ISSN: 2302-8556

E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 9.1 (2014): 392-409

PENGARUH OPINI AUDIT, SOLVABILITAS, UKURAN KAP DAN LABA RUGI PADA AUDIT REPORT LAG

Ni Komang Ari Sumartini1 Ni Luh Sari Widhiyani2

1Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana, Bali, Indonesia e-mail : [email protected] / telp : +6281739367412 2

2Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana, Bali, Indonesia

ABSTRAK

Audit report lag merupakan rentang waktu dalam menyelesaikan pekerjaan audit hingga tanggal diterbitkannya laporan audit. Penelitian ini bertujuan mendapatkan bukti empiris opini audit, solvabilitas perusahaan, ukuran kantor akuntan publik, dan laba/rugi tahun berjalan mempengaruhi audit report lag. Penelitian dilakukan pada perusahaan pertambangan di BEI tahun 2009-2012. Jumlah sampel sebanyak 17 perusahaan dengan 68 amatan. Pengambilan sampel dengan metode purposive sampling. Teknik analisis menggunakan regresi linear berganda. Didapatkan hasil opini audit dan laba/rugi tahun berjalan berpengaruh negatif terhadap audit report lag, sedangkan variabel solvabilitas perusahaan dan ukuran kantor akuntan publik tidak berpengaruh terhadap audit report lag.

Kata Kunci : audit report lag, opini, solvabilitas

ABSTRACT

Audit report lag is time in finishing job audient until publication date of audit report. This research purposes get proof empirical audit opinion, solvability company, size of public accountant, and profit/loss current year on audit report lag. Research carried on mining company in IDX for period 2009-2012. Sample used were 17 company with 68 financial statement. Samples were taken by purposive sampling. The analysis technique used multiple linear regression. Result shows audit opinion and profit/loss current year have negative effects to audit report lag, meanwhile solvability company and size of public accountant not affect the audit report lag.

Keywords : audit report lag, opinion, solvability

PENDAHULUAN

Laporan keuangan merupakan media informasi bagi pengguna untuk menilai kondisi keuangan dan kinerja perusahaan (Ahmed dan Shakawat, 2010). Perusahaan tercatat di Bursa Efek Indonesia harus menyerahkan laporan keuangan disertai dengan opini auditor ke Bapepam-LK serta mengumumkannnya kepada publik sampai batas akhir bulan ketiga atau harus sudah diaudit dalam jangka waktu 90 hari (Iskandar dan Estralita 2010). Afify (2009) serta Hossain dan Peter

(1998) menyatakan jangka waktu auditor mengaudit berpengaruh terhadap ketepatan waktu laporan keuangan dipublikasikan dan informasi yang terkandung didalamnya. Publikasi laporan keuangan menggambarkan sinyal yang diberikan perusahaan, sinyal dapat berupa good news maupun bad news tergantung respon pasar, Ross (1977). Investor merupakan salah satu pihak yang memiliki kepentingan dengan perolehan informasi keuangan yang tepat waktu (Apadore dan Marjan, 2013), implikasinya meningkatkan kepercayaan investor dalam melakukan keputusan investasi (Shukeri dan Sherliza, 2010).

Rentang waktu antara tanggal tutup buku perusahaan dengan tanggal dikeluarkannya opini auditor dapat diketahui lamanya waktu penyelesaian audit. Mohamad-Nor et al. (2010) menyebutnya sebagai audit report lag.Penelitian yang Knechel dan Jeff (2001) menghasilkan rata-rata audit report lag 68,09 hari, sedangkan Walker dan David (2006) meneliti audit report lag dengan rata-rata 63,8 hari. Penelitian Iyoha (2012) meneliti pengaruh beberapa variabel terhadap audit report lag dan mendapatkan hasil ukuran perusahaan serta profitabilitas berpengaruh negatif, umur perusahaan berpengaruh positif dan variabel ukuran kantor akuntan publik tidak berpengaruh terhadap audit report lag.

Dari berbagai penelitian mengenai audit report lag sebelumnya dengan menggunakan beberapa variabel, di penelitian ini peneliti tertarik untuk mengetahui pengaruh opini audit, solvabilitas perusahaan, ukuran KAP, dan laba/rugi tahun berjalan terhadap audit report lag. Opini audit yang diberikan oleh auditor ada bermacam-macam tergantung hasil audit yang dilaksanakan (Parwati dan Yohanes, 2009). Jangka waktu proses penyelesaian audit dapat berbeda satu

dengan lainnya antara perusahaan yang memperoleh pendapat wajar tanpa pengecualian dengan pendapat audit lainnya. Solvabilitas perusahaan merupakan kemampuan perusahaan untuk membayar hutangnya (Indriyani dan Supriyati, 2012). Penelitian ini menggunakan proksi debt to total asset untuk melihat pengaruh solvabilitas perusahaan terhadap audit report lag.

Ukuran kantor akuntan publik adalah ukuran yang digunakan untuk menentukan suatu akuntan publik dikatakan besar atau kecil (Wati dan Bambang, 2003). Ukuran KAP dalam penelitian ini menggunakan proksi jumlah klien yang diaudit oleh suatu KAP dalam satu industri. Laba/rugi tahun berjalan menerangkan perusahaan mendapatkan laba atau rugi untuk kegiatan bisnisnya selama 1 periode. Investor lebih menyukai perusahaan yang mengumumkan laba dibanding rugi. Laba dipandang good news sehingga audit report lag nya lebih cepat sedangkan rugi dipandang bad news cenderung audit report lag nya lebih lama.

Penelitian ini dilakukan pada perusahaan pertambangan, karena minat investor untuk berinvestasi di sektor pertambangan sangatlah tinggi, ini terlihat pada Fact Book IDX 2009, 2010, 2011, dan 2012 dimana Bursa Efek Indonesia mencatat banyak perusahaan pertambangan yang secara konsisten masuk dalam 50 perusahaan yang sahamnya paling aktif diperdagangkan baik dari segi volume, nilai, dan frekuensinya. Ini berarti jangka waktu penyelesaian audit laporan keuangan (audit report lag) yang cepat akan membuat informasi keuangan perusahaan pertambangan disajikan tepat waktu sehingga informasi keuangan perusahaan pertambangan tersebut berguna bagi pemakai. Berdasarkan kajian

diatas, maka dilakukannya penelitian ini bertujuan mendapatkan bukti empiris variabel opini audit, solvabilitas perusahaan, ukuran kantor akuntan publik dan laba/rugi tahun berjalan mempengaruhi audit report lag.

Pemberian unqualified opinion merupakan good news yang membuat calon investor tertarik melakukan investasi sehingga perusahaan akan lebih cepat dalam menyampaikan laporan keuangannya dan cenderung audit report lag yang lebih pendek (Parwati dan Yohanes, 2009). Pada perusahaan yang menerima opini selain unqualified opinion akan terjadi negoisasi antara auditor dengan perusahaan tersebut, selain itu auditor juga perlu berkonsultasi dengan auditor yang lebih senior atau staf lain untuk semakin meyakinkan opininya akibatnya audit report lag akan relatif lebih lama (Iskandar dan Trisnawati, 2010). Peneliti mengajukan hipotesis ini untuk perusahaan yang mendapatkan opini unqualified opinion cenderung audit report lag nya lebih pendek berarti opini audit pengaruhnya negatif terhadap audit report lag,

H1 : Opini audit berpengaruh negatif terhadap audit report lag

Menurut Widati dan Fina (2008) solvabilitas perusahaan yang tinggi memaksa perusahaan menyediakan dengan cepat laporan keuangan auditannya kepada kreditor sehingga audit report lag nya lebih cepat. Berbeda dengan Lianto dan Budi (2010) bahwa jika jumlah hutang perusahaan lebih besar daripada aktiva yang dimiliki perusahaan tersebut cenderung meningkatkan kerugian dan kehati-hatian auditor untuk mengaudit laporan keuangan perusahaan tersebut sehingga audit report lag nya lebih lama. Peneliti mengajukan hipotesis ini untuk

perusahaan yang memiliki proporsi debt to total asset yang tinggi cenderung audit report lag nya lebih lama berarti pengaruhnya positif terhadap audit report lag H2 : Solvabilitas perusahaan berpengaruh positif terhadap audit report lag

Hasil Penelitian Indra dan Harsono (2012) menyatakan ukuran KAP dengan proksi jumlah klien berpengaruh terhadap jangka waktu penyelesaian audit oleh auditor karena menunjukkan perusahaan dengan jumlah klien yang banyak dalam satu industri relevan terhadap akumulasi pengalaman yang dimiliki auditor sehingga lebih cepat mengaudit daripada perusahaan yang sedikit memiliki jumlah klien dalam satu industri. Peneliti menilai KAP tersebut semakin baik pengetahuan dan pemahamannya tentang perusahaan yang diaudit dan lebih berpotensi waktu menyelesaikan audit laporan keuangannya lebih cepat. Peneliti mengajukan hipotesis ini untuk KAP yang mempunyai klien minimal 15% dari total emiten pada satu industri cenderung audit report lag nya lebih pendek berarti pengaruhnya negatif terhadap audit report lag

H3 : Ukuran KAP berpengaruh negatif terhadap audit report lag

Para investor akan menyukai perusahaan yang mengumumkan laba dibanding rugi karena dipandang good news, sehingga pihak manajemen cenderung melaporkan tepat waktu agar investor segera mendapatkan good news tersebut (Iskandar dan Estralita, 2010) dan membuat audit report lag suatu perusahaan lebih pendek. Jika kerugian yang dialami perusahaan, itu dipandang bad news, pihak manajemen cenderung tidak tepat waktu melaporkannya sehingga perusahaan berusaha memperlambat penerbitan laporan keuangan auditan dan cenderung audit report lag nya lama. Peneliti mengajukan hipotesis

ini untuk perusahaan yang mendapatkan laba karena memandang laba sebagai sinyal dan berita baik serta memberikan kesan positif terhadap kinerja manajemen sehingga perusahaan cenderung menyampaikan laporan keuangannya lebih cepat dan audit report lag nya lebih pendek berarti rumusan hipotesisnya yaitu :

H4 : Laba/rugi tahun berjalan berpengaruh negatif terhadap audit report lag

METODE PENELITIAN

Peneliti menggunakan perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebagai lokasi penelitian. Objek dari penelitian ini meliputi opini audit, solvabilitas perusahaan, ukuran KAP, dan laba/rugi tahun berjalan terhadap audit report lag perusahaan pertambangan periode 2009-2012. Menurut Whitworth dan Tamara (2013) audit report lag merupakan rentang waktu penyelesaian audit diukur sejak tanggal tutup buku perusahaan hingga tanggal yang tercantum pada laporan auditor independen Audit report lag dihitung dalam jumlah hari.

Opini audit adalah pendapat auditor dalam menilai laporan keuangan perusahaan disajikan wajar atau tidak. Pengukuran variabel ini menggunakan variabel dummy. Apabila mendapatkan opini unqualified opinion diberi kode 1 sedangkan jika mendapat opini selain unqualified opinion diberi kode 0 (Che-Ahmad dan Shamharir, 2008). Solvabilitas perusahaan menunjukan kemampuan perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibannya, diproksikan melalui rasio debt to total asset yang diukur berdasarkan total kewajiban yang meliputi kewajiban jangka pendek dan jangka panjang, dibagi total aktiva akhir tahun buku perusahaan (Parwati dan Yohanes, 2009)

Ukuran kantor akuntan publik adalah ukuran untuk menentukan suatu akuntan publik dikatakan besar atau kecil (Wati dan Bambang, 2003). Proksi dengan jumlah klien yaitu KAP yang mempunyai klien paling sedikit 15 % dari jumlah emiten pada satu industri. Variabel ini diukur dengan dummy, nilainya 1 jika emiten diaudit KAP spesialis industri, dan nilai 0 diaudit KAP non spesialis industri

τr ⅛ π _ JumlahklienKAPdi Industri Tambang

(1)


Jumlah seluruh emiten di Industri tambang

Suatu KAP dikatakan spesialis industri jika KAP itu mempunyai klien paling sedikit 15% dari total emiten industri pertambangan.

Laba/rugi tahun berjalan menerangkan bila pada tahun berjalan perusahaan mengalami laba atau rugi. Variabel ini diberlakukan sebagai variabel dummy, apabila perusahaan melaporkan laba maka nilainya 1 dan perusahaan yang merugi nilainya 0 (Indriyani dan Supriyati, 2012).

Sumber data penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu laporan keuangan perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI periode 2009-2012 yang diperoleh melalui website BEI. Populasi penelitian ini meliputi seluruh perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 20092012 berjumlah 168 perusahaan. Teknik purposive sampling digunakan untuk pengambilan sampel. Hasil seleksi sampel dilihat pada Tabel 1.

Perusahaan yang digunakan sebagai sampel berjumlah 17 perusahaan dengan jumlah 68 amatan. Pengumpulan data melalui metode dokumentasi dengan mengunduh laporan keuangan perusahaan pertambangan melalui website

Bursa Efek Indonesia. Teknik analisis data meliputi analisis statistik deskriptif, uji asumsi klasik, analisis regresi linear berganda dan uji hipotesis.

Tabel 1.

Sampel Amatan

No

Kriteria

Perusahaan

Amatan 4 tahun

1

Perusahaan pertambangan yang terdaftar berturut-turut dari tahun 2009-2012

42

168

2

Perusahaan pertambangan tersebut menerbitkan laporan keuangan tanggal tutup buku 31 Desember tahun 20092012

(21)

(84)

3

Laporan keuangan diaudit oleh auditor independen

-

-

4

Laporan keuangan dinyatakan dalam Rupiah

(4)

(16)

Jumlah sampel amatan selama periode penelitian

17

68

Sumber: Data sekunder diolah, 2014

HASIL DAN PEMBAHASAN

Beberapa Tabel dibawah ini menyajikan hasil dari pengolahan data. Tabel 2 menunjukkan nilai minimum, maksimum, dan rata-rata opini audit, solvabilitas perusahaan, ukuran KAP, dan laba/rugi tahun berjalan serta audit report lag, seperti yang diuraikan dibawah ini.

Tabel 2.

Hasil Statistik Deskriptif

N

Minimum

Maximum

Mean

Std. Deviation

ARL

68

27,00

176,00

81,368

20,016

OPINI

68

,00

1,00

,956

,207

SOLVA

68

,18

,94

,515

,187

KAP

68

,00

1,00

,618

,490

LABA

68

,00

1,00

,809

,396

Sumber: Data sekunder diolah, 2014

Nilai audit report lag berkisar antara 27 hari hingga 176 hari dengan rata-rata 81 hari. Jangka penyelesaian audit (Audit report lag) tercepat yaitu 27 hari dilakukan oleh Resource Alam Indonesia Tbk pada tahun 2009 dan audit report lag terlama dilakukan oleh ATPK Resources pada tahun 2009.

Opini audit (OPINI) dengan nilai mean sebesar 0,956 berarti kategori 1 yaitu perusahaan yang mendapatkan opini unqualified opinion paling banyak muncul dari 68 pengamatan yang diteliti. Sebanyak 65 amatan mendapatkan opini unqualified opinion dan 3 amatan mendapatkan opini selain unqualified opinion.

Solvabilitas perusahaan (SOLVA) dengan nilai berkisar dari 0,18 hingga 0,94 dengan rata-rata 0,515. Nilai Debt to total asset tertinggi dimiliki oleh Bumi Resources Tbk tahun 2012 sementara nilai debt to total asset terendah dimiliki oleh Aneka Tambang Tbk Tahun 2009.

Ukuran Kantor Akuntan Publik (KAP) dengan nilai mean sebesar 0,618 berarti perusahaan yang diaudit KAP spesialis industri paling banyak muncul dari 68 pengamatan yang diteliti. Sebanyak 42 amatan yang diaudit KAP Spesialis Industri dan 26 amatan yang diaudit KAP non spesialis industri.

Laba/rugi tahun berjalan (LABA) dengan nilai mean sebesar 0,809 berarti perusahaan yang mendapatkan laba paling banyak muncul dari 68 pengamatan yang diteliti. Sebanyak 55 amatan mendapatkan laba dan 13 amatan yang mendapatkan rugi

Hasil uji asumsi klasik yaitu uji normalitas, heteroskedastisitas, multikolinearitas serta autokorelasi dijelaskan sebagai berikut : Uji Normalitas dilakukan untuk menguji residual berdistribusi normal atau tidak ,diukur dengan Kolmogorov smirnov. Hasil uji normalitas disajikan dalam Tabel 3 dan menunjukkan nilai Asym. Sig. (2-tailed) sebesar 0,112 > dari level of significant 0,05 jadi kesimpulannya data residual berdistribusi normal.

Uji Heteroskedastisitas menguji jika dalam model regresi terjadi ketidaksamaan hasil dari residual pengamatan satu ke pengamatan lainnya, diuji dengan uji Glejser. Hasil uji heteroskedastisitas disajikan pada Tabel 4, bahwa secara parsial semua signifikansi dari variabel bebas > 0,05 berarti model yang terbentuk tidak mengandung gejala heteroskedastisitas.

Uji multikolinearitas menguji jika dalam model regresi yang terbentuk menunjukkan korelasi antar variabel bebas, dilihat dari nilai Tolerance dan nilai VIF. Hasil uji multikolineraitas disajikan pada Tabel 5 menunjukkan tidak ada variabel bebas yang mempunyai nilai tolerance kurang dari 0,1 dan nilai VIF lebih dari 10 sehingga kesimpulannya tidak terdapat multikolinearitas

Uji autokorelasi menguji jika dalam suatu model regresi linear terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya), dilakukan melalui uji Durbin-Watson (DW). Hasil uji autokorelasi disajikan pada Tabel 6. Nilai Durbin Watson sebesar 2,135 ,dibandingkan dengan nilai Tabel dengan tingkat sig. 5%, n=68 dan jumlah variabel independen 4 (k=4). Didapatkan nilai dl =1,470, du =1,470, dan dw =2,135 dengan kriteria yang digunakan yaitu du<dw<(4-du) maka dapat dianalisis nilai du 1,470 lebih kecil dari nilai dw 2,135 dan kurang dari 4-du (4-1,470) atau 2,53. Dari analisis diatas kesimpulannya model regresi dalam penelitian ini tidak terjadi gejala autokorelasi.

Tabel 3.

Hasil Uji Normalitas

Unstandardized Residual

N

68

Normal parametersa,b

Mean

.000

Std. Deviation

1,045

Most Extreme

Absolute

,146

Differences

Positive

,146

Negative

-,081

Kolmogrov-Sminorv Z

1,200

Asymp. Sig.(2-tailed)

,112

Sumber: Data sekunder diolah, 2014

Tabel 4.

Hasil Uji Heteroskedastisitas

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T

Sig.

B

Std.Error

Beta

1   (Constant)

,856

,212

4,031

,000

OPINI

,066

,139

,062

,477

,635

SOLVA

-,073

,111

-,082

-,657

,514

KAP

-,256

,370

-,088

-,694

,490

LABA

,050

,157

,041

,316

,753

Sumber: Data sekunder diolah, 2014

Tabel 5.

Hasil Uji Multikolinearitas

Collineari

ty Statistics

Model

Tolerance

VIF

1 OPINI

,925

1,082

SOLVA

,993

1,007

KAP

,970

1,031

LABA

,906

1,104

Sumber: Data sekunder diolah, 2014

Tabel 6.

Hasil Uji Autokorelasi

Model

R

R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1

,469a

,220

,170

18,23018

2,135

Sumber: Data sekunder diolah, 2014

Model regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh opini audit, solvabilitas perusahaan, ukuran KAP dan laba/rugi tahun berjalan terhadap audit report lag perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2012. Hasil regresi linear berganda ditunjukkan dalam Tabel 7

Tabel 7.

Hasil Analisis Regresi Linear Berganda

Model

B

t

Sig

1

(Konstanta)

118,153

9,025

,000

OPINI (X1)

-24,306

-2,171

,034

SOLVA (X2)

,591

,050

,961

KAP (X3)

-,282

-,061

,952

LABA (X4)

-16,916

-2,864

,006

Sumber : Data sekunder diolah, 2014

Berdasarkan Tabel 7 persamaan regresi linear berganda sebagai berikut :

ARL = 118,153 – 24,306 OPINI + 0,591 SOLVA – 0,282 KAP – 16,916 LABA

Konstanta sebesar 118,153 artinya besarnya audit report lag yang terjadi bernilai 118,153 hari jika variabel independen dianggap konstan (bernilai 0). Koefisien regresi OPINI sebesar -24,306, bertanda negatif berarti audit report lag perusahaan yang mendapatkan opini unqualified opinion lebih cepat 24 hari dibandingkan perusahaan yang mendapatkan opini selain unqualified opinion.

Koefisen regresi SOLVA sebesar 0,591 berarti tiap kenaikan 1 satuan rasio debt to total asset meningkatkan jangka waktu penyelesaian audit sebesar 0,591 hari dengan asumsi variabel lain tetap. Koefisien bertanda positif artinya terjadi hubungan positif solvabilitas perusahaan dengan audit report lag. Solvabilitas perusahaan yang tinggi maka jangka penyelesaian audit semakin lama.

Koefisien regresi KAP sebesar -0,282, bertanda negatif berarti audit report lag perusahaan yang diaudit oleh KAP Spesialis industri lebih cepat 0,282 hari dibandingkan dengan yang diaudit KAP non spesialis industry. Koefisien regresi LABA sebesar -16,916 , bertanda negatif berarti audit report lag perusahaan yang mendapatkan laba lebih cepat 16 hari dibandingkan perusahaan yang mendapatkan rugi.

Uji koefisien determinasi mengukur kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Hasilnya disajikan dalam Tabel 8, nilai Adjusted R Square sebesar 0,170 atau 17 persen artinya persentase pengaruh variabel independen (opini audit, solvabilitas perusahaan, ukuran KAP, dan laba/rugi tahun berjalan) terhadap variabel dependen audit report lag sebesar 17 persen dan 83 persen lainnya dipengaruhi oleh variabel diluar model ini.

Tabel 8.

Uji Koefisien Determinasi

Model

R

R Square

Adjusted R Square I

Std. Error of the Estimate

1

,469a

,220

,170

18,23018

Sumber: Data sekunder diolah, 2014

Uji kelayakan model/Uji F bertujuan melihat pengaruh variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikat. Hasilnya ditunjukkan pada Tabel 9, menunjukkan nilai F hitung 4,442 , taraf sig. 0,003 < 0,05 berarti variabel bebas secara simultan berpengaruh terhadap audit report lag.

Tabel 9.

Hasil Uji F

Model

Sum of Squares

Df

Mean Square

F

Sig.

1       Regression

5904,426

4

1476,107

4,442

,003a

Residual

20937,383

63

332,339

Total

26841,806

67

Sumber: Data sekunder diolah, 2014

Uji parsial mengukur pengaruh variabel bebas secara individual terhadap variabel terikat. Hasil uji pada Tabel 7 menunjukkan nilai sig. opini audit 0,034 dan laba/rugi tahun berjalan 0,006 itu < 0,05 sehingga H1 dan H4 diterima. Nilai sig. solvabilitas perusahaan0,961 dan ukuran KAP 0,052 itu > 0,05 sehingga H2 dan H3 ditolak.

Opini audit berpengaruh negatif terhadap audit report lag, dan hasil ini sejalan dengan penelitian Ho-Young dan Geum-Joo (2008), Turel (2010) dan Ismail et al. (2012). Hasil penelitian ini menunjukkan perusahaan dengan opini unqualified opinion lebih cepat menyampaikan laporan keuangannya karena dipandang berita baik yang segera harus dipublikasikan sedangan perusahaan dengan opini audit selain unqualified opinion dipandang bad news sehingga akan terjadi negoisasi antara auditor dengan perusahaan tersebut terkait kejelasan pemberian opini selain unqualified opinion itu dan akibatnya audit report lag akan relatif lama.

Solvabilitas perusahaan tidak berpengaruh terhadap audit report lag, dan hasil ini sejalan dengan penelitian Nugraha dan Masodah (2012). Hasil penelitian ini menunjukkan besar kecilnya debt to total asset suatu perusahaan tidak menentukan cepat atau lambatnya penyelesaian audit laporan keuangan. Walaupun perusahaan memiliki kewajiban atas hutang kepada kreditor itu tidak membuktikan bahwa perusahaan dengan proporsi hutang yang besar memiliki tanggung jawab harus cepat dalam menyelesaikan audit laporan keuangannya. Ini kembali lagi kepada kinerja perusahaan tersebut dalam mempertahankan reputasinya kepada kreditor dan keinginan perusahaan untuk tetap going concern.

Ukuran KAP tidak berpengaruh terhadap audit report lag, dan hasil ini sesuai dengan penelitian Tiono dan Yulius (2012), Siwy (2012). Hasil penelitian ini menunjukkan perusahaan dalam satu industri yang diaudit oleh KAP spesialis industri memiliki jangka waktu penyelesaian audit yang tidak jauh berbeda dengan yang diaudit KAP non spesialis industri. Banyak tidaknya klien dalam

satu indutri yang dimiliki oleh KAP itu menunjukkan pengalaman dan pemahaman tentang kondisi lingkungan perusahaan yang diaudit tidak hanya dimiliki oleh KAP Spesialis, namun juga dimiliki oleh KAP non spesialis indutri.

Laba/rugi tahun berjalan berpengaruh negatif terhadap audit report lag,hasil ini sesuai dengan penelitian Juanita dan Rutji (2012), Kartika (2009), Aktas dan Kargin (2011). Disimpulkan bahwa perusahaan yang mendapatkan laba cenderung jangka waktu penyelesaian auditnya semakin cepat. Laba dipandang sebagai suatu sinyal dan berita yang baik serta memberikan kesan positif terhadap kinerja manajemen sehingga perusahaan cenderung menyampaikan laporan keuangannya lebih cepat dan memiliki audit report lag nya lebih pendek.

SIMPULAN DAN SARAN

Penelitian ini menemukan bahwa variabel opini audit dan laba/rugi tahun berjalan secara parsial berpengaruh negatif tetapi variabel solvabilitas perusahaan dan ukuran kantor akuntan publik tidak berpengaruh terhadap audit report lag.

Bagi penelitian selanjutnya disarankan meneliti audit report lag dari sisi auditor selaku pihak yang mengaudit dengan menggunakan variabel- variabel yang terkait dengan karakteristik auditor. Bagi perusahaan diharapkan bekerjasama dengan auditor dengan memberikan informasi yang diperlukan terkait laporan keuangan perusahaan yang diaudit sehingga jangka waktu penyelesaian audit lebih cepat selesai. Karena penelitian ini dilakukan pada sektor pertambangan, akan lebih baik bagi perusahaan pertambangan mempunyai tenaga professional dibidang pertambangan selain adanya kebutuhan tenaga professional dari akuntan publik.

REFERENSI

Afify, H.A.E. 2009. Determinants of audit report lag, does implementing corporate governance have any impact? Empirical evidence from Egypt. Journal of Applied Accounting Research. Vol 10, No 1 : Hal. 56-86

Ahmed, Alim Al Ayub dan Shakawat Hossain Md. 2010. Audit Report Lag : A Study of the Bangladeshi Listed Companies. ASA University Review. Vol 4, No 2

Aktas, R.dan Kargin, M. 2011. Timeliness of reporting and the quality of financial information. International research journal of finance and economics. Vol 63 : Hal. 71-77

Apadore, Kogilavani dan Marjan Mohn Noor. 2013. Determinants of Audit Report Lag and Corporate Governance in Malaysia. International Journal of Business and Management. Vol 8, No 15

Che-Ahmad, Ayoib dan Shamharir Abidin. 2008. Audit Delay of Listed Companies: A Case of Malaysia. International Business Research. Vol 1, No 4

Hossain, Monirul Alam dan Peter J. Taylor. 1998. An Examination of Audit Delay: Evidence from Pakistan. Journal

Ho-Young Lee dan Geum-Joo Jahng. 2008. Determinants of Audit Report Lag : Evidence From Korea-An Examination Of Audior-Related Factors. The Journal of Applied Business Research. Vol 24, No 2

Indra A Zubaidi dan Harsono Edwin Puspita. 2012. Analisis Pengaruh Manipulasi Laba, Financial Distress terhadap Kepatuhan Regulasi Informasi Perusahaan Publik. Jurnal

Indriyani, Rosmawati Endang dan Supriyati. 2012. Faktor-faktor yang mempengaruhi Audit Report Lag Perusahaan Manufaktur di Indonesia dan Malaysia. The Indonesian Accounting Review. Vol 2, No 2 : Hal. 185-202

Iskandar,Meylisa Januar dan Estralita Trisnawati. 2010. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Audit Report Lag pada Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Bisnis dan Akuntansi. Vol 12, No 3 : Hal. 175-186

Ismail Hashanah, Mazlina Mustapha and Cho Oik Ming. 2012. Timeliness of Audited Financial Reports of Malaysian Listed Companies. International Journal of Business and Social Science. Vol 22, No 3

Iyoha, F.O. 2012. Compay Attributes and the Timelines of Financial Reporting in Nigeria. Business Intelligence Journal. Vol 5, No 1

Juanita, Greta dan Rutji Satwiko. 2012. Pengaruh Ukuran Kantor Akuntan Publik, Kepemilikan, Laba Rugi, Profitabilitas dan Solvabilitas terhadap Audit Report Lag. Jurnal Bisnis dan Akuntansi. Vol 14, No 1 : Hal. 31-40

Kartika, Andi. 2009. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Audit Delay di Indonesia (Studi Empiris pada Perusahaan-Perusahaan LQ 45 yag terdaftar di Bursa Efek Jakarta). Jurnal Bisnis dan Ekonomi. Vol 16, No 1 : Hal. 1-17

Knechel Robert W. dan Jeff L. Payne. 2001. Additional Evidence on Audit report lag. Journal Practice & Teory. Vol 20, No 1 : Hal. 137-146

Lianto, Novice dan Budi Hartono Kusuma. 2010. Faktor-Faktor yang berpengaruh terhadap audit report lag .Jurnal Bisnis dan Akuntansi. Vol 12, No 2 : Hal. 97-106

Mohamad-Nor Mohamad Naimi, Rohami Shafie, dan Wan Nordin Wan-Hussin. 2010. Corporate Governance and Audit Report Lag in Malaysia. Asian Academy of Management Journal of Accounting and Finance. Vol 6, No 2 : Hal. 57-84

Nugraha, Ardi dan Masodah, DR. 2012. Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan, Debt to Total Asset Ratio, Opini Going Concern, dan Ukuran Kantor Akuntan Publik terhadap Audit Report Lag pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Gunadarma

Parwati, Lina Anggraeni dan Yohanes Suhardjo. 2009. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Audit Report Lag (ARL). SOLUSI. Vol 8, No 3 : Hal. 29-42

Ross A. Stephen. 1977. The Determination of Financial Structure: The IncentiveSignalling Approach. The Bell Journal of Economics. Vol 8, No 1 : Hal. 2340.

Shukeri, Siti Norwahida dan Sherliza Puat Nelson. 2010. Timeliness of Annual Audit Report : some empirical evidence from Malaysia. Research paper

Siwy, Resty Ayu. 2012. Pengujian Empiris atas Audit Report Lag pada Perusahaan Manufaktur dan Dagang Go Publik yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2010. Artikel Ilmiah pada Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Perbanas Surabaya.

Tiono, Ivena dan Yulius Jogi C. 2012. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Audit Report Lag di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Akuntansi

Turel, A.G. 2010. Timeliness of Financial Reporting in Emerging Capital Market: Evidence From Turkey. European Financial and Accounting Journal. Vol 5, No 1 : Hal. 113-133

Walker, Angela dan David Hay. 2006. Non- Audit Service and Knowledge Spillovers : An Investigation of Audit report lag. Research paper

Whitworth, James D. dan Tamara A. Lambert. 2013. Office-Level Characteristics of the Big 4 and Audit Report Timeliness. Research Paper

Wati Christina dan Bambang Subroto. 2003. Faktor-faktor yang mempengaruhi independensi penampilan akuntan publik (Survei pada kantor akuntan publik dan pemakai laporan keuangan di Surabaya. Jurnal TEMA, (1)

Widati, Listyorini Wahyu dan Fina Septy. 2008. Faktor – Faktor yang mempengaruhi Rentang Waktu Penyajian Laporan Keuangan ke Publik (Studi Empiris pada Perusahaan-Perusahaan LQ 45 yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia). Fokus Ekonomi. Vol 7, No 3 : Hal. 173 - 187

409