PENERAPAN MANAJEMEN ENERGI DI HOTEL SEBAGAI USAHA MENGURANGI EMISI KARBON

IAD. Giriantari, Made Sumantera

Program Studi Magister (S2) Teknik Elektro UNUD e-mail: dayu.giriantari@unud.ac.id

Abstract

Energy management is very crucial now days due to the energy crisis and considering the emission produce by the activity. The production of energy releases large amount carbon emission to the environment, in addition the energy usage also produces carbon emission. Therefore, the unwise usage of energy leads to damage environment due to double amount of carbon emission. Application an energy management has an important role in reducing energy use in hotel particularly. Energy management in a hotel has produced a decision to apply a heat recovery system at their air condition system. It has significantly reduced oil consumption ofthe boilerfrom 772.274 litre/year to 158.472 litre/year that means a reduced on the carbon emission of 1.641.307 kg /year

Keywords : energy management, emission, environment, heat recovery system

  • 1.    Latar Belakang

Pembangkitan energi listrik di Indonesia saat ini masih dengan membakar sumber energi fosil (batubara dan minyak bumi) yang selalu akan menghasilkan emisi buang yang berdampak buruk terhadap lingkungan. Sementara itu, di lain pihak energi listrik merupakan kebutuhan pokok masyarakat. Oleh karena itu pemanfaatan energi listrik hendaknya dilakukan dengan bijak sehingga pembakaran fosil dapat dikurangi dengan demikian emMbuw,w

Selain hal tersebut diatas, cadangan sumber energi fosil sangat terbatas dan diperkirakan hanya akan bertahan sampai 50 tahun lagi (Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral. 2005). Harga dari bahan bakar fosil ini juga terus meningkat. Dengan harga minyak internasional yang berkisar antara $70 per barrel (data terakhir Juni 2009), memaksa pemerintah Indonesia harus mengeluarkan lebih dari $ 7 triliun untuk subsidi. Jumlah ini lebih besar daripada gabungan antara anggaran tahunan untuk Departemen Kesehatan dan Departemen Pendidikan Nasional kita. Namun, minyak tetap mendominasi sumber energi Indonesia, dan masih menjadi kontributor bagi usaha pembangkit listrik.

Pelanggan Listrik komersial merupakan konsumen listrik yang sangat besar di sektor urban. Penggunaan listrik di sektor ini bisa dihemat melalui metode tanpa atau biaya rendah, dan bisa menghemat lebih banyak lagi dengan biaya menengah-tinggi. Untuk setiap kilowatt/jam listrik yang tidak dipakai sektor urban, berarti menyediakan 1 kilowatt/ jam listrik untuk mereka yang hingga kini belum mendapat akses listrik, juga berarti berkurangnya polusi di daerah sekitar pembangkit listrik yang berakibat berkurangnya emisi gas rumah kaca.

Salah satu sektor komersial yang penting terutama di Bali adalah industri perhotelan. Hotel yang merupakan sektor industri pelayanan atau hospitality merupakan salah satu konsumen energi listrik yang besar dalam tingkat konsumsinya. Studi ini dibuat dengan mengambil contoh penerapan manajemen energi pada sebuah hotel di Nusa Dua dengan mengaplikasikan Heat Recovery System yang memanfaatkan energi panas yang dikeluarkan oleh sistem pendingin untuk boiler. Studi ini menjelaskan bahwa manajemen energi di hotel dapat mengurangi emisi karbon yang cukup signikan.

  • 2.    Metodologi

Studi ini dilakukan dengan mengamati dan mencatat serta menganalisa pemakaian energi di sebuah hotel sebelum penerapan manajemen energi dan sesudah penerapan manajemen energi. Metode pengambilan data sekunder dengan mengumpulkan data dari beberapa sumber serta data pemakaian energi dari hotel yang dipakai sampel sedangkan data primer diperoleh dengan melakukan pengukuran dan pencatatan data setelah penerapan manajemen energi.

  • 3.    Pembahasan

    • 3.1    Gambaran Umum Manajamen Energi Hotel

Sebuah program manajemen energi hotel haruslah dimulai oleh manajemen puncak, yang artinya manajemen puncak (tcp management) harus memahami denganjelas konsep analisa cost-benefit dari suatu program manajamen energi (Wyne C. Turner.2005). Oleh karena itu langkah awal harus menggunakan tcp-dcwn. Namun dalam pelaksanannya rincian program harus disertai masukan dari manajemen dibawahnya. Masukan dari staf sangat penting bagi suksesnya sebuah program manajemen energi secara umum.

Komitmen dari manajemen puncak harus direalisasikan. Untuk merealisasikan program, langkah awal adalah dengan melakukan audit energi. Langkah ini penting guna mencari tahu potensi penghematan sebagai dasar penyusunan target penghematan (European Commision,2000). Target tersebut akan dituangkan ke dalam suatu rencana aksi yang harus di susun bersama. Dalam menerapkan rencana aksi tersebut, proses monitoring yang rutin harus dilakukan. Setelah masa implementasi selesai, dilakukan evaluasi untuk melihat apakah target penghematan sudah dicapai. Berikut akan dijelaskan secara detil tahapan-tahapan dari implementasi manajemen energi hotel ini.

  • 3.2    Manajemen Energi Hotel

Untuk merealisasikan program manajemen energi hotel bagan berikut merupakan tahapan-tahapan yang harus dilakukan (Wyne C. Turner.2005):

Gambar 1. Diagram Manajemen Energi Hotel

Masing-masing tahapan pada diagram manajemen energi hotel ini akan dijelaskan pada bagian berikutnya.

  • 1)    Make Commitment

Make Ccmitment adalah tahap awal untuk membuat komitmen bersama antara manajemen puncak dan manajemen dibawahnya yang intinya berkomitmen untuk melakukan perbaikan efisiensi energi secara berkelanjutan.

Tahap ini merupakan tahap yang penting karena pada tahap Make Ccmmitment atau membuat komitmen bersama ini harus disepakati beberapa hal yang akan menentukan berjalan tidaknya rencana program manajemen energi yang akan di laksanakan.

Pada tahap ini ada beberapa poin penting yang harus disepakati diantaranya adalah (Wyne C. T”“;™5):.

  • a.  Menunjuk seorang manajer energi yang

bertugas untuk mengawal seluruh kegiatan yang berhubungan dengan rencana program manajemen energi hotel yang akan dilaksanakan.

  • b.    Membentuk tim energi yang akan dipimpin oleh manajer energi yang ditunjuk diatas untuk merumuskan secara detil rencana program manajemen energi hotel yang akan dilaksanakan. Tim energi yang dibentuk idealnya melibatkan semua manajemen dibawah yang ada di hotel tersebut sehingga benar-benar dapat mewakili seluruh stake holder yang terlibat di hotel.

  • c.    Membuat kebijakan energi. Kebijakan energi dibuat bersama-sama dengan manajemen puncak dan tim energi yang telah dibentuk, kebijakan energi yang dibuat benar-benar harus mengacu kepada efisiensi penggunaan energi di hotel.

  • 2) . Assess Performance

Tahap Assess Petformance merupakan tahap mengumpulkan data, menentukan baselining dan melakukan analisa dan evaluasi awal atau merupakan proses audit energi.

Tahap Assess Performance dibagi menjadi tiga langkah utama (Wyne C. Turner.2005, dan European Commision, 2000),yaitu:

  • a.    Menentukan variabel data yang akan digunakan dalam implementasi manajemen energi ini, seperti dibawah ini:

    Variable bata

    Square Meters

    Luas bangunan

    Guest Night

    Total tamu

    Food Covers

    Total tamu makan

    Cool Deg Days

    Suhu

    Heat Deg Days

    Suhu

    Energy MJ

    Energi dim mega joule

    Water M3

    Pemakian air

    Energy Cost

    Biaya energi

    Water cost

    Biaya air

    Laundry (Kg)

    Total pencucian

Berdasarkan variabel data yang ditabelkan diatas, pada karya tulis ini variabel data yang digunakan adalah variabel data yang berhubungan dengan energi listrik saja yaitu : luas bangunan, total tamu, total tamu makan, suhu (cooling degree days), energi dalam mega joule, biaya energi, total pencucian.

Satuan energi dinyatakan dalam mega joule dengan menggunakan formulasi (Kenneth C. Weston, 2000) sebagai berikut.

Fuel = Liter x 38,59 = MJ

Listrik     =kWhx3,59 =MJ

LPG      = Kgx49,200 =MJ

Cooling degree per days adalah variabel yang digunakan untuk menghitung tingkat kenaikan suhu atau temperatur lingkungan, variabel ini dinyatakan dalam formulasi (Wyne C. Turner.2005, dan (Wyne C. Turner, 2005, dan European Commision, 2000):

Cooling degree =

HighestTemperature + LowestTemperature 0 --18

2

Pada contoh di atas suhu tertinggi pada hari itu adalah sebesar 340 Celcius, kemudian suhu terrendah pada hari itu adalah 240, maka cooling degree didapatkan sebesar 11. Cooling degree sangat berpengaruh dalam konsumsi energi, karena suhu atau temperatur lingkungan yang menurun menyebabkan tingkat konsumsi energi untuk melakukan pendinginan ruangan (AC) menjadi berkurang.

  • b.    Baselining dan Benchmarking

Baselining dan Benchmarking dilakukan untuk mendapatkan standar yang sesuai untuk digunakan sebagai acuan di dalam merencanakan action plan (Wyne C. Turner.2005, dan European Commision.2000). Baselining yang digunakan adalah hotel dengan data seperti Tabel 1.

Karena di Indonesia belum ada standar yang dapat digunakan sebagai acuan, maka data benchmarking menggunakan standar dari Amerika Serikat. Walaupun standar ini terlalu ideal untuk ukuran Indonesia, tetapi dapat digunakan sebagai pembanding.

Tabel 1. Baseline

389 rooms, 42.189 m2, full Laundry and Bath tub

Month

# Guest

Energy

Cost

MJ/M2

$/M2

MJ/

Guest

$/

Guest

Water

Cost

M2/

M3

$/

M2

M3/

Guest

$/

Guest

Jan

15.079

$104.913

137

$2. 4867

382

$6. 9575

$9.446

0,54

$0. 2239

1,52

$0. 6264

Feb

12.704

$75.081

95

$1.7796

316

$5. 9100

$8.416

0,49

$0. 1995

1,61

$0. 6625

Mar

14.065

$80.023

102

$1.8968

306

$5. 6895

$7.629

0,44

$0. 1808

1,32

$0. 5424

Apr

16.208

$79.724

101

$1.8897

262

$4. 9188

$7.342

0,42

$0. 1740

1.1

$0. 4530

May

14.592

$84.061

103

$1.9925

298

$5. 7608

$7.022

0,45

$0. 1664

1,15

$0. 4812

Jun

14.905

$79.142

99

$1.8759

279

$5. 3098

$6.933

0,43

$0. 1643

1.12

$0. 4651

JuE

21.041

$82.355

105

$1. 9521

211

$3. 9140

$8.130

0,47

$0. 1927

0,94

$0. 3864

Aug

19.294

$81.078

105

$1.9218

230

$4. 2023

$7.659

0,46

$0. 1815

1.00

$0 3970

Sept

19.853

$81.827

103

$1.9395

219

$4. 1216

$8.193

0,48

$0. 1942

1.01

$0.4127

Oct

19.976

$88.346

108

$1.0941

227

$4. 4226

$8.187

0,47

$0. 1940

1.00

$0. 4098

Nov

16,175

$83,575

102

$1.9810

266

$5.1669

$7,074

0.41

$0.1677

1.08

$0.4373

Dec

17,263

$88,264

106

$2.0921

260

$5.1129

$7,323

0.43

$0.1463

1.06

$0.4242

Y-T-D

167.717

$836.551

1.057

$19. 8286

266

$4.4. 9879

$78.965

4,56

$1. 8715

1,15

$0. 4708

2006

128.359

$1,041,453

1.318

$24. 6854

433

$8.1136

$99.586

5,69

$2. 3605

1,87

$0. 7758

Tabel 2. Performance Indicator & Benchmark Range

Performance Indicator* and the Benchmark ( BM ) Range

Performance Indicators

BM Range

Engineering Department

Power Factor

0.98 to 0.99

Totaf electricity consumed by hotel per year kWh∕m2∕year

175 TO 225

Total energy consumed by the hotel per unit area per year GJ∕m2∕year

1 TO 1.5

Total water (domestic + municipal water) consumed per 100 guest

35 TO 45

stayed in the hotel M3∕100 guest/day

Repair and maintenance expenditure for engineering Vs Financial turn over

1 ; 60 TO 75

Laundry Department

Electricityconsumed for proccesing linen (includes washing, rinsing, finishing

130 TO 150

and lighting in the laundry department) per day kWh/Ton of linen processed/

day

Total water (cold and hot) consumed for processing linen per day M3rTon of

36 TO 43

linen processed ∕ day

Total chemical (light, dark, and white) load consumed for proccesing linen per

12TO 15

day Kg ∕ Ton of linen processed ∕ day

Repair and maintenance ( R&M)expenditure on laundry machinery Vs guest

1 : 6 TO 10

laundry earning

Repair and maintenance ( R&M) expenditure on laundry machinery Vs Financial

1 : 500 TO 600

turn over

  • c.    Melakukan analisa dan evaluasi. Dari baseline dan benchmarking dilakukan analisa dan evaluasi variabel data mana saja yang terlibat dalam proses manajemen energi pada efisiensi energi listrik. Dari tabel performance indicator dan benchmarking range kita dapat melihat untuk engineering department antara lain: power factor, total konsumsi energi dalam kWh/m2/ year dan seterusnya (Kenneth C. Weston, 2000).

  • i.    Set Goals

Tahap Set Goals meliputi kegiatan mengembangkan sasaran performa yang efektif, menentukan batasan/scope, mengestimasikan potensi-potensi yang bisa ditingkatkan dan membuat sasaran. Dalam menentukan sasaran yang ingin dicapai sebaiknya ditentukan secara bertahap tidak membuat banyak sasaran dalam waktu yang bersamaan (European Commision, 2000>-

Tabel 3 dibawah ini adalah contoh bagaimana menentukan sasaran:

Pada tabel diatas, terlihat beberapa aksi yang akan dilakukan misalnya dengan menaikkan powerfactor diharapkan menghasilkan efisiensi rata-rata sebesar 5,1 %, kemudian pada sistem pendingin ruangan dengan menginstall variabel air volume control dapat meningkatkan efisiensi rata-rata sebesar 12.6%, demikian seterusnya.

  • 3) . Action Plan

Pada tahap Create Action Plan ditentukan langkah-langkah teknis dan target yang ingin dicapai, menentukan aturan-aturan dan sumber daya yang dibutuhkan. Sebagai contoh: Sebuahhotel membuat action plan mengganti Chiller dengan chiller baru yang bisa memanfaatkan kembali hawa panas yang dikeluarkan, maka dilakukan perhitungan teknis awal.

Perhitungan saving biaya minyak solar:

Jika pola beban pendinginan dari hotel diketahui, maka HRS advantagejuga bisa diketahui seperti pada tabel 4 dibawah ini.

Tabel 3. Contoh set goals


Tabel 4. Beban Pendinginan Hotel

JAM

OPERASI

BEBAN PENDINGINAN HOTEL

HR S ADVAN TAGE (T R)

7

25%

14

8

35%

1 9 ,6

9

40%

22,4

10

45%

25,2

11

60%

33,7

12

80%

44,9

13

95%

53,3

14

100%

56,1

15

95%

53,3

16

95%

53,3

17

95%

53,3

18

100%

56,1

19

95%

53,3

20

85%

47,7

21

75%

42,1

22

65%

36,5

23

55%

30,9

24

50%

28,1

1

45%

25,2

2

65%

36,5

3

60%

33,7

4

30%

1 6 ,8

5

25%

14

6

25%

14

TOTAL H R

C AP ACITY/DAY

15,4

863,9

Untuk hasil air panas 600C dari suhu awal 250C (“T = 350C). Total HR Capacity/day = 863,9 TR = 2.612.600,80kcal/day

Hasil airpanas dari HR = 2.612.600,80/35.000 = 74,65

Jika 1 liter minyak solar = 7000 kcal, maka konsumsi

sota^.612.™,80^^^

Jika harga 1 liter solar non subsidi = Rp.6000, maka saving:

biaya solar/tahun = 365xRp.6000x373,23liter

= Rp.817.417.500,-

JikaUSD1.00 = Rp.10.500,-maka = USD77,849.29

Hal ini berarti saving biaya untuk membeli bahan bakar solar pertahun adalah USD 77,849.29

Perhitungan saving dari pemakain listrik (kWh):

Jika dari pengukuran diketahui pemakain Chiller existing membutuhkan listrik sebesar 7024,8 kWh/ hari, maka biaya pertahun adalah:

365hari x 7024,8kWh x Rp.750 = Rp.1.923.039.000,-

Sedangkan 2set Chiller baru terdiri dari chiller, pompa, dan cooling tower yang direncanakan akan dipasang membutuhkan:

  • 1.    Chillerkonsumsi 3573,6 kWh/hari, makabiaya pertahun adalah:

365hari x 3573,6 kWh x Rp. 750

_ =rp≡≡∞...... ..

  • 2.    Pompa CW = 57kW, maka biaya pertahun:

57kWxRp. 750x24x365

  • . v3'1—......... ..

  • 3.    Cooling Tower =11 kW, maka biaya setahun:

11kWxRp.750x24x365

= Rp.72.270.000

Jadi biaya pemakain listrik total pertahun untuk Chillerbaruadalah: Rp. 1.425.033.000

Sehingga saving cost dari pemakain lisrik pertahunadalah:Rp.498.006 000

Jika USD1.00 = Rp. 10.500 maka saving cost

me^adiUSD47429.14

Jika investasi untuk membeli 2 set Chillerterdiri dari chiller, pompa dan cooling tower adalah USD

240,988.00, maka Return cf Investment (ROI) = 240,988/(77,849.29+47,429.14)

= 1,9 tahun

= 1 tahun 11 bulan

  • ii.    ImplementActionPlan

Pada tahap ini beberapa langkah yang harus dilakukan (European Commision.2000) adalah: a. Membuat rencana komunikasi yang intens antara semua stake holder yang terlibat di dalam pengelolaan hotel, mulai dari tingkat manajemen sampai dengan tingkat paling bawah seperti room boys sehingga terjalin komunikasi yang akrab yang mendukung program manajemen energi ini.

  • b.    Meningkatkan kesadaran pengguna energi di lingkungan hotel, termasuk para tamu di beri penjelasan yang memadai sehingga mereka memahami mengapa tindakan penghematan energi ini diperlukan.

  • c.    Motivasi diperlukanjuga untuk meningkatkan kesadaran yang pada akhirnya membuat program manajemen energi ini sukses.

  • d.    Melakukan tracking dan monitoring. Pelacakan dan monitoring diperlukan agar apa yang telah direncanakan pada action plan benar-benar dilakukan pada implementaion action plan ini.

  • iii.    Evaluate Progress

Pada tahap ini dilakukan langkah-langkah pengukuran hasil-hasil dari implementation plan, kemudian dilakukan review terhadap action plan yang telah dilakukan.

Dari hasil review akan didapatkan apakah implementation plan yang telah dilakukan hasilnya sesuai dengan set goals (sasaran) yang telah ditetapkan. Bila hasilnya sesuai atau lebih bagus dari set goals maka action plan ini dapat dilakukan lagi untuk kedepannya. Bila hasilnya tidak sesuai atau sebaliknya, maka harus dilakukan reassesment untuk melakukan perbaikan yang berkelanjutan dan proses di ulangi lagi mulai dari langkah ke dua yaitu Assess Performance.

Sebuah hotel yang telah mengimplementasikan Heat Reccvery System ini dan melakukan evaluasi diperoleh pengurangan pemakain bahan bakar solar yang sangat signifikan. Tabel dibawah menunjukan sebelum dan sesudah implementasi HRS.

Dari tabel 4 terlihat bahwa penurunan pemakaian bahan bakar dari 772.274 liter/tahun menjadi 158.472 liter/pertahun atau sekitar613.802 liter.

Berdasarkan data dari National Energy Foundation (National EnergyFoundationWebsite: http://www.nef.org.uk/greencompany/



Gambar 2. Implementasi Heat Recovery System    Gambar 3. Blok diagram Heat Recovery System

di Hotel

Tabel 5

Konsumsi energi sebelum dan sesudah implementasi HRS

BEFORE IMPLEMENTATION 2007

AFTER IMPLEMENTATION 2008

Units

Total

Average per month

Units

Total

Average per month

A

Electric

A

Electric

1

Total Electric cost

Rp

1,938,281,676

484,570,419

1

Total Electric cost

Rp

2,335,849,432

583,962,358

B

LPG

B

LPG

1

Total Used

kg

93,339

23,335

1

Total Used

kg

21,513

5,378

2

Rate

Rp/kg

8,125

8,125

2

Rate

Rp/kg

8,146

8,146

3

Total LPG Cost

Rp

758,335,066

189,583,767

3

Total LPG Cost

Rp

175,251,766

43,812,942

C

Solar Fuel

C

Solar Fuel

1

Total Used

Liter

772,274

193,069

1

Total Used

Liter

158,472

39,618

2

Rate

Rp/Lt

11,413

11,413

2

Rate

Rp/Lt

9,895

9,895

3

Total Solar Fuel Cost

Rp

8,813,606,494

2,203,401,624

3

Total Solar Fuel Cost

Rp

1,568,076,553

392,019,138

D

Grand Total

RP

11,510,223,236

2,877,555,809

D

Grand Total

RP

4,079,177,751

1,019,794,438

E

Grand Total

USD

1,251,111

312,778

E

Grand Total

USD

443,389

110,847

RESULT SAVING

RP

7,431,045,485

1,857,761,371

USD

807,722

201,931

RESULT YEARLY SAVING

USD

^2,423,167

co2calculator.htm), konversi pembakaran 1 liter solar menghasilkan 2,674 kg CO2 maka pengurangan emisi CO2 ke udara pertahun dari 613.802 liter solar adalah sebesar1.641.307kgCO2.

  • iv.    Recognized Achievement

Pada tahap ini bila hasil yang dicapai memuaskan maka pihak manajemen sebaiknya memberikan penghargaan dan mengumumkan pencapaian ini di lingkungan internal hotel dan eksternal hotel agar metode atau aturan-aturan yang diterapkan di hotel ini dapat ditiru oleh pihak atau hotel lainnya demi tercapainya penggunaan energi yang efisien.

Seperti halnya kasus diatas, pihak hotel bisa mengumumkan kepada publik dan konsumen tentang keberhasilan dalam pengurangan emisi CO2 yang dilakukan. Hal ini akan memberi dampak positifbukan hanya kepada lingkungan akan tetapi juga kepada hotel tersebut dengan populernya Ecotourism di dun,a.

Dari suksesnya implementasi HRS maka akan memacu untuk melakukan manajemen energi dan inovasi lain untuk mencapai pemanfaatan energi yang efisien sehingga dapat memperbesar revenue dari hotel tersebut disamping juga ikut andil dalam memperlambatperubahan iklim dunia.

  • 4.    Simpulan dan Saran

  • 1)    Simpulan

Manajemen energi di sektor industri perhotelan memberikan dampak signifikan terhadap penurunan emisi CO2 ke udara sehingga dapat mengurangi kerusakan lingkungan.

Implementasi Heat Recovery System (HRS) di hotel dapat mengurangi emisi CO2 sebanyak 1.641.307 kg atau 1.641,307 ton. Keberhasilan hotel di Bali dalam mengurangi emisi CO2 dapat digunakan sebagai promosi Ecotourism kepada dunia.

Manjemen energi di industri hotel dapat menghasilkan pemakaian energi yang efisien sehingga menambah revenue dan ikut mengurangi pemanasan global.

  • 2) . Saran

HeatRecoverySystem (HRS) adalah salah satu cara untuk efisiensi energi. Masih banyak cara lain yang bisa dilakukan seperti: mengganti lampu dengan lampu hemat energi, memelihara/ membersihkan AC secara rutin, dan lain sebagainya.

Daftar Pustaka

AlbertThurman and EricA. Woodroof. 2005. Handbook CfFinancingEnergy Prcjec. The Fairmont Press.

Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral. 2005. Kebijakan Energi Nasional. Jakarta.

European Commision.2000. Energy Audit Guide. Athens.

Kenneth C. Weston. 2000. Energy Conversion-The Ebook.

National Energy Foundation Website: http://www.nef.org.uk/greencompany/co2calculator.htm Oy

PT. PLN (Persero). Laporan Tahunan 2007. Jakarta.

Stephen A. Roosa, Ph.D. and Arun G. Jhaveri, Ed.D.2008. Carbon Reduction, Policies, Strategies and technologies. The Fairmont Press.

Volker Quashcning.2005. Understanding Renewable Energy System. Earthscan -UK.

Wyne C. Turner.2005. Energy ManagementHandbook. The Fairmont Press.

276