PENGARUH STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN TERHADAP KELANCARAN PENGEMBALIAN KREDIT PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM DI KOTA DENPASAR
on
ISSN: 2302-8556
E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 7.1 (2014):122-134
PENGARUH STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN TERHADAP KELANCARAN PENGEMBALIAN KREDIT PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM DI KOTA DENPASAR
Lukyta Saraswati1
2
I Ketut Yadnyana2
1Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana (Unud), Bali, Indonesia e-mail: lukytasaraswati@gmail.com / telp: +62 81 805 623 517
2Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana (Unud), Bali, Indonesia
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh struktur pengendalian intern terhadap kelancaran pengembalian kredit pada koperasi simpan pinjam di Kota Denpasar. Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data sekunder berupa penilaian kesehatan koperasi dan data primer berupa jawaban responden dari pengumpulan data kuisioner. Penelitian ini menggunakan metode purposive sampling dalam penentuan sampel, dan ada 34 sampel yang memenuhi kriteria. Penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda untuk teknik analisis datanya, dimana hasil penelitian menunjukkan variabel lingkungan pengendalian dan informasi komunikasi berpengaruh positif terhadap kelancaran pengembalian kredit sedangkan penilaian risiko, aktivitas pengendalian dan pemantauan tidak berpengaruh terhadap kelancaran pengembalian kredit pada koperasi simpan pinjam di Kota Denpasar.
Kata kunci: coso, kelancaran pengembalian kredit, struktur pengendalian internal
ABSTRACT
The purpose of this study was to determine the influence of the internal control structure for the smooth repayment of saving and loan cooperatives in Denpasar city. The data used in this study was secondary data from the cooperative health assessment and primary data from the respondents' answers the data collection of questionnaire. This study used purposive sampling method in the determination of the sample, and there were 34 samples that met the criteria. This study used multiple linear regression analysis for data analysis technique, in which the results showed variable control environment communication information had positive effects on the smooth repayment while the risk assessment, control activities and monitoring had no effect on the smooth repayment of saving and loan cooperatives in Denpasar city.
Keywords: , coso, internal control structure, smooth repayment
PENDAHULUAN
Pertumbuhan perekonomian suatu bangsa memerlukan pengaturan sumber-sumber ekonomi yang tersedia agar terarah dan terpadu sehingga dapat meningkatkan taraf hidup bangsa dan kesejahteraan masyarakat. Sesuai dengan pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945,
salah satu cara yang ditempuh pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat adalah dengan mendirikan lembaga-lembaga perekonomian rakyat, yaitu salah satunya adalah koperasi.
Kota Denpasar merupakan salah satu kota yang sedang berkembang terutama dalam bidang koperasi. Hal ini terbukti dari jumlah koperasi yang berada di Denpasar sebanyak 974 Koperasi yang tersebar di 4 kecamatan yaitu Denpasar Barat, Denpasar Timur, Denpasar Selatan dan Denpasar Utara. Semakin pesatnya pertumbuhan koperasi di Denpasar ini sehingga menimbulkan permasalahan yaitu tinggi nya daya saing sehingga koperasi memerlukan adanya pengendalian intern yang memadai dalam proses usahanya untuk dapat dipercayai oleh masyarakat.
Menurut Commite of Sponsoring Organization (COSO) (dalam Janvrin, et al, 2012) pengendalian intern terdiri dari beberapa unsur meliputi lingkungan pengendalian, penilaian risiko, informasi dan komunikasi, aktivitas pengendalian dan pemantauan. Aktivitas pengendalian intern yang utama pada proses kredit, yaitu dimulai dari tahap awal proses pemberian kredit hingga proses pengembalian kredit. Semakin banyak keterlambatan dalam penerimaan piutang maka semakin banyak juga piutang yang tergolong kurang lancar.
Penelitian ini dilakukan pada Koperasi Simpan Pinjam di Kota Denpasar. Hasil wawancara dengan beberapa Koperasi yang berada di Kota Denpasar menyebutkan aktivitas koperasi yang menjadi sumber untuk mendapatkan Sisa Hasil Usaha (SHU) adalah kegiatan simpan pinjam, sedangkan unsur paling penting adalah pengembalian kredit. Apabila pengelolaan aktivitas tersebut kurang baik maka dalam menjalankan operasinya akan mengalami kesulitan.
Masalah kredit yang sering dihadapi koperasi yaitu memiliki jumlah piutang besar. Hal tersebut bisa terjadi karena tidak tepatnya waktu dan jumlah dalam proses pembayaran angsuran. menurut Firdaus, dkk (2008:83) dimana seharusnya mempertimbangkan beberapa
hal seperti character, capacity, capital, condition of economy, dan collateral. Namun pada kenyataannya beberapa koperasi dapat memberikan kredit tanpa adanya jaminan. Menurut ketentuan Undang-Undang Koperasi No. 17 tahun 2012 dalam proses pemberian kredit pengurus atau manager yang ditunjuk oleh anggota koperasi dalam Rapat Anggota Tahunan (RAT) seharusnya ikut terlibat di dalamnya, namun pada pelaksanaannya pinjaman kredit dapat diberikan langsung sesuai kebijakan staff kredit. Jika diterapkannya pengendalian intern yang baik maka dalam pengembalian kredit pada koperasi akan lancar dan tidak akan mengalami jumlah piutang yang besar.
Berdasarkan uraian pada latar belakang tersebut di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu ”Bagaimana pengaruh sistem pengendalian intern terhadap kelancaran pengembalian kredit pada Koperasi Simpan Pinjam di Kota Denpasar?”
Berdasarkan beberapa pendapat dari para ahli mengenai pengertian pengendalian intern, maka dapat disimpulkan bahwa struktur pengendalian internal adalah serangkaian kebijakan dan prosedur yang telah diterapkan oleh sebuah satuan usaha untuk dapat memberikan keyakinan yang cukup atau memadai bahwa tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai.
Model COSO adalah salah satu model pengendalian intern yang banyak digunakan oleh para auditor sebagai dasar untuk mengevaluasi, mengembangkan pengendalian intern. Pengendalian intern adalah suatu proses, melibatkan seluruh anggota organisasi, dan memiliki tiga tujuan utama, yaitu efektivitas dan efisiensi operasi, mendorong kehandalan laporan keuangan, dan dipatuhinya hukum serta peraturan yang ada. Artinya dengan adanya sistem pengendalian intern, maka diharapkan perusahaan dapat bekerja atau beroperasi sesuai dengan ketentuan perusahaan, jika dipatuhinya peraturan dan kebijakan maka penyimpangan dapat dihindari.
Menurut Karagiorgos (2011) pengendalian merupakan komponen yang sangat penting didalam suatu organisasi. COSO menyebutkan dalam Tysiac (2012) bahwa terdapat lima komponen pengendalian intern, yaitu lingkungan pengendalian, penentuan risiko, aktivitas pengendalian, informasi dan komunikasi, serta pengawasan atau pemantauan
Menurut Fathurrachman (2009) untuk menilai kelancaran penerimaan piutang pada koperasi, dapat dilihat dari sejauh mana realisasi pengembalian piutang dibandingkan dengan sasaran/rencana pengembalian itu sendiri, yang dapat dilihat dari aspek waktu pengembalian dan aspek nilai pengembalian piutang
Menurut Skousen (2001:315) mengemukakan bahwa untuk menilai seberapa baik perusahaan dalam mengelola piutang, dapat digunakan metode perhitungan dua rasio, antara lain: 1) Rasio Perputaran Piutang, yaitu Rasio yang menentukan berapa lama dalam satu periode suatu perusahaan membalikkan atau menerima kembali piutangnya. Perputaran piutang usaha dapat dihitung dengan penjualan dibagi dengan rata-rata piutang. 2) Rata-Rata Periode Penerimaan, yaitu Rasio yang mengukur rata-rata jumlah hari yang dibutuhkan untuk menerima piutang yang dihitung dengan membagi jumlah hari dalam satu periode akuntansi yang dapat dihitung dengan 360 (periode akuntansi dalam 1 tahun) dibagi dengan perputaran piutangnya.
Lingkungan pengendalian adalah sikap dan kesadaran secara menyeluruh dari anggota maupun pengurus koperasi. Penelitian yang dilakukan oleh Faturrachman (2009) dan Kania (2009) menunjukkan bahwa variabel lingkungan pengendalian berpengaruh secara positif terhadap Kelancaran Penerimaan Piutang. Berdasarkan landasan teori dan penelitian tersebut, maka hipotesis penelitian yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
H1 : Lingkungan Pengendalian berpengaruh positif terhadap kelancaran pengembalian kredit
Penilaian risiko merupakan menganalisis, identifikasi dan pengelolaan risiko yang berkaitan dengan laporan keuangan. Penelitian yang dilakukan oleh Faturrachman (2009),
Kania (2009), Puspita (2012) menunjukkan bahwa variabel penilaian risiko berpengaruh secara positif terhadap kelancaran penerimaan piutang. Berdasarkan landasan teori dan penelitian tersebut, maka hipotesis penelitian yang diajukan dalam penelitian ini adalah: H2 : Penilaian risiko berpengaruh positif terhadap kelancaran pengembalian kredit
Pengertian Informasi dan komunikasi yaitu pertukaran informasi di suatu waktu yang memungkinkan orang untuk melaksanakan tanggungjawabnya. Faturrachman (2009) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa variabel informasi dan komunikasi berpengaruh secara positif terhadap kelancaran penerimaan piutang. Berdasarkan landasan teori dan penelitian tersebut, maka hipotesis penelitian yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
H3 : Informasi dan komunikasi berpengaruh positif terhadap kelancaran pengembalian kredit
Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur untuk meyakinkan pegarahan manajemen dapat terlaksana dalam mencapai tujuan. Penelitian dari Kania (2009) dan Puspita (2012) menunjukkan bahwa variabel aktivitas pengendalian berpengaruh secara positif terhadap kelancaran penerimaan piutang. Berdasarkan landasan teori dan penelitian tersebut, maka hipotesis penelitian yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
H4 : Aktivitas Pengendalian berpengaruh positif terhadap kelancaran pengembalian kredit
Pengertian pemantauan adalah penilaian kualitas kerja dalam waktu tertentu dengan evaluasi secara terpisah dari atasan terhadap bawahan. Penelitian Faturrachman (2009), Kania (2009), Puspita (2012) menunjukkan bahwa variabel pemantauan berpengaruh secara positif terhadap kelancaran penerimaan piutang. Berdasarkan landasan teori dan penelitian tersebut, maka hipotesis penelitian yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
H5 : Pemantauan berpengaruh positif terhadap kelancaran pengembalian kredit
METODE PENELITIAN
Objek dalam penelitian ini adalah struktur pengendalian intern yang mempengaruhi kelancaran pengembalian kredit. Koperasi Simpan Pinjam di Kota Denpasar merupakan tempat yang digunakan untuk pengumpulan data yaitu kuisioner. Variabel terikat yang digunakan yaitu kelancaran pengembalian kredit dengan menggunakan rasio perputaran piutang dan rasio rata-rata periode penerimaan. Variabel bebas penelitian ini yaitu struktur pengendalian intern yang meliputi lingkungan pengendalian, penilaian risiko, informasi dan akuntansi, aktivitas pengendalin dan pemantauan.
Data kuantitatif yang digunakan dalam penelitian ini yaitu jawaban responden dalam kuisioner, sedangkan data kualitatif yang digunakan berupa data penilaian kesehatan koperasi tahun 2012. Metode penentuan sampel menggunakan purposive sampling dengan kriteria : 1) Koperasi Simpan Pinjam yang berlokasi di Kota Denpasar, dan 2) Koperasi Simpan Pinjam yang mengikuti proses penilaian kesehatan pada tahun 2012. Jadi, jumlah sampel yang memenuhi kriterias adalah 34 KSP dari jumlah populasi 131 KSP.
Karena dalam penelitian ini menggunakan kuisioner sehingga diperlukan untuk melakukan uji validitas dan uji reliabilitas dan agar seluruh variabel yang digunakan memenuhi syarat untuk dilanjutkan ke analisis regresi linear berganda dapat dilakukan uji asumsi klasik yang meliputi uji normalitas, uji multikolinearitas, dan uji heteroskedasitas.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 1 dibawah ini menjelaskan bahwa semua instrmen yang digunakan adalah valid karena koefisien korelasi dari masing-masing pertanyaan dalam kuesioner >0,3.
Tabel 1.
Hasil Uji Validitas
No |
Instrumen |
Item Pertanyaan |
Koefisien Korelasi |
1 |
Lingkungan Pengendalian |
A1 |
0,814 |
A2 |
0,733 | ||
A3 |
0,814 | ||
A4 |
0,696 | ||
A5 |
0,643 | ||
A6 |
0,710 | ||
A7 |
0,605 | ||
A8 |
0,806 | ||
A9 |
0,679 | ||
A10 |
0,827 | ||
2 |
Penilaian Risiko |
B11 |
0,724 |
B12 |
0,731 | ||
B13 |
0,775 | ||
B14 |
0,681 | ||
B15 |
0,634 | ||
B16 |
0,757 | ||
B17 |
0,583 | ||
B18 |
0,779 | ||
3 |
Aktivitas Pengendalian |
C19 |
0,806 |
C20 |
0,630 | ||
C21 |
0,759 | ||
C22 |
0,785 | ||
C23 |
0,746 | ||
C24 |
0,769 | ||
C25 |
0,717 | ||
C26 |
0,817 | ||
4 |
Informasi dan Komunikasi |
D27 |
0,734 |
D28 |
0,790 | ||
D29 |
0,838 | ||
D30 |
0,779 | ||
D31 |
0,761 | ||
D32 |
0,857 | ||
D33 |
0,841 | ||
5 |
Pemantauan |
E34 |
0,736 |
E35 |
0,670 | ||
E36 |
0,672 | ||
E37 |
0,672 | ||
E38 |
0,819 | ||
E39 |
0,751 | ||
E40 |
0,694 |
Sumber: Data Diolah, 2013
Tabel 2 menunjukkan bahwa semua pertanyaan dari masing-masing variabel berada
di atas 0,6. Sehingga dapat disimpulkan memiliki tingkat reliabilitas yang baik.
Variabel |
Cronbach’s Alpha |
X1 |
0,906 |
X2 |
0,860 |
X3 |
0,891 |
X4 |
0,906 |
X5 |
0,834 |
Sumber: Data Diolah, 2013
Uji Asumsi Klasik Penelitian ini menggunakan metode uji Kolmogrov-Smirnov untuk uji normalitasnya. Berdasarkan hasil SPSS signifikansi variabel bebas dan variabel terikat sebesar 0,89 > alpha = 0,05, sehingga dapat disimpulkan variabel tersenut berdistribusi normal. Tabel 3 dibawah ini menyajikan hasil dari uji multikolinearitas yang menunjukkan nilai tolerance > 0,1 dan nilai VIF kelima variabel bebas < 10. Jadi, dalam penelitian ini tidak terdapat multikolinearitas.
Tabel 3.
Uji Multikolinearitas
Tolerance |
VIF | |
Lingkungan Pengendalian |
0,442 |
2,263 |
Penilaian Risiko |
0,540 |
1,850 |
Informasi komunikasi |
0,447 |
2,237 |
Aktivitas Pengendalian |
0,498 |
2,010 |
Pemantauan |
0,533 |
1,877 |
Sumber: Data Diolah, 2013
Tabel 4.
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Variabel |
T |
Signifikansi |
Lingkungan Pengendalian |
0,506 |
0,615 |
Penilaian Risiko |
0,043 |
0,966 |
Informasi komunikasi |
0,255 |
0,800 |
Aktivitas Pengendalian |
0,173 |
0,864 |
Pemantauan |
1,573 |
0,123 |
Sumber: Data Diolah, 2013
Tabel 4 diatas memperlihatkan tingkat signifikansi variabel bebas > 0,05. Jadi dapat disimpulkan tida terjadi heteroskedastisitas.
Untuk mengetahui pengaruh pengendalian internal terhadap kelancaran pengembalian kredit pada Koperasi Simpan Pinjam di Kota Denpasar dapat di uji dengan analisis regresi linear berganda. Hasil analisis regresi linear berganda dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5.
Hasil Analisis Regresi Linear Berganda
Model |
Unstandardized Coefficients |
Standardized Coefficients |
T |
Sig. | |
B |
Std. Error |
Beta | |||
(Constant) |
-0,675 |
0,478 |
-1,413 |
0,165 | |
Lingkungan Pengendalian |
0,045 |
0,020 |
0,343 |
2,283 |
0,027 |
Penilaian Risiko |
0,025 |
0,023 |
0,151 |
1,11 |
0,273 |
Informasi komunikasi |
0,042 |
0,025 |
0,253 |
1,693 |
0,098 |
Aktivitas Pengendalian |
0,020 |
0,025 |
0,112 |
0,789 |
0,434 |
Pemantauan |
0,008 |
0,025 |
0,043 |
0,312 |
0,757 |
Adjusted R Square |
0,522 | ||||
Signifikansi F |
0,000 | ||||
F Hitung |
11,497 | ||||
F Tabel |
2,450 | ||||
t Tabel |
1,648 |
Sumber: Data Diolah, 2013
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka model persamaan regresi linear berganda akan tampak sebagai berikut:
Y = -0,675+ 0,045X1 + 0,025X2+ 0,042X3+ 0,020X4+ 0,008X5 εi ………………….... (1)
Model regresi linear berganda di atas dapat di artikan bahwa nilai koefisien -0,675 berarti secara statistic ketika semua variabel bebas bernilai nol maka nilai variabel terikat
akan bernilai -0,675. Nilai regresi lingkungan pengendalian (0,045), penilaian risiko (0,025), informasi dan komunikasi (0,042), aktivitas pengendalian (0,020) dan pemantauan (0,008) menunjukkan bahwa terdapat kecenderungan variabel mempengaruhi kelancaran pengembalian kredit pada koperasi simpan pinjam di Kota Denpasar. Artinya semakin baik
variabel tersebut maka semakin baik juga kelancaran pengembalian kredit di koperasi simpan pinjam.
Hasil Uji kelayakan model (Uji F) yang di uji dengan ANOVA diperoleh tingkat signifikasi sebesar 0,000 < dari α = 5%, maka tingkat kelancaran pengembalian kredit dapat diprediksi dan dianggap layak oleh model regresi yang digunakan. Hal ini membuktikan bahwa lingkungan pengendalian, penilaian resiko, informasi dan komunikasi, aktivitas pengendalian dan pemantauan memiliki pengaruh pada tingkat kelancaran pengembalian kredit.
Jika dilihat dari Adjusted R Square yaitu sebesar 0,522 atau 52%, angka ini dapat diartikan bahwa 52% tingkat kelancaran pengembalian kredit dipengaruhi oleh lingkungan pengendalian, penilaian resiko, informasi dan komunikasi, aktivitas pengendalian dan pemantauan. Sedangkan sisanya 48% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dijelaskan oleh model.
Uji Hipotesis (Uji t) dapat dilihat pada Tabel 5 yang menunjukkan bahwa nilai thitung lingkungan pengendalian sebesar 2,283 > ttabel sebesar 1,684, maka ho ditolak. Hal ini berarti bahwa lingkungan pengendalian berpengaruh positif terhadap kelancaran penerimaan kredit pada Koperasi Simpan Pinjam di Kota Denpasar. Lingkungan pengendalian yang memiliki peran penting dalam KSP ini dapat dilihat dari penetapan tujuan koperasi, struktur organisasi yang jelas, dan penetapan wewenang dan tanggungjawab untuk setiap orang yang terlibat di dalam struktur organisasi.
Tabel 5 menunjukkan bahwa nilai thitung penilaian risiko sebesar 1,110 < ttabel sebesar 1,684, maka ho diterima. Hal ini berarti bahwa penilaian resiko tidak berpengaruh positif terhadap kelancaran penerimaan kredit pada Koperasi Simpan Pinjam di Kota Denpasar. Penilaian risiko dapat ditingkatkan dengan melaksanakan mekanisme dan proses analisa yang
matang dalam memberikan kredit untuk mengurangi risiko yang terjadi di Koperasi Simpan Pinjam.
Tabel 5 menunjukkan bahwa nilai thitung infomasi dan komunikasi sebesar 1,693 > ttabel sebesar 1,684, maka ho ditolak. Hal ini berarti bahwa informasi dan komunikasi berpengaruh positif terhadap kelancaran penerimaan kredit pada Koperasi Simpan Pinjam di Kota Denpasar. Informasi merupakan pertukaran berita atau data dalam suatu waktu yang memungkinkan orang melaksanakan tanggungjawabnya. Hal ini dapat dilihat dari sudah terjaganya komunikasi antara atasan dan bawahan atau koordinasi dari bawahan ke atasan jika terjadi masalah. Selain itu sudah baiknya rancangan formulir sehingga mempermudah anggota koperasi dalam pengisiannya.
Tabel 5 menunjukkan bahwa nilai thitung aktivitas pengendalian sebesar 0,789 < ttabel sebesar 1,684, maka ho diterima. Hal ini berarti bahwa aktivitas pengendalian tidak berpengaruh terhadap kelancaran penerimaan kredit pada Koperasi Simpan Pinjam di Kota Denpasar. Aktivitas Pengendalian yang baik seharusnya tercermin dari dalam pelaporan keuangan sudah ditangani oleh fungsi akuntansi yang berkompeten, pelaporan tepat pada waktunya, dan bersifat transparan untuk pihak terkait. Selain itu, pemisahan tugas harus dilakukan untuk mengurangi peluang seseorang dalam melakukan kecurangan atau kesalahan menjalankan tugas.
Tabel 5 menunjukkan bahwa nilai thitung pemantauan sebesar 0,312 < ttabel sebesar 1,684, maka ho diterima. Hal ini berarti bahwa pemantauan tidak berpengaruh terhadap kelancaran penerimaan kredit pada Koperasi Simpan Pinjam di Kota Denpasar. Pemantauan dapat terlaksana dengan baik jika dalam pengawasan dilakukan secara terus menerus atau secara periodic seperti adanya fungsi audit internal maupun eksternal dalam Koperasi Simpan Pinjam.
SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil uji statistik F dengan taraf signifikansi 5% menunjukkan bahwa variabel lingkungan pengendalian, penilaian risiko, informasi dan komunikasi, aktivitas pengendalian dan pemantauan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kelancaran pengembalian kredit pada Koperasi Simpan Pinjam di Kota Denpasar. Hal ini dapat dilihat dari nilai Fhitung sebesar 11,497 > Ftabel 2,450. Hasil uji statistik t menunjukkan bahwa variabel lingkungan pengendalian dan informasi komunikasi berpengaruh positif secara parsial terhadap kelancaran pengembalian kredit pada koperasi simpan pinjam di Kota Denpasar. Sedangkan variabel penilaian risiko, aktivitas pengendalian, dan pemantauan menunjukkan variabel tersebut tidak berpengaruh terhadap kelancaran pengembalian kredit. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh penerapan penilaian risiko, aktivitas pengendalian dan pemantauan di dalam koperasi simpan pinjam di Kota Denpasar dalam kondisi sudah baik yang dapat dilihat dari rata-rata hasil jawaban responden.
Saran penelitian ini yaitu perlunya pembinaan dan pelatihan kepada semua anggota maupun pengurus Koperasi agar lebih memahami pentingnya struktur pengendalian internal dalam menjalankan kegiatan usaha Koperasi. Pengendalian intern terhadap kelancaran pengembalian kredit pada Koperasi Simpan Pinjam di Kota Denpasar harus terus dievaluasi dan disempurnakan agar sesuai dengan tujuannya dan senantiasa dapat berperan sebagaimana mestinya. Jika menerapkan pengendalian intern secara nyata pada setiap kegiatan usaha Koperasi terutama dalam pengembalian kredit, Koperasi dapat memiliki perputaran piutang yang baik untuk kelancaran kegiatan operasional dan kemajuan Koperasi. Untuk Penelitian selanjutnya, diharapkan menggunakan variabel bebas lain yang dapat mempengaruhi kelancaran pengembalian kredit, mengingat hal tersebut dapat mempengaruhi perolehan SHU bagi Koperasi.
REFERENSI
Dinas Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Kota Denpasar. 2012. Penilaian Kesehetan Koperasi Simpan Pinjam
Fakultas Ekonomi Universitas Udayana. 2013. Buku Pedoman Penulisan Artikel Ilmiah. Denpasar.
Faturrachman, Aman. 2009. Pengaruh Sistem Pengendalian Intern Piutang Terhadap Kelancaran Penerimaan Piutang Pada Koperasi Karyawan Omedata (KKO). Jurnal. Universitas Pendidikan Indonesia.
Firdaus dan Ariyanti M. 2008. Manajemen Perkreditan Bank Umum. Bandung: Alfabeta.
Janvrin, Diane J., Payne, Byrnes, P., Schneider, GP., Curtis, MB. 2012. The Updated COSO Internal Control Integrated Framework : Recommendations and Opportunities for Future Research. Journal of Information Systems. http://search.proquest.com. Diunduh pada 17 Mei 2013
Kania, Nurcholisah, 2009. Pengaruh Pengendalian Internal terhadap Rasio Perputaran Piutang Pembiayaan Konsumen dan Rasio Likuiditas. Jurnal. Universitas Islam Bandung.
Karagiorgos, Theofanis, dkk. 2011. Effectiveness of Internal Control System in the Greek Bank Sector. Journal. http://search.proquest.com. Diunduh pada 17 Mei 2013
Puspita Ningsih, Ni Luh Putu. 2012. Analisis Struktur Pengendalian Intern Piutang Usaha pada PT. Kuta Cemerlang Bali Jaya Tours & Travel di Kuta Badung. Skripsi. Universitas Warmadewa Denpasar.
Skousen, K Fred. 2001. Akuntansi keuangan. Jakarta: Salemba Empat.
Tysiac, Ken. 2012. Internal Control, Revisited. Journal of Accounting. http://site.ebrary.com/lib/unud. Diunduh pada 20 Mei 2013.
Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 tentang Koperasi
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2012 Tentang Perkoperasian
134
Discussion and feedback