ANALISIS KEANEKARAGAMAN JENIS TUMBUHAN OBAT TRADISIONAL BERKASIAT UNTUK PENGOBATAN PENYAKIT

SALURAN KENCING DI KECAMATAN KINTAMANI, KABUPATEN BANGLI PROVINSI BALI

Ni Nyoman Darsini

Jurusan Biologi, Fakultas MIPA, Universitas Udayana

Abstract

The research has done on medicinal plants are believed to cure or treat urinary tract disorders in 15 villages of Kintamani district Bangli. Based on the results of research through the interview process with the public, traders and some interviewees ceraken Jero Balian it is known there are 47 types of plants are believed to overcome the disease urinary tract disorders. Various kinds of urinary tract disorders can be cured by 47 different herbs are-different. Of the 47 plant species are classified as rare plants, three plants namely: pule (Astolnia scholaris), purnajiwa (Euchresta horsfieldii (Lesch) Benn), and suren (Taona suroni Merr). The dominant plant organ used as medicine are the leaves (59.57%).

Keywords: Medicinal plants; urinary tract disorder; Kintamani; herbs

1. Pendahuluan

Departemen Kesehatan RI mendifinisikan Tanaman obat tradisional adalah Obat Jadi atau ramuan bahan alam yang berasal dari tumbuhan, mineral, hewan atau campuran bahan tersebut yang secara tradisional telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman. Pengobatan tradisional yang bersumber dari tumbuhan telah diketahui sejak dahulu. Pengetahuan mengenai pengobatan tradisional tersebut pada umumnya diwariskan secara turun-temurun dari generasi-kegenerasi. Setiap daerah atau suku bangsa memiliki ciri khas masing-masing dalam hal pengobatan tradisional, hal ini disebabkan oleh kondisi alamnya khususnya ketersediaan tumbuh-tumbuhan yang berkhasiat obat di masing-masing daerah, juga perbedaan falsafah budaya dan adat istiadat yang melatarbelakanginya (Peneng dan Sumantera, 2007; Depkes, 2007).

Tumbuhan obat merupakan tumbuhan berkhasiat obat yang dapat menghilangkan rasa sakit, meningkatkan daya tahan tubuh, membunuh bibit penyakit dan memperbaiki organ yang rusak seperti ginjal, jantung, paru-paru. Tumbuhan obat juga dapat menghambat pertumbuhan sel-sel yang tidak normal seperti tumor, kanker. Hal –hal penting inilah


yang memacu masyarakat bali khususnya untuk tetap mempertahankan penggunaan tanaman obat sebagai alternatif yang sangat tepat untuk pengobatan penyakit secara tradisional. Apalagi dengan makin gencarnya moto “ back to nature” atau “kembali ke alam”akibat terjadinya pencemaran karena limbah-limbah industri obat khususnya dan efek samping buruk yang ditimbulkan oleh pengobatan moderen yang biasanya bersifat kimiawis (Kriswiyanti, 2007)

Era moderenisasi menyebabkan masyarakat untuk memilih pengobatan instan dan kadang-kadang tanpa resep dokter ke apotik membeli obat apabila sedang mengalami gangguan kesehatan. Mereka tidak memikirkan efek samping buruk mengkonsumsi obat kimiawi secara bebas terhadap organ-organ vital dalam tubuh seperti ginjal, jantung, hati, paru-paru. Padahal di sekitar kita banyak tumbuh tanaman obat yang sebagian besar belum diketahui dan sangat aman untuk dikomsumsi karena tidak menimbulkan efek samping. Hal ini sudah dibuktikan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Kriswiyanti (2007) Berdasarkan hasil penelitiannya di Kecamatan Kintamani telah berhasil ditemukan atau telah terinventarisasi tanaman obat sebanyak 353 spesies untuk mengobati berbagai penyakit. Berdasarkan hal tersebut maka penting


untuk dilakukan penelitian inventarisasi tanaman obat yang khusus untuk mengobati penyakit saluran kencing karena kalau penyakit ini tidak ditangani secara tepat maka akan dapat mengganggu fungsi ginjal bahkan akan dapat menyebabkan gagal ginjal.

  • 2.    Bahan dan Metode

Penelitian ini dilakukan pada bulan Nopember - Desember 2007, di 15 desa yang ada di Kecamatan Kintamani (Penelokan, Slulung, Daup, Subaya, Pangkung, Kutuh, Satera, Dause, Sukawana, Kintamani, Gunungbau, Pagejoran, Catur, Suter, Blanga). Pengumpulan data dilakukan menggunakan teknik sampling eksploratif. Cara pengumpulan data dilakukan melalui wawancara/survey dengan responden : narasumber Jero Balian dan juga dengan masyarakat serta pedagang ceraken di pasar-pasar Kintamani yang mengetahui dan memanfaatkan tumbuhan obat untuk mengatasi gangguan saluran kencing. Setiap tumbuhan yang disebut oleh masyarakat, pedagang ceraken atau nara sumber dicatat nama lokalnya, bagian yang digunakan. Identifikasi tumbuhan untuk penulisan nama ilmiah mengacu pada buku Flora of Java (Van Steenis).


  • 3.    Hasil dan Pembahasan

Kecamatan Kintamani merupakan kecamatan pegunungan yang terletak pada ketinggian kurang lebih 1.300 m dpl. Mayarakat luas di Indonesia bahkan turis luar negeri telah mengetahui Kecamatan Kintamani merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Bangli Provinsi Bali yang memiliki objek-objek pariwisata yang sangat menarik. Misalnya dengan adanya panorama indah di Desa Penelokan, Trunyan, Toyo Bungkak, Gunung Batur dan Danau Batur.

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh melalui proses wawancara dengan masyarakat, pedagang ceraken dan beberapa nara sumber Jero Balian di 15 desa di Kecamatan Kintamani Kabupaten Bangli, diperoleh informasi bahwa ada 47 jenis tumbuhan obat yang berkhasiat untuk mengatasi gangguan saluran kencing. Semua jenis gangguan penyakit saluran kencing ini kalau tidak tertangani dengan baik maka akan dapat menimbulkan penyakit yang berbahaya bahkan mematikan yakni penyakit gagal ginjal. Untuk lebih jelasnya nama-nama tumbuhan obat untuk penyakit gangguan saluran kencing, bagian tumbuhan yang dimanfaatkan, jenis gangguan penyakit saluran kencing yang dapat diatasi dapat dilihat pada tabel 1 dan tabel 2 berikut.


Tabel 1. Nama Tumbuhan, Bagian Tumbuhan yang Dimanfaatkan, Jenis Gangguan Saluran Kencing yang Dapat Disembuhkan

No

Nama Lokal

Nama Spesies

Spesies

Bagian Tumbuhan yang Dimanfaatkan

Jenis Gangguan Saluran Kencing yang Diatasi

1

Anyang-anyang/rijasa

Elaeocarpus grandiflora Smith

Elaeocarpaceae

Biji direbus

Kencing seret

2

Aren/jake

Arenga pinata Merr

Arecaceae

Akar direbus

kencing batu

3

Bakung________

Crinum asiaticum L

Amarilidaceae

Daun direbus

kencing seret

4

Belimbing manis

Averrhoa carambola L.F.

Oxalidaceae

Bunga direbus

Kencing batu

5

Bulun baon

Nauclea sp.________

Rubiaceae

Daun direbus

kencing seret

6

Cempaka putih

Michelia alba DC.

Magnoliaceae

Daun direbus

kencing seret

7

Ceplukan/kopok-kopokan

Physalis minima L

Solanaceae

Akar direbus

kencing seret

_8_

Dadap ayam

Erythrina variegata

Fabaceae_______

Daun direbus

Kencing darah

9

Don sendok/daun urat

Plantago major L

Plantaginaceae

Daun direbus

Kencing seret

10

Gaharu

Aquilaria malaccensis lamk.

Thymelaeaceae

Batang, daun direbus

radang ginjal

Jagung

Zea mays L

Poaceae_______

Daun direbus

Radang ginjal

12

Kaca piring/jempiring

Gardenia jasminoides Ellis

Rubiaceae

Daun, bunga, buah, biji direbus

Kencing seret

13

Kapas tahun

Gossypium acuminatum Roxb

Malvaceae

Kulit akar direbus

Radang kandung kemih__________

14

Kapok

Ceiba petandra

GERTIN

Bombaceae

Daun direbus

Radang kandung kemih__________

15

Kayu tawa

Costus specieosus Smith

Zingibraceae

Rimpang diramu

Kencing seret

16

Keji beling

Strobilanthes crispus BL

Achantaceae

Daun direbus

radang ginjal, kencing nanah

17

KemangiZkecaru m

Ocimum basillicum

L Forma Citratu

Lamiaceae

Biji direbus

kencing nanah

18

Kembang pukul empat

Mirabilis Jalapa

Nyctaginaceae

Akar,daun, buah direbus

kencing seret

19

Kembang Sungsang

Gloriosa superba L

Liliaceae

Rimpang diramu

kencing nanah

20

Kembang telang

Clitoria tematea L

Fabaceae__

Akar direbus

Kencing seret

21

Kemeniran

Phyllanthus neruri

Euphorbiaceae

Semua bagian tumbuhan

Kencing Batu

22

Keroya

Ficus Iacor Buch. Ham

Moraceae

Daun direbus

Kencing Batu

23

Kesawi tanah

Nasturtium montanum wali

Brassicaceae

Daun direbus

Kencing seret

24

Kumis kucing

Orthosiphon spicatus B. B. S.

Lamiaceae

Daun,bunga, direbus

Kencing Batu

25

Landep-Iandep

Barleria prionitis

Acantaceae

Daun direbus

Kencing seret

26

Maja muju

Cuscuta australis R. Br.

Convolvulaceae

Buah dibuat Ioloh

Kencing darah

27

Mindi kecil

Melia azedarach L

Lamiaceae

Kulit batang, biji direbus

Kencing seret

MurbeiZbesaran

Morus alba L______

Moraceae

Daun direbus

Kencing nanah

29

Palit

SedanganZginje

Thevea paruviana

K. Schum

Apocynaceae

Semua bagian tumbuhan dapat diramu__________

Gagal ginjal

30

Pepaya

Carica papaya

Caricaceae_____

Akar di ramu

Kencing seret

31

----JL-£_---------------

Piling-pilingZsaga rambat__________

Adenanthera pavonina

Fabaceae

Akar, batang, daun diramu

Kencing seret

32

Pisang klutuk

Musa brachycarpa

Backet____________

Musaceae

Akar diperas airnya

Kencing batu

33

Pule @

Astolnia scholaris B.R.

Apocynaceae

Daun, kulit kayu diramu

Radang ginjal

34

Purnaj iwa@

Euchrestahorsfieldi i (Lasch.) Benth.

Fabaceae

Biji direbus

Kencing seret

35

Rumput teki

Cyperus rotundatus

Cyperaceae

Akar direbus

Kencing seret

36

SambilotoZklimes adi

Andrographis paniculata

Acantaceae

Daun direbus

Kencing seret

37

Sangitan

Sambucus

Javanicus Reinw

Caprifoliaceae

Akar direbus

Kencing seret

38

Sidaguri_________

Sida romifolia L

Malvaceae

Daun direbus

Kencing nanah

39

SidowayahZsepet

-sepet__

Woodfordia fr uktikosa (L) Kurz

Lytheraceae

Daun direbus

Kencing seret

40

Simbukan

Paedaria foetida L

Rubiaceae

Daun direbus

Kencing seret

41

Sosor bebek/kayu urip

Bryophyllum calycinum salisb

Crassulaceae

Daun direbus

Kencing seret

42

Suji/kayu sugih

Pleomele angustifolia (Roxb.) N.E.Br

Liliaxdceae

Akar diramu

Kencing nanah

43

Suren @

Taona suroni Merr

Meliaceae

Kulit kayu diramu

Radang ginjal

44

Tanjung

Mimusips elengi L

Sapotaceae

Bunga dan kulit diramu

Kencing nanah

45

Tapak liman

Elephantopus scaber L

Asclepiadaceae

Seluruhbagian tumbuhan diramu

Infeksi saluran kencing

46

Terong pipit

Solanum turvum Swartz

Solanaceae

Buah

Kencing batu

47

Tuju Musna

Strobilanthes spec

Acanthaceae

Daun direbus

Kencing batu

Tabel 2. Nama spesies, pengenalan spesies tumbuhan oleh pedagang di pasar, masyarakat, balian

NO

Nama spesies

Pedagang

masyarakat

Balian

1

Anyang-anyang

X

-

X

2

Aren

-

X

X

3

Bakung

-

X

4

Belimbing manis

X

X

X

5

Bulun baon

X

X

6

Cempaka putih

X

X

X

7

Ceplukan

-

X

X

8

Dadap ayam

-

X

X

9

Don sendok

-

X

X

10

Gaharu

X

-

X

11

Jagung

X

X

X

12

Kaca piring/jempiring

X

X

X

13

Kapas

X

X

X

14

Kapok

X

X

X

15

Kayu tawa

-

X

X

16

Keji beling

X

X

X

17

Kemangi

X

X

X

18

Kembang pukul empat

X

X

X

19

Kembang sungsang

-

X

X

20

Kembang telang

-

X

X

21

Kemeniran

-

X

X

22

Keroya

-

X

_23___

Kesawi tanah

X

X

X

24

Kumis kucing

X

X

X

Landep-Iandep_______________

-

X

X

26___

Maja muju

-

-

X

27

Mindi kecil

-

X

X

28

MurbeiZbesaran

-

X

X

29

Palit sedangan

-

X

X

30

Pepaya

X

X

X

31

Piling-piling/saga

-

X

X

32

Pisang klutuk

X

X

X

33

Pule

X

X

X

34

Purnajiwa

X

X

X

35

Rumput teki

-

-

X

36

Sambiloto

X

X

X

37

Sangitan

X

X

X

38

Sidaguri

-

-

X

39

Sida way ah

X

X

X

40

Simbukan

-

X

X

41

Sosor bebek/kayu urip

-

X

X

42

Suji/kayu sugih

X

X

X

43

Suren

-

X

X

44

Tanjung

-

X

X

45

Tapak Iiman

-

X

X

46

Terong pipit

-

X

X

47

Tuju musna

-

-

X

Jumlah

19

40

47

Berdasarkan data pada tabel 1 tersebut di atas dapat diketahui bahwa tumbuhan obat yang berkahasiat untuk mengatasi penyakit gangguan saluran kencing di 15 desa yang ada di Kecamatan Kintamani (Penelokan, Slulung, Daup, Subaya, Pangkung, Kutuh, Satera, Dause, Sukawana, Kintamani, Desa Gunung Bau, Pagejoran, Catur, Suter, Blange) berjumlah 47 jenis, yang tergolong ke dalam 35 familia. Berdasarkan hasil studi kelangkaan tumbuhan diketahui bahwa 3 dari 47 tumbuhan obat tergolong tumbuhan langka yakni : Pule (Astolnia scholaris), Purnajiwa (Euchresta horsfieldii (Lasch.) Benth), dan Suren (Taona Suroni Merr) (Mogea dkk, 2001).

Menurut hasil wawancara dengan pemasyarakat setempat, pedagang ceraken dan nara sumber jero balian diketahui ternyata ada 8 jenis gangguan penyakit saluran kencing, yaitu dari gangguan yang sifatnya ringan sampai terberat, yakni : kencing seret/anyang-anyangan, kencing batu, kencing darah, radang ginjal, radang kandung kemih, kencing nanah, radang saluran kencing, dan

gagal ginjal. Di antara 47 jenis tanaman tersebut, jenis-jenis gangguan penyakit saluran kencing yang dapat disembuhkan oleh masing-masing tumbuhan relative berbeda-beda. Perbedaan tersebut antara lain : 23 tumbuhan berkhasiat untuk menyembuhkan kencing seret atau tidak lancar (Anyang-anyangan), 8 tumbuhan berkhasiat untuk menyembuhkan penyakit kencing batu, 2 tumbuhan untuk menyembuhkan penyakit kencing darah, 5 tumbuhan untuk menyembuhkan radang ginjal, 2 tumbuhan untuk menyembuhkan penyakit radang kandung kemih, 6 tumbuhan untuk menyembuhkan penyakit kencing nanah, 1 tumbuhan untuk penyakit infeksi saluran kencing, dan 1 tumbuhan dapat dimanfaatkan untuk meringankan penyakit yang paling menakutkan yaitu penyakit gagal ginjal. Penyakit gagal ginjal adalah salah satu penyakit yang kecil kemungkinan dapat disembuhkan. Dalam ilmu kedokteran penyakit ini sering disebut penyakit yang sudah terminal.

Berdasarkan hasil wawancara dapat pula diketahui bagian tumbuhan yang digunakan dan cara menggunakan bagian tumbuhan tersebut untuk

mengobati penyakit gangguan saluran kencing. Bagian-bagian tumbuhan yang dapat digunakan untuk obat mulai dari daun, kulit batang, bunga, buah, biji sampai akar. Cara menggunakan bagian tumbuhan tersebut sebagian besar dengan cara direbus selain itu ada pula dengan cara memeras bagian tumbuhan, dibuat loloh, dan meramu. Untuk lebih jelasnya persentase penggunaan organ tumbuhan obat untuk mengatasi penyakit gangguan saluran kencing dapat

dilihat pada diagram berikut.

Gambar 1. Persentase penggunaan organ tumbuhan obat untuk mengatasi penyakit gangguan saluran kencing

Berdasarkan diagram lingkaran tersebut di atas maka dapat diketahui organ daun yang paling dominan digunakan untuk menyembuhkan penyakit gangguan saluran kencing (59,57%), kemudian baru akar (23,40%), bunga (12,76%), batang (10,63%), dan rimpang (4,25%). Di duga secara alami kandungan alkaloid berkhasiat obat kebanyakan terakumulasi di daun.

Beberapa penelitian serupa di Bali telah dilakukan oleh beberapa peneliti yakni Peneng dan Sumantera (2003) telah menginventarisasi jenis tumbuhan yang berkhasiat untuk menyembuhkan luka di Desa Jatiluwih, Kecamatan Penebel, Tabanan Provinsi Bali. Berdasarkan hasil penelitiannya terinventarisasi 22 spesies tumbuhan yang dapat menyembuhkan berbagai jenis luka. Sedangkan Erosi Undaharta dkk (2007) berhasil menginventarisasi 68 jenis tumbuhan berkhasiat menyembuhkan penyakit tuju, 7 jenis tumbuhan tergolong tumbuhan langka. Berdasarkan hasil penelitiannya diketahui pula sebagian besar cara penggunaan tumbuhan untuk mengobati tuju adalah dengan cara diparamkan.

Berdasarkan data pada tabel 2 tersebut distas maka dapat diketahui bahwa dari 47 spesies tanaman obat, 18 spesies dapat dikenali oleh ketiga nara

sumber secara umum (masyarakat bali setempat, pedagang ceraken dan balian) antara lain :belimbing manis, cempaka putih, jagung, kaca piring, kapas, kapok, keji beling, kemangi, kesawi tanah, kumis kucing, pepaya, pisang klutuk, pule, purnajiwa, sambiloto, sangitan, sida wayah, suji. Nara sumber jero balian mengenal semua spesies tanaman obat (47 spesies), nara sumber masyarakat bali setempat mengenal 40 spesies dari 47 tanaman obat dan pedagang ceraken di pasar mengenal 19 spesies dari 47 spesies tanaman obat yang terinventarisasi di lokasi penelitian. Hal tersebut masuk akal karena nara sumber jero balian memang berprofesi untuk mengobati penyakit secara tradisional, mereka memiliki buku-buku usada yang menelaah jenis-jenis tanaman obat sekaligus khasiatnya dalam pengobatan tradisional. Berdasarkan data pada tabel 2 tersebut di atas dapat diketahui pula bahwa masyarakat bali setempat memiliki lebih banyak pengetahuan mengenai tanaman obat dibandingkan pedagang ceraken di pasar.

  • 4.    Simpulan

  • 1)    Berdasarkan hasil wawancara dengan masyarakat, pedagang ceraken, beberapa orang Balian di 15 desa Kecamatan Kintamanai Kabupaten Bangli dapat diinventarisasi 47 jenis tanaman obat yang berkhasiat untuk meringankan bahkan menyembuhkan penyakit gangguan saluran kencing. Tiga jenis tumbuhan tergolong langka, yakni : pule (Astolnia scholaris), purnajiwa (Euchresta horsfielddii) dan suren (Taona suroni Merr).

  • 2)    Di antara 47 jenis tanaman obat tersebut diketahui bahwa, 23 tumbuhan dapat digunakan untuk menyembuhkan kencing seret atau kencing tidak lancar/anyang-anyangan, 8 jenis tumbuhan untuk menyembuhkan penyakit kencing batu, 2 jenis tumbuhan dapat menyembuhkan penyakit kencing darah, 5 jenis tumbuhan dapat menyembuhkan penyakit radang gingjal, 2 jenis tumbuhan untuk menyembuhkan radang kantung kemih, 6 tumbuhan untuk menyembuhkan penyakit kencing nanah, 1 tumbuhan untuk menyembuhkan penyakit infeksi saluran kencing, 1 jenis tumbuhan untuk meringankan penyakit gagal ginjal.

  • 3)    Di antara 47 jenis tanaman obat, 18 jenis tanaman dikenali nara sumber secara umum (masyarakat Bali setempat, pedagang ceraken di pasar, jero balian). Nara sumber jero balian

mengenali semua jenis tanaman obat yg terinventarisir, masyarakat Bali setempat mengenali lebih banyak tanaman obat dibandingkan pedagang ceraken.

Daftar Pustaka

Anonim, 1993, 1994, 1997, 2000, dan 2001. Inventarisasi Tanaman Obat Indonesia. Jilid I, II, IV, V, VI. Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial RI, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.

Backer, C.A. and Van den Brink, 1968. Flora of Java. Wolters-Noordhoff Groningen, TheThailand

Depkes, 2007. “Museum Tanaman Obat dan Obat Tradisional”. Diakses dari www. Litbang.depkes Co.id/ bpto/museum.html.

Heyne, K., 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia. Jilid 1 dan IV. Cetakan 1. Diterjemahkan Badan Balitbang KehutananJakarta. Penerbit Yayasan Sarana Wana Jaya Jakarta.

Kriswiyanti, E; I. Narayani, dan L. Watiniasih, 2000. “Inventarisasi Jenis dan Manfaat Tumbuhan di Monkey Forest Pura Dalem Desa Adat Padang Tegal Ubud”. Jurnal Biologi Vol IV (1) 2000 : 9-20

Kriswiyanti, E., 2001. “Potensi Pendayagunaan dan Usaha Konservasi Keanekaragaman Tumbuhan Obat (Usada ) di Bali”. Jurnal Biologi Vol V (2) 2001 : 48-55

Kriswiyanti, E., 2007. Eksplorsi Bahan Obat Tradisional Bali Berdasarkan Kajian Usada dalam Kegiatan Pendataan dan Identifikasi Bahan Obat Tradisional Bali. Laporan Penelitian Pengembangan Bidang Ilmu dan Teknologi Dasar. Jurusan Biologi, Fakultas MIPA Universitas Udayana.

Peneng, I.N.M., dan I.W. Sumantera, 2007. “Inventarisasi Tumbuhan Berkhasiat Obat Luka Tradisional di Desa Jatiluwih, Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan, Bali”. Prosiding Seminar Konservasi Tumbuhan Usada Bali dan Perannya Dalam Mendukung Ekowisata. UNUD, LIPI, UNHI. 118-123.

Undaharta, N.K.E. 2007. “Pemanfaatan Tumbuhan Usada dalam Pengobatan Penyakit Tuju”. Prosiding Seminar Konservasi Tumbuhan Usada Bali dan Peranannya Dalam Mendukung Ekowisata. UNUD, LIPI, UNHI. 131-134.

Mogea, J.P. H. Dandawidjaja, I. Wiriadinataan. 2001. Tumbuhan Langka Indonesia. Penyunting Kartikasari, S.N. Puslitbang.

Van Steenis, C. G.G.J., S. Den Hoed, Bloembergen dan P.J. Eyma. 1981. Flora Untuk Sekolah di Indonesia.

165