ISOLASI STREPTOMYCES SPP. PADA KAWASAN HUTAN PROVINSI BALI SERTA UJI DAYA HAMBATNYA TERHADAP LIMA STRAIN DIARRHEAGENIC ESCHERICHIA COLI
on
JURNAL BIOLOGI XIII (1) : 1 - 6
ISSN : 1410 5292
ISOLASI Streptomyces spp. PADA KAWASAN HUTAN PROVINSI BALI SERTA UJI DAYA HAMBATNYA TERHADAP LIMA STRAIN DIARRHEAGENIC Escherichia coli
ISOLATION OF Streptomyces spp. FROM SEVERAL FOREST AREAS IN BALI AND THEIR INHIBITION ACTIVITIES TO FIVE STRAINS OF DIARRHEAGENIC Escherichia coli
I WAYAN EKA DHARMAWAN1, RETNO KAWURI1,
MADE SUSUN PARWANAYONI2
1Laboratorium Mikrobiologi, Jurusan Biologi F.MIPA UNUD Bukit Jimbaran - Bali
2Laboratorium Biokimia, Jurusan Biologi F.MIPA UNUD Bukit Jimbaran - Bali
INTISARI
Studi eksplorasi sumber daya hayati bakteri tanah penghasil antibiotik, Streptomyces spp. Dilakukan dalam dua tahap, yaitu tahap isolasi Streptomyces dan tahap pengujian daya hambatnya terhadap lima strain diarrheagenic Escherichia coli. Sampel tanah diambil dari sepuluh kawasan hutan di Bali.
Hasil penelitian ini mendapatkan 55 isolat dengan karakter makroskopis dan mikroskopis yang bervariasi. Isolat Streptomyces paling banyak ditemukan di kawasan hutan Penulisan Kintamani (RTK. 20) yaitu sebanyak 8 isolat. Keanekaragaman isolat yang diperoleh dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Seluruh isolat yang didapatkan kemudian diuji daya hambatnya terhadap lima strain diarrheagenic Escherichia coli. Streptomycin digunakan sebagai antibiotik kontrol. Hasil pengujian menunjukkan bahwa isolat Streptomyces yang memiliki kemampuan paling tinggi dalam menghambat strain EHEC, ETEC, EIEC, EPEC dan DAEC berturut - turut adalah Streptomyces PK5 (48,67 ± 0,58 mm), Streptomyces GAA4 (29,00 ± 2,00 mm), Streptomyces GBK3 (42,67 ± 2,08 mm), Streptomyces SkBB5 (29,00 ± 2,65 mm) dan Streptomyces GM3 (33,67 ± 3,21 mm).
Kata kunci : antibiotic, hutan, Streptomyces, daya hambat, Escherichia coli
ABSTRACT
An exploration study of natural resources soil bacteria antibiotic-producer, Streptomyces spp. was done in two steps. The first step was isolation of Streptomyces and the second involved testing their inhibition activities against five strains diarrheagenic Escherichia coli. Soil samples were collected from ten forest areas in Bali.
As many as 55 isolates were collected with various macroscopic dan microscopic characters. Most isolates (eight Streptomyces isolates) were collected from forest area in Penulisan, Kintamani (RTK. 20). The diversities of isolates are influenced by environment condition. All Streptomyces isolated were tested against five strains diarrheagenic Escherichia coli to check antibiotic activity for inhibit growth of E. coli. Streptomycine was used as a control. The result showed that the largest inhibition zones of Streptomyces against E. coli strains EHEC, ETEC, EIEC, EPEC and DAEC were produced by Streptomyces PK5 (48,67 ± 0,58 mm), Streptomyces GAA4 (29,00 ± 2,00 mm), Streptomyces GBK3 (42,67 ± 2,08 mm), Streptomyces SkBB5 (29,00 ± 2,65 mm) and Streptomyces GM3 (33,67 ± 3,21 mm) respectively.
Keywords : antibiotic, forest, Streptomyces, inhibition zone, Escherichia coli
PENDAHULUAN
Streptomyces merupakan bakteri Gram positif Familia Streptomycetaceae yang memiliki kemampuan membentuk spora dan banyak ditemukan pada tanah yang alami (Paustian, 1999). Streptomyces dikelompokkan ke dalam kelompok bakteri karena struktur sel yang tidak memiliki membran inti dan mitokondria (Di Salvo, 2002), serta struktur dinding selnya yang mengandung peptidoglikan (Paustian, 1999). Borodina et al. (2005) dan Lestari (2001) menyatakan bahwa, Streptomyces
Naskah ini diterima tanggal 7 Maret 2009 disetujui tanggal 28 April 2009
sangat menarik perhatian para ahli bakteriologi karena kemampuannya dalam mensintesis metabolit sekunder berupa bahan antimikroba atau antibiotik.
Escherichia coli merupakan salah satu bakteri flora normal pada saluran pencernaan bagian bawah manusia yang berfungsi membantu penyerapan sari – sari makanan dan produksi vitamin K (Jawetz et al., 1996). Nataro dan Karper (1998) menyatakan bahwa bakteri E. coli yang menyebabkan diare pada tubuh inangnya disebut diarreaghenic E. coli. Menurut Nataro dan Karper (1998), pada saat ini telah teridentifikasi lima strain
diarreaghenic E. coli berdasarkan virulensinya, yaitu ETEC, EPEC, EIEC, EHEC dan EAEC.
Resistensi E. coli terhadap beberapa jenis antibiotik, mendorong perlunya usaha – usaha eksplorasi kekayaan alam yang berlimpah di Indonesia dalam menemukan sumber antibiotik baru untuk menggantikan antibiotik yang sudah tidak efektif. Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi Streptomyces dari kawasan hutan Provinsi Bali dan untuk mengetahui besar zona hambat yang ditimbulkan oleh isolat Streptomyces terhadap pertumbuhan lima strain diarrheagenic E. coli.
MATERI DAN METODE
Pengambilan sampel dilaksanakan 25 Januari - 16 Maret 2008 di sepuluh lokasi berbeda di Propinsi Bali yang terdiri dari sembilan kawasan hutan/register tanah kehutanan (RTK) Dinas Kehutanan Propinsi Bali dimana dari total 27 RTK (hutan daratan) dan satu dari kawasan hutan wisata BKSDA, yaitu : RTK 2 (Hutan Gunung Mungsu - Kabupaten Buleleng), RTK 4 (Hutan Gunung Batukaru - Kabupaten Buleleng, Badung dan Tabanan), RTK 5 (Hutan Munduk Pengejaran - Kabupaten Bangli), RTK 8 (Hutan Gunung Agung Abang - Kabupaten Karangasem), RTK 19 (Hutan Bali Barat - Kabupaten Jembrana dan Buleleng), RTK 20 (Hutan Penulisan Kintamani - Kabupaten Bangli), RTK 21 (Hutan Sangeh - Kabupaten Badung), RTK 28 (Hutan Suana Nusa Penida - Kabupaten Klungkung), RTK 29 (Hutan Sakti Nusa Penida - Kabupaten Klungkung) dan kawasan Hutan Wisata Monkey Forest Ubud - Kabupaten Gianyar. Sampel tanah diambil dengan menggunakan metode random sampling dan stratified sampling, tergantung dari tipe vegetasi dalam lokasi tersebut (Scheaffer and Mendelall, 1990). Diukur suhu udara dan tanah dan pH tanah serta dilakukan pendeskripsian lokasi pengambilan sampel.
Penelitian daya hambat Streptomyces terhadap lima strain diarrheagenic E. coli dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi F.MIPA Universitas Udayana dari tanggal 1 Februari - 15 April 2008.
Sampel diencerkan sampai 10-6 dengan Platting Method (Pelczar Jr. et al., 1993) kemudian ditanam pada media YEMA (Yeast Extract Mannitol Agar) menggunakan metode pour plate dan diinkubasi pada suhu kamar selama 5 – 7 hari. Koloni bakteri yang dicurigai sebagai Streptomyces dan berbeda satu sama lain, dipisahkan dengan ditanam kembali pada media YEMA dalam cawan petri kemudian diinkubasi pada suhu kamar 25oC selama 5 – 7 hari. Diidentifikasi koloni bakteri yang dicurigai dengan pengamatan morfologi hifa dan spora dengan pewarnaan langsung, pewarnaan Gram, pewarnaan tahan asam dan uji katalase. Koloni bakteri yang telah diamati secara makroskopis dan mikroskopis, Gram positif, tidak tahan asam, katalase positif, dan diketahui sebagai salah satu spesies Streptomyces, lalu dikultur murni pada media YEMA pada cawan petri
kemudian diinkubasi pada suhu kamar 25oC selama 5 – 7 hari dan kemudian siap digunakan untuk pengujian.
Suspensi lima strain diarrheagenic E. coli dibuat dengan masing – masing kultur diambil 1-2 ose kultur pada NA miring diinokulasikan pada masing – masing 100 ml media NB. Diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37oC (Pelczar Jr. et al., 1993).
Diuji produksi antibiotik dari isolat – isolat Streptomyces terhadap lima strain E. coli (EHEC O157: H7 ; ETEC B2432 ; EIEC 6-11 ; EPEC ATCC25922; dan DAEC). Potongan koloni Streptomyces bentuk persegi ukuran 0,5 cm x 0,5 cm diletakkan pada permukaan NA yang telah ditanam E. coli sebelumnya kemudian diinkubasi selama 5 – 7 hari pada suhu 37oC (Lay dan Hastowo, 1994). Kontrol yang digunakan adalah kertas cakram dengan ukuran 0,5 cm x 0,5 cm yang mengandung antibiotik streptomycin konsentrasi penuh yang dibuat dengan meresapkan streptomycin pada kertas cakram dan ditambahkan sedikit air kemudian dimasukan ke dalam oven suhu 40oC sampai semua airnya menguap.
Diukur diameter daerah bening (zona halo) yang terbentuk di sekitar biakan Streptomyces dan dibandingkan dengan kontrol. Pengulangan dilakukan tiga kali pada setiap perlakuan dan kontrol. Data yang diperoleh dalam penelitian ini dianalisis secara kuantitatif dengan menggunakan analyse of varians (ANOVA) dengan software SPSS for windows version 16.0 tahun 2008.
HASIL
Hasil isolasi Streptomyces dari sepuluh kawasan hutan di Propinsi Bali diperoleh secara keseluruhan 55 isolat dimana jumlah dan karakter isolat dan pada setiap lokasi pengambilan sampel ditunjukkan pada Gambar 1, Tabel 1 dan Tabel 2.
Hasil uji daya hambat Streptomyces spp. yang diisolasi dari sepuluh kawasan hutan di Bali terhadap lima strain diarrheagenic E. coli ditunjukkan pada Tabel 3 dan Gambar 2.
PEMBAHASAN
Gambar 2. Daya hambat kontrol (K) dan Streptomyces (S) terbesar pada setiap strain E. coli, Keterangan : (A) Streptomyces PK5 terhadap EHEC; (B) Streptomyces GAA4 terhadap ETEC ; (C) Streptomyces GBK3 terhadap EIEC ; (D) Streptomyces SkBB5 terhadap EPEC ; dan (E) Streptomyces GM3 terhadap DAEC
Uji daya hambat Streptomyces spp. terhadap Diar-rheagenic Escherichia coli
Berdasarkan Tabel 3, streptomycin memiliki kemampuan menghambat tiga strain diarrheagenic E. coli berturut - turut dari EIEC, EPEC dan DAEC, yaitu sebesar 28,00 ± 1,00 mm ; 39,67 ± 1,53 mm dan 38,33 ± 2,08 mm. Sedangkan pengujian streptomycin terhadap dua strain lainnya, yaitu EHEC dan ETEC


A

B
Gambar 1. a) Penampilan makroskopis jenis koloni Streptomyces hasil diisolasi pada media YEMA;
b) Hasil pengamatan mikroskopis Streptomyces,
Keterangan : (1) hifa, dan (2) spora
dan fisiologi (Glazer and Nikaido, 1998 ; dan Paradkar et al., 2001). Selain itu, juga disebabkan oleh senyawa metabolit sekunder yang dihasilkan oleh masing - masing isolat Streptomyces, memiliki struktur kimia, komposisi dan kandungan/konsentrasi yang berbeda dengan antibiotik kontrol. Menurut Jawetz et al. (1992) dan Pelczar Jr. et al. (1993) adanya perbedaan jenis antibiotik dengan bermacam-macam struktur
tidak menghasilkan zona hambat. Jawetz et al. (1996) menjelaskan bahwa streptomycin memiliki kemampuan merusak membran sel dan menghambat sintesis protein. Dalam Brook dkk. (2001) lebih dijelaskan bahwa streptomycin bekerja dalam merusak membran sel dan menghambat sintesis protein dengan berikatan dengan 16S rRNA pada ribosom bakteri, dan mengganggu ikatan formyl-methionyl-tRNA pada ribosom subunit 30S. Peristiwa ini akan mencegah mekanisme inisiasi translasi pada sintesis protein.
Tidak adanya zona hambatan yang dihasilkan oleh streptomycin terhadap strain EHEC dan ETEC kemungkinan disebabkan oleh strain tersebut telah resisten terhadap streptomycin pada konsentrasi yang digunakan. Menurut Jawetz et al. (1996), mekanisme resistensi disebabkan oleh adanya mutasi kromosom bakteri yang mengalami perubahan reseptor P12 pada ribosom 30S. Resistensi ditimbulkan oleh adanya plasmid-perantara yang menyebabkan perusakan antibiotik oleh enzim yang dihasilkan. Menurut Joung et al. (2000), adanya gen aadA pada E. coli yang telah bermutasi, menyebabkan bakteri ini dapat bertahan dengan perlakuan streptomycin.
Berdasarkan Tabel 3, diperoleh isolat – isolat Streptomyces yang memiliki kemampuan paling tinggi dalam menghambat strain EHEC, ETEC, EIEC, EPEC dan DAEC berturut - turut adalah Streptomyces PK5 (48,67 ± 0,58 mm), Streptomyces GAA4 (29,00 ± 2,00 mm), Streptomyces GBK3 (42,67 ± 2,08 mm), Streptomyces SkBB5 (29,00 ± 2,65 mm) dan Streptomyces GM3 (33,67 ± 3,21 mm). Daya hambat yang dihasilkan oleh isolat Streptomyces GAA4, Streptomyces GBK3 dan Streptomyces PK5 masing- masing pada strain EHEC, ETEC, EIEC, lebih besar dan berbeda sangat nyata dengan masing -masing kontrol. Besarnya zona hambat melebihi kontrol tersebut menunjukkan adanya potensi dari isolat tersebut untuk diteliti dan dikembangkan lebih lanjut untuk diisolasi senyawa metabolit sekunder berupa antibiotik yang dihasilkan sehingga diharapkan dapat memberikan solusi untuk masalah resistensi.
Adanya variasi besarnya zona hambat yang diperoleh dalam penelitian disebabkan oleh perbedaan sifat dari bakteri uji yang digunakan baik secara morfologi
kimia yang ditemukan dapat mempengaruhi mekanisme dan letak kerjanya pada bakteri.
Menurut Jawetz et al. (1996) mekanisme terpenting dari kerja antibiotik terhadap sel bakteri adalah menghambat sintesa protein dan asam nukleat. Selain mekanisme tersebut aktivitas antibiotik juga meliputi perusakan dan penghambatan pembentukkan dinding sel, perubahan permiabilitas sel target dan penghambatan kerja enzim yang berperan dalam pertumbuhan bakteri.
Berdasarkan Tabel 3, diperoleh beberapa isolat yang hanya mampu menghambat satu strain E. coli dari lima keseluruhan, seperti Streptomyces SaNP3 dan SGH1 yang hanya mampu menghasilkan zona hambat pada pengujian terhadap strain DAEC. Menurut Joung et al. (2000), senyawa antimikrobial memiliki mekanisme tertentu dalam menghambat bakteri patogen sebagai sel target dimana senyawa ini akan mengenali reseptor khusus dalam sel target untuk kemudian melakukan penetrasi selanjutnya. Hal ini menunjukkan bahwa senyawa antibiotik yang dihasilkan oleh Streptomyces SaNP3 dan SGH1 kemungkinan memiliki reseptor khusus yang hanya dimiliki oleh sel target (DAEC) dan tidak dimiliki oleh empat strain lainnya. Untuk memastikan hal ini maka perlu dilakukan penelitian lebih lanjut.
Pada Tabel 3 juga ditunjukkan bahwa terdapat beberapa isolat Streptomyces yang tidak mampu menghambat kelima strain E. coli. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh sifat dari kelima strain tersebut yang telah resisten terhadap metabolit sekunder antibiotik yang dihasilkan oleh isolat Streptomyces SGH3, SuNP5 dan SuNP4 seperti beberapa jenis obat-obatan Menurut Alcamo (1997), beberapa bakteri Gram negatif termasuk E. coli diketahui telah resisten terhadap banyak obat-obatan yang diturunkan secara genetik oleh plasmid perantara diantara bakteri usus. Brook dkk. (2001) menyatakan penurunan sifat resistensi tersebut terjadi karena adanya transfer faktor R (Resistence) dalam plasmid. Selain itu, tidak adanya zona hambat disebabkan karena isolat tersebut tidak memproduksi antibiotik ataupun antibiotik yang diproduksi tidak dapat bekerja pada E. coli karena ketidaktersediaan reseptor dalam sel target.
SIMPULAN
Pada sepuluh kawasan hutan Provinsi Bali ditemukan 55 isolat Streptomyces dengan keanekaragaman yang cukup tinggi satu sama lain. Streptomyces yang memiliki kemampuan paling tinggi dalam menghambat strain EHEC, ETEC, EIEC, EPEC dan DAEC berturut - turut adalah Streptomyces PK5 (48,67 ± 0,58 mm), Streptomyces GAA4 (29,00 ± 2,00 mm), Streptomyces GBK3 (42,67 ± 2,08 mm), Streptomyces SkBB5 (29,00 ± 2,65 mm) dan Streptomyces GM3 (33,67 ± 3,21 mm).
SARAN
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui jenis dan cara ekstraksi senyawa metabolit sekunder berupa antibiotik yang dihasilkan oleh isolat Streptomyces yang dalam penelitian ini berpotensi untuk mengatasi resistensi bakteri khususnya diarrheagenic Escherichia coli terhadap antibiotik yang sering digunakan.
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis berterimakasih kepada Drs. I.B.G. Darmayasa, M.Si dan Drs. I Ketut Sundra, M.Sc atas saran yang diberikan dalam pelaksanaan penelitian dan penulisan. Terimaksih juga kepada Kepala Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi (DIKTI) Dinas Pendidikan Nasional yang telah membiayai keseluruhan penelitian ini melalui program PKM 2008. Selain itu ucapan terima kasih diberikan kepada Ir. Ida Ayu Astarini M.Sc., Ph.D. dan Dr. Ir. Made Pharmawati, M.Sc. yang telah memberikan masukan dalam penyelesaian naskah ini.
KEPUSTAKAAN
Alcamo, L.E. 1997. Fundamentals of Microbiology. Fifth Edition.
Wesley Longman Inc.: New York.
Borodina, I., P. Krabben and J. Nielsen. 2005. Genome-scale Analysis of Streptomyces coelicolor A3(2) Metabolism.
Available at : http://www.genome.org/cgi/doi/10.1101/ gr.3364705. Opened : 14/08/2007.
Brooks, G.F., J.S. Butel dan S.A. Morse. 2001. Mikrobiologi Kedokteran. Edisi Pertama. Salemba Medika : Jakarta.
Di Salvo, A. 2002. Actinomycetes. Available at : http://www .mirror. internux. co.id / med. sc. edu. 85/ mycology/mi-
cology- 2.htm. Opened : 14/08/2007.
Glazer, A.N. and Nikaido, H. (1998). In: Microbial Biotechnol-ogy-fundementals of Applied Microbiology, W.H. Freeman and Company : New York, USA.
Jawetz, E., J.L. Melnick dan E.A. Adelberg. 1996. Mikrobiologi Kedokteran. Cetakan Pertama. Edisi ke-20. Penerjemah : Dr. Edi Nugroho dan R.F. Maulang. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Joung, J. K., E. I. Ramm and C. O. Pabo (2000). A bacterial two-hybrid selection system for studying protein-DNA and protein-protein interactions. Proc Natl Acad Sci U S A 97(13): 7382-7.
Kim, S. B., and M. Goodfellow. 2001. Streptomyces avermitilis sp. nov., nom. rev., a taxonomic home for the avermectin-pro-ducing streptomycetes. International Journal of Systematic and Evolutionary Microbiology vol. 52 : Newcastle.
Lay, B.W., dan S. Hastowo. 1994. Mikrobiologi. Bioteknologi Institut Pertanian Bogor : Bogor.
Lestari, Y. 2001. Ekologi dan Keragaman Hayati Bakteri Penghasilnya. Dalam Pelatihan Mikrobiologi Dosen – Dosen Perguruan Tinggi Negeri Se-Jawa dan Bali. Jurusan Biologi FMIPA-IPB Dirjen Perguruan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.
Nataro, J.P., and J.B. Kaper. 1998. Diarrheagenic Escherichia coli. Center for Vaccine Development, Departments of Medicine, Pediatrics, and Microbiology & Immunology, University of Maryland School of Medicine : Baltimore, Maryland
Paradkar, A., Mosher, R.H., Anders, C., Griffin, A., Griffin, J., Hughes, C., Greaves, P., Barton, B. and Jensen, S.E. 2001. Applications of Gene Replacement Technology to Strepto-myces clavuligerus strain Development for Clavulanic Acid Production. App Env Microbiol 67: 2292-2297.
Paustian, T. 1999. Microbiology and Bacteriologi. The World of Microbes Streptomyces. Available at : http://www. bact.wisc.edu/Microtextbook/index.php Opened : 14/08/2007
Pelczar Jr., M.J., E.C.S. Chan and N.R. Krieg. 1993. Microbiology Concepts and Applications. McGraw-Hill Higher Education : New York.
Scheaffer, A.L., and W. Mendelall. 1990. Elementary Survey Sampling 4th Edition. PWS-Kent Publishing Corporation : Boston.
LAMPIRAN
Tabel 1. Jumlah isolat Streptomyces hasil isolasi pada setiap lokasi pengambilan sampel
No. |
Lokasi |
Jumlah Isolat |
1 |
Hutan Wisata Monkey Forest Ubud - Kabupaten Gianyar. |
6 |
2 |
RTK 8 (Hutan Gunung Agung Abang - Kabupaten Karangasem) |
7 |
3 |
RTK 4 (Hutan Gunung Batukaru - Kabupaten Buleleng, Badung dan Tabanan) |
7 |
4 |
RTK 2 (Hutan Gunung Mungsu - Kabupaten Buleleng) |
3 |
5 |
RTK 5 (Hutan Munduk Pengejaran - Kabupaten Bangli) |
5 |
6 |
RTK 20 (Hutan Penulisan Kintamani - Kabupaten Bangli) |
8 |
7 |
RTK 28 (Hutan Suana Nusa Penida - Kabupaten Klungkung) |
5 |
8 |
RTK 21 (Hutan Sangeh - Kabupaten Badung) |
3 |
9 |
RTK 29 (Hutan Sakti Nusa Penida - Kabupaten Klungkung) |
4 |
10 |
RTK 19 (Hutan Bali Barat - Kabupaten Jembrana dan Buleleng) |
7 |
Total |
55 |
Tabel 2. Karakter makroskopis dan mikroskopis isolat Streptomyces spp. pada setiap lokasi
Karakter Isolat |
Kode Isolat Streptomyces | |||||||||
MFG |
GAA |
GBK |
GM |
MP |
PK |
SaNP1 |
SGH |
SuNP |
SkBB | |
I. Karakteristik Makroskopis | ||||||||||
A. Warna Koloni | ||||||||||
1. Coklat muda |
1, 2, 5 |
1, 5 |
2, 3 |
2, 3 |
4, 7 |
1, 2, 3 |
3 |
1, 5 |
3, 6 | |
2. Coklat |
2, 3 |
4 |
1 |
4 |
2 |
2, 3 | ||||
3. Hijau kekuningan |
3 |
2, 6, 7 | ||||||||
4. Hijau |
6 |
8 |
4 (kecoklatan) | |||||||
5. Putih padat |
4 |
4, 5, 7 |
3 |
2, 3 |
1 |
5, 7 | ||||
6. Putih berbulu |
1 |
1 (tepi hitam) , 4 (pucat), 5 |
1, 5, 6 (tepi hitam) | |||||||
7. Hitam |
2 | |||||||||
8. Jingga Kecoklatan |
1 | |||||||||
9. Abu-abu |
4 | |||||||||
B. Pigmentasi | ||||||||||
1. Merah |
1, 3, 4, 6 |
1, 4, 5, 6, 7 |
2, 3, 4, 6, 7 |
1 |
4, 5 |
2, 3, 4, 7, 8 |
1 |
1, 2 |
1, 2, 3, 5, 7 | |
2. Coklat |
2, 5 |
2, 3 |
1, 5 |
2, 3 |
1, 2, 3 |
1, 5, 6 |
1, 2, 3, 4 |
2, 3 |
3, 4, 5 |
4, 6 |
C. Topografi Permukaan | ||||||||||
1. Bertepung |
2, 4 |
4, 5, 7 |
3, 5 |
1 |
2 |
2, 3, 4, 7 |
1 |
5, 7 | ||
2. Serat menjulang ke atas |
3 |
1, 2, 6, 7 |
2 |
4 | ||||||
3. Bulu-bulu tipis |
1, 5, 6 |
1, 2, 3, 6 |
4 |
2, 3 |
1, 3, 4, 5 |
1, 5, 6, 8 |
1, 3, 4 |
2, 3 |
1, 2, 3, 5 |
1, 2, 3, 4, 6 |
D. Bentuk Permukaan | ||||||||||
1. Cembung |
1, 2, 5 |
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7 |
3, 4, 5 |
1, 2, 3 |
1, 2, 3, 4, 5 |
1, 2, 3, 4, 5, 7, 8 |
1, 3, 4 |
1, 2, 3 |
1, 2, 3, 5 |
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7 |
2. Tidak beraturan |
3, 6 |
1, 2, 6, 7 |
6 |
2 |
4 | |||||
3. Rata |
4 | |||||||||
E. Lain-lain | ||||||||||
1. Serabut halus sekitar koloni |
2 |
1, 2, 3, 6 |
5 |
3, 4 |
3 |
1 | ||||
2. Bagian tepi terpisah |
4 |
4, 5 |
3 |
1 |
5, 7 | |||||
II. Karakteristik Mikroskopis | ||||||||||
A. Hifa | ||||||||||
1. Lurus |
1, 2, 4, 5 |
1, 2, 6, |
1, 2, 3, 5, 7 |
1, 2, 3 |
1, 2, 3, 4, 5 |
1, 2, 4, 5, 6, 8 |
1, 2, 3, 4 |
2, 3 |
1, 2, 3, 4, 5 |
1, 2, 4, 6 |
2. Bergelombang |
1, 3 |
1, 2, 3, 5, 6, 7 |
1, 5, 6, 7 |
2, 3 |
2, 3 |
3, 4, 5, 8 |
1, 2, 3, 4 |
3 |
1, 2, 3, 4, 5 |
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7 |
3. Spiral |
5, 6 |
3, 4, 5, 7 |
4 |
1, 2, 3, 4, 7 |
1 |
3, 5, 7 | ||||
B. Spora | ||||||||||
1. Lurus |
1, 2, 3, 4 |
1, 6, 7 |
2, 5, 7 |
2, 3 |
1, 2, 3, 4, 5 |
2, 4, 6, 8 |
1, 2, 4 |
1, 2, 3 |
1, 2, 3, 4, |
1, 2, 3, 4, 6, 7 |
2. Bergelombang |
4, 6 |
1, 3, 5, 7 |
1, 2, 3, 6, 7 |
1, 2 |
2, 3 |
1, 3, 4, 5, 6, 8 |
1, 2, 3, |
1, 3 |
2, 3, 4, 5 |
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7 |
3. Spiral |
4 |
2, 3, 4, 6 |
1, 3, 4, 6 |
1 |
1, 2, 3, 4, 5, 7 |
3 |
2, 4, 5 |
2, 3, 5, 7 |
Keterangan : Penentuan karakter makroskopis dan mikroskopis, mengikuti sebagian besar pola Kim and Goodfellow (2002).
MFG = Monkey Forest Gianyar, GM = Gunung Mungsu, SaNP = Sakti Nusa Penida, SkBB = Sumberklampok Bali Barat, GAA = Gunung Abang Agung, MP = Munduk Pengejaran, SGH = Sangeh, GBK = Gunung Batukatu, PK = Penulisan Kintamani, SuNP = Suana Nusa Penida
Tabel 3 Hasil Uji Daya Hambat Isolat Streptomyces spp. terhadap lima strain diarrheagenic Escherichia coli
No |
Perlakuan |
Rata - Rata Zona Hambat (mm) | ||||
EHEC |
ETEC |
EIEC |
EPEC |
DAEC | ||
1 |
Kontrol |
00,00 ± 0,00a |
00,00 ± 0,00a |
28,00 ± 1,00ghijk |
39,67 ± 1,53j |
38,33 ± 2,08i |
2 |
GBK1 |
28,33 ± 0,58qrs |
13,33 ± 1,53bcd |
35,33 ± 1,53opqrs |
00,00 ± 0,00a |
00,00 ± 0,00a |
3 |
GBK2 |
27,00 ± 0,00opqr |
23,33 ± 2,08jkl |
36,67 ± 1,53pqrstu |
00,00 ± 0,00a |
2,00 ± 3,46ab |
4 |
GBK3 |
25,00 ± 1,00lmno |
18,00 ± 1,00ghi |
42,67 ± 2,08w |
13,33 ± 6,81cd |
12,33 ± 2,31defg |
5 |
GBK4 |
32,00 ± 0,00t |
23,33 ± 0,58jkl |
34,00 ± 2,00nopq |
00,00 ± 0,00a |
00,00 ± 0,00a |
6 |
GBK5 |
26,00 ± 1,00nopq |
25,00 ± 1,00l |
29,00 ± 2,00hijkl |
19,33 ± 2,08fg |
00,00 ± 0,00a |
7 |
GBK6 |
2,33 ± 4,04a |
12,00 ± 1,00bc |
00,00 ± 0,00a |
8,33 ± 0,58b |
00,00 ± 0,00a |
8 |
GBK7 |
28,33 ± 2,52qrs |
14,33 ± 1,53bcdef |
39,00 ± 1,00stuv |
15,33 ± 4,16de |
15,33 ± 4,04fgh |
9 |
MFG1 |
24,33 ± 3,51klmno |
17,33 ± 1,53efgh |
29,00 ± 1,00hijkl |
00,00 ± 0,00a |
00,00 ± 0,00a |
10 |
MFG2 |
24,00 ± 1,00jklmn |
23,00 ± 3,61jkl |
28,00 ± 1,00ghijk |
00,00 ± 0,00a |
7,00 ± 0,00abcde |
11 |
MFG3 |
19,33 ± 1,53fg |
00,00 ± 0,00a |
26,67 ± 1,53efghij |
00,00 ± 0,00a |
7,67 ± 1,15bcde |
12 |
MFG4 |
25,00 ± 2,00lmno |
00,00 ± 0,00a |
30,67 ± 3,21klmn |
12,33 ± 0,58cd |
18,00 ± 2,00gh |
13 |
MFG5 |
12,33 ± 0,58bc |
00,00 ± 0,00a |
28,00 ± 1,00ghijk |
25,67 ± 3,21h |
9,67 ± 16,74cdef |
14 |
MFG6 |
28,00 ± 1,00pqrs |
18,33 ± 3,06ghi |
29,00 ± 1,73hijkl |
00,00 ± 0,00a |
00,00 ± 0,00a |
15 |
GAA1 |
28,67 ± 0,58qrs |
17,67 ± 3,79fghi |
30,00 ± 4,36jklm |
00,00 ± 0,00a |
00,00 ± 0,00a |
16 |
GAA2 |
17,67 ± 0,58ef |
25,33 ± 3,06l |
24,33 ± 1,53efg |
00,00 ± 0,00a |
00,00 ± 0,00a |
17 |
GAA3 |
14,00 ± 1,00cd |
00,00 ± 0,00a |
26,00 ± 1,00efghi |
00,00 ± 0,00a |
00,00 ± 0,00a |
18 |
GAA4 |
30,33 ± 4,51st |
29,00 ± 2,00m |
30,00 ± 1,00jklm |
20,00 ± 5,00g |
18,33 ± 2,89gh |
19 |
GAA5 |
00,00 ± 0,00a |
00,00 ± 0,00a |
00,00 ± 0,00a |
10,67 ± 4,04bc |
16,00 ± 4,36fgh |
20 |
GAA6 |
21,33 ± 2,08ghij |
16,67 ± 2,08defgh |
25,67 ± 1,53efgh |
00,00 ± 0,00a |
14,67 ± 2,31fgh |
21 |
GAA7 |
21,00 ± 1,00ghi |
14,33 ± 0,58bcdef |
36,00 ± 1,00pqsrt |
00,00 ± 0,00a |
00,00 ± 0,00a |
22 |
GM1 |
25,33 ± 0,58mnop |
20,00 ± 1,00hij |
39,00 ± 1,00stuv |
00,00 ± 0,00a |
00,00 ± 0,00a |
23 |
GM2 |
19,33 ± 0,58fg |
14,00 ± 1,00bcde |
00,00 ± 0,00a |
00,00 ± 0,00a |
00,00 ± 0,00a |
24 |
GM3 |
18,00 ± 1,00ef |
18,67 ± 1,52ghi |
32,00 ± 3,61lmno |
00,00 ± 0,00a |
33,67 ± 3,21i |
25 |
MP1 |
22,00 ± 1,00ghijk |
13,00 ± 2,00bc |
29,33 ± 1,53hijkl |
00,00 ± 0,00a |
6,00 ± 0,00abcd |
26 |
MP2 |
23,33 ± 0,58ijklmn |
14,00 ± 1,00bcde |
29,67 ± 2,52ijklm |
00,00 ± 0,00a |
00,00 ± 0,00a |
27 |
MP3 |
29,67 ± 1,15rst |
22,67 ± 2,08jkl |
26,00 ± 1,00efghi |
00,00 ± 0,00a |
6,00 ± 0,00abcd |
28 |
MP4 |
19,33 ± 1,53fg |
11,33 ± 0,58b |
23,67 ± 2,52def |
00,00 ± 0,00a |
00,00 ± 0,00a |
29 |
MP5 |
21,00 ± 1,00ghi |
15,33 ± 2,52cdefg |
25,67 ± 3,51efgh |
00,00 ± 0,00a |
4,00 ± 6,93abc |
30 |
PK1 |
16,33 ± 0,58de |
00,00 ± 0,00a |
39,33 ± 2,08tuvw |
00,00 ± 0,00a |
6,00 ± 0,00abcd |
31 |
PK2 |
00,00 ± 0,00a |
00,00 ± 0,00a |
00,00 ± 0,00a |
14,33 ± 3,21de |
20,00 ± 3,00h |
32 |
PK3 |
40,00 ± 1,00v |
18,00 ± 2,65ghi |
40,33 ± 0,58uvw |
00,00 ± 0,00a |
17,67 ± 1,53gh |
33 |
PK4 |
36,33 ± 0,58u |
24,00 ± 1,00kl |
32,00 ± 1,00lmno |
00,00 ± 0,00a |
00,00 ± 0,00a |
34 |
PK5 |
48,67 ± 0,58w |
24,00 ± 2,65kl |
42,33 ± 2,08vw |
00,00 ± 0,00a |
00,00 ± 0,00a |
35 |
PK6 |
27,00 ± 1,00opqr |
00,00 ± 0,00a |
26,00 ± 1,00efghi |
00,00 ± 0,00a |
00,00 ± 0,00a |
36 |
PK7 |
26,00 ± 1,00nopq |
24,00 ± 1,00kl |
31,00 ± 1,00klmn |
00,00 ± 0,00a |
00,00 ± 0,00a |
37 |
PK8 |
23,00 ± 1,00ijklm |
17,00 ± 2,00efgh |
29,33 ± 4,51hijkl |
00,00 ± 0,00a |
00,00 ± 0,00a |
38 |
SGH 1 |
00,00 ± 0,00a |
00,00 ± 0,00a |
00,00 ± 0,00a |
00,00 ± 0,00a |
12,67 ± 2,52efg |
39 |
SGH 2 |
16,33 ± 1,53de |
00,00 ± 0,00a |
15,00 ± 1,00b |
00,00 ± 0,00a |
2,00 ± 3,46ab |
40 |
SGH 3 |
00,00 ± 0,00a |
00,00 ± 0,00a |
00,00 ± 0,00a |
00,00 ± 0,00a |
00,00 ± 0,00a |
41 |
SaNP1 |
26,00 ± 1,00nopq |
23,33 ± 1,53jkl |
29,33 ± 1,53hijkl |
00,00 ± 0,00a |
00,00 ± 0,00a |
42 |
SaNP2 |
27,00 ± 1,00opqr |
15,33 ± 3,51cdefg |
27,33 ± 4,16fghijk |
00,00 ± 0,00a |
00,00 ± 0,00a |
43 |
SaNP3 |
00,00 ± 0,00a |
00,00 ± 0,00a |
00,00 ± 0,00a |
00,00 ± 0,00a |
7,67 ± 13,28bcde |
44 |
SaNP4 |
00,00 ± 0,00a |
2,33 ± 4,04a |
20,00 ± 3,00c |
00,00 ± 0,00a |
5,33 ± 4,73abc |
45 |
SuNP1 |
25,00 ± 1,00lmno |
23,00 ± 2,00jkl |
37,67 ± 2,52qrstu |
00,00 ± 0,00a |
00,00 ± 0,00a |
46 |
SuNP2 |
32,33 ± 3,21t |
24,67 ± 4,04ijk |
35,00 ± 1,00opqrs |
00,00 ± 0,00a |
00,00 ± 0,00a |
47 |
SuNP3 |
22,33 ± 2,89hijkl |
19,33 ± 2,52hi |
33,33 ± 1,53mnop |
00,00 ± 0,00a |
2,33 ± 4,04ab |
48 |
SuNP4 |
00,00 ± 0,00a |
00,00 ±0,00a |
00,00 ± 0,00a |
00,00 ± 0,00a |
00,00 ± 0,00a |
49 |
SuNP5 |
00,00 ± 0,00a |
00,00 ± 0,00a |
00,00 ± 0,00a |
00,00 ± 0,00a |
00,00 ± 0,00a |
50 |
SkBB1 |
11,33 ± 0,58b |
12,00 ± 1,00bc |
28,00 ± 1,00ghijk |
00,00 ± 0,00a |
15,33 ± 3,06fgh |
51 |
SkBB2 |
21,33 ± 0,58ghij |
21,00 ± 1,00l |
38,33 ± 1,15rstu |
00,00 ± 0,00a |
00,00 ± 0,00a |
52 |
SkBB3 |
24,33 ± 0,58kl |
11,67 ± 2,08b |
20,33 ± 1,53bcd |
00,00 ± 0,00a |
00,00 ± 0,00a |
53 |
SkBB4 |
35,00 ± 1,00u |
15,33 ± 1,53cdefgh |
27,33 ± 2,52fghijk |
00,00 ± 0,00a |
00,00 ± 0,00a |
54 |
SkBB5 |
30,67 ± 3,51st |
24,33 ± 0,58lm |
35,33 ± 4,04opqrs |
29,00 ± 2,65i |
19,33 ± 4,51h |
55 |
SkBB6 |
21,00 ± 2,00ghi |
25,67 ± 1,53m |
23,00 ± 2,65cde |
00,00 ± 0,00a |
00,00 ± 0,00a |
56 |
SkBB7 |
19,67 ± 1,15fgh |
25,67 ± 4,16m |
26,33 ± 3,06efghij |
16,67 ± 5,03ef |
20,00 ± 1,00h |
Keterangan : Penentuan huruf dilakukan dengan menggunakan uji Duncan (α = 0,05). Huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan korelasi rata-rata zona hambat yang tidak berbeda nyata, sedangkan huruf yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan daya hambat yang berbeda nyata. Huruf yang terdapat pada kolom zona hambat yang berbeda tidak memiliki korelasi satu dengan yang lain.
6
Discussion and feedback