INVENTARISASI TUMBUHAN PENGHASIL PEWARNA ALAMI DI KEBUN RAYA CIBODAS
on
Jurnal Bumi Lestari, Volume 16 No. 1, Pebruari 2016, hlm.50-58
INVENTARISASI TUMBUHAN PENGHASIL PEWARNA ALAMI DI KEBUN RAYA CIBODAS
Muhammad Efendi1), Intan Gresia Hapitasari2), Rustandi1), Ateng Supriyatna2)
1)UPT BKT Kebun Raya Cibodas – Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Jl. Kebun Raya Cibodas, Sindanglaya Cipanas, Cianjur, Jawa Barat 2)Jurusan Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Sunan Gunung Djati, Bandung
Email : [email protected] ; [email protected] ; [email protected] ; [email protected].
Abstract
Cibodas Botanic Garden, as ex situ conservation areas, preserves living materials of the wet mountains flora. Recently, bioprospecting study for dye in this areas has not yet been done. Therefor, the aim of this study was to inventory of natural dye in Cibodas Botanic Garden. Sampel were collected by exploration methods. Parts of plants, kinds of color and its chemical compound were recorded based on observation, interview with nurseries and literature study. A total of 122 species that belongs to 57 families were potentially source as natural dye, 23 of them has been traditionally used as natural dye in the various places in Indonesia. The plant family of Fabaceae, Rosaceae, Symplocaceae, and Myrtaceae are the most families that used as a source of dye. The color can be produce are ranging from red, purple, yellow, black, brown, green, blue, and orange. The plant organs used as a source of dye are roots, stems, leaves, flowers, and fruit. Begonia semperflorens,Berberis nepaulensis,B. fortunei, Symplocosspp., Liquidambar formosana, andDiospyros kaki were potentially for natural dye, as reported from other countries.
Keywords: inventory, Cibodas Botanic Garden, natural dye, remnant forest
Tumbuhan secara alami mengandung pigmen warna yang khas sehingga dapat dimanfaatkan sebagai pewarna alami. Setidaknya lebih dari 100 jenis tumbuhan pewarna asli Indonesia telah dimanfaatkan sebagai pewarna kain, makanan, kerajinan, anyaman maupun sebagai kosmetik, pewarna alat tradisional dan bahan cat perahu oleh masyarakat pedalaman (Heyne, 1987 ; Harbelubun et al., 2005; Setyowati et al., 2005 ; Sutara, 2009 ; Rini et al., 2011; Muzzayinah, 2012 ; Rosyida dan Zulfiya, 2013).
Kandungan pewarna yang rendah, waktu pencelupan relatif lebih lama dan rumit serta bahan yang sulit didapatkan menyebabkan pewarna alami kurang diminati sehingga masyarakat beralih pada pewarna sintetis (Vankar, 2000). Di sisi lain, penggunaan pewarna sintetis dapat menyebabkan alergi, karsinogenik, mengganggu kesehatan, dan
dapat mencemari lingkungan, bahkan di beberapa negara maju pewarna sintetis dilarang (Siva, 2007). Untuk menambah pilihan jenis tumbuhan penghasil pewarna alami, maka perlu dilakukan inventarisasi jenis tumbuhan penghasil pewarna dari berbagai kawasan, salah satunya di Kebun Raya Cibodas (KRC).
Kebun Raya Cibodas, sebagai kawasan konservasi ex situ, menyimpan keanekaragaman jenis tumbuhan Indonesia terutama dataran tinggi basah dan hasil pertukaran koleksi dengan negara lain seperti Brazil, Australia, China dan Jepang. Kebun Raya Cibodas terletak di kaki Gunung Gede Pangrango pada ketinggian 1.300 sampai 1.425 m dpl dengan luas mencapai 84,89 ha. Total koleksi mencapai 7.000 spesimen terdiri atas 1.198 berbiji dan 72 jenis tumbuhan paku (Widyatmoko et al., 2010). Beberapa bagian dari KRC merupakan remnant forest
dengan karakteristik vegetasi mirip dengan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (Mutaqien dan Zuhri, 2013).
Kajian bioprospeksi dan pemanfaatan tumbuhan koleksi di KRC telah banyak diungkap, di antaranya sebagai tanaman hias (Rahman dan Juairiah, 2013), bioherbisida (Ismaini, 2015 ; Ismaini dan Lestari, 2015) dan tanaman obat (Gumilang et al., 2005 ; Handayani, 2015). Namun, potensi sebagai tumbuhan pewarna belum pernah dilaporkan. Penelitian ini bertujuan menginventarisasi jenis tumbuhan yang berpotensi sebagai pewarna di KRC dan kawasan remnant forest.
Penelitian ini dilaksanakan dari Bulan Agustus hingga Desember 2015 di UPT Balai Konservasi Kebun Raya Cibodas, ditambah dengan empat kawasan remnant forest KRC meliputi Hutan Lumut, Hutan Wornojiwo, Hutan Jalan Akar dan Hutan Kompos. Identifikasi jenis tumbuhan dilakukan di Herbarium KRC.
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini merupakan jenis tumbuhan koleksi KRC dan tumbuhan liar di kawasan remnant forest. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode eksplorasi, yakni menjelajahi setiap sudut di kawasan koleksi dan empat kawasan remnant forest. Jenis tumbuhan yang menghasilkan warna yang telah diketahui nama ilmiahnya dicatat, sedangkan jenis yang yang belum teridentifikasi dijadikan spesimen herbarium untuk diidentifikasi. Pembuatan spesimen herbarium mengacu pada Rugayah et al. (2004). Penentuan jenis tumbuhan yang penghasil pewarna didasarkan pada penampakan morfologi tumbuhan, pengetahuan perawat koleksi, pengawas koleksi dan pustaka acuan, yaitu Heyne (1987), Lemmens dan Wulijarni-Soetjipto (1992), Harbelubun et al. (2005), Sutara (2009), Rini et al. (2011), Muzzayinah (2012) serta Rosyida dan Zulfiya (2013). Parameter pengamatan meliputi nama jenis tumbuhan, nama lokal, bagian yang dapat menghasilkan pewarna, warna yang dihasilkan, habitus dan persebarannya. Kandungan senyawa kimia dari warna yang dihasilkan didasarkan studi pustaka.
Jenis-jenis tumbuhan yang berpotensi menghasilkan warna selanjutnya diuji tingkat kandungan warna yang dihasilkan dengan metode perebusan. Sebanyak 100 g sampel dihaluskan direbus dalam sebanyak 500 ml air hingga air air berubah. Selanjutnya, air hasil perebusan diteteskan pada kertas HVS putih dengan pipet. Warna yang tampak pada kertas HVS diukur dengan kertas warna untuk mengetahui jenis warna yang dihasilkan. Tingkat kandungan warna yang dihasilkan selanjutnya dilakukan scoring, dengan kriteria 1=sangat kurang, 2=kurang, 3=sedang, 4=kuat, dan 5=sangat kuat.
Data yang sudah diperoleh selanjutnya dianalisis secara deskriptif kualitatif dan diklasifikasikan berdasarkan taksa, jenis warna yang dihasilkan, bagian yang menghasilkan warna dan tingkat kandungan warna yang dihasilkan.
Sebanyak 122 jenis dalam 57 suku tumbuhan dicatat sebagai penghasil pewarna, termasuk jenis liar yang ditemukan di kawasan remnant forest KRC (lampiran 1). Dua puluh tiga jenis dari koleksi KRC tersebut telah dimanfaatkan sebagai pewarna, baik sebagai pewarna utama, pewarna campuran maupun pengikat warna, seperti yang pernah dilaporkan oleh peneliti sebelumnya pada masyarakat lokal di Indonesia (Heyne, 1987; Harbelubun et al., 2005; Setyowati et al., 2005; Sutara, 2009; Rini et al., 2011; Muzzayinah, 2012; Rosyida dan Zulfiya, 2013). Fabaceae memiliki anggota jenis tumbuhan berpotensi pewarna terbanyak dibandingkan dengan suku yang lain. Suku Fabaceae tergolong suku yang besar dan banyak dikoleksi di KRC, begitu juga dengan Myrtaceae dan Rosaceae.Beberapa suku yang memiliki jumlah jenis berpotensi pewarna tersaji Gambar 1.
Artocarpus heterophyllus, Caesalpinia sappan, Dahlia sp., Bixa orellana, Ardisia spp., Bauhinia variegata dan jenis Indigofera spp. telah dimanfaatkan sebagai pewarna oleh masyarakat lokal Indonesia. Jenis-jenis tersebut juga telah dikembangkan sebagai pewarna kain di India, Birma, Srilanka, dan Nepal (Cristea and Vilarem, 2005; Siva,
Gambar 1.
Persebaran jumlah jenis tumbuhan beberapa suku penghasil warna di Kebun Raya Cibodas
2007; Saxena and Raja,2013). Castanopsis spp. (Fagaceae) dengan kandungan tanin tinggi sehingga dapat dikembangkan sebagai pewarna alam (Heyne, 1987).
Jenis tumbuhan pewarna tidak hanya berasal dari Indonesia. Beberapa jenis tumbuhan pewarna koleksi KRC berasal dari luar negeri antara lain Iresine herbstii, Prunus spp., Berberis spp., Dahlia sp., Bouganvillea, termasuk jenis invasif di kawasan remnant forest yaitu Dichroa febrifuga, Clidemia hirta, Piper aduncum dan Strobilanthes hamiltoniana. Di Pakistan, Iresine herbstii dimanfaatkan sebagai pewarna kain dan makanan (Batool et al., 2013). Begitu juga dengan jenis Prunus spp. dijadikan sebagai pewarna kosmetik (Sequen-Frey, 1981). Liquidambar formosana dan Diospyros kaki telah dimanfaatkan sebagai pewarna alami oleh masyarakat China (Liu et al., 2014). Berberis nepaulensis dan B. fortunei yang didatangkan dari Nepal, berpotensi sebagai pewarna seperti halnya pada B. aristata yang telah dimanfaatkan sebagai sumber warna di India (Semwal et al., 2012).
Keanekaragaman jenis tumbuhan berdasarkan warna yang dihasilkan dapat dikelompokkan menjadi penghasil warna merah, kuning, biru, ungu, hijau, coklat dan hitam. Coklat merupakan jenis warna paling banyak dihasilkan dari jenis tumbuhan, yakni sebanyak 31 jenis, sedangkan biru hanya dihasilkan dari empat jenis tumbuhan saja (Gambar 2).
Warna merah.Warna merah biasa dihasilkan oleh pigmen karotenoid dan antosianin yang banyak
Gambar 2.
Jumlah tumbuhan berdasarkan warna yang dihasilkan
ditemukan pada bagian akar, batang, bunga, buah dan jarang ditemukan di daun.Selain itu, senyawa bixinpada jenis Bixa orellana dan sappanin pada C. sappansebagai sumber warna merah (Lemmans dan Soetjipto, 1992). Beberapa jenis tumbuhan yang sumber warna merah antara lain Caesalpinia sappan (batang), Berberis nepaulensis (akar dan batang), Homalomena pendula (getah), Ziziphus sp. (batang), Pterocarpus indicus (batang), Phyllanthus emblica (batang), Syzygium zeylanicum (batang), dan Hibiscus rosa-sinensis (kelompak bunga).
Warna kuning.Warna kuning dihasilkan oleh pigmen karotenoid dan curcumin (Lemmans dan Soetjipto, 1992; Siva, 2007) dan berberin (Saxena and Raja, 2014). Sumber utama warna kuning yang dapat ditemukan di KRC antara lain rimpang Curcuma longa, C. mangga, C. xanthorriza, dan Zingiber casumounar yang telah dikenal sebagai pewarna makanan. Untuk menghasilkan warna kuning, rimpang diparut, ditambahkan sedikit air kemudian diperas dan diambil airnya.Setelah itu, pewarna tersebut ditambahkan pada adonan makanan.Untuk mendapatkan warna kuning yang lebih mencolok, ditambahkan sirih sehingga warna yang lebih kuat (Heyne 1987).Rendaman kayu nangka juga dapat dimanfaatkan sebagai sumber warna kuning pada batik (Rosyida dan Zulfiya, 2013).Berberis fortunei berpotensi sebagai pewarna kuning.
Warna biru.Warna biru banyak dihasilkan dari tanaman Indigofera dengan pigmen indigotina (Siva, 2007), salah satunya Indigofera scandens yang merupakan koleksi di KRC.Begitu juga dengan buah
Dichroa febrifuga dan bunga Lavandula officinalis L. berpotensi sebagai sumber warna biru.
Warna ungu. Warna ungu dihasilkan dari senyawa antosianin (Lemmens dan Wulijarni-Soetjipto, 1992). Beberapa jenis dengan kandungan warna ungu antara lain Clidemia hirta (bunga dan buah), Dianella javanica (buah), Didymocarpus asperifolia (bunga), Melastoma malabathricum (bunga dan buah), Muchlenbackia platyclades (buah), Peristrophe hyssopifolia (bunga), Strobilanthes cernua (daun) dan Symplocos spp. (buah).
Warna hijau. Warna hijau biasanya diperoleh dari pigmen klorofil yang digunakan sebagai pewarna makanan dan minuman (Siva, 2007). Beberapa jenis tumbuhan sebagai penghasil warna hijau antara lain Dichroa febrifuga, Foeniculum vulgare, Mentha arvensis, Pandanus amaryllifolius, Piper aduncum, Sophora tomentosa dan Camelia sinensis. Jenis lain yang berpotensi sebagai sumber warna hijau adalah Aristea ecklonii, Lavandula officinallis, Balsamina impatiens dan B. platypethala.
Warna coklat. Tanin merupakan pigmen yang menghasilkan warna coklat hingga kehitaman (Siva, 2007). Sumber warna coklat yang dapat ditemukan di KRC yaitu Camelia sinensis, Canna indica, Heliconia colinsiana, Magnolia montana, Musa sp., Trema orientale dan Odontosoria chinensis.
Warna hitam. Warna hitam banyak diperoleh dari kulit batang dan buah. Beberapa jenis buah memiliki kulit buah berwarna hitam seperti Ardisia pardalina, A. fuliginosa, Ricinus communis dan Macropanax undulatus sehingga dalam jumlah banyak dapat dijadikan sebagai pewarna hitam. Rendaman kulit kayu Caesalpinia sappan dan Rhodomyrtus tomentosa direndam dalam lumpur dapat menghasilkan warna hitam kelam (Heyne, 1987).
Warna dapat diekstrak dari bagian akar, umbi, batang, daun, bunga, buah termasuk biji,serta getah. Bunga merupakan bagian tumbuhan yang paling banyak dimanfaatkan sebagai pewarna karena karakteristik warna yang bervariasi dan mudah diamati.Beberapa jenis tumbuhan menghasilkan bunga sepanjang tahun sehingga mudah didapatkan, sedangkan umbi, akar dan batang sulit diidentifikasi potensi pigmen warna.Persebaran jumlah tumbuhan potensi warna berdasarkan bagian yang
dimanfaatkan sebagai pewarna disajikan dalam Gambar 3.
Gambar 3.
Jumlah tumbuhan berdasarkan bagian yang dimanfaatkan
Akar dan batang. Akar, batang dan kulit kayu memiliki kandungan tannin tinggi sehingga dapat dimanfaatkan sebagai pewarna. Akar dan batang dari Castanopsisspp., Trema orientale, Caesalpinia sappan, Pterocarpus indicus, Phyllanthus emblica, Macaranga sp., Syzygium polyanthum dan Rhodomyrtus tomentosa telah dimanfaatkan sebagai pewarna, terutama warna coklat, hitam atau merah, sedangkan batang Artocarpus heterophyllus sebagai sumber warna kuning.
Daun. Daun segar kurang memberikan variasi warna. Kandungan utama berupa klorofil memberikan warna hijau makanan antara lain Dracaenaangustifolia digunakan sebagai pewarna cendol dan Camelia chinensis yang telah dikeringkan dan hasil fermentasinya digunakan dalam pewarna minuman.de Winter dan Amoroso (2003) melaporkan bahwa daun Odontosoria chinensis yang dikeringkan menjadi sumber pewarna coklat.
Bunga. Warna yang mencolok serta bentuk beragam menjadikan bunga lebih mudah dikenali sebagai sumber pewarna dibanding batang dan akar. Jenis warna yang dihasilkan antara lain merah, ungu, kuning,biru dan jingga. Selain itu, beberapa jenis mampu berbunga sepanjang tahun sehingga menjamin ketersediaannya di alam. Beberapa jenis yang berpotensi warna pada bagian bunga antara lain Rhododendron spp., Salvia spp., Camelia spp., Prunus spp., Hisbiscus rosa-chinensis, Peristrophe sp. dan Dahlia pinnata.
Buah dan biji. Buah dan biji merupakan sumber warna yang juga dapat ditemukan pada tumbuhan. Warna yang menempel di telapak tangan saat proses pengupasan buah mengindikasikan tingkat kepekatan dan jenis warna. Salah satunya Pittosporum sp., memberikan warna hitam saat proses pengupasan. Begitu juga dengan Acmena acuminatissima (kupai landak) menyisakan warna merah-kehitaman saat dikupas. Beberapa jenis tumbuhan liar memiliki warna buah yang pekat, seperti yang ditemukan pada Vaccinium spp., Symplocos spp., Melastoma malabathricum, Dianella javanica, Berberis spp., dan Clidemia hirta berpotensi menghasilkan warna alami.
Dari 100 sampel yang diuji, 44 jenis tumbuhan memiliki tingkat kandungan warna sedang hingga sangat kuat (gambar 4).Begonia semperflorens, Bidens pilosa, Berberisnepaulensis, Muehlen-beckia platyclados, Calliandra haematocephala, Callistemon citrinus, Curcuma domestica, Dianella javanica, Indigofera scandens, dan Strobilanthes cernua memiliki kandungan warna yang kuat sehingga berpotensi untuk dikembangkan sebagai pewarna.
Gambar 4.
Jumlah tumbuhan berdasarkan tingkat kandungan warna yang dihasilkan
Sampai saat ini, senyawa kimia dari tumbuhan penghasil warna di KRC belum banyak diketahui.Ke depannya penelitian tentang kandungan senyawa kimia perlu dilakukan untuk mendapatkan jenisdapat dikembangkan menjadi pewarna alami.
Berdasarkan 122 jenis yang diinventarisasi, beberapa jenis tumbuhan koleksi KRC dapat dikembangkan sebagai pewarna alami, terutama jenis tumbuhan yang belum dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia dan jenis tumbuhan yang memiliki kanduangan pewarna yang kuat seperti pada Begonia semperflorens, Berberis nepaulensis, B. fortunei, Symplocos spp., Liquidambar formosanadanArdisia spp. Ke depannya uji kandungan senyawa kimia dari warna yang dihasilkan sangat diperlukan sehingga dapat dikembangkan sebagai pewarna alami.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Andria Agusta dan Bapak Wiguna Rahman, S.P. yang telah memberikan masukan dalam penulisan tulisan ini.Ucapan terima kasih kami ucapkan kepada para perawat koleksi dan pengawas di KRC yang memberikan informasi mengenai tumbuhan pewarna dan membantu dalam pengambilan sampel.
Daftar Pustaka
Batool, F., S. Adeel, M. Azeem, A.A. Khan and I.
Ahmad. 2013. Gamma radiations induced improvement in dyeing properties and colorfastness of cotton fabrics dyed with chicken gizzard leaves extract. Physic and Chemistry,89.33-37.
de Winter, W.P. dan V.B. Amoroso. 2003. Plant Resources of South-east Asia Cryptogams : Ferns and Fern Allies. Prosea foundation, Bogor.
Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia I-IV.Sarana Wana Jaya,Jakarta.
Gumilang, A.R, A. Hidayat dan E. Agustini. 2005.
Tanaman Berpotensi Obat Kebun Raya Cibodas. UPT Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Cibodas-LIPI, Cianjur.
Handayani, A. 2015.Keanekaragaman Lamiaceae berpotensi obat koleksi Taman Tumbuhan Obat Kebun Raya Cibodas, Jawa Barat.Dalam
Proseding seminar Nasional Masyarakat Biodiversitas Indonesia,1(6).1324-1327.
Harbelubun, A.E., E.M. Kesaulija dan Y.Y. Rahawarin. 2005. Tumbuhan Pewarna Alami dan Pemanfaatannya secara Tradisional oleh Suku Marori Men-Gey di Taman Nasional Wasur Kabupaten Merauke.Biodiversitas6(4).281-284.
Lemmens, R.H.M.J. dan W. Wulijarni-Soetjipto (Eds). 1992. Plant Resources of South-East Asia 3. Dye and tannin-producing plants. Prosea foundation, Bogor.
Liu, Y., S. Ahmed, B. Liu, Z. Guo, W. Huang, X. Wu, S. Li, J. Zhou, Q. Lei, dan C. Long. 2014. Ethnobotany of dye plants in Dong communities of China. J. Ethnobiology and Ethnomedicine 10(23). 1-8.
Mutaqien, Z. dan M. Zuhri. 2013. Establishing a longterm permanent plot in remnant forest of Cibodas Botanic Gardens, West Java. Biodiversitas 12.218-224.
Mutaqien, A., V.M. Tresnanovia, dan M. Zuhri. 2011. Penyebaran tumbuhan asing di Hutan Wornojiwo Kebun Raya Cibodas. Conference Paper: tersedia di: https://
www.researchgate.net/publication/256202773_ Penyebaran_Jenis_Tumbuhan_Asing_diHutan_Wornojiwo_ Kebun_Raya_Cibodas_Cianjur_Jawa_Barat. diakses tanggal 4 Februari 2016.
Rahman, W. dan L. Juairiah.Evaluasi Perkembangan dan Pemanfaatan Tanaman Hias.Prosiding ekspose dan seminar pembangunan kebun raya daerah.Bogor, tanggal 25-26 November 2013.
Rini, S., Sugiarti dan M.K. Riswati.2011. Pesona Warna Alami Indonesia. Hanggawarawati, PS., dan D. Sulis (eds). Yayasan Keanekaragaman Indonesia, Jakarta.
Rugayah, Retnowati, A, F.I. Windadri dan A. Hidayat.2004. Pengumpulan Data Taksonomi. Dalam Rugayah, E.A. Widjaja dan Praptiwi (eds). Pedoman Pengumpulan Data Keanekaragaman Flora. Puslit Biologi LIPI, Bogor.
Rosyida, A. dan A. Zulfiya.2013. Pewarnaan Bahan Tekstil dengan Menggunakan Ekstrak Kayu Nangka dan Teknik Pewarnaannya untuk Mendapatkan Hasil yang Optimal.Jurnal Rekayasa Proses 7(2). 52-58.
Setyowati, F.M., S. Riswan dan S. Susiarti. 2005. Etnobotani Masyarakat Dayak Ngaju di Daerah Timpah Kalimantan Tengah. Jurnal Teknologi Lingkungan6(3).502-510.
Siva, R. 2007. Status of Natural Dyes and Dye-yielding Plants in India.Current Science92(27).916-924.
Sutara, P.K. 2009.Jenis tumbuhan sebagai pewarna alam pada beberapa perusahaan tenun di Gianyar.Jurnal Bumi Lestari9(2): 217-223.
Vankar, P.S. 2000.Chemistry of Natural Dyes.Resonance 2000.73-80.
Cristea, D. and G. Vilarem. 2006. Improving light fastness of natural dyes on cotton yarn. Pigment and Dye70.238-245.
Widyatmoko, D., N. Suryana, A. Suhatman dan Rustandi. 2010. List of living plants collection cultivated in Cibodas Botanic Gardens. Indonesian Institute of Sciences, Cibodas Botanic Gardens, Cianjur.
Lampiran 1. Data jenis tumbuhan potensi pewarna di Kebun Raya Cibodas dan kawasanremnant forest.
No |
Nama Jenis Tumbuhan Suku Bagian Warna Asal habitus Tingkat Tumbuhan yang Koleksi kandu- yang Dihasilkan ngan Dimanfaakan |
1 2 |
Abutilon indicum (L.) Sweet Malvaceae bunga kuning China S 2 Abutilon megapotamicum (Spreng.) Malvaceae bunga merah China S 2 St. Hil. dan Naudin |
3 |
Acmena acuminatissima (Blume) Myrtaceae buah merah Jambi, Papua T 2 Merr. dan Perr. |
4 |
Aeschynanthus horsfieldii Gesneriaceae bunga merah Jawa H 2 (R. Br) Kunze |
5 6 8 7 9 10 11 12 13 14 15 |
Aeschynanthus radicans Jack. Gesneriaceae bunga merah Jawa H 2 Allamanda cathartica L. Apocynaceae bunga kuning Brazil W.Cl 2 Ardisia fuliginosa Blume Primullaceae kulit buah hitam Sumatra S 3 Ardisia pardalina Mez. Primullaceae kulit buah Coklat Sumatra S 3 Ardisia villosa Roxb. Primullaceae kulit buah ungu China, Jawa S 3 Arisaema filiforme (Blume) Reinw. Araceae buah kuning Jawa P.H 2 Aristea ecklonii Backer Iridaceae bunga biru Australia, S. Afrika P 2 Artocarpus heterophyllus L. Moraceae batang coklat Jawa T 3 Asclepias curassivica L. Asclepiadaceae bunga kuning Perancis S 2 Bauhinia variegata L. Fabaceae bunga ungu Burma, India T 2 Begonia semperflorens Link Begoniaceae bunga, daun merah Brazil H 5 dan Otto. |
16 17 |
Berberis fortunei Lindl. Berberidaceae batang kuning China S 2 Berberis nepaulensis (DC.) Spreng. Berberidaceae buah merah SE Asia - S 5 Formosana |
18 19 20 |
Bidens pilosa L. Asteraceae daun, bunga, batang kuning - H 4 Bixa orellana L. Bixaceae biji merah jingga Australia S - Bougainvillea glabra Choisy Nyctaginaceae bunga ungu Brazil W.Cl 3 forma sanderiana (Bailey) O. Deg. dan I. Deg. |
21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 |
Caesalpinia sappan L. Fabaceae kulit batang merah Aceh S/T -Calliandra haematocephala Hassk. Fabaceae bunga merah Amerika Selatan S 4 Callistemon citrinus Skeels. Myrtaceae bunga merah Australia S/T 4 Camellia japonica L. Theaceae bunga ungu Jepang S 5 Camellia sinensis (L) Kuntze Theaceae daun hijau Jepang S 3 Campanula latilobaA. DC Campanulaceae bunga coklat Siberia P.H 4 Canna indica L. Cannacaceae bunga coklat Amerika Selatan H 4 Castanopsis argentea A. DC Fagaceae kulit batang Coklat Jawa T 4 Castanopsis javanica A.DC Fagaceae kulit batang Coklat Jawa, Sumatra T 3 Casuarina equisetifolia L. Casuarinaceae batang merah Australia T 3 Casuarina rigida L. Casuarinaceae batang coklat Australia T 2 Cestrum diurnum L. Solanaceae bunga kuning India S 2 Cestrum purpureum (Lindl.) Standl. Solanaceae bunga merah, ungu Meksiko S 2 Cinnamomum burmanii (Ness.) BlumeLauraceae buah, daun hitam Jawa T 3 Clidemia hirta (L.) D. Don. Melastomataceae buah ungu - S 2 Clivia miniata (Lindl.) Bosse Amaryllidaceae getah coklat Afrika Selatan P.H 3 Coleus sp. Lamiaceae daun ungu Afrika P.H 2 Commelina paludosa Bulme Commelinaceae buah jingga Jawa P.H 2 Cuphea ignea A. DC. Lythraceae bunga merah Meksiko P 2 Curcuma aeruginosa Roxb. Zingiberaceae umbi hitam Jawa P 1 Curcuma domestica L. Zingiberaceae umbi Kuning Jawa P 5 Curcuma longa L. Zingiberaceae umbi kuning Jawa P 2 Curcuma mangga Val. Zingiberaceae umbi kuning Jawa P 1 Curcuma xanthorriza Roxb. Zingiberaceae umbi kuning Jawa P 2 Cyphomandra betaceae Sendtn. Solanaceae buah merah - S 3 Dahlia pinnata Cav. Asteraceae bunga merah - P.H 3 Dianella javanica (Blume) Kunth Liliaceae buah ungu Jawa P.H 4 |
49 |
Dichroa febrifuga Lour. |
Hidrangeaceae |
daun, buah |
hijau |
Himalaya |
P.H |
3 |
48 |
Didymocarpus asperifolia (Blume) Bakh. F. |
Gesneriaceae |
bunga |
ungu |
Jawa |
H |
3 |
50 |
Diospyros kaki L.f. |
Ebenaceae |
Batang |
merahChina dan Jepang |
T |
- | |
51 |
Elaeocarpus angustifolia Blume |
Elaeocarpaceae |
buah |
ungu |
Sumatra |
T |
2 |
52 |
Elaeocarpus grandiflorus Sm. |
Elaeocarpaceae |
buah |
ungu |
Jawa |
T |
2 |
53 |
Heliconia colinsiana L. |
Heliconiaceae |
batang |
coklat |
Malaya |
P.H |
2 |
54 |
Hemerocallis minor Mill. |
Liliaceae |
bunga |
coklat Asia Timur |
P.H |
2 | |
55 |
Hibicus rosa-sinensis L. merah |
Malvaceae |
bunga |
merah muda - |
China |
S |
2 |
56 |
Homalomena pendula (Blume) Bakh. F. |
Araceae |
getah |
merah Sulawesi, Sumatra, India |
P.H |
2 | |
57 |
Impatiens platypetala Lindl. |
Balsaminaceae |
bunga |
Merah muda |
Jawa |
H |
1 |
58 |
Indigofera scandens L. |
Fabaceae |
daun |
hijau |
Jawa |
P.H |
5 |
59 |
Iresine herbstii Hook. |
Amaranthaceae |
daun |
merah |
Brazil |
P.H |
3 |
60 |
Lavandula officinalis L. |
Lamiaceae |
bunga |
Hitam |
- |
2 | |
61 |
Leontodon autumnalis L. |
Asteraceae |
bunga |
kuning |
- |
P.H |
3 |
62 |
Liquidambar formosana Hance. |
Altingiaceae |
batang |
hitam |
China |
T | |
63 |
Macropanax undulatus (Wall.ex G. Don) Seem |
Araliaceae |
buah |
hitam |
Jawa |
T |
2 |
64 |
Magnolia montana (Blume) Figlar dan Noot. |
Magnoliaceae |
batang |
coklat |
Jawa |
S/T |
2 |
65 |
Malvaviscus arboreus Cav. |
Malvaceae |
bunga |
merah |
Meksiko |
S |
1 |
66 |
Medinilla speciosa (Reinw ex Blume) Blume |
Melastomataceae |
buah |
Merah muda |
Jawa |
S |
1 |
67 |
Melastoma malabathricum L. |
Melastomataceae |
buah |
ungu, merah |
India |
S |
2 |
68 |
Mentha arvensis L. avanica (Blume) Hook.f. |
Lamiaceae |
daun |
coklat |
Eropa |
P.H |
1 |
69 |
Muehlenbeckia platyclados Meisn. |
Polygonaceae |
buah |
ungu |
Somolon |
S.Cl |
4 |
70 |
Musa acuminata L. |
Musaceae |
getah |
coklat |
Jawa |
P.H |
3 |
71 |
Odontosoria chinensis (L.) J. Smith |
Dennstaedtiaceae |
daun |
coklat |
Jawa |
P.Fn |
3 |
72 |
Pandanus amaryllifolius Roxb. |
Pandanaceae |
daun |
hijau |
Indonesia |
S |
3 |
73 |
Pandorea jasminoides (Lindl.) K. Schum. |
Bignoniaceae |
bunga |
merah muda |
- |
S | |
74 |
Pavetta montana Reinw. ex Blume Rubiaceae |
buah |
hitam Jawa, Sumatra |
S/T |
2 | ||
75 |
Peristrophe bivalvis Merr. |
Acanthaceae |
daun |
ungu |
Jawa |
S |
3 |
76 |
Peristrophe hyssopifolia (Burm.f.) Bremek. |
Acanthaceae |
bunga |
ungu |
Jawa |
S |
- |
77 |
Photinia integrifolia var. integrifolia Lindl. |
Rosaceae |
pucuk daun |
merah |
Sumatra |
S |
- |
78 |
Phyllanthus emblica L. |
Phyllanthceae |
kulit batang |
biru tua, Jawa, Sumatra merah, hitam |
T |
- | |
79 |
Pilea melastomoides (Poir.) Bl. |
Urticaceae |
daun |
hijau |
Jawa |
H |
3 |
80 |
Pinanga coronata (BlumeexMart.) Blume |
Arecaceae |
buah |
Coklat-Hitam |
Jawa, Sumatra |
T |
3 |
81 |
Piper aduncum L. |
Piperaceae |
daun |
hijau |
Jawa |
P.Cl |
1 |
82 |
Polygala venenosa Juss. ex. Poir. |
Polygalaceae |
bunga |
ungu |
Jawa |
S |
2 |
83 |
Prunus arborea (Blume) Kalkman Rosaceae |
bunga |
merah muda |
Jawa |
T |
2 | |
84 |
Prunus cerasoides D. Don. |
Rosaceae |
bunga |
merah muda |
Himalaya |
T |
2 |
85 |
Prunus costata (Hemsl.) Kalkman Rosaceae |
bunga |
merah |
Papua |
T |
2 | |
86 |
Psychotria angulata L. |
Solanaceae |
bunga |
merah |
S |
2 | |
87 |
Pterocarpus indicus L. |
Fabaceae |
kulit batang |
merah |
Jawa |
T |
- |
88 |
Rhodamnia cinerea Jack. |
Myrtaceae |
kulit buah |
coklat |
Jawa |
S/T |
2 |
89 |
Rhodomyrtus tomentosa (Aiton.) Hassk. |
Myrtaceae |
kayu |
hitam |
Asia |
T |
- |
90 |
Ricinus communis L. |
Euphorbiaceae |
daun dan buah |
hitam |
Jawa |
S |
3 |
91 |
Rubus ellipticus Sm. |
Rosaceae |
daun |
hijau |
Himalaya |
S |
2 |
92 |
Rubus fraxinifolius Poir. |
Rosaceae |
buah |
jingga |
Jawa |
S |
2 |
93 |
Salvia ianthina Otto ex Dietr. |
Laminaceae |
bunga |
coklat |
Meksiko |
P.H |
1 |
94 |
Salvia splendens Sellow ex wied-Neuw. |
Laminaceae |
bunga |
ungu |
Brazil |
P.H |
3 |
95 |
Sinningia sellovii (Mart.) Wiehler |
Gesneriaceae |
bunga |
merah |
- |
P.H |
2 |
96 |
Sophora tomentosa L. |
Fabaceae |
daun |
hijau |
Sulawesi |
S |
3 |
97 |
Strobilanthes cernua Blume |
Acanthaceae |
daun |
ungu |
Jawa |
P.H |
5 |
98 |
Symplocos cochichinensis (Lour.) S. Moore |
Symplocaceae |
buah, daun |
Ungu, kuning Himalaya |
S/T |
2 | |
99 |
Symplocos costata (Blume) Choisy. |
Symplocaceae |
buah |
ungu |
Jawa |
S/T |
2 |
100 |
Symplocos fasciculata Zoll. |
Symplocaceae |
kulit batang |
merah |
Jawa |
S/T | |
101 |
Symplocos ludica (Thunb.) Siebold dan Zucc. |
Symplocaceae |
buah |
ungu |
Jawa |
S/T |
2 |
102 |
Symplocos odoratissima Choisy. ex Zoll. |
Symplocaceae |
buah |
ungu |
Jawa |
S/T |
2 |
103 |
Symplocos ribes Jungh. dan de Vriese. |
Symplocaceae |
buah |
ungu |
Sumatra |
S/T |
- |
104 |
Syzygium cumini (L.) Skeels. |
Myrtaceae |
batang |
coklat |
Jawa |
T |
1 |
105 |
Syzygium polyanthum (Wight) Walp. |
Myrtaceae |
kulit batang |
hitam, coklat, Sumatra merah |
T |
- | |
106 |
Syzygium zeylanicum DC. |
Myrtaceae |
kulit buah |
hitam |
Sumatra, Jawa, Sulawesi, Papua |
T |
- |
107 |
Taraxacum officinale F.H. Wigg. |
Asteraceae |
bunga |
kuning |
- |
H |
2 |
108 |
Tetranthera angulata (Blume) Nees |
. Lauraceae |
daun |
merah |
Jawa |
T |
3 |
109 |
Thunbergia mysorensis (Wight) T. Anderson ex Bedd. |
Acanthaceae |
bunga |
merah |
Jawa |
P.H |
3 |
110 |
Trema orientale (L.) Blume |
Ulmaceae |
kulit batang |
coklat |
Jawa |
T |
2 |
111 |
V. cylindricum Buch. Han ex. D. Don |
Adoxiaceae/ Caprifoliaceae |
buah |
hitam |
Jawa, Sumatra |
S |
3 |
112 |
V. sambucinum Reinw ex. Blume |
Adoxiaceae |
buah |
hitam |
Jawa |
S |
3 |
113 |
Viburnum lutescent Blume |
Adoxiaceae |
buah |
hitam |
Jawa |
S |
3 |
114 |
Zingiber casumounarRoxb. |
Zingiberaceae |
umbi |
kuning |
Jawa |
P |
2 |
115 |
Zygocactus truncates (How) . |
Cactaceae |
bunga |
ungu |
- |
P |
3 |
K. Scbum.
Keterangan: T=Pohon; S=Semak; S/T=semak atau kadang ditemukan dalam bentuk pohon; P.H=herba perennial; P.Cl=perennial memanjat; P=Perennial; W.Cl=memanjat berkayu; H.Cl=herba memanjat;S.Cl=semak memanjat; H=herba (-)= belum diketahui asal koleksinya/tidak diamati
58
Discussion and feedback