FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERUSAHAAN PUBLIK MENERAPKAN ATURAN BOARD GOVERNANCE DI INDONESIA
on
ISSN: 2302-8556
E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 8.1 (2014):274-290
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERUSAHAAN PUBLIK MENERAPKAN ATURAN BOARD GOVERNANCE
DI INDONESIA
Ni Putu Indah Budasari1 Putu Agus Ardiana2
-
1Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana (Unud), Bali, Indonesia email:indahbudasari@yahoo.co.id/telp: +62 81239242 538
-
2Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana (Unud), Bali, Indonesia
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris tentang pengaruh tendensi income smoothing, kepemilikan publik, ukuran perusahaan dan usiago public terhadap kepatuhan perusahaan publik menerapkan aturan board governance di Indonesia. Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 300 perusahaan dengan jumlah 1.500 observasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2008-2012. Alat analisis menggunakan analisis regresi logit dengan menggunakan program SPSS.Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa tendensi income smoothing berhubungan negatif dengan kepatuhan emiten dalam menerapkan aturan board governance, kepemilikan saham perusahaan oleh publik berhubungan positif dengan kepatuhan emiten dalam menerapkan aturan board governance, ukuran perusahaan berhubungan positif dengan kepatuhan emiten dalam menerapkan aturan board governance, usia go public berhubungan non-linear (parabolik) dengan kecenderungan negatif dengan kepatuhan emiten dalam menerapkan aturan board governance.
Kata Kunci: Board governance, tendensi income smoothing, kepemilikan publik, ukuran perusahaan, umur
ABSTRACT
Regulation of board governance is a form of government as the efforts of regulators to improve corporate governance in Indonesia. This study aims to obtain empirical evidence about the effect of income smoothing tendencies, public ownership, size and age of the company went public on the public company compliance rules implementing the board's governance in Indonesia.
This study used a sample of 300 firms. Based on the results of analysis show that income smoothing tendency is negatively related to the issuer's compliance in applying the rules of the board's governance, public shareholding company by the issuer was positively related to compliance in applying the rules of the board's governance, firm size is positively related to the issuer's compliance in applying the rules of the board's governance, age go related public non-linear (parabolic) with a negative trend with the issuer compliance in applying the rules of the board's governance .
Keywords: Board governance, income smoothing tendencies, public
ownership, firm size, age
PENDAHULUAN
Salah satu penyebab krisis ekonomi yang terjadi di negara Asia yang masih terasa dampaknya hingga saat ini adalah akibat buruknya tata kelola perusahaan atau corporate governance (Andari, 2005). Menurut The World Bank, 1998, dalam Oktapiyani, 2009, salah satu faktor penentu parahnya krisis yang terjadi di Asia Tenggara karena lemahnya implementasi sistem tata kelola perusahaan atau yang sering disebut Good Corporate Governance (GCG).Minimnya pelap.oran kinerja keuangan, kurangnya peng.awasan atas aktivitas manajemen oleh dew.an komisaris dan auditor, serta kur.angnya insentif eksternal untuk mend.orong terciptanya efisie.nsi di perusahaan melalui pers.aingan yang fair terlihat sebagai kelemahan tersebut (Ilham, 2005).
Corporate Governance merupakan sebuah konsep yang diajukan melaluisupervisi kine.rja manajemen dan menj.amin akunta.bilitas terhadap stakeholderberdas.arkan pada kerangka peraturan demi terciptanya pening.katan kinerja perusahaan (Hastuti 2005). Optimalisasi alo.kasi atau pengg.unaan sumber daya perus.ahaan agar pertumb.uhan dan kesejahteraan pemilik terjaga merupakan sebuahupaya dari pengembangan Good Corporate Governance (George, 2010).Semua ketentu.an dan mekan.isme yang menj.amin bahwa aset di dalam perusahaan dikelola secara efisien serta dapat mengur.angi pengambi.lalihan sumber daya yang tidak tepat oleh ma.najer atau bagian lain dari perus.ahaan tera.ngkum dal.am mekan.isme Corporate Governance(Lara, 2005). Untuk memperbaiki kerangka implementasi Good Corporate Governance, kemudian muncul apa yang disebut dengan Board Governance. Dalam Corporate
Governance yang berkaitan dengan board of directors adalah dewan komisaris independen dalam perusahaan.
Salah satu bentuk upaya dari pemer.intah sebagai pi.hak regulator untuk memp.erbaiki Corporate Governance di Indo.nesia adalah dengan penerapan peraturan tentang Board Governance (Husnan, 2001). Kepatuhan terhadap Board Governance adalah seberapa patuh para perusahaan publik terhadap aturan yang ditetapkan tentang keberadaan Board Governance. Rendahnya kesadaran perusahaan publik yang listing di Bursa Efek Indonesia untuk menerapkan aturan Board Governancedisebabkan oleh aturan tersebut bersifat himbauan dan tidak adanya sanksi yang tegas dari pihak regulator (Nuryanah, 2004).
Penelitian ini penting karena isu rendahnya kesadaran mengenai kepatuhan emiten terhadap aturan Board Governance. Dalam penelitian (Fitria, 2010) menyatakan bahwa secara konsisten variabel aset dan umur go public secara signifikan mempengaruhi kepatuhan emiten dalam menerapkan Board Governance. Nuryanah (2004) dalam penelitiannya menemukan bahwapenerapan aturan Board Governance berk.aitan dengan str.uktur dan komp.osisi Board Governance, dimanatingkat respo.nsivitas emi.ten mampu diterangkan oleh variabel industri. Variabel besar emiten berdasarkan aset dan umur go public emiten tidak signifikan secara statistik.
Serangkaian penelitian tentang perataan laba telah dilakukan, dan hasil-hasil penelitian terdahulu ditemukan bahwa secara umum terdapat kecenderungan perusahaan untuk melakukan praktik perataan laba. Dalam Kustanto (2009) terdapat penelitian oleh McHugh (2000) tidak menyetujui adanya praktik perataan
laba yang merupakan manipulasi atas laporan keuangan, sedangkan penelitian lain oleh Beidleman (2007) menyatakan bahwa praktik perataan laba bukan merupakan tindakan penipuan, tetapi merupakan salah satu cara untuk mencapai efisiensi pasar saham.
Kepemilikan publik (public ownership) adalah kepemilikan saham oleh publik (Alle, 2011).Semakin besar saham yang dimiliki publik, kemungkinan untuk mematuhi peraturan board governance adalah semakin patuh karena perusahaan ingin menunjukkan kredibilitas dan nilai perusahaan terhadap publik bahwa perusahaan tersebut merupakan perusahaan yang patuh terhadap aturan yang sudah ditetapkan.
Indikasi lain yang dianggap sebagai faktor pendorong bagi manajemen untuk melakukan praktik perataan laba adalah ukuran perusahaan.Penelitian yang telah dilakukan Moses (2007) menemukan bukti bahwaperus.ahaan yang besar lebih cende.runguntuk mela.kukan praktik perataan laba diban.dingkan dengan perus.ahaan yang kecil, karena subyek pemer.iksaaan yang lebih ketat dari peme.rintah dan masy.arakat umum lebih ter.tuju pada perusa.haan yang besar.Semakin besar ukuran perusahaan dan semakin panjang umur go public maka akan mempengaruhi kepatuhan emiten terhadap aturan board governance sehingga implementasi Good Corporate Governance pada perusahaan semakin baik, dalam hal tersebut akan menarik investor untuk menanamkan saham.
Dari pemaparan tersebut penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris tentang pengaruh tendensi income smoothing, kepemilikan publik, ukuran
perusahaan dan usia go public terhadap kepatuhan perusahaan publik menerapkan aturan board governance di Indonesia.
METODE PENELITIAN
Penelitian dilakukan terhadap perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, dengan tendensi income smoothing, kepemilikan saham perusahaan oleh publik, ukuran (aset) perusahaan, usiago public perusahaan, dan kepatuhan perusahaan publik dalam menerapkan aturan board governance sebagai objek penelitian.Metode penentuan sampel yang digunakan adalah sampel jenuh dan terpilih sebanyak 300 perusahaan sebagai sampel penelitian.Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi logit.
Variabel Kepatuhan Emiten Dalam Menerapkan Aturan Board Governance (DCOM)diukur dengandummy variable yang bernilai 1 jika (a) emiten memiliki jumlah komisaris independen minimal sebesar 30 persen dari total dewan komisaris, (b) memiliki direktur tidak terafiliasi minimal satu orang, (c) memiliki komite audit, memiliki sekretaris perusahaan, dan (d) direksi dan komisaris memiliki reputasi yang baik sedangkan bernilai 0 jika minimal salah satu dari butir aturan board governance di atas tidak terpenuhi.
Tendensi Income Smoothing (ABSEFE) diukur dengan selisih absolut antara laba bersih setelah mengeluarkan pos-pos luar biasa yang dilaporkan dan yang diestimasi dengan ordinary least square untuk setiap perusahaan dari tahun 2008 sampai 2012.Kepemilikan Publik (PUBOWN) diukur dengan prosentase kepemilikan saham perusahaan oleh publik pada tahun 2008 sampai 2012.Ukuran
Perusahaan (SIZE) diukur dengan logaritma natural total aset perusahaan tahun 2008 sampai 2012.Usia Go Public (AGE) diukur dengan selisih antara tanggal observasi (31 Desember 2008 sampai 2012) dan tanggal perusahaan melakukan initial public offering yang dinyatakan dalam satuan tahun, dan Usia Go Public dikuadratkan (AGE2) adalah usiago public yang dikuadratkan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 1.di bawah ini menunjukkan hasil statistik deskriptifvariabel-variabel yang dioperasikan dalam penelitian ini.Mengacu kepada statistik deskriptif, variabel tendensi manajemen laba yang diukur dengan nilai absolut dari earnings forecast error (ABSEFE) menunjukkan nilai rata-rata aritmetika (mean) sekitar 169 milyar rupiah. Nilai ini relative besar sehingga mengindikasikan bahwa secara rata-rata terdapat tendensi manajemen laba (terutama income smoothing) yang relatif rendah.Tetapi deviasi standar variabel ini jauh lebih tinggi yaitu lebih dari 887 milyar rupiah yang berarti terdapat sejumlah pengamatan dengan tendensi manajemen laba yang tinggi dan rendah dengan perbedaan yang signifikan.Dugaan ini dikonfirmasi oleh perbedaan antara nilai tertinggi (lebih dari 27 triliun rupiah) dan nilai terendahnya (hanya 10 juta rupiah).
Variabel ukuran perusahaan (SIZE) yang diukur dengan logaritma natural total aset emiten tidak dapat berbicara banyak kecuali nilai statistik deskriptif tersebut dikembalikan ke dalam bentuk eksponensial.Tabel 1.menunjukkan bahwa rata-rata aritmetika ukuran perusahaan keseluruhan pengamatan adalah 13,96.
Nilai ini ekuivalen dengan total aset sebesar 1.155.449,50 juta rupiah. Deviasi standar variabel ini cukup rendah yaitu hanya 1,95 atau ekuivalen dengan nilai total aset sekitar 7 juta rupiah. Hal ini juga dikonfirmasi oleh selisih nilai tertinggi dan terendah yang tidak terlalu besar.
Variabel PUBOWN menunjukkan rata-rata sebesar 0,3724 yang artinya secara rata-rata publik memiliki 37,24 persen perusahaan emiten. Standar deviasi sebesar 0,2096 berarti terdapat 20,96 persen penyimpangan persentase kepemilikan publik dari rata-ratanya. Kepemlikian publik tertinggi adalah 100 persen (Cowell Development Tbk dan Intiland Development Tbk) dan terendah adalah 1 persen (Chandra Asri Petrochemical Tbk).
Variabel AGE menunjukkan rata-rata sebesar 11,37 yang artinya secara rata-rata usia listing emiten adalah 11,37 tahun. Standar deviasi sebesar 6,73 berarti terdapat 6,73 tahun penyimpangan usia listing emiten dari rata-ratanya. Periode listing terlama adalah 29,63 tahun dan periode listing terpendek adalah 0,21 tahun. Variabel SQAGE menunjukkan rata-rata sebesar 174,37 yang artinya secara rata-rata kuadrat usia listing emiten adalah 174,37 tahun. Standar deviasi sebesar 160,62 berarti terdapat 160,62 tahun penyimpangan kuadrat usia listing emiten dari rata-ratanya. Periode listing terlama adalah 878,11 tahun dan terendah adalah 0,04 tahun.
Tabel 1.
Statistik Deskriptif Keseluruhan Sampel
UKURAN |
ABSEFEb |
SIZEc |
PUBOWN |
AGE |
SQAGE |
DCOMa |
Jumlah Observasi |
1.500 |
1.500 |
1.500 |
1.500 |
1.500 |
1.500 |
Jumlah Observasi D=1a |
- |
- |
- |
- |
- |
1.190 |
Jumlah Observasi D=0a Rata-Rata |
- |
- |
- |
- |
- |
310 |
Aritmetika |
169.121,42 |
13.964 |
0,3724 |
11,37 |
174,37 |
0,7933 |
Deviasi Standar |
887.203,41 |
1,9510 |
0,2096 |
6,73 |
160,62 |
0,4050 |
Nilai Maksimum |
27.340.356,40 |
20,27 |
1,00 |
29,63 |
878,11 |
1 |
Nilai Minimum |
10 |
6,80 |
0,01 |
0,21 |
0,04 |
0 |
Sumber:Output SPSS
Hasil pengujian regresi logistic tersebut dapat dilihat sebagai berikut.
Tabel 2.
Pengaruh Tendensi Income Smoothing pada Kepatuhan Perusahaan Publik Menerapkan Aturan Board Governance
Expected Sign a |
Coefficient |
P-Value |
P-Value* b |
Odd Ratioc |
Keseluruhan Sampel Positive a |
0.002 |
0.200 |
0.100 |
1.200 |
Sektor Agriculture Positive a |
0.004 |
0.926 |
0.463 |
1.500 |
Sektor Basic Industry Positive a |
0.006 |
0.894 |
0.447 |
1.600 |
Sektor Consumer Goods Positive a |
0.003 |
1.000 |
0.500 |
1.200 |
Sektor Finance Positive a |
0.005 |
0.961 |
0.481 |
1.400 |
Sektor Infrastructure Positive a |
0.008 |
0.518 |
0.259 |
1.900 |
Sektor Mining Positive a |
0.005 |
0.446 |
0.223 |
1.300 |
Sektor Miscellaneous Positive a |
0.007 |
0.228 |
0.114 |
1.500 |
Sektor Property, Real Estate, and Building Construction Positive a |
0.006 |
0.071 |
0.036 |
1.400 |
Sektor Trade, Service, and Investment Positive a |
0.006 |
0.033 |
0.017 |
1.600 |
Sumber:Output SPSS
Tabel2.diatas menunjukkan bahwa Absolute Value of Earning Forces Error (ABSEFE) berhubungan positif dengan kepatuhan emiten dalam menerapkan aturan board governance, dengan kata lain income smoothing tendency berhubungan negatif terhadap kepatuhan emiten.Semakin rendah kecenderungan emiten melakukan income smoothing tendency, semakin tinggi tingkat kepatuhan emiten menerapkan aturan board governance.
Temuan ini konsisten untuk keseluruhan sampel dan sampel setiap sektor. Akan tetapi hanya sektor Property, Real Estate and Building Construction dan sektor Trade, Service and Investment yang menunjukkan bahwa income smoothing tendency berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kepatuhan emiten menerapkan aturan board governance. Tabel diatas juga menunjukkan secara konsisten nilai Odd Ratio yang lebih besar dari 1,0 untuk keseluruhan sampel. Hal ini mempertegas bahwa emiten memiliki probabilitas yang lebih tinggi dalam mematuhi aturan board governanceketika tendensi manajemen labanya (tendensi melakukan income smoothing) semakin rendah.
Tabel 3.
Pengaruh Kepemilikan Publik (Public Ownership) pada Kepatuhan Perusahaan Publik Menerapkan Aturan Board Governance
Expected Sign a |
Coefficient |
P-Value |
P-Value* b |
Odd Ratioc |
Keseluruhan Sampel Positive a |
0.084 |
0.786 |
0.393 |
1.087 |
Sektor Agriculture Positive a |
55.533 |
0.953 |
0.477 |
1.311 |
Sektor Basic Industry Positive a |
0.163 |
0.909 |
0.455 |
1.177 |
Sektor Consumer Goods Positive a |
336.501 |
0.995 |
0.498 |
1.382 |
Sektor Finance Positive a |
2.786 |
0.006 |
0.003 |
1.062 |
Sektor Infrastructure Positive a |
5.011 |
0.020 |
0.01 |
150.035 |
Sektor Mining Positive a |
2.147 |
0.142 |
0.071 |
1.117 |
Sektor Miscellaneous Positive a |
5.048 |
0.000 |
0.000 |
155.712 |
Sektor Property, Real Estate, and Building Construction Positive a |
2.127 |
0.026 |
0.013 |
1.119 |
Sektor Trade, Service, and Investment Positive a |
0.528 |
0.362 |
0.181 |
1.590 |
Sumber:Output SPSS |
Tabel3. diatas menunjukkan bahwaPUBOWN (kepemilikan saham perusahaan oleh publik) berhubungan positif dengan kepatuhan emiten dalam menerapkan aturan board governance untuk keseluruhan sampel dan kelompok sektor.Hubungan yang positif antara kepemilikan publik dan kepatuhan dalam menerapkan aturan board governance menunjukkan bahwa semakin tinggi kepemilikan publik, maka semakin ketat pengawasan pihak eksternal yang mampu mendorong emiten untuk semakin patuh dalam menerapkan aturan board
governance.
Tabel diatas juga menunjukkan secara konsisten nilai Odd Ratio yang
lebih besar dari 1,0. Hal ini mempertegas bahwa emiten memiliki probabilitas
mematuhi aturan board governance ketika kepemilikan publik semakin besar.Tabel di atas menunjukkan bahwa hanya sektor Finance, Infrastructure, Mining, Miscellaneous, dan Property, Real Estate, and Building Construction yang menunjukkan pengaruh kepemilikan publik yang positif dan signifikan terhadap kepatuhan emiten dalam menerapkan aturan board governance.
Tabel 4.
Pengaruh Ukuran Perusahaan pada Kepatuhan Perusahaan Publik Menerapkan Aturan Board Governance
Expected Sign a |
Coefficient |
P-Value |
P-Value* b |
Odd Ratioc |
Keseluruhan Sampel Positive a |
0.132 |
0.000 |
0.000 |
1.141 |
Sektor Agriculture Positive a |
10.916 |
0.953 |
0.477 |
55022.827 |
Sektor Basic Industry Positive a |
0.389 |
0.036 |
0.018 |
1.678 |
Sektor Consumer Goods Positive a |
17.150 |
0.998 |
0.499 |
1.200 |
Sektor Finance Positive a |
0.302 |
0.020 |
0.01 |
1.352 |
Sektor Infrastructure Positive a |
0.246 |
0.088 |
0.044 |
1.279 |
Sektor Mining Positive a |
0.030 |
0.813 |
0.407 |
1.970 |
Sektor Miscellaneous Positive a |
0.239 |
0.242 |
0.121 |
1.787 |
Sektor Property, Real Estate, and Building Construction Positive a |
0.092 |
0.659 |
0.323 |
1.097 |
Sektor Trade, Service, and Investment Positive a |
0.068 |
0.316 |
0.158 |
1.071 |
Sumber:OutputSPSS
Tabel4.diatas menunjukkan bahwa ukuran perusahaan berhubungan positif dengan kepatuhan emiten dalam menerapkan aturan board governance. Temuan ini konsisten untuk keseluruhan sampel dan sampel setiap sektor.Tetapikeseluruhan sampel dan sejumlah sektor seperti Basic Industry,
Finance dan Infrastructure yang menunjukkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan emiten menerapkan aturan board governance.Tabel diatas menunjukkan secara konsisten nilai Odd Ratio yang lebih besar dari 1,0. Hal ini mempertegas bahwa emiten yang memiliki ukuran asset yang lebih besar memiliki probabilitas yang lebih tinggi dalam mematuhi aturan board governance.
Tabel 5.
Tabel Pengaruh UsiaGo Public pada Kepatuhan Perusahaan Publik Menerapkan Aturan Board Governance
Expected Sign a |
Coefficient |
P-Value |
P-Value* b |
Odd Ratioc |
Keseluruhan Sampel Positive a |
-0.037 |
0.3486 |
0.8256 |
1.964 |
Sektor Agriculture Positive a |
-681.378 |
0.5453 |
0.7273 |
1.923 |
Sektor Basic Industry Positive a |
-0.008 |
0.4383 |
0.7808 |
1.328 |
Sektor Consumer Goods Positive a |
-2.923 |
0.8486 |
0.5756 |
1.054 |
Sektor Finance Positive a |
-0.237 |
0.3484 |
0.8257 |
1.267 |
Sektor Infrastructure Positive a |
-0.155 |
0.2482 |
0.8758 |
1.857 |
Sektor Mining Positive a |
-0.474 |
0.3589 |
0.8205 |
1.607 |
Sektor Miscellaneous Positive a |
-0.380 |
0.3476 |
0.8261 |
1.684 |
Sektor Property, Real Estate, and Building Construction Positive a |
-0.099 |
0.9423 |
0.5288 |
1.906 |
Sektor Trade, Service, and Investment Positive a |
-0.142 |
0.4487 |
0.7756 |
1.153 |
Sumber:OutputSPSS
Tabel5.diatas menunjukkan bahwa usiago public emiten berhubungan negatif dengan kepatuhan emiten dalam menerapkan aturan board governance. Temuan ini konsisten untuk keseluruhan sampel dan kelompok sektoral. Variabel usiago public tidak berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan emiten dalam
menerapkan aturan board governance untuk keseluruhan sampel dan kelompok sektoral yang mengindikasikan bahwa usiago public tidak berhubungan linear negatif terhadap kepatuhan penerapan aturan board governance. Tabel6.berikut menganalisis hubungan non-linear (parabolik) antara variabel usiago public dan kepatuhan menerapkan aturan board governance.
Tabel 6.
Tabel Pengaruh UsiaGo Public (Dikuadratkan) pada Kepatuhan Perusahaan Publik Menerapkan Aturan Board Governance
Expected Sign a |
Coefficient |
P-Value |
P-Value* b |
Odd Ratioc |
Keseluruhan Sampel Not Knowna |
-0.042 |
0.0286 |
0.0286 |
1.001 |
Sektor Agriculture Not Knowna |
-39.071 |
0.0853 |
0.0853 |
1.923 |
Sektor Basic Industry Not Knowna |
-0.007 |
0.0682 |
0.0682 |
1.256 |
Sektor Consumer Goods Not Knowna |
-2.754 |
0.0956 |
0.0956 |
1.051 |
Sektor Finance Not Knowna |
-0.113 |
0.0184 |
0.0184 |
1.987 |
Sektor Infrastructure Not Knowna |
-0.235 |
0.0782 |
0.0782 |
1.857 |
Sektor Mining Not Knowna |
-0.352 |
0.0289 |
0.0289 |
1.980 |
Sektor Miscellaneous Not Knowna |
-0.258 |
0.0476 |
0.0476 |
1.588 |
Sektor Property, Real Estate, and Building Construction Not Knowna |
-0.146 |
0.0323 |
0.0323 |
1.861 |
Sektor Trade, Service, and Investment Not Knowna |
-0.126 |
0.0987 |
0.0987 |
1.183 |
Sumber:Output SPSS
Tabel 6.diatas menunjukkan bahwa usiago public (dikuadratkan) berhubungan negatif dengan kepatuhan emiten dalam menerapkan aturan board governance. Temuan ini konsisten untuk keseluruhan sampel dan kelompok sektoral. Variabelusiago public berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan emiten dalam menerapkan aturan board governance untuk keseluruhan sampel dan
kelompok sektoral yang mengindikasikan bahwa usiago public berhubungan nonlinear (parabolik) terhadap kepatuhan penerapan aturan board governance.
Sampai pada level usia tertentu, semakin lama perusahaan terdaftar di bursa, semakin patuh terhadap aturan board governance, tetapi setelah melewati level usia tersebut, semakin tidak patuh terhadap aturan board governance. Hal ini diduga disebabkan karena aturan board governance tidak mengandung sanksi yang tegas sehingga hanya perusahaan-perusahaan yang relatif baru terdaftar di bursa yang mematuhinya, sedangkan perusahaan yang telah lama go public cenderung tidak mematuhinya.
SIMPULAN DAN SARAN
Income smoothing tendency berhubungan negatif dengan kepatuhan emiten dalam menerapkan aturan board governance.Artinya, semakin rendah kecenderungan perusahaan melakukan praktik income smoothing, semakin tinggi probabilitas perusahaan mematuhi aturan board governance.Temuan ini konsisten untuk keseluruhan sampel dan sampel emiten per sektor.Tetapi hanya sebagian kecil sektor yang menunjukkan pengaruh yang signifikan.Kepemilikan saham perusahaan oleh publik berhubungan positif dengan kepatuhan emiten dalam menerapkan aturan board governance.Artinya, semakin besar kepemilikan saham perusahaan oleh publik, semakin tinggi probabilitas perusahaan mematuhi aturan board governance.Temuan ini konsisten untuk keseluruhan sampel dan sampel emiten per sektor.Tetapi hanya sebagian kecil sektor yang menunjukkan pengaruh yang signifikan.Ukuran perusahaan berhubungan positif dengan kepatuhan emiten
dalam menerapkan aturan board governance.Artinya, semakin besar aset yang dikelola perusahaan, semakin tinggi probabilitas perusahaan mematuhi aturan board governance.Temuan ini konsisten untuk keseluruhan sampel dan sampel emiten per sektor.Tetapi hanya sebagian kecil sektor yang menunjukkan pengaruh yang signifikan.Usiago public berhubungan non-linear (parabolik) dengan kecenderungan negatif dengan kepatuhan emiten dalam menerapkan aturan board governance.Temuan ini konsisten untuk keseluruhan sampel dan sampel emiten per sektor. Sampai pada level usia tertentu, semakin lama perusahaan terdaftar di bursa, semakin patuh terhadap aturan board governance, tetapi setelah melewati level usia tersebut, semakin tidak patuh terhadap aturan board governance. Hal ini diduga disebabkan karena aturan board governance tidak mengandung sanksi yang tegas sehingga hanya perusahaan-perusahaan yang relatif baru terdaftar di bursa yang mematuhinya, sedangkan perusahaan yang telah lama go public cenderung tidak mematuhinya.
Berdasarkan pada hasil kesimpulan tersebut, maka diajukan saran berikut:Otoritas pasar modal sebaiknya memperketat mekanisme monitoring terkait praktik manajemen laba yang oportunistik yang berpotensi menyesatkan pengguna laporan keuangan dan bursa sebaiknya terus mendorong emiten untuk meningkatkan proporsi kepemilikan saham oleh publik serta aturan tentang board governance sebaiknya dilengkapi dengan sanksi (administratif) yang tegas sehingga semua emiten mematuhinya.
REFERENSI
Alle, Badertscher, Yon. 2011. Private versus Public Ownership : Implications for Future Profitability. Indiana University.
Andari, Fitri Rahma. 2005. Faktor Internal Pada Kecenderungan Underpricing Saham Perdana di BEJ dalam Tahun 1998-2004. detic.com.
Beidleman, Belkaoui, Marihot dan Doddi Setiawan. 2007. Pengaruh Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba di Industri Perbankan Indonesia. Makalah Simposium Nasional Akuntansi X Makasar.
Fitria, Anisa. 2010. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketaatan Emiten dalam Menerapkan Aturan Board Governance Pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Makalah Simposium Nasional Akuntansi X.
George. 2010. Analisa Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Perataan Laba (Income Smoothing) pada Perusahaan-Perusahaan Go Public. Univ. Kristen Petra (dalam Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol 7 No 2 2005).
Hastuti, Dwi Theresia. 2005. Hubungan Antara Good Corporate Governance Dan Struktur Kepemilikan Dengan Kinerja Keuangan: Studi Kasus Pada Perusahaan Yang Listing di Bursa Efek Jakarta. Makalah Simposium Nasional Akuntansi VIII Solo.
Husnan, Suad. 2001. Corporate Governance dan Keputusan Pendanaan: Perbandingan Kinerja Perusahaan dengan Pemegang Saham Pengendali Perusahaan Multinasional dan bukan Multinasional. Jurnal Riset Akuntansi, Manajemen Ekonomi 1 (1): 1-12.
Ilham. 2005. Analisa Responsivitas Ketaatan Emiten Terhadap Aturan Board Governance pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta Pada Tahun 2003. Makalah Konferensi Nasional Akuntansi.
Lara. 2005. Implementasi Good Corporate Governance UntukPerusahaan Publik Indonesia. Majalah Usahawan, No.10 TH XXIX.
McHugh. 2000. Introduction of Capital Markets. Oklahoma State University.
Moses, C., and Piera, F.M., (2007). Corporate Governance, Audit Quality, and The Cost of Debt Financing of French Listed Companies. (online), (http://papers.ssrn.com/so13/papers.cfm?abstract_id=960681).
Nuryanah, Siti. 2004. Analisa Ketaatan Emiten Terhadap Aturan Board Governance: Studu Kasus Tahun 2002. Makalah Simposium Nasional Akuntansi VII Bali.
Oktapiyani. 2009. Analisis Perataan Penghasilan:Faktor-Faktor yang mempengaruhi dan Kaitannya dengan Kinerja Saham Perusahaan Publik di Indonesia. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia Vol.5 No.1 Januari 2009.
290
Discussion and feedback