitung daya dukung kawasan, indeks kesesuaian wisata dan persepsi wisatawan mengenai kawasan wisata, sedangkan analisis kualitatif digunakan untuk arahan pengembangan berdasarkan basis data yang sudah ada dengan menerapkan prinsip pariwisata berkelanjutan (Insani et al., 2019). Sumber data pada penelitian ini terdiri dari dua data, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui pengamatan langsung pada lokasi penelitian dan melakukan wawancara pada wisatawan Pantai Lovina, sedangkan data sekunder diperoleh dari studi literatur, pengelola setempat dan Dinas Pariwisata Kabupaten Buleleng.

  • 2.3.    Analisis Data

    • 2.3.1.    Indeks Kesesuaian Wisata

Analisis indeks kesesuaian wisata adalah matriks kesesuaian yang disusun berdasarkan kepentingan setiap parameter untuk mendukung kegiatan pada daerah tersebut. Rumus yang digunakan untuk kesesuaian wisata pantai menurut (Yulianda, 2019).

IKW =


n (Bi × Si)

i=ι


(1)


dimana Bi adalah bobot parameter ke-i; Si adalah skor parameter ke-i. Kategori kelas kesesuaian wisata dibedakan menjadi 4, yaitu sangat sesuai IKW ≥2,5; sesuai 2,0≤ IKW <2,5; tidak sesuai 1≤ IKW <2,0; sangat tidak sesuai IKW <1.

  • 2.3.2.    Daya Dukung Kawasan

Daya dukung kawasan adalah jumlah maksimum pengunjung yang secara fisik dapat ditampung di kawasan yang disediakan pada waktu tertentu tanpa menimbulkan gangguan pada alam dan manusia. Rumus yang digunakan untuk daya dukung kawasan wisata pantai menurut (Yulianda, 2019).

DDK = K × Lp × Wt Lt Wp

(2)


dimana K adalah potensi ekologis pengunjung per satuan unit area; Lp adalah luas area yang dapat dimanfaatkan; Lt adalah unit area untuk kategori tertentu; Wt adalah waktu yang disediakan oleh kawasan untuk kegiatan wisata dalam satu hari; Wp adalah waktu yang dihabiskan oleh pengunjung untuk setiap kegiatan tertentu.

  • 3.    Hasil

    • 3.1.    Keadaan Umum Pantai Lovina

Pantai Lovina adalah salah satu obyek daya tarik wisata yang terletak di bagian utara Pulau Bali, tepatnya di Desa Kalibukbuk, Kecamatan Buleleng, Kabupaten Buleleng, Bali. Pantai Lovina termasuk ke dalam pantai dengan ciri khas pantai yang berpasir coklat keabuan, perairan yang relatif tenang dan alami dilengkap dengan jajaran pohon ketapang, waru dan pohon kelapa yang tersusun rapi di pinggiran pantai. Pemandangan alam yang ada dan didukung dengan ketersediaan kawasan lahan yang luas juga dapat dimanfaatkan untuk kegiatan rekreasi pantai dan olahraga seperti voli dan sepak bola. Daerah dermaga yang menjorok ke tengah laut juga banyak dimanfaatkan wisatawan untuk kegiatan memancing, naik turun perahu wisata untuk menonton lumba-lumba dan tempat hunting foto.

Fasilitas pendukung kegiatan wisata Pantai Lovina dikelola oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Buleleng dan Desa Adat Kalibukbuk. Kondisi jalan menuju kawasan ini cukup baik dengan kendaraan roda empat atau roda dua dari arah Barat dan Timur. Secara umum kawasan Pantai Lovina dilengkapi dengan fasilitas parkir, toilet, gazebo, art shop, kios makanan minuman, penginapan, bar dan restoran, perahu rekreasi, jembatan dan dermaga. Terdapat beberapa lembaga masyarakat di kawasan Pantai Lovina, antara lain: Karang Taruna, Subak Abian, Seka Teruna Teruni, Seka Santhi, kesenian, kelompok snorkeling dolphin, kelompok sadar wisata, kelompok pedagang acung, kelompok transport kencana lovina dan kelompok pijat.

  • 3.1.    Indeks Kesesuaian Wisata

Analisis indeks kesesuaian wisata Pantai Lovina disesuaikan untuk wisata rekreasi pantai. Hasil analisis kesesuaian wisata Pantai Lovina pada stasiun 1 dan 2 adalah 2,4 (sesuai), dan stasiun 3 adalah 2,7 (sangat sesuai). Hasil penilaian kesesuaian wisata Pantai Lovina di tampilkan pada Tabel 1.

Tabel 1. Kesesuaian Kawasan Wisata Pantai Lovina

No

Parameter

Bobot

Keterangan

Stasiun I

S k o r

B*S

Stasiun II

S k o r

B*S

Stasiun III

S k o r

B*S

1

Pasir

2

0,4

Pasir

2

0,4

Pasir

2

0,4

Tipe pantai

0,2

coklat

coklat

coklat

keabuan

keabuan

keabuan

2

Lebar pantai (m)

0,2

16,4

3

0,6

22,6

3

0,6

24,6

3

0,6

3

Material   dasar

perairan

Pasir

1

0,17

Pasir

1

0,17

Pasir

3

0,51

0,17

berlumpu r

berlump ur

4

Kedalaman

1,5

3

0,375

1,6

3

0,37

1,4

3

0,375

perairan (m)

0,125

5

5

Kecerahan

100

3

0,375

100

3

0,37

100

3

0,375

perairan (%)

0,125

5

6

Kecepatan  arus

(m/dt)

0,08

0,069

3

0,24

0,083

3

0,24

0,098

3

0,24

7

Kemiringan

pantai (0)

0,08

7.25

3

0,24

8,15

3

0,24

8,4

3

0,24

8

Lahan

3

0,03

Lahan

3

0,03

bangunan

0

0

terbuka,

terbuka,

, kelapa,

Penutupan lahan pantai

0,01

kelapa, ketapang,

kelapa, ketapan

ketapang, waru dan

waru dan

g, waru

semak

semak

dan semak

9

Biota berbahaya

0,005

Bulu babi

3

0,01

Bulu

2

0,01

Tidak ada

3

0,015

babi

10

Jarak ke sumber

0,005

0,12

3

0,015

0,10

3

0,01

0,14

3

0,015

air tawar (km)

5

Total

2,4

2,4

2,7

  • 3.2.    Daya Dukung Kawasan

analisis daya dukung kawasan wisata pantai lovina dihitung berdasarkan luas kawasan dan waktu yang disediakan dalam satu hari untuk melakukan kegiatan rekreasi pantai. Luas area kegiatan diketahui dari hasil wawancara dengan pengelola setempat, menentukan titik koordinat setiap wilayah kegiatan wisata dan melakukan pemetaan kawasan menggunakan ArcGIS. Luas area yang digunakan untuk kegiatan rekreasi pantai yaitu seluas 14.321 m2 yang dibagi ke dalam 3 stasiun penelitian yaitu untuk stasiun 1 sebesar 3.049 m2, stasiun 2 sebesar 6.467 m2 dan stasiun 3 sebesar 4.805 m2, dan memiliki daya dukung yaitu untuk stasiun 1 sebanyak 487,8 orang stasiun 2 sebanyak 1034,72 orang dan stasiun 3 sebanyak 768,64 orang, sehingga secara keseluruhan dapat menampung 2.291 orang/hari. Hasil perhitungan daya dukung kawasan wisata Pantai Lovina di tampilkan pada Tabel 2.

Tabel 2. Hasil Perhitungan Daya Dukung Kawasan Wisata Pantai Lovina

Jenis Kegiatan

Stasiun

K

Lt

Lp

Wp

Wt

DDK

I

1

25 m2

3.049 m2

3

12

487,84

Rekreasi Pantai

II

1

25 m2

6.467 m2

3

12

1034,72

III

1

25 m2

4.805 m2

3

12

768,64

Luas Keseluruhan Pantai

14.321 m2

DDK Total

2.291

  • 3.3.    Persepsi Wisatawan

Persepsi wisatawan yang berkunjung ke Pantai Lovina dilakukan melalui pemberian kuesioner untuk mengetahui tanggapan wisatawan terhadap sarana dan prasarana, kualitas ekologi, isu dan permasalahan serta harapan kedepannya untuk pengembangan wisata. Jumlah responden yang diberikan kuesioner adalah sebanyak 40 orang pengunjung. Penggunaan jumlah responden diperoleh berdasarkan data wisatawan dari pengelola setempat dalam satu bulan terakhir selama masa pandemi Covid-19. Hasil wawancara menunjukkan bahwa wisatawan yang berkunjung ke Pantai Lovina umumnya lebih didominasi oleh wisatawan yang berkunjung bersama keluarga sebanyak 75% untuk menikmati suasana alam, bersantai dan berkuliner bersama keluarga terdekat. Waktu kunjungan oleh wisatawan saat berkunjung ke Pantai Lovina dilakukan kadang-kadang sebanyak 60% yang dipengaruhi oleh waktu sekolah dan waktu kerja. Kegiatan yang dilakukan di Pantai Lovina yaitu duduk santai dan berjemur sebanyak 55% karena kawasan pantai yang mendukung kegiatan tersebut. Wisatawan yang pernah berkunjung ke Pantai Lovina sebanyak 100% berkeinginan untuk kembali berkunjung melakukan rekreasi. Kegiatan kunjungan yang ingin dilakukan kembali oleh wisatawan dikarenakan suasana pantai dan lokasi yang mudah dijangkau.

  • 3.3.1.    Sarana dan Prasarana Pantai Lovina

Sarana dan prasarana adalah salah satu hal yang sangat penting di dalam menunjang kegiatan kepariwisataan. Berdasarkan kuesioner mengenai sarana dan prasarana Pantai Lovina didapatkan hasil bahwa, dalam segala aspek masuk ke dalam kategori baik, sehingga dalam hal kunjungan wisatawan yang datang berkunjung ke Pantai Lovina merasa masih dalam batas wajar. Secara umumnya sarana dan prasarana yang terdapat di Pantai Lovina dirasa sudah baik dikarenakan harga makanan dan fasilitas kegiatan wisata untuk harga yang ditawarkan masih mampu dijangkau oleh wisatawan. Wisatawan yang berkunjung ke Pantai Lovina umumnya lebih didominasi oleh wisatawan yang menyatakan mengenai adanya sarana dan prasarana yang perlu perbaikan atau penambahan di Pantai Lovina sebanyak 67% karena perlunya penambahan penyediaan wahana bermain dan sarana dan prasarana lainnya. Aktivitas wisata yang berpotensi untuk dikembangkan sebanyak 62% yang disampaikan oleh wisatawan yang terjadi di Pantai Lovina dipengaruhi oleh perlunya pengembangan aktivitas wisata di daratan dan perairan. Hasil wawancara sarana dan prasarana di tampilan pada Gambar 2.

Sarana dan Prasarana


  • ■    Sangat baik

  • ■    Baik

  • ■    Cukup

  • ■    Kurang


Gambar 2. Hasil Wawancara Sarana dan Prasarana

  • 3.3.2.    Kualitas Ekologi Pantai Lovina

Daya tarik sumberdaya alam Pantai Lovina untuk menunjang kegiatan wisata rekreasi pantai yaitu diantaranya pantai (keindahan alam), tumbuhan (penghias pinggiran pantai yang rimbun dan berjejer), air laut (arus yang tenang dan terlihat jernih), pasir pantai (kondisi warna dan tekstur). Wisatawan yang berkunjung ke Pantai Lovina umumnya lebih didominasi oleh wisatawan yang menyatakan mengenai pantai yang menjadi daya tarik utama untuk berkunjung sebanyak 80% dipengaruhi oleh keindahan alam yang ditawarkan berupa panorama yang indah dengan bentang alam yang mendukung, sehingga menjadi pilihan bagi wisatawan untuk datang berkunjung. Keindahan alam sebanyak 55%, kejernihan sebanyak 63%, warna air pantai sebanyak 70% dan kondisi pasir sebanyak 100% dirasa sudah baik. Persepsi wisatawan mengenai kualitas ekologi di Pantai Lovina dipengaruhi oleh panorama yang indah didukung dengan kejernihan air yang terlihat sampai dasar dan warna air pantai kebiruan pada saat cuaca baik dan pasir yang berwarna coklat keabuan menjadi ciri khas yang mendukung wisatawan untuk melakukan kunjung ke Pantai Lovina. Hasil wawancara kualitas ekologi di tampilan pada Gambar 3.

45

40


35

30

25

20

15

10

■ Sangat baik ■ Baik ■ Cukup ■ Kurang


5

0


Gambar 3. Hasil Wawancara Kualitas Ekologi

  • 3.3.3.    Isu Dan Masalah

Wisatawan yang berkunjung ke Pantai Lovina umumnya lebih didominasi oleh wisatawan yang menyatakan bahwa permasalahan yang ditemui ketika berkunjung ke Pantai Lovina sebanyak 58% tidak ada. Dominasi pernyataan yang disampaikan oleh wisatawan yang terjadi di Pantai Lovina dipengaruhi oleh kenyamanan ketika berkunjung yang sudah lengkap dan mendukung dalam segala aspek, ada petugas yang memandu/mengarahkan, mudah dijangkau, aman nyaman dan sarana dan prasarana memadai. Selain itu terdapat juga wisatawan yang menyatakan bahwa akses menuju pantai masih ada parkir sembarangan, kurangnya ketersediaan air bersih, kurangnya tempat berteduh, guide dan pedagang yang tidak teratur dan masih kurangnya kesadaran untuk membuang sampah pada tempatnya.

  • 4.    Pembahasan

    • 4.1.    Indeks Kesesuaian Wisata

Pantai Lovina menunjukkan bahwa kategori pantai termasuk ke dalam jenis pantai berpasir coklat. Pada stasiun 1 dan 2 memiliki kategori pantai pasir berlumpur dan stasiun 3 memiliki kategori pantai pasir. Kategori pantai pasir coklat keabuan menjadi daya tarik tersendiri untuk wisatawan, sehingga cocok untuk melakukan kegiatan wisata rekreasi pantai. Material dasar perairan berupa pasir ataupun pasir berlumpur juga lebih disukai oleh pengunjung dalam melakukan aktivitas. Hal ini sesuai dengan Yulisa et al. (2016) yang menyatakan bahwa jenis dan warna pasir pada suatu objek ekowisata memberikan nilai tersendiri untuk estetika pantai tersebut.

Lebar Pantai Lovina dari ketiga stasiun termasuk cukup lebar dengan rata-rata 16 m sampai 24 m. Kegiatan yang banyak dilakukan wisatawan saat mengunjungi Pantai Lovina yaitu duduk santai, berjemur bermain pasir dan air ditepian. Aktivitas yang dilakukan oleh wisatawan sangat bergantung kepada lebar pantai yang ada, semakin lebar suatu pantai maka akan semakin baik juga dalam mendukung wisatawan dalam melakukan aktivitasnya. Hal ini sesuai dengan Wunani et al. (2013) yang menyatakan bahwa lebar pantai berkaitan dengan luasan lahan pantai yang dimanfaatkan untuk berbagai aktivitas wisata pantai.

Material dasar perairan Pantai Lovina pada stasiun 1 dan 2 yaitu pasir berlumpur dan stasiun 3 yaitu pasir. Perbedaan material dasar perairan tersebut dapat dilihat dengan kasat mata saat melakukan aktivitas berenang. Salah satu penyebab terjadinya pasir berlumpur pada substrat Pantai Lovina dikarenakan adanya tumbuhan lamun yang hidup diantara stasiun 1 dan 2 yang mempengaruhi kegiatan yang dilakukan. Hal ini sesuai dengan Dewi et al. (2018) yang menyatakan bahwa material dasar perairan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi ekosistem perairan dan sangat berpengaruh terhadap kekeruhan perairan serta salah satu faktor penunjang untuk kelayakan aktivitas wisata bahari.

Kedalaman perairan Pantai Lovina dari ketiga stasiun termasuk dangkal dengan rata-rata 1,4 m sampai 1,6 m. Kedalaman perairan diperhitungkan sebagai pengaruh dari aspek keselamatan dari suatu tempat wisata pantai tersebut. Hal ini sesuai dengan Subandi et al. (2018) yang menyatakan bahwa kedalaman perairan sangat penting untuk mendukung kenyamanan dan keamanan wisatawan di dalam melakukan kegiatan wisata mandi maupun berenang.

Kecerahan perairan Pantai Lovina dari ketiga stasiun termasuk cukup jernih dengan rata-rata nilai kecerahan 100%. Kecerahan perairan di Pantai Lovina yang terlihat sampai dasar menjadi salah satu faktor yang mendukung untuk rekreasi khususnya aktivitas berenang. Hal ini sesuai dengan Jayanthi et al. (2019) yang menyatakan bahwa nilai kecerahan yang tinggi membuat perairan tersebut sangat jernih dan daya tampak atau lihat para wisatawan terhadap ekosistem padang lamun cukup tinggi.

Kecepatan arus Pantai Lovina dari ketiga stasiun termasuk cukup tenang dengan rata-rata 0,069 m/dt sampai 0,098 m/dt. Kecepatan arus di Pantai Lovina berkaitan dengan aktivitas yang dilakukan wisatawan di dalam melakukan kegiatan wisata. Hal ini sesuai dengan Chasanah et al. (2017) yang menyatakan bahwa kecepatan arus juga berhubungan dengan keamanan dan kenyamanan berwisata karena dapat membahayakan wisatawan saat berkunjung.

Kemiringan Pantai Lovina dari ketiga stasiun termasuk landai dengan rata-rata 7,25° sampai 8,4°. Kemiringan di Pantai Lovina berhubungan dengan arus yang datang dari pantai, sehingga menunjang kenyamanan wisatawan untuk melakukan rekreasi di pinggiran pantai. Hal ini sesuai dengan Umar (2012) yang menyatakan bahwa semakin mendekati garis pantai, kelandaian gelombang datang akan semakin curam seiring dengan berkurangnya kedalaman dan akhirnya gelombang akan pecah.

Penutupan lahan Pantai Lovina menunjukkan hasil yang berbeda-beda. Pada stasiun 1 yaitu lahan terbuka dengan pohon ketapang, waru, kelapa, dan semak rumput dan tanaman rambat, stasiun 2 yaitu lahan terbuka dengan pohon ketapang, waru, kelapa, dan semak tanaman rambat, dan stasiun 3 bangunan penginapan dengan pohon ketapang, waru, kelapa, semak rumput dan tanaman rambat. Penutupan lahan di Pantai Lovina yang lebih terbuka dengan pohon memberikan nilai estetika. Hal ini sesuai dengan Chasanah et al. (2017) yang menyatakan bahwa pengelolaan penutupan lahan pantai bertujuan untuk meningkatkan daya tarik wisata di kawasan pantai dan pengelolaan yang baik menghasilkan kelestarian.

Biota berbahaya Pantai Lovina hanya terdapat pada beberapa tempat tertentu. Pada stasiun 1 dan 2 ditemukan adanya biota berbahaya yaitu bulu babi dan stasiun 3 tidak ditemukan adanya biota berbahaya. Biota berbahaya yang terdapat di Pantai Lovina dikarenakan adanya ekosistem lamun yang berkaitan erat dengan aktivitas makannya sebagai grazer pada daerah tersebut. Keberadaan biota berbahaya menjadi faktor penting dalam menunjang kegiatan wisata. Hal ini sesuai dengan Purnomo et al. (2017) yang menyatakan bahwa semakin sedikit biota berbahaya yang ditemukan maka lokasi tersebut semakin baik.

Ketersediaan tawar di Pantai Lovina memiliki jarak yang berbeda-beda. Pada stasiun 1 dapat diperoleh melalui jarak 0,12 km atau 120 m, stasiun 2 dapat diperoleh melalui jarak 0,10 km atau 100 m dan stasiun 3 dapat diperoleh melalui jarak 0,14 km atau 140 m. Ketersediaan air tawar yang menunjukkan perbedaan jarak tersebut disebabkan oleh letak keran utama/toilet yang berdekatan dengan stasiun 2 atau berada di tengah-tengah antara stasiun 1 dan 3. Ketersediaan air tawar di Pantai Lovina diperlukan untuk menunjang fasilitas pelayanan terhadap wisatawan. Hal ini sesuai dengan Ahmad et al. (2020) yang menyatakan bahwa ketersediaan air tawar penting bagi wisatawan terutama bagi yang melakukan kegiatan wisata mandi maupun berenang untuk membilas sisa air laut.

  • 4.2.    Daya Dukung Kawasan

Daya dukung kawasan adalah jumlah wisatawan yang secara fisik dapat ditampung di dalam kawasan yang disediakan pada waktu tertentu tanpa menimbulkan gangguan pada alam dan manusia. Pantai Lovina memiliki luas kawasan wisata sentral secara keseluruhan yaitu 1,5 Ha. Daya dukung kawasan untuk setiap kegiatan memiliki luasan yang berbeda-beda antara satu dengan lainnya, salah satunya rekreasi pantai. Kegiatan rekreasi pantai yang dilakukan di Pantai Lovina antara lain melihat pemandangan, jalan-jalan ditepian pantai, duduk santai melihat sunset, bermain air dan pasir ditepian. Kegiatan rekreasi pantai agar dapat melakukan dengan nyaman, diperkirakan membutuhkan luas area sebesar 25 m2 dengan luas area yang dimanfaatkan berdasarkan 3 stasiun yang digunakan seluas 14.321 m2. Waktu operasional yang disediakan kawasan wisata untuk kegiatan rekreasi pantai 12 jam dengan waktu yang biasanya digunakan oleh wisatawan untuk kegiatan rekreasi pantai 3 jam. Perhitungan yang diperoleh mengenai daya dukung kawasan untuk rekreasi pantai sebanyak 2.291 orang/hari. Nilai daya dukung tersebut diperkirakan dapat melakukan berbagai aktivitas rekreasi pantai dengan nyaman. Hal ini sesuai dengan Nugraha et al. (2013) yang menyatakan bahwa jumlah pengunjung yang dapat ditampung dengan tetap memperhatikan kenyamanan dan kelestarian kawasan.

Perhitungan daya dukung kawasan di Pantai Lovina jika dibandingkan dengan data jumlah wisatawan dan pengamatan langsung, diketahui bahwa masih dapat menampung jumlah kunjungan wisatawan. Jumlah kunjungan yang masih dapat ditampung tersebut dikarenakan jumlah wisatawan yang berkunjung belum melebihi daya dukung yang ada. Hasil perolehan nilai daya dukung kawasan di atas, dapat dijadikan sebagai suatu masukan dan pertimbangan keberlanjutan kegiatan pariwisata. Hal ini sesuai dengan Nawawi (2013) yang menyatakan bahwa analisis hasil daya dukung kawasan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam keberlanjutan kegiatan pariwisata dapat tetap terjaga.

  • 4.3.    Persepsi Wisatawan Terhadap Kondisi Objek Daya Tarik Wisata

Objek daya tarik wisata adalah suatu bentukan fasilitas yang berhubungan dalam menarik minat wisatawan berkunjung. Keberadaan sarana dan prasarana yang terdapat di Pantai Lovina juga berpengaruh terhadap perlunya pemeliharaan, perbaikan, penambahan sarana dan prasarana dan aktivitas wisata yang berpotensi untuk dikembangkan. Sarana prasarana di Pantai Lovina masih perlu penambahan untuk wahana bermain, tempat berteduh dan tempat air bersih. Sedangkan aktivitas wisata yang berpotensi untuk dikembangkan yaitu atraksi lumba-lumba, wisata bawah laut, wahana bermain air, memancing dengan perahu dan stage pertunjukan. Hal ini sesuai dengan Fajriah dan Mussadun (2014) yang menyatakan bahwa dalam pengembangannya sarana dan prasarana sangatlah penting dalam menunjang kegiatan pariwisata, sehingga upaya pemanfaatan dapat dilakukan secara optimal.

Kualitas ekologi adalah suatu kondisi yang berhubungan dengan keadaan lingkungan sebagai unsur utama dalam menarik minat wisatawan. Daya tarik sumberdaya di Pantai Lovina yaitu berupa pantai dengan keindahan alam yang indah (pantai jernih), kondisi pasir pantai yang baik (coklat keabuan), kejernihan yang baik (terlihat sampai dasar), warna air yang baik (kebiruan) dan air pantai yang tidak berbau. Kegiatan wisata termasuk ke dalam nyaman, walaupun masih perlu adanya pembatasan jumlah pengunjung untuk menunjang aspek keberlanjutan lingkungan. Hal ini sesuai dengan Badan Standarisasi Nasional (2014) yang menyatakan bahwa atribut pada dimensi ekologi yaitu: ketersediaan air bersih, penanganan sampah, kesesuaian lahan, terpeliharanya keberadaan dan kualitas objek daya tarik wisata utama, terpeliharanya lanskap alami mendukung keberlanjutan pengelolaan kawasan wisata alam menjadi lebih baik.

Isu dan masalah adalah suatu peristiwa yang dapat diperkirakan terjadi atau tidak terjadi pada masa mendatang yang menyangkut banyak hal, dan membutuhkan penyelesaian karena terdapat ketidaksesuaian. Keberadaan suatu pariwisata tidak terlepas dari isu dan masalah yang ada di lokasi tersebut. Pantai Lovina sebagai salah satu objek daya tarik wisata tidak terlepas dari adanya isu dan masalah, walaupun tidak ada permasalahan serius yang ditemui ketika berkunjung, dikarenakan letak lokasi wisata yang strategis didukung dengan sarana dan prasarana yang sudah memadai. Namun, dilain sisi masih terdapat beberapa kekurangan seperti masih terdapat parkir sembarangan di pinggiran trotoar, kurangnya pemerataan sarana dan prasarana di beberapa titik wisata, pelaku usaha yang tidak teratur dan masih kurangnya kesadaran pemeliharaan lingkungan. Hal ini sesuai dengan Pramusita dan Sarinastiti (2018) yang menyatakan bahwa sejalan dengan tuntutan dan eskalasi perubahan kebutuhan, pergeseran pola pikir masyarakat dan dinamika perkembangan isu-isu strategis yang akan mempengaruhi pengembangan kepariwisataan.

  • 5.    Simpulan

Kawasan wisata Pantai Lovina memiliki tingkat kesesuaian wilayah yang berada pada kategori sesuai sampai sangat sesuai, dimana nilai yang diperoleh yaitu kegiatan rekreasi pantai pada stasiun 1 dan 2 dikategorikan sesuai dengan nilai 2,4 dan stasiun 3 dikategorikan sangat sesuai dengan nilai 2,7. Nilai daya dukung kawasan wisata Pantai Lovina rata-rata adalah 2.291 orang/hari. Pantai Lovina memiliki indeks kesesuaian wisata dan daya dukung kawasan yang menunjang untuk aktivitas rekreasi pantai, sehingga mendukung pengembangan pariwisata berkelanjutan. Pantai Lovina memiliki kondisi objek daya tarik wisata yang masih sangat alami dengan pesona keindahan yang sangat menarik untuk dikunjungi. Daya tarik di Pantai Lovina adalah pantai dengan perairan laut yang tenang, pasir berwarna coklat keabuan dengan destinasi spot sunrise dan sunset terbaik dengan sarana dan prasarana yang sudah memadai. Arahan mengenai pengembangan kawasan wisata di Pantai Lovina adalah melakukan promosi di berbagai media sosial dan meningkatkan sarana prasarana.

Ucapan terimakasih

Terimakasih penulis sampaikan kepada pihak Dinas Pariwisata Kabupaten Buleleng dan pengelola Pantai Lovina yang telah bersedia memberikan izin untuk melaksanakan penelitian, kepada wisatawan yang berkenan membantu dalam memperoleh data, dosen pembimbing, dan juga pihak-pihak yang telah membantu dalam penulisan dan pengambilan data.

Daftar Pustaka

Ahmad, F. H., Restu, I. W., & Wijayanti, N. P. P. (2020). Analisis Kesesuaian dan Daya Dukung Ekowisata Kategori Wisata Pantai di Pantai Pulau Merah Banyuwangi. Current Trends in Aquatic Science III, 2, 37-44.

Badan Standarisasi Nasional Indonesia. (2014). Standarisasi Pengelolaan Pariwisata Alam SNI 8013:2014. Jakarta (ID): Badan Standarisasi Nasional.

Chasanah, I., Purnomo, P. W., & Haeruddin, H. (2017). Analisis Kesesuaian Wisata Pantai Jodo Desa Sidorejo Kecamatan Gringsing Kabupaten Batang. Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Alam Dan Lingkungan (Journal Of Natural Resources And Environmental Management), 7(3), 235-243.

Dewi, K. P., Anggoro, S., & Rudiyanti, S. (2018). Kesesuaian Perairan Dan Daya Dukung Lingkungan Tanjung Gelam Untuk Wisata Rekreasi Pantai Di Taman Nasional Karimunjawa. Management Of Aquatic Resources Journal (MAQUARES), 7(4), 361-369.

Domo, A. M., Zulkarnaini, Z., Dan Yoswaty, D. (2017). Analisis Kesesuaian Dan Daya Dukung Kawasan Wisata Pantai (Studi Pantai Indah Sergang Laut Di Pulau Singkep). Dinamika Lingkungan Indonesia, 4(2): 109-116.

Fajriah, S. D., & Mussadun, M. (2014). Pengembangan Sarana Dan Prasarana Untuk Mendukung Pariwisata Pantai Yang Berkelanjutan (Studi Kasus: Kawasan Pesisir Pantai Wonokerto Kabupaten Pekalongan). Jurnal Pembangunan Wilayah Dan Kota, 10(2), 218-233.

Insani, N., A'rachman, F. R., Sanjiwani, P. K., & Imanuddin, F. (2019). Studi Kesesuaian Dan Strategi Pengelolaan Ekowisata Pantai Ungapan, Kabupaten Malang Untuk Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan. Jurnal Teori Dan Praksis Pembelajaran IPS, 4(1): 49-58.

Jayanthi, C. K., Restu, I. W., & Pratiwi, M. A. (2019). Kajian Kesesuaian Pulau Pasir Putih dalam Kerangka Pengembangan Ekowisata Bahari di Pantai Sumberkima, Buleleng, Bali. Current Trends in Aquatic Science, 2(1), 63-70.

Nawawi, A. (2013). Partisipasi Masyarakat Dalam Pengelolaan Wisata Pantai Depok Di Desa Kretek Parangtritis. Jurnal Nasional Pariwisata, 5(2), 103-109.

Nugraha, H. P., Indarjo, A., & Helmi, M. (2013). Studi Kesesuaian Dan Daya Dukung Kawasan Untuk Rekreasi Pantai Di Pantai Panjang Kota Bengkulu. Journal Of Marine Research, 2(2), 130-139.

Pramusita, A., & Sarinastiti, E. N. (2018). Aspek Sosial Ekonomi Masyarakat Lokal Dalam Pengelolaan Desa Wisata Pantai Trisik, Kulonprogo. Jurnal Pariwisata Terapan, 2(1), 14-25.

Purnomo, P. W., Chasanah, I., & Haeruddin, H. (2017). Analisis Kesesuaian Wisata Pantai Jodo Desa Sidorejo Kecamatan Gringsing Kabupaten Batang. Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Alam Dan Lingkungan (Journal Of Natural Resources And Environmental Management), 7(3), 235-243.

Subandi, I. K., Dirgayusa, I. G. N. P., & Asy-syakur, A. R. (2018). Indeks Kesesuaian Wisata di Pantai

Pasir Putih, Kabupaten Karangasem. Journal of Marine and Aquatic Sciences, 4(1), 47-57.

Umar, H. (2012). Metode Floating Object Untuk Pengukuran Arus Menyusur Pantai. Jurnal Riset Dan Teknologi Kelautan, 10(2), 157-167.

Wunani, D., Nursinar, S., & Kasim, F. (2013). Kesesuaian Lahan Dan Daya Dukung Kawasan Wisata Pantai Botutonuo, Kecamatan Kabila Bone, Kabupaten Bone Bolango. Jurnal Ilmiah Perikanan Dan Kelautan, 1(2), 89-94.

Yulianda, F. (2019). Ekowisata Perairan: Suatu Konsep Kesesuaian Dan Daya Dukung Wisata Bahari Dan Wisata Air Tawar. Bogor: Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor.

Yulisa, E. N., Johan, Y., & Hartono, D. (2016). Analisis Kesesuaian Dan Daya Dukung Ekowisata Pantai Kategori Rekreasi Pantai Laguna Desa Merpas Kabupaten Kaur. Jurnal Enggano, 1(1), 97-111.

48