TANAH PENUTUP LANDFILLMENGGUNAKAN SAMPAH LAMA SEBAGAI MEDIA OKSIDASI METANA UNTUK MENGURANGI EMISI GAS METANA
on
TANAH PENUTUP LANDFILLMENGGUNAKAN SAMPAH LAMA SEBAGAI MEDIA OKSIDASI METANA UNTUK MENGURANGI EMISI GAS METANA
Opy Kurniasari1)*, Enri Damanhuri2)*, Tri Padmi3)*, Edwan Kardena4)* 1Mahasiswa Program Doktor ,Teknik Lingkungan ITB, Jl. Ganesha No. 10 Bandung 2)3)4)Program Studi Teknik Lingkungan FTSL- ITB, Jl. Ganesha No. 10 Bandung *email :opy_ksw@yahoo.com; enri.damanhuri@gmail.com; tripadmi@gmail.com;
Abstrak
Metana adalah gas alam yang dilepaskan ke atmosfir oleh proses biologi yang terjadi pada lingkungan anaerobik melalui proses metanogenesis. Metana mempunyai kekuatan 21 kali lebih besar terhadap kenaikan suhu dibandingkan CO2dalam periode waktu 100 tahun.Landfill adalah sumber kegiatan manusia terbesar yang menghasilkan metana. Salah satu cara yang sederhana dan murah untuk mengurangi gas metana dari landfill yang lepas ke alam adalah dengan mengoksidasi metana dengan memanfaatkan tanah penutup landfill sebagai media mikroorganisma pengoksidasi metana, sehingga dapat mengurangi kontribusi metana pada pemanasan global. Tujuan penelitian yaituuntuk mengidentifikasi empat jenis sampah lama (kompos landfill mining)dari beberapa TPA di Kota dan Kabupaten Bandung sebagai alternatif untuk tanah penutup landfill yang dapat mendukung oksidasi metana.Sampel yang akan diidentifikasi adalah sampah lama dari 4 (empat) TPA (Tempat Pemrosesan Akhir Sampah) yaitu TPA Jelekong, TPA Pasir Impun , TPA Leuwi Gajah dan TPA Sarimukti.Hasil identifikasimenunjukkan bahwa sampah lama dari keempat TPA mempunyai karakteristik untuk dapat menjadi alternatif tanah penutup landfill sebagai media yang mendukung oksidasi metana dan sampah lama dari TPA Jelekong mempunyai potensi oksidasi yang lebih besar dibandingkan dari TPA lainnya.
Kata kunci : kompos,landfill, metana, oksidasi, sampah lama, tanah penutup
Abstract
Methaneis anaturalgasthatis releasedinto the atmospherebybiological processesthat occur inanaerobicenvironmentsthrough aprocess ofmethanogenesis. Methanehas aforce21 times greaterthan CO2ontemperature risein a period of100 years. Landfillsarethe largestsource ofhuman activitiesthat producemethanegas. Onesimple andinexpensivewayto reducelandfillmethaneescape intonatureis tooxidizemethaneby utilizingland fillcovermaterial(Biocover) asmethane-oxidizing microorganismsmedia, so as toreduce thecontributionof methaneto global warming. The purposeofthis study istoidentifyfourtypes ofcompostlandfillminingfromalandfillinBandung City and Countyas an alternativetol and fillcover soilthatcansupport theoxidation ofmethane. Samples to beidentifiedisage refuse(compost landfillmining) fromfour a landfill is Jelekonglandfill , Pasir Impun landfill ,LeuwiGajah landfill andSarimuktilandfill . Expectedresults ofthis studyas a first stepforfurtherstudiesof methaneoxidationandcontribute to thescientificknowledgein an effort toreducemethanegasfrom landfills.Identificationresultsshowedthatage refuseoffourcharacteristics thatcanbe used asan alternativelandfillcover soilas a mediumthat supports theoxidation ofmethaneandage refusefrom thelandfillJelekonghavea greateroxidationpotentialthanotherage refusefrom thelandfill.
Keywords: compost, landfill, methane, oxidation, age refuse, cover soil
Kegiatan manusia diperkirakan mengeluarkan emisi gas metana (CH4) sekitar 60%. Sumber gas metana berasal dari pertanian, peternakan sapi, landfill,emisi pembuangan limbah, dan produksi gas alam. Gas metana yang terlepas ke atmosfir akan berkontribusi pada pemanasan global 23 kali lebih efektif dalam menyerap panas dari pada CO2(IPCC,2001).
Landfillmerupakan sumber CH4 terbesar di atmosfer yang berkontribusi pada perubahan iklim (Bogner dkk., 2007). Emisi CH4 dari landfill adalah peringkat ke 3 diantara sumber CH4 antropogenik dan berkisar antara 19- 40 Tg/tahun (IPCC, 2007).Sebagian besar emisi ini disebabkan oleh tidak mencukupinya sistem pengumpulan gas padalandfillterutama pada landfill dengan sistem open dumping.Ekstraksi gas dari landfill yang sangat kecil dan sudah lama dengan laju CH4 kecil secara ekonomi tidak menguntungkan (Mor,2006). Alternatif gas landfill dengan ekstraksi dan dimanfaatkan sebagai energi serta bahan bakar memungkinkan, tetapi untuk lokasi landfill yang besar dan membutuhkan biaya yang relatif tinggi ( Albannaet al.,2007).Metoda penting dan efektif untuk mereduksi gas metana di landfill adalah dengan menggunakan penutup reaktif secara biologi sebagai media oksidasi metana ( Albannaet al., 2007). Ada beberapa keuntungan dengan menggunakan metoda ini yaitu : dapat melengkapi efisiensi sistem pengumpulan gas landfill, dan juga dapat menjadi pilihan alternatif untuk remediasi lokasi landfill yang lebih kecil, open dumping, dan landfill tua setelah penutupan lokasi ( Albannaet al., 2007) dan pada tanah penutup dapat mengandung bermacam-macam grup mikroorganisme yang mampu mengoksidasi CH4, seperti bakteri metanotrofik (Hilger and Humer, 2003 dalam Albannaet al., 2007).
Proses oksidasi gas metana adalah sebuah proses yang mengubah gas metana menjadi air, karbondioksida, dan biomassa. Proses oksidasi metana tergantung pada beberapa faktor seperti adanya mikroorganisme metanotrofik, ketersediaan oksigen dan metana, media yang memiliki cukup nutrien sebagai sarana pendukung pertumbuhan mikroorganisme , dan tingkat kelembaban yang cukup pada media.Temperatur optimal untuk oksidasi gas metana berkisar antara 25ºC hingga 35ºC, ( Parket al.,2009), artinya oksidasi gasmetana cukup baik untuk kondisi Indonesia.
Di Indonesia permasalahan TPAyaitu, pada umumnya dioperasikansecara opendumping, karena open dumping dilakukan lapis perlapis sehingga dapat menyebabkan terjadinya proses anaerob yang menghasilkan gas metana. Selain itu sulitnya mencari lahan TPA dan tanah penutup menjadi kendala, sementara TPA yang sudah lama dan dibiarkan begitu saja cukup banyak. Dalam upaya mengurangi emisi gas metanadari landfilldapat dilakukan dengan menggunakan tanah penutup landfill(biocover) yang berasal dari sampah lama yang berada di TPA yang disebut kompos landfill mining atau sampah yang terdegradasi secara alami.Kurianet al. (2003)menyatakan bahwa sampah yang dioperasikan secara open dumping dan sudah cukup lama menumpuk dapat dimanfaatkan dan dijadikan kompos landfill miningdengan melakukan serangkaian kegiatan seperti penggalian (Excavation), proses pencacahan, penyaringan dan reuse material.Kompos merupakan media yang dapat digunakan sebagai lapisan penutup tanah landfill, oleh karena itu pada material ini diharapkan bisa terjadi oksidasi metana secara biologi lebih baik daripada tanah biasa (Barlazet al.,2004).
Kompos diharapkan dapat menjadi media oksidasi metana yang baik, karena karakteristik kompos diperkirakan dapat mendukung pertumbuhan bakteri pendegradasi metana. Selain itu juga kompos dapat dimanfaatkan sebagai upaya perbaikan lokasi pembuangan dan memanfaatkan ruang untuk pembuangan selanjutnya serta mengurangi sumber potensial pencemaran.
Sebagai tanah penutup landfill, komposlandfill mining tidak memerlukan biaya ekstra untuk transportasi tanah dari tempat lain. Sehingga merupakan pilihan yang murah dan efektif untuk mereduksi emisi dari landfill kecil dan tua dengan jumlah metana yang dihasilkan rendah(Moret al.,2006).
Untuk mengurangi permasalahan yang ada di TPA maka penggunaan sampah lama sebagai tanah penutup landfill untuk mendukung oksidasi metana dapat menjadi alternatif namun sebelumnya diperlukan identifikasi karakteristik dari media tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi 4 (empat)sampah lama (kompos landfill mining)dari beberapa TPAdi Kota dan Kabupaten Bandung sebagai alternatif untuk tanah penutup landfill yang dapat mendukung oksidasi metana. Hasil identifikasi ini diharapkan sebagai
langkah awal untuk penelitian oksidasi metanaselanjutnya dan berkontribusi pada wawasan ilmu pengetahuan dalam upaya mengurangi gas metanadari landfill.
Pada studi ini tanah penutuplandfill yang digunakan adalah sampah lama dari timbunan di Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPA)setelah sampah ditimbun selama kurang lebih 7-11 tahun(kompos landfill mining) yang diambil dari beberapaTPA yaitu TPA Jelekong Kabupaten Bandung , TPA Pasir Impun Kota Bandung, TPA Leuwi Gajah Kota Cimahi dan TPA Sarimukti Kabupaten Bandung Barat. Sampel diambil dengan cara menggali timbunan sampah tersebut pada kedalaman kurang lebih 2 m. Kompos landfill miningdisaring lalu disimpan di lemari pendingin hingga digunakan.
Untuk mengetahui karakteristik media oksidasi maka dilakukan analisis fisik,analisissaringan, analisis logam berat dan analisis kimia. Metoda Analisisuntukkadar air dan kadar volatil dalam media dilakukan berdasarkan ASTM D2216-8, pada pengukuran ini dilakukan pengukuran media pada awal dan akhir setelah pemanasan media di oven pada suhu 105º C.Analisis pH dilakukan dengan menggunakan pH meter dan soil tester Model DM-5. Analisis phospat dilakukan menggunakan metode Spektro Fotometri. Analisis Nitrogen Total menggunakan Metode Mikro Kjedahl, pada pengukuran ini dilakukan destilasi serta titrasi dengan menggunakan HCl dan analisisC-Organik menggunakan metode Tanur. Untuk analisis logam berat dilakukan dengan menggunakan AAS (Atomic Absorption Spectros copy). Untuk mengetahui tekstur tanah dilakukan analisis saringan yaitu penentuan presentase berat butiran agregat yang lolos dari satu set saringan kemudian angka-angka presentase digambarkan pada grafik pembagian butir.
Oksidasi metana pada biocover dipengaruhi oleh beberapa variabel lingkungan seperti temperatur dan presipitasi, tetapi karakteristik material biocoverjuga sangat penting. Salah satu faktor utamanya adalah karakteristik fisik, yang menjamin bahwa gas landfill dan O2 dapat masuk ke material
biocover, sebagian besar aliran gas landfill dengan advective dan sebagian besar O2dengan difusi ( Pedersen, 2010). Karakteristik fisik dari media yang digunakan tersebut dapat dilihat pada tabel 1.
Kadar air merupakan salah satu variabel lingkungan yang paling penting kedua setelah temperatur (Zeiss C.A., 2006).Kompos memiliki kapasitas yang besar dalam mempertahankan kelembaban dan menjaga kondisi media dengan kadar air tinggi.Kadar air optimum untuk laju oksidasi terbesar adalah 10 – 15% (Park et al., 2009) dan 21 – 28% (Einolaet al., 2007). Berdasarkan hasil analisis karakteristik kimia pada 4 (empat) media kompos landfill mining, kadar air terbesar adalah kompos dari TPA Jelekong sebesar 65,22 %, diikuti dengan kompos dari TPA Leuwi Gajah.Untuk kompos TPA Pasir Impun dan TPA Sarimukti juga mempunyai kadar air yang tinggi jika dibandingkan dengan tanah biasa yang digunakan sebagai tanah penutup di TPA Sarimukti pada saat ini yaitu sebesar 30,56% (Kurniasari,2010). Beberapa penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi kelembaban media maka semakin tinggi pula aktivitas oksidasi metana yang dapat dicapai. Akan tetapi penurunan aktivitas oksidasi juga dapat terjadi apabila kadar air terlalu tinggi, hal ini terjadi akibat dipenuhinya pori-pori media oleh air (akumulasi air) yang menghambat aliran gas yang masuk (Albanna et al., 2007). Kelembaban tanah juga berperan sebagai lapisan air yang melindungi dari konsentrasi metana yang ekstrim dan sebagai sarana angkut oksigen dan metana ke dalam sel metanotrofik (Zeiss C.A., 2006).
Salah satu syarat tanah penutup aktif (biocover) yang baik adalah yang memiliki porositas cukup untuk transportasi oksigen. Berdasarkan hasil analisis didapat nilai-nilai porositas media untuk kompos landfill miningdari 4 (empat) TPA,nilai porositas pada kompos landfill miningcukup tinggi bila dibandingkan dengan porositas pada tanah biasa , porositas tanah dengan jenis clay 0,451, clay silt 0,452 dan clay sand 0,400 ( Schroederetal., 1994 dalam Zeiss, 2006) dan nilai porositas tertinggi pada penelitian ini berasal dari TPA Jelekong sebesar 0,67.Pada media dengan porositas tinggi oksidasi metana yang terjadi lebih baik , karena porositas yang tinggi dapat menahan gas dalam media lebih lama (Abichou T., 2009).
Untuk mengetahui tekstur tanah dari sampel kompos landfill mining tersebut maka dilakukan analisis saringan pada ke empat media yang hasilnya
Tabel 1. AnalisisKarakteristik Fisik Kompos Landfill Mining
Tekstur Tanah |
TPA Jelekong |
TPA Pasir Impun |
TPA Leuwi Gajah |
TPA Sarimukti |
Kadar Air (%) |
65,22 |
39,23 |
63,56 |
53,38 |
Kadar Volatil (%) |
26,3 |
15,63 |
23,13 |
21,11 |
Densitas basah (t/m3) |
1,31 |
1,57 |
1,36 |
1,48 |
Densitas kering (t/m3) |
0,79 |
1,13 |
0,83 |
0,97 |
Porositas (n) |
0,67 |
0,56 |
0,63 |
0,59 |
Permeabilitas (cm/det) |
5,108.10-5 |
9,9191.10-5 |
2,523.10-5 |
1,553.10-5 |
Sand (Pasir) (%) |
55,77 |
52 |
62 |
53 |
Silt (Lanau) (%) |
32,38 |
35 |
23 |
37 |
Clay (lempung) (%) |
3,02 |
0 |
0 |
0 |
dapat dilihat pada tabel 1, hasil analisis saringan selanjutnya di analisis berdasarkan diagram trilinier yaitu segitiga yang dikeluarkan oleh Departemen Agrikultur USA untuk memberi nama relativitas tekstur tanah (Cookson,1995).
Hasil analisis dari diagram trilinier,keempat sampel kompos landfill mining berada pada daerah sandy loam.Tekstur tanah, ukuran partikel dan konsentrasi gas mempengaruhi konsumsi CH4 oleh mikroba.Peneliti oksidasi metana yang menggunakan tanah penutup dengan tekstur sandy loam diantaranya adalah Abichou, 2006; Borjesson, 2001, dan Scheutz, 2009. Hasil oksidasi metana yang diperoleh berdasarkan tekstur tersebut cukup signifikan karena besarnya persentase sand dan silt, maka sampel memiliki porositas yang cukup besar dan mudah menyerap air. Keadaan dengan porositas yang besar ini sangat baik bagi distribusi fase cair dan gas di dalamnya. Berdasarkan tekstur yang dimilikitersebut diharapkan pada kompos landfill miningmempunyai distribusi nutrien terlarut dan gas (oksigen dan metana) yang mudah dimanfaatkan oleh bakteri indigen dan mempercepat proses degradasi gas metana di dalamnya.
Umumnya, substratkaya bahan organik meningkatkan laju oksidasimetanayang tinggi.Tapi tidak hanya suplai nutrien yangditentukan olehkandungan organik, selain itu, sifat fisiksepertiporositassubstratdan strukturjuga berpengaruh.Tekstur tanah, volume pori, danukuran partikelmempengaruhi konsumsimetana, dengan lajuyang lebih tinggiterjadi padasubstratkasar.
Komposisi tanah merupakan parameter penting karena tekstur tanah dan ukuran butir mempengaruhi difusi oksigen ke tanah penutup TPA (Stern et al.
-
2007) . Pawlowskaetal. (2003) menemukan kapasitasoksidasisedikit lebih tinggidalampasir kasardibandingkan dengankerikil kasar.Dalam hal ini,ukuran butirkerikiljelastidak memberikanluas permukaan spesifikyang cukup untukmetanotrofik.
Beberapa parameter kimia di analisisuntuk mengetahui karakteristik media, yang merupakan parameter penting untuk oksidasi CH4, seperti disajikan pada tabel 2.
Untuk proses oksidasi metana pH optimal untuk pertumbuhan metanotrofik adalah antara 6 dan 8 (Heijmanset al., 2007).Penelitian lain menyatakan bahwa ada beberapa metanotrofik yang toleran terhadap nilai pH rendah turun hingga 3 atau lebih ( Zeiss C.A., 2006). Hasil studi pengukuran pH padakeempat kompos landfill miningmempunyai nilai pH lebih dari 7.Nilai pH ini berpengaruh pada aktivitas enzim yang mengawali oksidasi metana dan aktivitas mikroorganisme. Hasil menunjukkan bahwa kondisi pH pada keempatmedia masih memenuhi persyaratan pH optimum untuk terjadinya oksidasi metana dan pertumbuhan mikroorganisme pada media oksidasi.
Bakteri Metanotrofik memerlukan nutrien untuk metabolisme sel dan kinetika metabolik, disamping substrat karbon yang diberikan oleh CH4. Hasil analisis pada kompos landfill mining dari TPA Jelekong dan TPA Leuwi Gajah mempunyai rasio C:N cukup tinggi yaitu masing-masing 23 dan 29, nilai ini lebih besar dari rasio C:N yang direkomendasi oleh Huber-Humer et al., 2008dalam kompos yang digunakan untuk biofiltrasi metanayaitu sebesar 14. Ratio C:N dari substrat mempunyai dampak yang
Tabel 2. AnalisisKarakteristik Kimia Kompos Landfill Mining
Parameter |
TPA Jelekong |
TPAPasir Impun |
TPA Leuwi Gajah |
TPA Sarimukti |
pH |
7,29 |
7,70 |
7,61 |
7,67 |
C-organik (%) |
10,86 |
5,42 |
9,27 |
4,18 |
Nitrogen Total (%) |
0,46 |
0,65 |
0,32 |
0,46 |
P2O5 (%) |
0,67 |
0,96 |
0,49 |
0,45 |
C:N |
23 |
8 |
29 |
9 |
Cu (ppm) |
7,00725 |
12,1166 |
12,3735 |
12,2879 |
Cr (ppm) |
1,65529 |
3,1280 |
3,7935 |
4,5102 |
Zn (ppm) |
9,74202 |
4,4761 |
4,2712 |
4,6744 |
Pb (ppm) |
4,76249 |
14,1736 |
15,2153 |
14,9236 |
Cd (ppm) |
0 |
0,2755 |
0,4057 |
0,3201 |
perlu dipertimbangkan pada oksidasi metana(De Visher, 2001). Kompos diketahui mempunyai kapasitas CH4 lebih tinggi karena bahan organik, kapasitas menahan air dan porositas (Hilger& Humer, 2003).Oleh karena itu keterbatasan nutrien selama oksidasi metana kemungkinan tidak akan menjadi faktor pembatas dalam kompos yang kaya organik bahkan dalam waktu yang lama. (10hingga 20 tahun).Kandungan organik tanah tinggi umumnya meningkatkan laju oksidasi (Christophersen et al.,2004) dan meningkatkan kandungan kelembaban tanah optimal (%).Nutrien dibutuhkan mikroorganisme untuk bertumbuh.Nutrien ini dibutuhkan sebagai unsur pokok materi sel dan juga diperlukan untuk aktivitas enzim dan sistem transportasi.Tanah dengan kandungan organik 110% menunjukkan kecepatan oksidasi standar, tanah dengan kandungan organik tinggi menunjukkan potensi oksidasi 10 sampai 100 kali lipat.Media dengan kandungan organik tinggi biasanya memiliki porositas dan kelembaban yang tinggi, sehingga mendukung kecepatan oksidasi dalam media (Zeiss C.A., 2006).Ada korelasi yang kuat bahwa semakin banyak kandungan organik tanah dan oksigen, maka jumlah dan jenis mikroorganisme juga semakin tinggi (Notodarmojo,2005).Laju oksidasi metana meningkat dari 3,3 ± 0,96 µg CH4 jam-1g-1dry soil tanpa nutrien menjadi 8,1± 1,7 µg CH4 jam-1g-1dry soil ketika ditambahkan pupuk sebagai tambahan sumber nutrien untuk sampel clay silt soil(Albanna & Fernandes, 2009).Hal ini menunjukkan bahwa seharusnya oksidasi metanapada kompos landfill miningterjadi lebih tinggi dibandingkan dengan tanah biasa.
Selanjutnya kandungan logam berat pada sampel di analisis, banyaknya sampel tanah untuk analisis logam berat adalah 3 gr/100 ml. Dari hasil analisis logam berat pada kompos landfill mining terdapat kandungan Cu,Cr,Zn dan Pb. Pada kompos landfill mining terdapat kandungan logam berat karena kompos landfill mining berasal dari TPA dengan sampah yang berasal dari berbagai sumber seperti; sampah rumah tangga, pasar, komersil dan lain sebagainya yang tidak dipilah sehingga dimungkinkan mengandung logam berat. Hasil studi menunjukkan parameter Cu dan Pb mempunyai kandungan yang lebih tinggi dibandingkan parameter lainnya.Pada penelitian Leeet al. ( 2009), penambahan Cu mempunyai sedikit efek stimulatory pada oksidasi metana dan ternyata menghambat oksidasi metana pada penambahan 250 mg/kg soil Cu. Peningkatan jumlah Cu yang ditambahkan selanjutnya tidak memberi penurunan yang signifikan pada oksidasi metana.
Hasil identifikasipada studi ini menunjukkan bahwa kompos landfill mining dari keempat TPA mempunyai karakteristik fisik dan kimia yang baik untukalternatif tanah penutup landfill sebagai media yang mendukung oksidasi metana.Dan kompos landfill mining dari TPA Jelekong mempunyai potensi oksidasi yang lebih besar dibandingkan dengan komposlandfill mining dari TPA lainnya. Studi selanjutnya perlu dilakukan studi potensi oksidasi metana pada kompos landfill miningmenggunakan gas metana.
Daftar Pustaka
Abichou, T., Mahieu, K., Yuan L., Chanton, J., Hater G. 2009. “ Effect compost biocovers on gas flow and methane oxidation in a landfill cover”.Waste Management, 29.1595-1601.
Albanna M, Leta Fernandes, and Mostafa Warith.2007. “ Methane oxidation in landfill cover soil; the combined effects of moisture content, nutrient addition and cover thickness J”. Environ. Eng. Sci6.191-200(2007).
Albanna, M., and Fernandes, L. 2009. “ Effect of Temperatur, Moisture Content, and Fertilizer addition on Biological Methane Oxidation in Landfill Cover Soils, Practice Periodical of Hazardous, Toxic, and Radioactive”.Waste Management, 13.No. 3.
Bogner, J., Abdelrafie Ahmed, M., Diaz, C., Faaij, A., Gao, Q., Hashimoto, S., Mareckova, K., Pipatti, R., Zhang, T., 2007.. In: Metz, B., Davidson, O.R., Bosch, P.R., Dave, R., Meyer, L.A., (Eds.), Climate Change 2007: Mitigation. Contribution of Working Group III to the Fourth Assessment Report of the Intergovernmental Panel on Climate Change, Cambridge University Press, Cambridge, United Kingdom and New York, NY, USA. Waste management
Cookson, Jr, J.T. (1995) : Bioremediation engineering: design and Application USA. McGraw-Hill Inc.
Christophersen, M., Linderoed, L., Jensen, P., & Kjeldsen, P. 2004. “ Methane oxidation at lowtemperatures in soil exposed to landfill gas”.J. Environ. Qual., 29.1989–1997.
De Visscher, A. (2001): Modelling of diffusion and reaction of CH4 and N2O in soils, Doctoral Thesis, University Gent, Faculty of Agricultural and Applied Biological Sciences, June 2001.
Einola, J-K M., Kettunen, RH., Rintala, J.A. 2007.”Responses of methane oxidation to temperature and water content in cover soil of boreal landfill”.Soil Biology & Biochemistry,39.1156-1164.
Heijmans, A. Pol., Harhangi, H.R., Tedesco, D., Jetten, M.S., and Op den Camp H.J.”Methanotrophy below pH 1 by a new
Verrucomicrobia species”. Nature. 2007, 450: 874-878
Hilger, H., and Humer, M. 2003.”Biotic landfill cover treatments for mitigating methane emissions”.Environmental Monitoring and Assessment, 84.71-84.
Huber-Humer, M., Gebert, J., Hilger, H. 2008 “Biotic system to mitigate landfill methane emission “.Waste Manage, Res. 26. 33-46
IPCC.”Climate Change 2001: The Scientific Basis: Intergovernmental Panel on Climate Change Cambridge University Press, Cambridge, UK.
IPCC. 2007. Intergovernmental Panel on Climate Change, Climate Change 2007: Introduction. Cambridge University Press, Cambridge, UK.
Kurian ,J., S. Esakku, K. Palanivelu and A.Selvam.2003.”Studies on Landfill Mining at Solid Waste Dumpsites in India”.Proceedings Sardinia 2003, Ninth International Waste Management and Landfill Symposium S. Magheritha di Pula, Cagliari, Italy; 6 – 10 October 2003.
Kurniasari, Opy. 2010. “Oksidasi Metana pada Biocover Landfill untuk Mengurangi Emisi Gas Metana”. Proceeding Seminar Nasional FALTL. Teknik Lingkungan Trisakti. Jakarta.
Lee, S-W., Im Jeongdae., DiSpirit Alan A. o., Bodrossy, L., Barcelona, M.l J., Semrau, J.D. 2009. “Effect of nutrient and selective inhibitor amendments of methane oxidation, nitrous oxide production, and key gene presence and expression in landfill cover soil: Characteristization of the role of methanotrophs, nitrifiers, and denitrifiers.”Applied Microbial Biotechnology, DOI 10.1007/s00253-009-2238-7.
Mor, S., Alex De Visscher, Khaiwal Ravindra, R.P. Dahiya, A. Chandra, Oswald Van Cleemput. 2006.”Induction of enhance methane oxidation in compost: Temperature and moisture response”.Waste management,26.381-388.
Notodarmojo, S. 2005.Pencemaran Tanah dan Air Tanah. Penerbit ITB. Bandung
Park, S., Lee, C.H., Ryu, C.R. & Sung, K.J. 2009.”Biofiltration for reducing methaneemissions from modern sanitary
landfills at the lowmethane generation stage”. Water Air and Soil Pollution, 196. 19–27.
Pedersen, B.G 2010.”Processes in a Compost Based Landfill Biocover; Methane Emission, Transport and Oxidation, PhD Thesis at the Departement of Environmental Engineering Technical University of Denmark
Scheutz, C., Kjeldsen, P., Bogner, JE., De Vissher A., Gebert, J., Hilger, HA., Huber-Humer M., and
Spokas, K. 2009.”Microbial methane oxidation processes and technologies for mitigation of landfill gas emissions.”Waste Management & Research, 27.409-4055.
Zeiss, C.A. (2006).”Accelerated methane oxidation cover system to reduce greenhouse gas emissions from MSW landfills in cold, Semi-Arid Regions EBA EngineeringResearch.
52
Discussion and feedback