JENIS-JENIS DAN KARAKTERISTIK BURUNG YANG DITEMUKAN DI KAWASAN BEDUGUL DAN SEKITARNYA
on
JENIS-JENIS DAN KARAKTERISTIK BURUNG YANG DITEMUKAN DI KAWASAN BEDUGUL DAN SEKITARNYA
N. N. Wirasiti1, N. M. Rai Suarni1 dan A. A. G. Raka Dalem1, 2
-
1Jurusan Biologi, FMIPA UNUD
-
2Ketua Kelompok Studi Ekowisata, Jurusan Biologi, FMIPA UNUD serta Dosen PS Pariwisata UNUD.
E-mail: sustainablebali@yahoo.com
Abstrak
Studi tentang jenis-jenis dan karakteristik burung telah dilaksanakan di Bedugul (Bali) antara bulan Nopember sampai Desember 2004. Pengamatan dilaksanakan sepanjang jalur-jalur transek yang telah ditetapkan. Jenis burung yang ditemukan diidentifikasi dan dicatat. Burung yang ditemukan dianalisis distribusinya, statusnya, jenis makanannya, musim berbiak, serta diidentifikasi apakah merupakan satwa migran atau tidak. Hasil pengamatan standar ini dibantu dengan data ‘casual observation’ serta melalui wawancara.
Hasil studi menunjukkan bahwa kawasan Bedugul dan sekitarnya mempunyai arti penting dari segi konservasi burung di Bali, mengingat kawasan ini dihuni oleh paling tidak 56 species burung, yang merupakan 18 % dari jenis burung yang ada di Bali. Perhatian mesti diberikan lebih kepada 8 species (14%) burung-burung yang dilindungi, serta 7% burung yang bersifat endemic untuk wilayah Jawa dan Bali. Di samping itu, perhatian terhadap burung-burung yang dikategorikan relatif jarang ditemukan di Bali (ada 9%) perlu ditingkatkan terkait dengan pencegahan terjadinya kepunahan lokal. Kelestarian habitat di kawasan Bedugul mesti dijaga dengan baik demi lestarinya burung di wilayah ini. Hal ini berhubungan dengan bervariasinya sumber pakan yang bisa dimanfaatkan oleh burung di wilayah ini. Konservasi di wilayah hutan dan perkebunan serta semak-semak perlu mendapatkan perhatian serius terkait dengan wilayah tersebut menjadi habitat lebih dari setengah (57%) dari jenis burung yang ada di wilayah ini.
Kata kunci: burung, konservasi, endemik, migran, species dilindungi.
Abstract
A study on birds (species and their characteristics) was carried out in Bedugul (Bali) between November and December 2004. Observation was made along transect lines which are set prior to the study. Species of birds observed were identified and recorded. In addition, their distributions, status, source of food, reproductive seasons, as well as migration patterns (whether migrant species or not) were determined. This standard sampling strategy was also supported by casual observation and interview.
Results of this study showed that Bedugul and surrounding area have a significant role in conservation of Bali birds, because at least 56 species of birds have been identified in this area, which comprises of 18% of Bali birds. Conservation priority should be put on 8 species (14%) of the birds which are protected by law, as well as on 7 % of endemic species (for Java and Bali). In addition, conservation effort should be also given priority to 9% of birds that considered to be rare and potentially that be locally extict. Habitat conservation should becoming focus of attention since it determines the
availability of food sources for those birds. Conservation on forest, plantation as well as shrubs should become focus of attention since these become habitats of more than a half (57%) of birds available in this area.
Key words: birds, conservation, endemic, migrant, protected species.
Burung merupakan satwa yang mempunyai arti penting bagi suatu ekosistem maupun bagi kepentingan kehidupan manusia. Di Bali, satwa ini antara lain membantu penyebaran tumbuhan yang ada di suatu kawasan serta dapat merupakan daya tarik wisata bagi berbagai wisatawan domestik maupun mancanegara.
Salah satu lokasi yang mempunyai arti strategis dalam kaitan dengan konservasi burung serta pemanfaatan untuk daya tarik wisata adalah di sekitar lokasi dibangunnya PLTP Bedugul, di kawasan Bali Tengah. Di sekitar lokasi tersebut ada tempat rekreasi Kebun Raya Ekakarya, objek wisata tepian Danau Beratan, objek rekreasi Danau Buyan, serta Tamblingan, serta beberapa lokasi yang ada di sekitar gunung Lesung, Pohen, dan Tapak.
Dalam kaitan dengan pengembangan ekowisata bird watching di kawasan Bedugul dan sekitarnya maka perlu dilakukan studi pengenalan jenis-jenis serta karakteristik burung yang ada di sekitar kawasan tersebut.
Studi tentang jenis-jenis burung ini dilaksanakan di 8 (delapan) lokasi, yaitu di sekitar Bel 1, Bel 2, Bel 3, Gesing, Lokasi W, Dauau Beratan, Danau Buyan, dan di
kebun Raya Ekakarya Bedugul antara bulan Nopember sampai Desember 2004. Masing masing lokasi dilakukan pengamatan dengan sistem transek mengikuti jalur yang telah ada sepanjang 1 km, sebanyak 2 kali (dua replikat). Waktu pengamatan maksimal 40 menit, dan burung diamati jenisnya di kanan-kiri jalur transek sejauh maksimal 50 m pada masing-masing sisi dengan menggunakan binokuler, atau dicatat dari segi suara yang terdengar. Jenis burung dicatat. Di samping itu juga dianalisis distribusinya, statusnya apakah dilindungi atau tidak, jenis makanannya, musim berbiak, serta analisis apakah merupakan satwa migran atau tidak. Hasil pengamatan standard ini dibantu dengan data ‘casual observation’ oleh peneliti serta melalui wawancara serta pengecekan gambar species kepada masyarakat sekitar.
Hasil studi ini menunjukkan berhasil diidentifikasinya 56 species burung, yang mana 45 species diketahui melalui sampling standar, sedangkan 11 species lainnya melalui pengamatan kasual (casual observation) dan melalui hasil wawancara dengan masyarakat sekitar lokasi (lihat Tabel 1).
Tabel 1. Jenis-jenis, Status, Distribusi dan Keberadaan Burung di Bedugul dan Sekitarnya pada Bulan Nopember-Desember 2004
No |
S p e s i e s |
Status |
Distribusi |
Terbatas di Indonesia |
Keberadaan di Bali |
Migran / Tidak |
Makanan |
Musim berbiak | |||
Nama Daerah |
Nama Inggris |
Nama Ilmiah | |||||||||
1 |
Trinil Pantai |
Common Sandpiper |
Actitis hypoleucos |
TL |
Bereproduksi di Afrika dan Eurasia, bermigrasi ke selatan sampai ke Australia selama musim gugur. Pengunjung umum untuk Jawa dan Bali sepanjang tahun. |
Tidak |
Umum |
Migran (pada musim gugur antara bulan Maret, April dan Mei bermigrasi ke selatan sampai ke Australia, migrasi ke Indonesia sepanjang tahun. |
Krustacea, serangga dan invertebrata lainnya. |
Berbiak di Afrika dan Eurasia. |
H a be d p ru te d be p sa sa p ke 1. d se al te su |
2 |
Cercuak / Kareo |
Whitebreasted Waterhen |
Amaurornis phoenicurus |
TL |
India, Cina, Asia Tenggara, Kalimantan, Sumatera, Jawa (umum), Bali (umum), Filipina, Sulawesi, Nusa Tenggara. |
Tidak |
Umum |
--- |
Belalang, ikan kecil, padi dan biji-biji rumput, serangga dan cacing. |
Di Jawa tercatat berbiak setiap bulan dalam setahun tetapi puncakny a antara Februari dan Mei. |
S m a p p p le te d d su h b d sa te h te ya ve ya un be ny |
3 |
Burung– Madu Kelapa |
Plain-throated Sunbird |
Anthreptes malacensis |
L |
Asia Tenggara, Filipina, Semenanjung Malaysia, Jawa (umum), Bali (Umum), dan Nusa Tenggara dan Sulawesi. |
Tidak |
Umum |
--- |
Nektar bunga-bunga yang berbentuk terompet, misalnya benalu, pisang, kembang sepatau, juga |
Berniak sepanjang tahun. |
P di ta te p a se se te d b |
serangga, ulat, laba-laba dan buah yang lembut. | |||||||||||
4 |
Geri Besar |
Philippine Glossy Starling |
Aplonis panayensis |
TL |
India Timur, Asia Tengara, Filipina, Sulawesi, Kalimantan, Sumatra, Jawa dan Bali. |
Tidak |
Umum |
--- |
Buah-buahan termasu buah ara, serangga, ulat dan laba-laba. |
Berbiak pada bulan Januari sampai Juni. |
M m p d se se se be g d te d h te p d |
5 |
Blekok Sawah |
Javan Pond Heron |
Ardeola speciosa |
TL |
Asia Tenggara, Kalimantan, Jawa (umum), Bali (umum), Sulawesi, Nusa Tenggara. |
Tidak |
Umum |
--- |
Ikan, kodok, serangga air dan berudu. |
Di Jawa Timur berbiak dari bulan Desember sampai Mei. Di Jawa Barat dari Januari sampai Agustus. |
H sa at d te la |
6 |
Walet Sapi |
White-bellied Swiftlet |
Collocalia esculenta |
TL |
Asia, Himalaya, Cina, Asia Tenggara, Indonesia, Papua New Guinea, Australia. Umum di Jawa dan Bali. |
Tidak |
Umum |
--- |
Serangga-serangga kecil yang sedang terbang. |
Bersarang sepanjang tahun. |
S be h p be te |
7 |
Kucica |
Magpie Robin |
Copsychus saularis |
TL |
India, Cina, Filipina, Kalimantan, Sumatera, Jawa (rentan), Bali (rentan) |
Tidak |
Umum$, tetapi rentan |
--- |
Serangga, termasuk Jangkerik, tawon, semut belalang, kumbang ulat kupu-kupu. |
Di Jawa berbiak dari bulan Januari sampai November dengan puncakny a dalam bulan April sampai Juni. |
S lu ta p , se h te d b |
8 |
Gagak Hutan |
Slenderbilled Crow |
Corvus enca |
TL |
Cina Selatan, Asia Tenggara, Kalimantan, Sulawesi, Jawa dan |
Tidak |
UmumΞ |
--- |
Buah-buahan lembut, termasu mengkudu, fikus, |
Di Jawa berbia dari bulan November sampai Mei. |
U te di M ng d |
Bali.Ξ |
pepaya, kumbang dan serangga lainnya, kadal dan bangkai. |
p d h sa 1. | ||||||||||
9 |
Caladi Ulam |
Fulvousbreasted Woodpecker |
Dendrocopu s (Picoides) macei |
TL |
Himalaya, India, Asia Tenggara, Jawa (umum), Bali (umum), tidak terdapat di Malaysia & Sumatera. |
Tidak |
Umum |
--- |
Bermacam-macam serangga, larva, kalajengking kecil dan semut. |
Di Jawa kebanyak an bersarang pada bulan April dan Oktober tetapi juga tercatat pada bulan Januari. |
U p d re d d tin sa ke 2. M h te h se p a ta | |
10 |
Burung Cabe |
Scarletheaded Flowerpeck er |
Dicaeum trochileum |
TL |
Terbatas tetapi umum di Sumatera Selatan, Kalimantan Selatan, Jawa, Bali, Lombok. |
Ya |
Umum |
--- |
Serangga, termasuk Jangkerik, tawon, semut belalang, kumbang ulat kupu-kupu. |
Di Jawa berbiak dari bulan Januari sampai November dengan puncakny a dalam bulan April sampai Juni. |
S te ta d d te te p d te p ko p d b m ng ru be | |
11 |
Srigunting Kelabu |
Ashy Drongo |
Dicrurus leucophaeu s |
TL |
Afganistan sampai ke Cina, Asia Selatan, Asia Tenggara, Palawan, Kalimantan, Sumatera, Jawa dan Bali. |
Tidak |
Umum |
--- |
Semut, tawon, belalang ranting, jangkerik dan kumbang. |
Masa berbiak dari bulan Januari sampai Agustus dengan puncakny a dalam bulan April. |
H p d te at b h ya te | |
12 |
Srigunting Hitam |
Black Drongo |
Dicrurus macrocercu s |
TL |
Antara Iran dan India, Asia Selatan, Asia Tenggara, Palawan, Kalimantan, Sumatera, |
Tidak |
Umum |
--- |
Capung, belalang, kumbang, rayap dan kupu-kupu. |
Berbiak dari bulan April sam[ai Desember . |
T di te se be r p |
Jawa (umum), Bali (umum). |
p ke ka te at p re d te te d p d p ng | ||||||||||
13 |
Srigunting Batu |
Greater Rackettailed Drongo |
Dicrurus paradiseus |
TL |
Dari India sampai Cina, Asia Tenggara, Kalimantan, Sumatera, Jawa (jarang), Bali (jarang). |
Tidak |
Jarang |
--- |
Kumbang, semut besr, lebah, ulat, belalang, kadal kecil. |
Di Jawa Barat tercatat pada bulan Septembe r. |
U te p h d re sa ke 1. |
14 |
Pergam Punggung Hitam |
Black-backed Imperial Pigeon |
Ducula lacernulata |
TL |
Endemik di Jawa, Bali, Lombok dan Flores. |
Ya |
Umum |
--- |
Buah-buahan termasuk kiara. |
Tercatat bersarang pada bulan Maret, Oktober dan November . |
U h p a m h g ya le P si d di b b p p |
15 |
Tuwur Asia |
Common Koel |
Eudynamys scolopacea |
TL |
India, Cina, Asia Tenggara, Kalimantan, Sumatera, Jawa (tiak umum), Bali (tidak umum), Filipina, Sangihe-Talaud, Nusa Tenggara, Maluku. |
Tidak |
Tidak umum |
--- |
Buah ficus spp. dan buah-buahan, juga serangga. |
Di Jawa tercatat berbiak pada bulan Juni sampai Agustus dan November sampai Maret. |
T lu d re sa ke 1. te tid u B ny d h se ya ra h ta d p |
a se su lih | |||||||||||
16 |
Alap-alap Macan |
Oriental Hobby |
Falco severus |
L |
Tersebar luas melalui Asia Tropika ke Indonesia (termasuk Jawa dan Bali), Papua Nugini dan Kepulauan Solomon. |
Tidak |
Jarang |
--- |
Serangga, kadang-kadang burung |
Bulan Juni di Jawa Barat |
L se be at p p d di b ka |
17 |
Mandar Batu |
Common Moorhen |
Gallinula chloropus |
TL |
Seluruh dunia (kecuali Australia). Jarang di Jawa dan Bali. |
Tidak |
Jarang |
--- |
Serangga air dan binatang kecil serta pucuk muda tumbuhan dan daun-daunan. |
Di Jawa bersarang dari bulan November sampai Juli dengan puncak bulan April sampai Juni. |
S m ng d ko ka ke a be a |
18 |
Ayam Hutan Merah |
Red Jungle Fowl |
Gallus gallus |
TL |
Himalaya, Cina, Asia Tenggara, Filipina, Sulawesi , Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara dan dimasukkan ke Australia. |
Tidak |
Umum |
--- |
Bermacam-macam buah dan biji-bijian, serangga serta binatang-binatang kecil |
Berbiak sepanjang tahun |
M be ya se te p se ke . at ta te te d b be r p |
19 |
Ayam Hutan Hijau |
Green Jungle Fowl |
Gallus varius |
TL |
Terbatas di Jawa, Bali dan Nusa Tenggara. |
Ya |
Umum |
--- |
Biji-biji rumput, serangga, buah kecil dan binatang kecil |
Di Jawa Barat pada bulan Oktober dan November serta dari bulan Maret sampai Juli di Jawa Timur |
P h te ya se sa ke 1. un d Ja B 3. di Ti L m d |
be | |||||||||||
te d ja di di ya le S m p ru d d te un m p se | |||||||||||
20 |
Belukwatu |
Asian Barred Owlet |
Glaucidium cuculoides |
TL |
Daratan Asia Tenggara, di luar Semenanjung Malaya, Jawa dan Bali. |
Tidak |
Umum |
--- |
Serangga, burung-burung air. |
Di Jawa hanya berbiak pada bulan Maret. |
S be ke d h se T a m h ka ka ju p si |
21 |
Cekakak |
Collared Kingfisher |
Halcyon (Todirhamp hus) chloris |
L |
Asia tropik, Asia Tenggara, Indonesia, Papua New Guinea, Australia. Umum di Jawa dan Bali. |
Tidak |
Umum |
--- |
Kadal, serangga besar, katak, ulat kecil, cacing. |
Di Jawa musim berbiak pada bulan Maret sampai Juni, Septembe r sampai Desember , sedikit sarang di antara dua musim itu. |
U te di p te te di te p H p ka at p be se p d te te la d te ta ko p a |
22 |
Layang- |
Barn |
Hirundo |
TL |
Seluruh dunia. |
Tidak |
Umum |
Migran |
Seranggga |
Berbiak di |
D |
layang |
Swallow |
rustica |
Bereproduksi |
(Bermigrasi |
kecil yang |
daerah |
di | ||||
Asia |
di bagian utara bumi dan bermigrasi ke selatan selama musim dingin. Merupakan pengunjung yang umum di Jawa dan Bali. |
dari daerah utara, pada musim dingin migrasi ke selatan melalui Afrika, Asia, Asia Tenggara, Filipina dan Indonesia ke Papua Nugini dan Australia. Di Jawa dan Bali datang pada musim dingin). |
ditangkap pada saat terbang. |
jauh di utara dan musim dingin bermigras i ke selatan. |
ke , be r ra ra m to d ka ka te | ||||||
23 |
Layang-layang Batu |
Pacific Swallow |
Hirundo tahitica |
TL |
India Selatan, Asia Tenggara, Kalimantan, Sumatera, Jawa (umum), Bali (umum), Filipina, Sulawesi, Maluku, Nusa Tenggara, Papua New Guinea, Tahiti. |
Tidak |
Umum |
--- |
Seranggga kecil yang ditangkap pada saat terbang, kadang-kadang semut dan serangga lain |
Di Jawa berbiak dari bulan Desember sampai Agustus dengan puncakny a dari bulan Maret sampai Juli. |
U di te d ke ke ke te m m re at |
24 |
Elang Hitam |
Black Eagle |
Ictinaetus malayensis |
L |
India, Cina, Asia Tenggara,Kali mantan, Sumatera, Jawa, Bali, Sulawesi dan Maluku. |
Tidak |
Agak Jarang |
--- |
Walet dan burung-burung lainnya, kelelawar, tikus, kadal dan lain-lain, tetapi makanan utamanya adalah telur burung. |
Tercatat berbiak pada bulan Mei. |
M h bi te be p re at h S te d ta at ra be d di ya tin p h ya le |
25 |
Bambang an Kuning |
Yellow Bittern |
Ixobrychus sinensis |
TL |
Asia Timur, Asia Tenggara, Filipina, bermigrasi ke |
Tidak |
Umum |
Migran (Migran pada musim dingin yaitu Juni, Juli, |
Ikan, ketam, kodok, serangga air |
M d be p d |
Indonesia & |
Agustus dari |
di | |||||||||
Papua New Guinea pada musim dingin. Umum di Jawa dan Bali. |
utara). |
se su d ai d ra ra sa | |||||||||
26 |
Bentet |
Long Tailed Shrike |
Lanius schach |
TL |
India, Cina, Asia Tenggara, Kalimantan, Su-matra, Jawa, Bali, Filipina, Maluku, Papua Nugini. |
Tidak |
Umum |
--- |
Belalang, tonggeret dan serangga besar lainnya. |
Di Jawa tercatat berbiak setiap bulan tetapi masa puncakny a di Jawa Barat dari Mei sampai Agustus dan di awa Timur dari Mei sampai Juli. |
S m ng te te p ru se p a te te la |
27 |
Bondol Jawa |
Javan Munia |
Lonchura leucogastroi des |
TL |
Singapura (dibawa), Sumatera Selatan, Jawa (umum), Bali (umum), Lombok. |
Tidak |
Umum |
--- |
Biji rumput, padi |
Berbiak sepanjang tahun. |
T lu sa ke 1. S m ng be d g d p ru al |
28 |
Bondol Dada Sisik |
Spotted Munia |
Lonchura punctulata |
TL |
India, Cina, Filipina, Sulawesi, Sumatera, Kalimantan, Jawa (umum), Bali (umum), Nusa Tenggara, Australia (dibawa) |
Tidak |
Umum |
--- |
Padi dan biji rumput. |
Berbiak sepanjang tahun. |
T p se ke . be te te be di g sa ke d ve se |
29 |
Opior-opior, Esenangk |
Javan Grey-throated White-eye |
Lophozoster ops javanicus |
L |
Endemik di Jawa dan Bali. |
Ya |
Umum |
--- |
Biji kecil dan serangga. |
Di Jawa Barat tercatat |
T p g |
a Gunung |
berbiak dari bulan Maret sampai Juni dan Agustus sampai November . |
te se lo u ka p | |||||||||
30 |
Srindit |
Yellow-throated Hanging Parrot |
Loriculus pusillus |
TL |
Endemik di Jawa dan Bali. |
Ya |
Umum |
--- |
Madu, bunga termasuk Cassia dan Erythrina, kuncup dan buah kecil termasuk kiara (Ficus). |
Di Jawa Barat tercatat berbiak pada bulan Maret, April dan Mei. |
U p h h p n sa ke 2. |
31 |
Uncal |
Barred Cuckoo Dove |
Macropygia unchall |
TL |
Tersebar luas dari Himalaya ke Jawa dan Bali (tidak terdapat di Kalimantan). |
Tidak |
Umum |
--- |
Buah-buahan dan biji-bijian dari pohon dan semak. |
T p ut h su p a a ke 8 sa 3. M p p ka ka p n un m d m | |
32 |
Tohtor |
Blue-crowned Barbet |
Megalaima armillaris |
L |
Endemik di Jawa dan Bali. |
Ya |
Umum |
--- |
Kebanyakan buah-buahan, beberapa macam biji-bijian dan serangga. |
Di Jawa Barat masa berbiak pada bulan April, Mei dan Desember . |
U p h pr d h p n sa ke 2. te le u at m K n be r |
bu la p p p be | |||||||||||
33 |
Tengeret, Trunting |
Blue-eared Barbet |
Megalaima australis |
TL |
India Timur ke Cina Barat Daya, Kalimantan, Sumatera, Jawa dan Bali. |
Tidak |
Umum |
--- |
Buah-buahan, terutama kiara dan sedikit serangga. |
Di Jawa barat tercatat bersarang pada bulanJuni. |
U te di p a h se d p n sa ke ki 2. |
34 |
Ungkut-Ungkut |
Coppersmit h Barbet |
Megalaima haemaceph ala |
TL |
Pakistan Barat ke Cina Barat Daya, Filipina, Sumatera, Jawa dan Bali |
Tidak |
Umum |
--- |
Buah-buahan, terutama kiara dan beberapa macam serangga. |
Di Jawa masa utama berbiak pada bulan Mei tetapi dapat terjadi sepanjang tahun dari bulan April sampai Oktober. |
T p h d re ja at ke 1. M h te se h ta ta ko ke d p a |
35 |
Tulung, Tumpuk, Benteluk |
Black-banded Barbet |
Megalaima javensis |
L |
Endemik di Jawa dan Bali. |
Ya |
Umum |
--- |
Buah kiara, buah-buah lainnya dan seangga. |
Di Jawa Barat tercatat berbiak pada bulan Apri, Mei dan Desember . |
T di d re d p a ke 1. U di p d te ya te h |
36 |
Bultok, Kotak-Kotak |
Lineated Barbet |
Megalaima lineata |
TL |
Himalaya Barat, Asia Selatan, Asia Tenggara, |
Tidak |
Umum |
--- |
Buah-buahan, terutama buah kiara |
Di Jawa tercatat berbiak pada |
H h te te |
Jawa dan Bali. |
dan beberapa serangga. |
bulan Maret, April, Septembe r dan Oktober. |
d h h se p d ya te | ||||||||
37 |
Bejuwit, Cicakoren g |
Striated Warbler |
Megalurus palustris |
TL |
India, Cina, Asia Tenggara, Filipina, Jawa dan Bali, tapi tidak terdapat di Kalimantan, Sumatera dan Semenanjung Malaya. |
Tidak |
Umum |
--- |
Kumbang, belalang dan serangga lain. |
Di Jawa bersarang setiap bulan kecuali November |
K a di p n m m be b na p ya ra M p ru te te g ru b d be se |
38 |
Entut Leuncang |
Grey Wagtail |
Motacilla cinerea |
TL |
Berbiak di Asia Utara, Eropa dan Amerika Utara tetapi bermigrasi ke selatan menuju ke Afrika, India, Asia Tenggara, Filipina dan langsung ke Indonesia menuju ke Papua Nugini dan Australia. Di Jawa dan Bali merupakan pengunjung teratur. |
Tidak |
Umum |
Migran (Bermigrasi ke daerah tropis pada musim dinginyaitu Juni, Juli dan Agustus termasuk ke Indonesia. |
Seranggga kecil dan krustacea. |
D te su be un m m a b ke ya b at p te p p al g g te | |
39 |
Burung Madu Kuning |
Olive-backed Sunbird |
Nectarinia jugularis |
L |
Cina, Asia Tenggara, Indonesia, Papua New Guinea, Australia. Umum di Jawa dan Bali. |
Tidak |
Umum |
--- |
Terutama nektar, serangga kecil dan laba-laba. |
Berbiak sepanjang tahun. |
D te d re ka sa ke 1. |
M d ta se te d b se m ng be m u, d la | |||||||||||
40 |
Kepudang Kuduk Hitam |
Black-naped Oriole |
Oriolus chinensis |
TL |
India, Cina, Asia tenggara, Filipina, Sulawesi, Kalimantan, Sumatera, Jawa (umum), Bali (umum), Nusa Tenggara. |
Tidak |
Umum |
--- |
Kiara, buah-buah kecil dan berbagai macam serangga termasuk ulat dan kupu-kupu. |
Di Jawa masa berbiak dari bulan Februari sampai Juni dan tercatat juga bersarang dalam bulan Agustus dan Desember . |
M h ke ka d b sa ke 1. |
41 |
Cinenen Gunung |
Mountain Tailorbird |
Orthotomus cucullatus |
TL |
India Utara, Cina Selatan, Asia Tenggara, Filipina, Sulawesi, Kalimantan, Sumatera, Jawa, Bali, Maluku dan Flores. |
Tidak |
Umum |
--- |
Laba-laba, ulat, kupu-kupu dan serangga kecil. |
Di Jawa barat tercatat berbiak pada bulan Juli. |
M h g se se te p a be b S m a di ya te ra |
42 |
Cinenen Kelabu |
Ashy Tailorbird |
Orthotomus sepium |
TL |
Semenanjung Malaya, Kalimantan, Palawan, Sumatera, Java (umum), Bali (umum), Lombok. |
Tidak |
Umum |
--- |
Laba-laba, ulat dan serangga kecil. |
Tercatat berbiak setiap bulan kecuali Agustus. |
U sa ke 1. S m ng te te h ra b se te |
p ve se d ru b A be p b b d b m p | |||||||||||
43 |
Celepuk |
Collared Scops Owl |
Otus backkamoe na |
TL |
India, Cina, Asia Tenggara, Filipina, Kalimantan, Sumatera, Jawa dan Bali. |
Tidak |
Umum |
--- |
Tikus kecil, burung-burung kecil, seangga besar seperti kecoak, kumbang dan jangkerik. |
Di Jawa Tengah tercatat pada bulan November sampai Januari. Di awa Barat pada bulan Februari sampai Juni |
U di p se ke , te di ta at hi te ko be |
44 |
Burung Gereja Erasia |
Eurasian Tree Sparrow |
Passer montanus |
TL |
Erasia, India, Cina, Asia Tenggara, Semenanjung Malaysia, Sumatra, Jawa dan Bali. |
Tidak |
Umum |
--- |
Butir padi, bulir rumput, buah kcil dan serangga. |
Bersarang sepanjang tahun, puncakny a pada bulan Mei sampai Juli di Jawa Barat. |
B g d m hi be o se ru g d la |
45 |
Cikrak Daun |
Mountain Leaf Warbler |
Phylloscopu s trivirgatus |
TL |
Semenanjung Malaya, Palawan, Kalimantan, Sumatera, Jawa dan Bali. |
Tidak |
Umum |
--- |
Ulat kupu-kupu, kumbang kecil, tawon, semut dan serangga kecil lainnya. |
Di Jawa Barat tercatat berbiak hampir setiap bulan dari Januari sampai Oktober. |
H p a ke 1. 3. m a m ta p p p a e |
46 |
Tikusan Alis Putih |
White-browed Crake |
Porzana cinerea |
TL |
Semenanjung Malaya, Kalimantan, Sumatera, Jawa, Bali, |
Tidak |
Umum |
--- |
Ulat, biji-biji rumput, belalang dan invertebrata |
Di Jawa Barat bersarang pada bulan |
U te di re M |
Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku, Filipina, Papua Nugini dan Australia. |
lainnya. |
Maret dan Desember . |
p ru p sa | |||||||||
47 |
Perenjak Jawa |
Bar-winged Prinia |
Prinia familiaris |
TL |
Jawa (umum), Bali (umum), Sumatera |
Ya |
Umum |
--- |
Kumbang, kupu-kupu, larva dan serangga kecil. |
Di Jawa tercatat berbiak setiap bulan dengan puncak bertelur dari bulan Maret sampai Juni. |
M h se te te ta d ke B p n sa at p p | |
48 |
Kutilang |
Sooty-headed Bulbul |
Pycnonotus aurigaster |
TL |
China Selatan, Asia Tenggara, Sumatera, Jawa (umum), Bali (umum), Sulawesi (dibawa). |
Tidak |
Umum |
--- |
Buah-buahan kecil dan beberapa serangga. |
Tercatat berbiak setiap bulan kecuali November tetapi puncakny a dari bulan April sampai Septembe r. |
M h te at h be , h h se ta d ke b ko be | |
49 |
Cica Rante |
Orange-spotted Bulbul |
Pycnonotus bimaculatus |
TL |
Terbatas di Sumatera, Jawa dan Bali. |
Ya |
Umum |
--- |
Buah-buah kecil, tawon, kumbang dan serangga lain. |
Di Jawa Barat tercatat berbiak bulan Maret, Juni, Agustus dan Oktober. |
M te d la te h p a di V di p te | |
50 |
Cerukcuk |
Yellow Vented Bulbul |
Pycnonotus goiaver |
TL |
Asia Tenggara, Kalimantan, Sumatera, Jawa, Bali, Filipna, Lombok, Sulawesi Selatan (dibawa). Umum di Jawa |
Tidak |
Umum |
--- |
Cacing, kumbang, jangkerik, ulat kupu-kupu, kuncup dan buah-buah kecil |
Tercatat bersarang sepanjang tahun dengan puncak dalam bulan Maret sampai Juni. |
D sa ke 1. M h ya te h se m |
dan Bali (sampai 1500 m dpl) |
sk w m at ta le b | ||||||||||
51 |
Kucica Batu |
Pied Bushchat |
Saxicola caprata |
TL |
Tersebar luas dari Iran sampai Cina, Asia Tenggara, Filipina, Sulawesi, Kalimantan, Sumatera, Jawa dan Bali. |
Tidak |
Umum |
--- |
Serangga kecil. |
Di Jawa berbiak dari bulan April sampai Desember . |
D te te d ti ya ke se be r se at ka at lis |
52 |
Tekukur |
Spotted Turtle Dove |
Streptopelia chinensis |
TL |
Antara Asia Tenggara dan Sunda Kecil, Australia (dibawa). Terdapat di Jawa dan Bali. |
Tidak |
Berlimpah$ |
--- |
Biji-biji rumput terutama padi |
Bersarang sepanjang tahun. |
H be m di d sa m m di p n |
53 |
Punai Manten |
Greycheeked Green Pigeon |
Treron griseicauda |
TL |
Sulawesi, Jawa dan Bali. |
Ya |
Agak umum |
--- |
Buah-buahan, terutama kiara. |
Berbiak dari bulan Januari sampai Agustus. |
H d re d ke ke tin ta p p |
54 |
Puyuh Tegalan Loreng (Burung Puuh) |
Barred Buttonquail |
Turnix suscitator |
TL |
India, Cina, Jepang, Asia Tenggara, Sumatera, Jawa, Bali, Filipina, Sulawesi dan Nusa Tenggara. |
Tidak |
Umum |
--- |
Rumput, biji-bijian, daun-daunan, biji-biji kecil, serangga dan tempayak. |
Di Jawa berbiak sepanjang tahun tetapi puncakny a pada bulan April sampai Juni. |
H te d re n. |
55 |
Burung Anis Merah (Punglor) |
Orangeheaded Thrush |
Zoothera citrina |
TL |
India, Cina, Asia Tenggara, Kalimantan, Sumatera, Jawa dan Bali. |
Tidak |
Umum |
--- |
Serangga, rayap, siput,cacing, tempayak dan binatang kecil lainnya. |
D re d bu S bu di p | |
se b at te ya ja p n | |||||||||||
56 |
Burung Kacamata Gunung |
Mountain White-eye |
Zosterops montanus |
TL |
Sumatera, Jawa, Bali, Sulawesi, Maluku, Nusa Tenggara Filipina. |
Tidak |
Umum |
--- |
Serangga kecil, buah dan nektar. |
Di Jawa Barat tercatat bersarang pada bulan April dan Oktober. |
T di p a di p p h p a |
Keterangan:
TL = Tidak Dilindungi; L = dilindungi;.
Jumlah species burung yang dilindungi (L) adalah 8 species.
“Status” berdasarkan pada Anon. (1999)
“Distribusi”, “Terbatas di Indonesia”, “Keberadaan di Bali” and “Catatan” adalah
berdasarkan pada Mackinnon (1990)
$ Mason and Jarvis (1989)
@ Anon. (1997a)
Ξ Mackinnon et al. (1992).
Berdasarkan hasil pengamatan kasual dan sampling standard dapat diidentifikasi 56 spesies burung dengan status 8 spesies (14%) dilindungi dan 48 spesies (86%) tidak dilindungi, yang mana status dilindungi atau tidak dilindungi diidentifikasi berdasarkan Anon (1999). Dari 56 spesises yang teridentifikasi, hanya 7% (empat species) yang merupakan burung migrant.
Makanan dari spesies burung yang teridentifikasi di wilayah studi sangat bervariasi. Proporsi terbesar dari makanan burung di wilayah studi terdiri atas invertebrate dan buah (25%) serta invertebrate saja (21%), sedangkan yang lainnya dalam proporsi yang lebih kecil (lihat Gambar berikut).
-
□ Crustacea & invertebrata
-
■ Invertebrata, ikan, & biji
-
□ Nektar , invertebrata, buah
-
□ Invertebrata & buah
2% 5% 4% 4%
5%
9%
7%
21%
25%
5% 7%
4%
-
□ Binatang air
-
□ Serangga terbang
-
■ Invertebrata saja
-
□ Buah & biji
U Invertebrata & burung
-
■ Invertebrata & binatang air
U Burung & mamalia
Gambar 1. Persentase Jenis Makanan Burung di Kawasan Bedugul dan Sekitarnya.
Distribusi jenis-jenis burung yang teramati dalam studi ini umumnya tersebar di berbagai belahan dunia. Antara lain di Asia Tenggara, Australia, Cina, India, Filipina, Afganistan, Semenanjung Malaya, Malaysia dan Indonesia (Sumatra, Sulawesi, Kalimantan, Jawa, Bali dan Nusa Tenggara) yaitu sebanyak 89%. Bahkan 4% (2 spesies) di antaranya, yaitu: Layang-layang Asia dan Mandar Batu merupakan species-species burung yang bisa ditemukan di seluruh dunia. Hanya 7% dari jenis burung dalam wilayah studi yang bersifat endemik di Jawa dan Bali.
Berdasarkan 56 spesies burung yang teridentifikasi dalam studi ini, hanya 18% yang terbatas sebarannya di Indonesia saja, sementara sebagian besar diantaranya (82%) keberadaannya tidak terbatas hanya di Indonesia saja (Mackinnon, 1990). Delapan puluh sembilan persen (89%) dari jenis-jenis burung ini merupakan burung yang umum ditemukan di Bali. Bahkan 2% (satu
species) diantaranya, yaitu tekukur (Streptopelia chinensis), merupakan burung yang keberadaannya berlimpah di Bali. Hanya 9% burung-burung tersebut yang jarang ditemukan, yaitu ….
Musim berbiak dari species-species burung ini sebagian besar (84%) terjadi pada bulan-bulan tertentu saja dalam satu tahun. Hanya 16% dari species tersebut yang berbiak sepanjang tahun. Ada 6 (enam) spesies burung yang teramati dalam studi ini yang memiliki musim berbiak hanya satu bulan dalam setahun. Keenam spesies tersebut adalah: Beluk Waktu (diketahui berbiak pada bulan Maret), Elang Hitam (Mei), Tengeret Trunting, Cinenen Gunung dan Alap-alap Macan (Juni), serta Srigunting Batu (September).
Berdasarkan hasil pengamatan dapat diketahui bahwa mikrohabitat dari burung-burung yang teridentifikasi sangat bervariasi. Sebagian besar (57%) diantaranya memiliki habitat daerah hutan
(hutan terbuka, hutan sekunder, hutan bakau), perkebunan dan semak, dan sebanyak 2% (Trinil Pantai) hidup pada habitat yang luas menyangkut padang rumput, pantai, sawah sampai ke tepi sungai. Sedangkan habitat dataran tinggi dan dataran rendah ditempati sebanyak 16% dari spesies yang teridentifikasi, pegunungan (kawasan puncak) sebanyak 14%, dan daerah aquatik (sungai, payau, sawah) sebanyak 5%. Burung Bejuwit Cicakoreng merupakan (satu-satunya, 2%) burung yang memiliki mikrohabitat di atas permukaan tanah sambil berlari di bawah pohon naungan yang rapat. Semenara itu, 4% dari jenis burung-burung di wilayah Bedugul dan sekitarnya, burung Gereja Erasia (yang hidup berkelompok di sekitar rumah dan gedung) serta Tekukur (di desa dan sawah), mencari makanan di atas tanah dan hidup bersama-sama dengan manusia.
Dilihat dari jumlah (kekayaan) species burung yang telah berhasil diidentifikasi dari studi ini nampaknya kawasan Bedugul dan sekitarnya mempunyai arti penting dari segi konservasi burung. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya jenis burung (yaitu 56 species atau sekitar 18% dari jenis burung yang telah dikenal di Bali), serta bervariasinya karakteristik burung yang telah berhasil diidentifikasi di wilayah ini, walaupun hasil pengamatan di lokasi lainnya di Bali umumnya menunjukkan adanya jumlah species yang lebih tinggi, walaupun ada yang lebih rendah dari ini. Misalnya, hasil pengamatan di sekitar Nusa Dua lagoon telah berhasil mengidentifikasi 67 species burung, di sekitar kawasan pariwisata Nusa Dua 83 species (Dalem et al., 2003), di kawasan Taman Nasional Bali Barat 160 species (Anon, 1997b), di daerah Petulu dengan 4
(empat species) kokokan yang dominant (Budiarta, 1990; Bochmer, 1992; Noor, 1993; Dalem et al., 2003). Perbedaan ini mungkin berhubungan dengan lama studi serta perbedaan habitat di beberapa lokasi studi sebelumnya dengan studi ini.
Dilihat dari kacamata konservasi, perhatian mesti diberikan lebih pada burung-burung yang langka dan dilindungi, terancam kepunahan atau yang endemic, yang terbatas penyebarannya di daerah tertentu saja. Dari hasil pengamatan di wilayah studi, nampaknya ada 8 species (14%) yang dilindungi peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia, serta ada 7% burung yang bersifat endemic di Jawa dan Bali (lihat Tabel 1). Di samping itu, perhatian mesti diberikan lebih pada species burung yang jarang ditemukan di Bali, terutama terkait dengan kemungkinan kepunahan local, yang jumlahnya mencapai 9% dari total jenis yang telah dikenal di Bedugul dan sekitarnya (lihat Tabel 1), serta terhadap burung-burung yang masa reproduksinya terbatas sehingga waktu menjadi factor penting dalam reproduksi, misalnya terhadap burung yang musim berbiaknya hanya satu bulan dalam satu tahun, yaitu: Beluk Waktu yang diketahui berbiak pada bulan Maret, Elang Hitam (Mei), Tengeret Trunting, Cinenen Gunung dan Alap-alap Macan (Juni), serta Srigunting Batu yang berbiak pada bulan September.
Mengingat sangat bervariasinya makanan yang dikonsumsi oleh burung dalam studi ini maka keanekaragaman habitat sebagai sumber pakan burung menjadi sangat penting. Oleh sebab itu, maka konservasi dengan arah mempertahankan diversitas habitat yang ada sangat diperlukan. Karena sebagian besar (57%) dari burung di wilayah studi hidup pada habitat hutan (hutan terbuka, hutan sekunder dan hutan bakau),
perkebunan dan semak-semak, maka kelestarian hutan di wilayah Bedugul dan sekitarnya mesti diperhatikan demi kelestarian satwa ini. Demikian juga ketersediaan invertebrate serta buah sangat
Kawasan Bedugul dan sekitarnya mempunyai arti penting dari segi konservasi burung di Bali, mengingat kawasan ini dihuni oleh paling tidak 56 species burung, yang merupakan 18 % dari jenis burung yang ada di Bali. Perhatian mesti diberikan lebih kepada 8 species (14%) burung-burung yang dilindungi, serta 7% burung yang bersifat endemic untuk wilayah Jawa dan Bali. Di samping itu, perhatian terhadap burung-burung yang dikategorikan relative jarang ditemukan di Bali (ada 9%) perlu ditingkatkan terkait dengan pencegahan terjadinya kepunahan local.
Kelestarian habitat di kawasan Bedugul mesti dijaga dengan baik demi lestarinya burung di wilayah ini. Hal ini berhubungan dengan bervariasinya sumber pakan yang bisa dimanfaatkan oleh burung di wilayah ini. Konservasi di wilayah hutan dan perkebunan serta semak-semak perlu mendapatkan perhatian serius terkait dengan wilayah tersebut menjadi habitat
penting di dalam kaitan dengan kelestarian burung di Bedugul dan sekitarnya, karena sebagian besar burung di wilayah ini merupakan pemakan invertebrate dan buah (25%) serta invertebrate saja (21%).
lebih dari setengah (57%) dari jenis burung yang ada di wilayah ini.
4. 2. Saran
Penelitian ini dilanjutkan agar mendapatkan informasi yang lebih lengkap tentang keberadaan burung-burung di Bedugul dan sekitarnya. Dengan demikian, diharapkan konservasi spesies yang di samping berfungsi secara ekologis juga sangat penting artinya dalam kaitan dengan atraksi ekowisata di kawasan ini.
Ucapan Terima Kasih
Penulis mengucapkan terima kasih kepada rekan-rekan dosen Jurusan Biologi FMIPA UNUD yang telah membantu dalam penelitian serta memberikan masukan untuk perbaikan naskah ini, khusunya untuk Sang Ketut Sudirga, S.Si., M.Si. dan I Ketut Ginantra, S.Pd., M.Si. terima kasih kami juga ucapkan kepada alumni jurusan Biologi FMIPA UNUD yang telah membantu dalam sampling.
Daftar Pustaka
Anon. 1997a. Pengembangan Habitat Burung di Kawasan Pariwisata Nusa Dua. 77 pp. Universitas Udayana, Denpasar.
Anon. 1997b. Rencana Karya Dua Puluh Lima Tahun Taman Nasional Bali Barat 1 April 1997-31 Maret 2022; Buku II (Data, Proyeksi dan Analisis). 259 pp. TNBB, Dirjen PHPA, Departemen Kehutanan, Cekik-Bali.
Anon. 1999. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 7 tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa.
Astuti, M. 1999. Kunci Identifikasi Kakatua. 1 p. KSBK: Malang, Indonesia.
Bochmer, K. 1992. Environmental Behaviour in Petulu, Bali; What traditional Planning Can Contribute to Indonesian Development. 204 pp. Regional Planning and Resources and Development, University of Waterloo: Ontario, Canada.
Budiartha, W. 1990. The heron birds of Petulu. The Archipelago: 48-51.
Cahyadin, P. Jackson, dan B. I. Manopo. 1994. Status Cacatua goffini dan E. reticulata di Kepulauan Tanimbar. BirdLife-Indonesia Program: Bogor.
Dalem, A. A.G. R. 1999. Birds as a potential tourist attraction at Nusa Dua Lagoon, Nusa Dua, Bali, Indonesia: A preliminary study. Makalah disampaikan pada “International Seminar on Sustainable Tourism: The Balinese Perspective” di Denpasar, Bali pada tanggal 3Agustus 1999.
Dalem, A. A. G. R., I K. Muksin, S. K. Sudirga dan I. B. M. Suaskara. 2003. Burung Sebagai Atraksi Ekowisata di Kawasan Pariwisata Nusa Dua, Bali. Jurnal Lingkungan Hidup Bumi Lestari. PPLH Universitas Udayana, Denpasar.
Darmini, N. K. R. 1996. Keanekaragaman Jenis Burung Diurnal di Kawasan Pariwisata Nusa Dua dan Kuta, Kabupaten Daerah tingkat II Badung, Propinsi Daerah Tingkat I Bali. Skripsi. 79 pp. Jurusan Biologi, FMIPA, Universitas Udayana: Denpasar.
Davison, G. W. H. and C. Y. Fook. 1996. A photographic Guide to Birds of Borneo. New Holland Publishers Ltd.: UK.
Imansyah, J. 1998. Optimalisasi Penangkaran di Taman Nasional Bali Barat sebagai Ujung Tombak Upaya Pelestarian Jalak Bali (Leucopsar rotschildi): Sebuah Kajian Pustaka. 18 pp. FMIPA-UNUD, Denpasar.
Iskandar, J. 1989. Jenis Burung Yang Umum di Indonesia. 116 pp. Penerbit Djambatan: Jakarta.
IUCN. 1990. 1990 IUCN Resd List of Threatened Animals. 228 pp. IUCN: Gland, Switzerland and Cambridge, UK.
Mackinnon, J. 1990. Field Guide to The Birds of Java and Bali. 421 pp. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Mackinnon, J., K. Phillips and B. van Balen. 1992. Burung-burung di Sumatera, Jawa, Bali dan Kalimantan (Termasuk Sabah, Sarawak dan Brunei Darussalam). LIPI-Seri panduan Lapangan. 509 pp. Puslitbang Biologi-LIPI.
Mason, V. and F. Jarvis. 1989. Birds of Bali. 80 pp. Periplus Editions (HK) Ltd., Singapore.
Noor, Y. R. 1993. Laporan Penelitian Koloni Berbiak Burung Kokokan (Ardeidae) di Petulu-Bali. 38 pp. Asian Wetland Bureau-Indonesia, Bogor.
PHPA/LIPI/BirdLife International-IP. 1998. Rencana Pemulihan Kakatua-Kecil Jambul-Kuning. 49 pp. PHPA/LIPI/BirdLife International-Indonesia
Programme, Bogor, Indonesia.
Prahara, W. 1999. Pemeliharaan, Penangkaran, dan Penjinakkan Kakatua. penebar Swadaya, Bogor.
Saunders, T. 1995. Bird Watching: a Field Work Manual. 5 pp. University of Western Sydney-Hawkesbury: Richmond 2753, Australia.
Strange, M. 1998. Tropical Birds of Indonesia. 64 pp. Periplus Editions (HK) Ltd., Singapore.
The International Ecotourism Standard for Certification. 2002. The International Ecotourism Standard for Certification: Setting worldwide standard for
ecotourism. EAA, CRC for Sustainable Tourism australia and Green Globe 21: Australia.
Zar, J. H. 1996. Biostatistical Analysis (3rd ed.). 662 pp. Prentice-Hall, Inc., Englewood Cliffs, N.J., USA.
Discussion and feedback