PENGARUH RETURN ON EQUITY, DIVIDEND PAYOUT RATIO, DAN PRICE TO EARNINGS RATIO PADA RETURN SAHAM
on
ISSN: 2302-8556
E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 7.1 (2014):150-164
PENGARUH RETURN ON EQUITY, DIVIDEND PAYOUT RATIO, DAN PRICE TO EARNINGS RATIO PADA RETURN SAHAM
Michael Aldo Carlo
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana (Unud), Bali, Indonesia e-mail: aldomilan2003@yahoo.com / telp: +62 81244720410
ABSTRAK
Penelitian ini menguji pengaruh return on equity, dividend payout ratio, dan price to earnings ratiopada return saham di Bursa Efek Indonesia, yangdifokuskan pada perusahaan yang terdaftar dalam indeks LQ45tahun 2010-2012.Menggunakan data sekunderberupa laporan keuangan tahunan perusahaan. Hasil proses seleksi sampel memperoleh 105 sampel, yang terdiri dari 47 perusahaan dan dianalisis menggunakan analisis regresi linier berganda.Hasil analisis menunjukkan variabel ROE dan DPR berpengaruh positif dan signifikan pada return saham, sedangkan variabel PER tidak berpengaruh pada return saham.
Kata kunci: DPR, PER, return saham, ROE
ABSTRACT
This studyexamines the effect ofreturnon equity, dividend payout ratio, andprice-to-earnings ratio onstock returnsin Indonesia Stock Exchange, whichis focused oncompanies listedinLQ452010-2012. Usingsecondary datafromthe annualfinancial statements ofthe company. The results ofthe selectionprocess ofobtainingsamples105samples, consistingof 47companiesandanalyzedusingmultiple linear regression analysis. The analysis showedROEandthe DPRhasa significantpositive effectonstock returns, while thePERvariablehas no effect onstock returns.
.Keywords : DPR, PER, stock return, ROE
PENDAHULUAN
Return saham adalah harapan dari investor dari dana yang diinvestasikan melalui saham, dimana hasilnya berupa yield dan capital gain (loss) (Hartono, 2010:198). Ang (2007) berpendapat bahwa return adalah tingkat keuntungan yang dinikmati pemodal atas investasinya. Selisih harga investasi saat ini yang lebih tinggi dari periode yang lalu maka akan terjadi capital gain, bila sebaliknya maka terjadi capital loss (Halim, 2005).Menurut Halim (2005)current income dan capital gain menjadi elemen return saham. Current income merupakan keuntungan bersifat periodik seperti dividen (Widodo, 2007).
Menurut Silaban (2007), setiap investor di pasar modal dituntut melakukan perencanaan yang efektif, yang didasari pengoptimalan keseimbangan antara resiko dan jumlah return yang diharapkan. Dengan kata lain, investor bersedia menerima return yang maksimal dengan suatu resiko tertentu atau memperoleh suatu return tertentu dengan resiko minimal. Hartono (2010) menyatakan ada dua jenis return, yaitu return realisasi yang merupakan return yang telah terealisasi, yang dianalisis dengan dasar data historis, dan return ekspektasimerupakan return yang diharapkan terjadi di masa depan.
Keadaan yang sering menjadi masalah bagi analis investasi yaituprediksi risiko yang mungkin dialami oleh pemodal (Kurniati, 2003). Salah satu cara investor memprediksi tingkat resiko atas investasinya adalah dengan menganalisis informasi yang tertuang dalam laporan keuangan perusahaan (Saleem, 2013). Dalam laporan keuangan terkandung informasi tentang kondisi suatu emiten. Dalam menganalisis hal tersebut maka diperlukan suatu tolok ukur, yaitu rasio atau indeks. Rasio dapat diartikan sebagai perbandingan antara dua elemen laporan keuangan, di manarasiomemberi indikasiterkait kesehatan keuangan pada suatu periode (Hernendiastoro, 2005). Menurut Patriawan (2007) analisis rasio merupakan alat untuk mengetahui kelemahan suatu perusahaan. Intepretasi rasio lebih memberikan informasi yang baik mengenai kondisi dan prestasi keuangan daripada analisis yang tidak berbentuk rasio (Nurmalasari, 2008).
Perhitungan rasio keuangan dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan analisis fundamental. Hernendiastoro (2005) berpendapat bahwa analisis fundamental mempelajari fakta ekonomi dan data historis keuangan suatu perusahaan. Hal ini perlu diberi perhatian lebih oleh karena nantinya akan berkorelasi dengan return saham (Elleuch, 2009).Analisis fundamental memberi petunjuk akan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dimasa depan yang dapat dilihat dari harga sahamnya (Antara, 2012). Analisa
fundamental berdasarkan pada permis bahwa beberapa sekuritas memiliki nilai intrinsik di
mata investor, dimana nilai ini merupakan variabel dasar dari perusahan untuk memberi hasil expectedreturn dan resiko yang menyertai (Halim, 2010)
Halim (2010) berpendapat bahwa terdapat dua pendekatan untuk melakukan analisa fundamental, yakni pendekatan bottom-up.Yaitu, investor memperhatikanbasicsuatu perusahaan, posisi persaingan, dan status finansial yang menjadi pijakan untuk memprediksi labayang berpotensial bagi perusahaan. Setelah itu pendekatan top-down, yaitu investor memulai dari ekonomi dan pasar secara umum dengan memperhitungkan tingkat dari faktor inflasi dan prosepek industri.
Opini investor dapat dipengaruhi oleh sinyal positif yang berasal dari integritas dan kualitas suatu laporan keuangan. Sinyal ini terkandung informasi mengenai tindakan dari manajemen dalam mewujudkanharapan dan keinginan pemilik. Wolk et al. (2000) berpendapat bahwa signaling theory menjelaskan alasan dari suatu perusahaan memberikan informasi mengenai keuangan kepada investor yang disebabkan adanya asimetri informasi, dimana perusahan lebih tahu banyak mengenai kondisi perusahaan dibandingkan investor. Informasi laporan keuangan yang handal dan terpercaya menjadi suatu cara untuk mereduksi adanya asimetri informasi (Connelly, 2011). Informasi laporan keuangan dapat mempengaruhi keputusan investasi para investor (Brav et al., 1991). Sinyal positif dari informasi keuangan tersebut dipahami oleh investor sebagai prospek akan adanya peningkatan return atas investasinya (Aras, 2008).
Setiap analis dan praktisi keuangan mempunyai pandangan tersendiri untuk memprediksi harga saham di masa depan dengan penggunaan rasio keuangan (Aras,2008). Rasio keuangan memiliki hubungan dengan return saham (Fama, 1995). Berbagai penelitian mengenai hubungan rasio keuangan dengan return saham telah dilakukan dan terjadi inkonsistensi hasil, salah satunya adalah rasio return on equity. ROE merupakan
perbandingan antara laba bersih suatu emiten dengan modal sendiri yang dimiliki (Harahap, 2007). ROE yang tinggi mencerminkan bahwa perusahaan berhasil menghasilkan keuntungan dari modalnya sendiri. Peningkatan ROE akan ikut mendongkrak nilai jual perusahaan yang berimbas pada harga saham, sehingga hal ini berkorelasi dengan peningkatan return saham. Penelitian dari Hanani (2011), Widodo (2007), Jauhari (2003) menyimpulkan bahwa ROE berpengaruh terhadap return saham. Namun berbeda dengan yang dikemukakan oleh Susilo dan Turyanto (2011) yang berpandapat bahwa variabel ROE tidak memiliki pengaruh pada return saham.
Rasio keuangan lain yang masih mengalami masalah inkonsistensi hasil penelitian adalah dividend payout ratio. DPR merupakan perbandingan antara dividend per share danearning per share (Ang, 2007). Perusahaan yang memiliki DPR yang tinggi tentu saja menyebabkan nilai harga sahamnya meningkat karena investor memiliki kepastian pembagian deviden yang lebih baik atas investasinya (Kurniati, 2003). Peningkatan ini ikut mendongkrak jumlah permintaan atas saham tersebut, yang ikut meningkatkan harga saham dan berimbas pada return yang positif (Amarjit, 2010). Penelitian yang dilakukan oleh Halim (2010), Kurniati (2003), dan Jauhari (2003) yang berpendapat bahwa DPR berpengaruh terhadap return saham. Namun bertentangan dengan pendapat dari Wulandari (2012) dan Antara (2012) yang menyatakan DPR tidak berpengaruh terhadap return saham.
Selain Rasio ROE dan DPR, adapun rasio lain yang menjadi salah satu pertimbangan investor dalam menganalisis pergerakan harga saham demi memaksimalkan return yang diharapkan adalah price to earnings ratio. Rasio PERdiartikan sebagai perbandingan antara harga saham suatu emiten dengan pendapatan per saham (Elleuch, 2009).PER dapat dijadikan sebagai indikator pertumbuhan dividend dan kemampuan menghitung return saham (Ang dan Bekaert, 2004). PER sering dikaitkan dengan kecepatan pengembalian investasi. Semakin
kecil nilai PER semakin cepat masa pengembalian investasi, dan meningkatkan minat
investor untuk membeli suatu saham. Jadi bila suatu investasi memiliki nilai PER sebesar 11, maka masa pengembalian investasinya selama 11 tahun, dengan asumsi EPS konstan tiap tahun dan dibagikan kepada seluruh pemegang saham (Jauhari, 2003). Penelitian yang dilakukan oleh Margaretha dan Damayanti (2008), Antara (2012) menyatakan bahwa PER berpengaruh terhadap return saham. Namun hal ini berbeda dengan hasil penelitian yang dikemukakan oleh Jauhari (2003), Margaretha (2008), dan Aras (2008) dan yang menyatakan bahwa PERberpengaruh terhadap return saham.
Berdasarkan latar belakang masalah dan kajian teori di atas, maka rumusan hipotesis peneltian ini adalah.
H1: Return on equity berpengaruh positifpadareturn saham.
-
H2: Dividend payout ratio berpengaruh positif padareturn saham.
-
H3: Price to earnings ratio berpengaruh negatifpadareturn saham.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan perusahaan yang tergabung dalam indeks LQ45 di BEI periode 2010-2012. LQ45 digunakan karena merupakan 70% persen total kapitalisasi pasar dengan likuiditas menjadi tolok ukurnya (Nurmalasari, 2009). Objek dalam penelitian ini adalah ROE, DPR, PER, dan return saham.Dalam penelitian ini menggunakan data sekunder, dimana jenis data yang digunakan merupakan data kuantitatif yang bersumber dari laporan keuangan tahunan perusahaan sampel selama periode penelitian, yang dapat diakses melalui situs www.idx.co.id. Penelitian ini menggunakan variabel ROE, DPR,PER sebagai variabel bebasdan variabel terikatnya adalah return saham.Populasi dari penelitian ini merupakan seluruh perusahaan yang terdaftar di BEI yang tergolong dalam kelompok Indeks LQ45 (Liquid 45). Sampel berjumlah 105 sampelyang terdiri dari 47 perusahaan yang dipilih
melalui teknik purposive sampling dengan kriteria, yaitu:perusahaan terdaftar di BEI sebagai emiten kategori LQ45 dari tahun 2010-2012, mempublikasikan laporan keuangan tahunan dari tahun 2010 – 2012 dengan tahun buku 1 Januari–31 Desember dan perusahaan tersebut masuk dalam perhitungan indeks LQ45 selama dua semester berturut-turut tiap tahunnya, karena indeks LQ45 dikoreksi dua kali dalam setahun. Model analisis regresi linear berganda berperan sebagai teknik analisis, tetapi telebih dahulu harus lolos uji asumsi klasik, karena suatu model regresi yang baik merupakan model regresi yang datanya berdistribusi normal, tidak memiliki masalah multikolinearitas, heterokedastistas, dan autokorelasi.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Variabel ROE menunjukkan nilai minimum dan maksimum sebesar 0,008 dan 0,569, dengan nilai meandan standar deviasi sebesar 20,3% dan 0,108. Variabel DPR menunjukkan nilai minimum dan nilai maksimum sebesar 0,000 dan 0,741, dengan nilai meandan standar deviasi sebesar 23,4% dan 0,232. Variabel PER menunjukkan nilai minimum dan maksimum sebesar 4,076 dan 105,325, dengan nilai rata-rata mean dan standar deviasi sebesar 20,913 dan 18,081. Variabel return saham menunjukkan nilai minimum dan maksimum sebesar -0,539 dan 1,157 dengan nilai mean dan standar deviasi sebesar 13,1% dan 0,339.
Uji asumsi klasik yang dilakukan dalam penelitian ini ditunjukkan pada tabel-tabel berikut:
Tabel 1.
Uji Normalitas
Unstandardized Residual
N 105
Asymp. Sig. (2-tailed) 0,393
Sumber: Data diolah, 2013
Tabel di atas menunjukan bahwa Asymp.Sig.(2-tailed) dalam One –Sample Kolmogorof-Smirnov Test adalahsebesar 0,393 (>0,05). Artinya data yang diuji terdistibusi normal.
Tabel 2.
Uji Multikolinearitas
Collinearity Statistics
Model Tolerance VIF
2 (Constant)
ROE |
0,940 |
1,064 |
DPR |
0,717 |
1,394 |
PER |
0,711 |
1,407 |
Sumber: Data diolah, 2013
Tabel di atas menyatakan bahwa seluruh independent variable dengan nilai tolerance di atas 0,10 dan nilai VIF setiap variabel kurang dari 10. Hal tersebut berarti persamaan regresi ini tidak mengandung gejala multikolinearitas.
Tabel 3.
Uji Heteroskedastisitas
Variabel |
Sig. |
Keterangan |
ROE (X1) |
0,115 |
Bebas heteroskedastisitas. |
DPR (X2) |
0,199 |
Bebas heteroskedastisitas. |
PER (X3) |
0,944 |
Bebas heteroskedastisitas. |
Sumber: Data diolah, 2013
Tabel diatas menunjukkan sig. masing-masing variabel > 0,05.Hal inidapat diartikan bahwa model persamaan regresi tersebut bebas heteroskedastisitas.
Table 4.
Uji Autokorelasi
N |
Durbin-Watson | ||
1 |
ROE, DPR, PER |
105 |
2,120 |
Sumber: Data diolah, 2013
Berdasarkan hasil pada tabel 4, nilai DW yang dihasilkan adalah sebesar 2,120, maka terletak diantara 1 dan 3 ( 1< 2,120<3). Jadi, dapat disimpulkan bahwa data penelitian tidak mengandung gejala autokorelasi.
Berdasarkan tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa data penelitian ini lolos uji asumsi klasik, maka data ini dapat dilanjutkan ke tahap selanjutnya untuk diolah dalam analisis regresi linear berganda.
Hasil analisis regresi linear untuk persamaan regresi dapat dilihat pada Tabel 5 sebagai berikut.
Tabel 5.
Analisis Regresi Linier Berganda
Variabel |
Unstandardized Coefficients |
Standardized Coefficients |
T |
Sig. | |
B |
Std. Error |
Beta | |||
(Constant) |
2,223 |
1,551 |
1,433 |
0,155 | |
ROE (X1) |
0,513 |
0,093 |
0,394 |
5,534 |
0,000 |
DPR (X2) |
0,609 |
0,094 |
0,530 |
6,502 |
0,000 |
PER(X3) |
0,001 |
0,086 |
0,001 |
0,007 |
0,994 |
Sumber: Data diolah, 2013
Berdasarkan Tabel 5, diperoleh suatu persamaan regresi berganda sebagai berikut:
Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + µ ..................................................................... (1)
Y = 2,223 + 0,513 X1+ 0,609 X2+ 0,001 X3 + µ ...................................... (2)
Berdasarkan persamaan tersebut dapat diketahui bahwa koefisien konstanta memiliki nilai sebesar 2,223. Artinya,apabila ketiga variabel ROE (X1), DPR (X2), dan PER (X3) dalam posisi konstan pada angka 0 (nol), maka return saham (Y) adalah sebesar 2,223. Nilai dari koefisien regresi ROE (X1) = 0,513. Nilai tersebut memberi petunjuk adanya pengaruh positif variabel ROE terhadap return saham. Artinya,apabila ROE mengalami peningkatan sebesar 1 satuan, nilai return saham akan meningkat sebesar 0,513 dengan asumsi variabel lain tetap/konstan. Nilai koefisien regresi DPR (X1) = 0,609. Nilai tersebut memberi petunjuk
adanya pengaruh positif variabel DPR terhadap return saham. Artinya, apabila DPR mengalami peningkatan sebesar 1 satuan, maka nilai return saham meningkat sebesar 0,609 dengan asumsi variabel lain tetap/konstan. Nilai koefisien regresi PER (X1) = 0,001. Menunjukkan tidak adanya pengaruh variabel PER pada return saham.
Tabel 6.
Model Summary
Model Adj. R Square
1 0,508
Sumber: Data diolah, 2013
Pada Tabel 6, nilai Adjusted R Square sebesar 0,508. Artinya,variabel ROE (X1), DPR (X2), dan PER (X3) memberikan kontribusi sebesar 50,8% terhadap perubahan return saham di BEI, sedangkan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dapat dijelaskan dalam persamaan tersebut.
Tabel 7. Anova
Model F Sig.
Regresion 36,502 0,000
Sumber: Data diolah, 2013
Pada Tabel 7, nilai probabilitas (Sig.) sebesar 0,000, dimana nilai tersebut lebih kecil daripada taraf signifikansi 5% (0,000<0,05). F hitung memiliki nilai sebesar 36,502, dimana nilai tersebut lebih besar daripada F tabel sebesar 2,695 (36,502>2,685). Hal ini berarti bahwa variabel bebas ROE (X1), DPR (X2), dan PER (X3) berpengaruh secara serempak terhadap return saham.
Hipotesis pertama (H1) menyatakan bahwa ROE berpengaruh pada return saham di BEI. Berdasarkan uji statistik tabel 5, nilai t hitung > t tabel (5,534 > 1,983) dan nilai Sig. sebesar 0,000 (0,000:2) lebih kecil dari tingkat signifikansi 5% (0,05). Hal ini menunjukkan
bahwa ROE berpengaruh secara signifikan pada return saham di BEI, sehingga (H1)diterima. Hal ini dapat membuktikan bahwa meningkatnya nilai ROE maka mempengaruhi peningkatan return yang diterima investor. Hal ini disebabkan oleh karena ROE yang tinggi mencerminkan suatu tanda bahwa suatu perusahaan telah sukses mengefektifkan penghasilan keuntungan dengan memanfaatkan ekuitas yang dimilikinya (Harahap, 2007:156). Penelitian ini konsisten dengan penelitian Jauhari (2003), Widodo (2009), dan Wulandari (2012) yang menyatakan bahwa ROE berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham. Hal ini bertentangan dengan penelitian dari Susilowati dan Turyanto (2011) yang menyatakan bahwa tidak ada pengaruh ROE terhadap return saham.
Hipotesis kedua (H2) menyatakan bahwa DPR berpengaruh pada return saham di BEI. Berdasarkan uji statistik pada tabel 5, nilai t hitung > t tabel (6,502 >1,983) dan nilai Sig. 0,000 (0,000:2) lebih kecil dari tingkat signifikansi 5% (0,05). Hal ini menunjukkan bahwa DPR berpengaruh secara signifikan pada return saham di BEI, maka (H2) diterima. Hal ini dikarenakan perusahaan yang memiliki DPR yang tinggi tentu saja menyebabkan nilai harga sahamnya meningkat karena investor memiliki kepastian pembagian deviden yang lebih baik atas investasinya (Brav et al., 2003). Peningkatan ini ikut mendongkrak jumlah permintaan atas saham tersebut, yang ikut meningkatkan harga saham dan berimbas pada return yang positif (Kurniati, 2003). Pendapat lain menyatakan bahwa pendapatan yang diharapkan dari dividen,sesungguhnya lebih dihargai oleh investor daripada pendapatan dari keuntungan modal, karena resiko lebih kecil dihasilkan dari pendapan dividen. Teori ini dikenal dengan teori Bird In The Hand (Halim, 2010). Penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Halim (2010), Jauhari (2003), dan Kurniati (2003), tetapiterjadi ketidakkonsitenan hasil dari apa yang dikemukakan oleh Antara (2012) danWulandari (2012) dan yang menyatakan DPR tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham.
Berdasarkan uji statistik SPSS pada tabel 5, nilai t tabel>t hitung (1,983>0,007) dan tingkat signifikansi 5% (0,05) lebih kecil dari nilai Sig. sebesar 0,497 (0,994:2). Hal ini menunjukkan bahwa PER tidak berpengaruh pada return saham di BEI, maka (H3) ditolak. Hal ini dapat disebabkan oleh karena berbagai macam faktor, antara lain kondisi sosial, politik, dan ekonomi Indonesia yang tidak stabil sehingga harga saham yang terbentuk bukan berdasarkan informasi yang sebenarnya mengenai kondisi perusahaan tetapi lebih dipengaruhi karena permintaan dan penawaran harga saham (Jauhari, 2003). Hernendiastoro (2005), Jauhari (2003),dan Lestari (2012) konsisten dengan penelitian ini, yang menyatakan PER tidak berpengaruh terhadap return saham, tetapi Antara (2012), Margaretha (2008), dan Aras (2008) tidak konsisten dengan penelitian ini,yang menyatakan bahwa PER berpengaruh signifikan terhadap return saham.
SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil dari analisis data dan pembahasan, kesimpulan dalam penelitian ini adalahvariabel Return On Equity (ROE) berpengaruh positif terhadapreturn saham di BEI, sehingga return saham di BEIdapat diprediksi menggunakan ROE. Variabel Dividend Payout Ratio (DPR) berpengaruh positif terhadap return saham, maka return saham di BEIdapat diprediksi menggunakan DPR. Variabel Price to earnings ratio tidak berpengaruh terhadap return saham di BEI, maka PER tidak dapat dijadikan sebagai alat untuk memprediksi return saham di BEI.
Bagi para investor yang ingin melakukan investasi pada saham, disarankan untuk mempertimbangkan variabel Return On Equity dan Dividend Payout Ratio karena rasio keuangan tersebut dapat memberikan pengaruh terhadap terciptanyareturn saham di masa mendatang. Pertimbangan yang perlu diperhatikan padasaat pembelian saham suatu
perusahaan, nilai ROE dan DPR yang tinggi lebih disarankan, dibandingkan saham dengan tingkat ROE dan DPR yang rendah, oleh karena memiliki tingkat return yang lebih tinggi. Bagi peneliti yang ingin melakukan penelitian sejenis, diharapkan menambahkan indikator-indikator yang lain karena variabel dalam penelitian ini hanya 50,8% mempengaruhi return saham, serta diharapkan bagi peneliti selanjutnya memperpanjang periode pengamatan sehingga dapat menampung berbagai situasi ekonomi yang dapat mempengaruhi return saham.
REFERENSI
Amarjit, G., Nahum B., dan Rajendra T. 2010. Determinants of Dividend Payout Ratios: Evidence from United States. The Open Bussiness Journal, 3: pp: 8-14.
Ang, A. dan Bekaert, G. 2004. Stock Return Predictability. Is it There?. Columbia University and NBER Journal, 8: pp: 40-53.
Ang, Robert. 2007. Buku Pintar Pasar Modal Indonesia. Jakarta : Mediasoft.
Antara, I.M.J., 2012. Pengaruh Dividend Payout Ratio, Price to Book Value Ratio, dan Price to Earnings Ratio Pada Return Saham Di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2011. Dalam JurnalAkuntansi Universitas Udayana, 1 (1) : h: 11-25.
Aras, G., Yilmaz dan Kemal, M. 2008. Price Earnings Ratio, Dividend Yield, and Market to Book Ratio to Predict Return on Stock Market : Evidance From the Emerging Markets.Journal of Global Business and Technology, 4 (1): pp: 18-30.
Brav, Alon, Jhon R.G., Campbell R.H., dan Roni M. 2003. Payout Policy in the 21st Century. Journal of Economic Research, Cambrige, USA.
Connelly, B.L. 2011. Signaling Theory: A Review and Assessment. Journal of Management, 37 (1): pp: 29-45.
Elleuch, J. 2009. Fundamental Analysis Strategy and The Prediction of Stock Return. Research Journal of Finance and Economics.
Fama, E.F. dan French, K.R. 1995. Size, Book to Market Factors Earnings and Return. Journal of Finance,50 (1): pp: 131-155.
Halim, Abdul. 2005. Analisis Investasi. Edisi ke 2. Jakarta: Salemba empat.
Halim, Zulkarnain. 2010. Pengaruh Dividend Payout Ratio, Debt to Equity Ratio, Return On Assets, Size Company dan Earning Growth terhadap Stock Return. Tesis Pascasarjana Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya, Malang.
Hanani, A.I. 2011. Analisis Pengaruh Earning Per Share, Return On Equity dan Debt to Equity Ratio terhadap return saham dalam Jakarta Islamic Index (JII) Periode Tahun 2005– 2007. Skripsi Universitas Diponegoro Semarang.
Harahap, S.S. 2007. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Jakarta : PT Raja Grasindo Persada.
Hartono, J. 2010. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi keenam. Yogyakarta : BPFE.
Hernendiastoro, Andre. 2005. Pengaruh Kinerja Perusahaan Dan Kondisi Ekonomi Terhadap Return Saham Dengan Metode Intervalling. Tesis Pascasarjana Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang.
Holthusen, Robert, W., and Robert, E.V. 1991. The Effect of Informedness and Consensus on Price and Volume Behavior. The Accounting Review, pp: 191–208.
Kurniati, Endang. 2003. Analisis Pengaruh Dividend Payout Ratio, Current Ratio, Pertumbuhan Asset, dan Leverage terhadap Return Saham. Tesis Program Pascasarjana Universitas Diponegoro Semarang.
Margaretha, F., dan Damayanti, I. 2008. Pengaruh Price Earning Ratio, Dividend Yield dan Market To Book Ratio Terhadap Stock Return di Bursa Efek Indonesia. Dalam Jurnal Bisnis dan Akuntansi,10(3): h: 149-160.
Nurmalasari, I. 2009. Analisis Pengaruh Rasio Profitabilitas Terhadap Harga Saham Emiten LQ45 Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2005- 2008. Dalam Jurnal Akuntansi dan Bisnis, 6 (2): h: 45-67.
Patriawan, D. 2011. Analisis Pengaruh Earning Per Share,Return On Equity, dan Debt to Equity RatioTerhadap Return Saham ( Pada Perusahaan Wholesale dan Retail Trade Yang Terdaftar Dalam BEI Tahun 2006-2008). SkripsiUniversitas Diponegoro, Semarang.
Saleem, F., Zafar, L., dan Rafique, B. 2013. Long Run Relationship Between Inflation And Stock Return: Evidence From Pakistan. Dalam Academic Research International Journal, 4 (2): pp: 407-415.
Sillaban, Anni. 2007. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Return Saham Perusahaan Manufaktur yang Go Publik Di Bursa Efek Indonesia.Dalam Jurnal Majalah Ekonomi, 6 (1): h: 23-35.
Widodo, Saniman. 2007. Analisis Pengaruh Rasio Aktivitas, Rasio Profitabilitas, Dan Rasio Pasar, Terhadap Return Saham Syariah Dalam Kelompok Jakarta Islamic Index (JII) Tahun 2003–2005.Disertasi Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro.
Wolk, H.I., Michael G.T., dan James L.D.2000.Accounting Theory: AConceptual and Institutional Approach. South-Western College Publishing.
164
Discussion and feedback