ISSN: 2302-8556

E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 7.1 (2014):1-18

PENGARUH KONSERVATISME LABA DAN VOLUNTARY DISCLOSURE TERHADAP EARNINGS RESPONSE COEFFICIENT

Made Dewi Ayu Untari1 I Gusti Ayu Nyoman Budiasih2

1Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana (UNUD), Bali, Indonesia e-mail : [email protected] / telp: +62 97 861 358 619

2Fakultas Ekonomi dan BisnisUniversitas Udayana (UNUD), Bali, Indonesia

ABSTRAK

Informasi pengumuman laba adalah pesan yang disampaikan manajemen kepada investor, untuk dipakai dalam mengambil keputusan. Reaksi yang ditunjukkan investor dapat berbeda-beda sesuai dengan jumlah informasi yang disediakan pasar. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk memberikan sejumlah bukti empiris mengenai pengaruh konservatisme laba dan voluntary disclosure terhadap earnings response coefficient. Penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu berupa annual report perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2009-2011. Metode penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling, jumlah populasi dari penelitian ini adalah sebanyak 120 perusahaan, dan jumlah sampel yang diperoleh sebanyak 60 amatan selama tiga tahun. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Regresi Pooled Cross-Sectional (CSRM) dan uji signifikansi parameter Individual (Uji Sattistik t). Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan penelitian ini tidak berhasil menemukan pengaruh konservatisme laba terhadap ERC, diperkirakan hal ini disebabkan karena konservatisme yang sifatnya sementara tidak direaksi oleh pasar, yang berarti bahwa pelaku pasar telah melakukan penyesuaian pada laporan keuangan konservatif. Sementara, penelitian ini dapan menemukan terjadi pengaruh positif signifikan voluntary disclosure terhadap ERC, hal ini disebabkan karena semakin banyak perusahaan melakukan pengungkapan sukarela, maka akan semakin tinggi pasar meresponspengumuman laba.

Kata kunci: earnings response coefficient, konservatisme laba, voluntary disclosure

ABSTRACT

Publication of earnings information could be the message delivered by management for investor in purposely making decisions. Investor reactions shown may vary according of information provided by the market. This study was conducted to give some empirical evidence on the impact of earnings conservatism and voluntary disclosure to earnings response coefficient. This study uses annual reports companies listed in Indonesia Stock Exchange around 2009-2011. This research use purposive sampling method, the population of this study was 120 company, and the number of samples obtained 60 observations for three years. Analysis technique in this study is Pooled Cross-Sectional Regression (CSRM) and the individual parameter significance test (Test Statistic t). Based on the analysis result this study found no effect on earnings conservatism ERC, estimated this was due to temporary conservatism react not by the market, which means that market participants have made adjustments to the financial statements conservative. While, this research could find the going influence significantly positive from voluntary disclosure to ERC, because the the more number company’s voluntary disclosures, the higher market response to publish the presence of earnings.

Keywords: earnings conservatism, , earnings response coefficient, voluntary disclosure

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Laba merupakan informasi utama yang dipercayai mampu memengaruhi investor untuk membuat keputusan membeli, menjual, atau menahan sekuritas yang diterbitkan oleh perusahaan (Diantimala, 2008). Hal ini dapat dibuktikan dengan memperhatikan hubungan laba akuntansi dan return ketika menggunakan laba akuntansi untuk menilai saham perusahaan (Suaryana, 2008).

Laba mempunyai tingkat konservatisme yang berbeda-beda (Dewi 2004). Monahan (1999) dalam Kiryanto dan Supriono (2006), menyatakan semakin konservatif maka laporan akan semakin bias. Laba yang dihasilkan dari akuntansi konservatif menghasilkan laba yang berkualitas rendah Kim et al. (2002).Sedangkan sebaliknya berpendapat konservatisme laba yang dihasilkan dari prinsip konservatisme mencerminkan laba terkecil yang dapat diperoleh perusahaan, sehingga laba dengan metode yang konservatif tidak merupakan laba yang dibesar-besarkan nilainya (Hersanti, 2008).

Laba yang berkualitas dapat ditunjukkan dari tingginya ketika pasar merespon informasilaba(Jang, dkk., 2007). Earnings Response Coefficient (ERC) didefinisikan sebagai ukuran tentang besarnya return pasar sekuritas sebagai respon komponen laba tidak terduga yang dilaporkan perusahaan penerbit saham (Scott, 2000:152). Nilai ERC diprediksi akan semakin tinggi dalam merespon kabar baik yang dilaporkan perusahaan atau kabar buruk yang tercermin dalam laba saat ini untuk memprediksi laba di masa depan (Scott, 2000: 153).

Perilaku investor dalam menyikapi perubahan harga saham juga dipengaruhi oleh sinyal dalam bentuk informasi yang diberikan pihak pemilik informasi (Spence, 1973).Teori sinyal menjelaskan manajer memiliki insentif secara sukarela melaporkan informasi kepada pasar (Astika, 2011:77).Dalam laporan tahunan perusahaan, pengungkapan informasi mencerminkan proksi informasi publik yang dimiliki investor(Rahayu, 2008).Murwaningsari

(2007) melakukan pengujian pengaruh pengungkapan sukarela dengan ERC menunjukkan temuan sejalan dengan Kartadjumena (2010) berpendapat bahwa luas pengungkapan sukarela berpengaruh positif terhadap ERC.

Konservatisme adalah prinsip kehati-hatian dalam mengakui keuntungan dan segera mengakui kerugian dan utang yang mempunyai kemungkinan akan terjadi (Watts, 2003). Konservatisme akuntansi merupakan suatu pemilihan metode dan estimasi akuntansi yang menjaga nilai buku dari net assets relatif rendah (Penman dan Zhang, 2002).Basu (1997) menjelaskan konservatisme tidak berarti bahwa semua arus kas pendapatan harus di terima sebelum keuntungan diakui, melainkan arus kas harus diverifikasi.Disini akuntan di katakana cenderung memerlukan tingkat verifikasi yang tinggi untuk mengakui kabar baik daripada saat mengakui kabar buruk.

Suaryana (2008) melakukan penelitian mengenai pengaruh konservatisme laba terhadap koefisien respons laba dengan jumlah sampel 91 perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ pada tahun 1999 samapai dengan 2004. Pengujian yang dilakukan dengan uji beda dua rata-rata sampel independent untuk kelompok konservatif dan nonkonservatif. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan daya prediksi laba pada kelompok konservatif dan nonkonservatif.Penelitian ini juga dapa menyimpulkan ERC perusahaan yang menerapkan akuntansi konservatif lebih rendah daripada perusahaan tidak menerapkan akuntansi konservatif.Penelitian yang terbaru dilakukan oleh Siti Rahayu (2012) yang menemukan konservatisma laba berhubungan positif signifikan dengan ERC. Penelitian Siti Rahayu (2012) mendukung hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Pennman dan Zhang (2002) yang menyatakan bahwa praktek konservatisme dalam akuntansi menghasilkan laba dengan mutu yang lebih tinggi: “Conservatism yields lower earnings, it is said, and so prima facie these “conservatism” earnings are higher quality.”

Pengertian Pengungkapan Sukarela menurut Meek et al. (1995) dalam Janadi et al. (2011) merupakan pengungkapan laporan akuntansi dan informasi lainnya yang relevan, dan dilakukan secara bebas oleh manajer perusahaan berdasarkan kebutuhan pengguna laporan tahunan.

Rahayu (2008) melakukan penelitian mengenai pengaruh tingkat ketaatan pengungkapan wajib dan luas pengungkapan sukarela terhadap kualitas laba.Hasil penelitiannya adalah tidak dapat membuktikan tingkat ketaatan pengungkapan wajib dan luas pengungkapan sukarela secara parsial berpengaruh positif terhadap kualitas laba yang diukur dengan ERC.Hasil penelitian tetap konsisten sebelum dan setelah dimasukkan variabel kontrol.

Murwaningsari (2007) menemukan bahwa luas pengungkapan sukarela berpengaruh positif terhadap ERC. Adharani (2005) melakukan pengujian terhadap pengaruh variasi tingkat pengungkapan sukarela terhadap ERC.Hasil penelitian menemukan adanya hubungan yang komplementer antara informasi laba dan pengungkapan sukarela. Hussainey dan Walker (2009) menemukan bahwa perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi cenderung akan melakuka lebih banyak pengungkapan sukarela dan pada akhirnya akan meningkatkan kemampuan pasar dalam mengantisipasi perubaan laba masa depan. Oleh sebab itu, maka dapat ditarik hipotesis sebagai berikut :

ERC umumnya diperkirakan sebagai slope koefisien regresi untuk mengukur pendapatan tidak normal yang dihasilkan dari laba kejutan (earnings surprise) (Teoh dan Wong, 1993).Mayangsari (2004) mendefinisikan koefisien respon laba sebagai suatu dampak dari tiap dollar laba kejutan pada return saham dan biasanya diukur dengan slope koefisien hasil regresi return abnormal dan laba kejutan. Itu berarti bahwa koefisien respon laba adalah suatu reaksi yang datang dari pengumuman laba perusahaan. Pada hipotesis pasar yang efisien (Fama 1970, 1976 dan 1991 dalam Cheng dan Nasir, 2010) menyatakan harga saham

akan menyesuaikan dengan cepat berdasarkan perubahan informasi. Sehingga ERC didefinisikan sebagai perkiraan perubahan harga saham yang terjadi akibat pengumuman laba perusahaan yang masuk ke informasi pasar.

Pengertian earnings response coefficient (ERC) menurut Cho dan Jung (1991)adalah efek setiap dolar unexpected earnings terhadap return saham, yang diukur dengan slope koefisien dalam regresi abnormal return saham dan unexpected earning. Cho dan Jung (1991) (mengklasifikasi pendekatan teoritis ERC menjadi dua kelompok yaitu (1) model penilaian yang didasarkan pada informasi ekonomi (information economics based valuation model) seperti dikembangkan oleh Lev (1989) yang menunjukkan bahwa kekuatan respon investor terhadap sinyal informasi laba (ERC) merupakan fungsi dari ketidakpastian di masa mendatang. Semakin besar noise dalam sistem pelaporan perusahaan (semakin rendah kualitas laba), semakin kecil ERC dan (2) model penilaian yang didasarkan pada time series laba (time series based valuation model) seperti yang dikembangkan oleh Braver, Lambert dan Morse (1980) dalam Murwaningsari (2007).

H1 : Konservatisme Laba berpengaruh terhadap ERC.

H2 :Voluntary disclosurepengaruh terhadap ERC.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini mengambil populasi dari seluruh perusahaan manufaktur yang sudah go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.Pemilihan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling.

Pengukuran akuntansi konservatif yang digunakan dalam penelitian ini sesuai dalam penelitian yang digunakan oleh Diantimala (2008) dengan mengacu kepada penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh Givoly dan Hayn (2002), yaitu mengukur konservatisme dengan melihat kecenderungan dari akumulasi akrual selama beberapa tahun.

Apabila perhitungan akrual non-operasi negatif, maka laba digolongkan konservatif dan sebaliknya.

Menghitung akuntansi konservatisme dilakukan dengan menghitung total akrual operasional perusahaan dengan persamaan sebagai berikut:

TAit = NIit – OCFit …………………………………………………….(1)

Dimana TAit: total akrual perusahaan i pada tahun t; NIit: laba bersih perusahaan i pada tahun t; dan OCFit: kas bersih dari aktifitas operasi perusahaan i pada tahun t.

Kemudian menghitung akrual operasional perusahaan dengan persamaan sebagai berikut:

OAit = ∆ACCRECit + ∆PREPEXPit + ∆INVit – ∆ACCPAYit - ∆TAXPAYit ……………(2) Dimana OAit: akrual operasional perusahaan i pada tahun t; ∆ACCRECit: perubahan piutang perusahaan i pada tahun t; ∆PREPEXPit: perubahan biaya dibayar dimuka perusahaan i pada tahun t; ∆INVit: perubahan persediaan perusahaan i pada tahun t; ∆ACCPAYit: perubahan hutang usaha perusahaan i pada tahun t; dan ∆TAXPAYit: perubahan hutang pajak perusahaan i pada tahun t.

Kemudian terakhir adalah persamaan menghitung akrual non-operasi sebagai indikasi adanya indikasi praktik akuntansi konservatif dengan tanda negatif sebagai berikut:

NOAit = TAit – OAit …………………………………………………….(3)

Dimana NOAit : akrual non operasi perusahaan i pada tahun t.

Tahap ketiga adalah melakukan persamaan regresi antara proksi harga saham dengan menggunakan CAR dan proksi laba dengan menggunakan UE secara langsung pada model regresi pooled cross-sectional yang digunakan dalam penelitian ini, yang ditunjukkan dari masing-masing beta perkalian UE dengan variabel dependen masing-masing yaitu konservatisme Laba dan voluntary disclosure.

Pengungkapan sukarela (voluntary disclosure) adalah mengungkapkan informasi yang dianggap perlu oleh perusahaan untuk diungkapkan yang melebihi dari yang diwajibkan.

Mengacu pada penelitian Baskaraninggrum (2012) indeks kelengkapan pengungkapan sukarela dapat dihitung dengan cara membagi total skor yang diperoleh dengan total skor yang diharapkan dapat diperoleh setiap perusahaan, kemudian dikalikan 100 persen. Berikut adalah model perhitunggan:

N

Indeks Pengungkapan Sukarela =


X 100%


(4)


K

Keterangan :

N = Total item yang diungkapkan (1 jika diungkap, 0 jika tidak diungkap)

K = Total item pengungkpan sukarela

Dalam penelitian ini jumlah informasi yang diungkapkan terdiri dari 35 item dengan 5 point yang sebelumnya digunakan oleh Baskaraningrum (2012) sebagai berikut:

  • a)    Latar belakang perusahaan

  • b)    Ringkasan hasil kinerja perusahaan selama sepuluh sampai lima tahun

  • c)    Informasi non keuangan

  • d)    Informasi mengenai proyek informasi perusahaan di masa depan

  • e)    Analisis dan pembahasan umum oleh manajemen

Earnings response coefficient merupakan koefisien yang diperoleh dari regresi antara proksi harga saham dan laba akuntansi. Proksi harga saham yang digunakan adalah Cumulative Abnormal Return (CAR), sedangkan proski laba akuntansi yang digunakan adalah Unexpected Earnings (UE)

Besarnya ERC diperoleh dengan melakukan beberapa tahap perhitungan:

Tahap pertama adalah menghitung (CAR) masing masing perusahaan sampel. Berikut adalah tahapan menghitung CAR:

  • (1)    Menghitung retur abnormal :

    (5)


ARit= Rit- Rmit

Dimana :

ARit = Abnormal Return perusahaan i pada hari t.

Rit = Return sesungguhnya perusahaan i pada hari t.

Rmit = Return pasar perusahaan i pada hari t.

  • (2)    Menghitung return sesungguhnya dan return pasar dirumuskan sebagai berikut :

Pit - Pit-1

Rit =

…………………………………………(6)


Pit -1

Keterangan rumus :

Rit = return sesungguhnya perusahaan i pada hari t.

Pit= harga saham penutupan (closing price) perusahaan i pada hari t.

Pit-1 = harga saham penutupan (closing price) perusahaan i pada hari sebelum t.

Return pasar dihitung dengan cara sebagai berikut

IHSGt – IHSGt-1

RMit =

…………………………………(7)


IHSG t -1

Keterangan rumus :

RMit= return pasar pada hari t

IHSGt = Indeks harga saham gabungan pada periode (hari) t.

IHSGt-1 = Indeks harga saham gabungan pada periode (hari) sebelum t.

Dalam hal ini CARit : CAR perusahaan i pada tahun t; dan ARit : return abnormal

perusahaan i pada hari t. CAR pada saat laba akuntansi dipublikasikan dihitung dalam jendela

peristiwa selama 11 hari (5 hari sebelum peristiwa, 1 hari peristiwa, dan 5 hari sesudah

peristiwa).

+5

…………………………………………….(8)


CARit= CARi(-5+5) = ∑ARit t = -5

Tahap kedua adalah menghitung UE masing-masing perusahaan. Unexpected earnings atau earnings surprisemerupakan proksi laba akuntansi yang menunjukkan kinerja intern perusahaan. UE dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

UEit = (EPSit – EPSit-1)/ Pit-1………………………………………(9)

Keterangan rumus :

UEit = Unexpected Earnings perusahaan i pada tahun t

EPSit = Earnings per share perusahaan i pada tahun t-1

EPSit-1 = Earnings per share perusahaan i pada tahun t

Pit-1 = Harga saham perusahaan i akhir tahun t-1

Analisis data dilakukan dengan Regresi Cross-Sectional (CSRM) yang bertujuan untuk menguji pengaruh laba konservatisme dan voluntary disclosure terhadap ERC adalah dengan cara mengembangkan model regresi cross-sectional (CRSM) seperti yang dikembangkan oleh Ecker et al. (2005) dan Suaryana (2005). Penelitian ini menggunakan regresi cross-sectional (CSRM) karena model regresi ini dapat menghasilkan hasil pengamatan yang lebih konsiten dan efisien.Model penelitian dengan regresi cross-sectional (CSRM) sebelumnya juga digunakan untuk menguji variabel-variabel yang mempengaruhi ERC oleh Ecker et al. (2005) dan Suaryana (2005).Model regresi untuk penelitian ini adalah sebagai berikut :

CARit= α + β1(UEit) + β2(AKit) + β3(VDit) + β4(UEit)*(AKit) + β5(UEit)*(VDit)

+ εit……………………………………………….(10)

Dimana :CARit adalah cummulatif abnormal return saham perusahaan ke i pada tahun t; AKit adalah konservatisme laba saham perusahaan ke i pada tahun ke t; VDit adalah voluntary disclosure perusahaan i tahun t; α adalah konstanta; dan εit adalah error term.Pengaruh konseravatisme laba terhadap ERC ditunjukkan oleh koefisien β4, sedangkan pengaruh voluntary disclosure terhadap ERC ditunjukkan oleh koefisien β5.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan pengambilan sampel dengan kriteria purposive sampling, sampel penelitian ini adalah sebanyak 20 perusahaan sampel dari 120 perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI selama periode 2009-2011.

Statistik Deskriptif

Tabel 1.

Statistik Deskriptif

Statistik Deskriptif

N

Minimum

Maximum

Mean

Std. Deviation

UE

60

-2,7252

13,6400

0,2814

1,8151

AK

60

-3,8184

-0,0017

-0,3399

0,6301

VD

60

-0,3429

0,8857

0,6076

0,1328

CAR

60

-0,2047

0,2193

0,0024

0,0676

Berdasarkan Tabel 1. diketahui bahwa konservatisme laba terendah dimiliki olehAsia Pasific Fibers Tbk.pada tahun 2011 dan konservatisme labatertinggi adalah Indofarma Tbk. pada tahun 2009, dengan nilai mean perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada tahun 2009-2011 yang menjadi sampel adalah -0,3399 dan standar deviasi sebesar 0,6301.

Nilai minimum untuk voluntary disclosure adalah 0,3429 dan nilai maksimum adalah 0,8857. Hal ini berarti bahwa diantara perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada tahun 2009-2011 yang memiliki voluntary disclosure terendah adalah Delta Djakarta Tbk. pada tahun 2009, 2010, dan 2011, sedangakn voluntary disclosure tertinggi dimiliki oleh Indofarma Tbk. pada tahun 2009, 2010, dan 2011. Nilai mean perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada tahun 2009-2011 yang menjadi sampel adalah 0,6076 dan standar deviasi sebesar 0,1328.Unexpected earnings terendah dimilikiAsia Pasific Fibers Tbk. pada tahun 2010, sedangakn unexpected earnings tertinggi dimiliki oleh Asia Pasific Fibers Tbk. pada tahun 2009. Dengan Nilai mean adalah 0,2814 dan standar deviasi sebesar 1,8151.CAR terendah dimilikiNusantara Inti Corpora Tbk pada tahun 2011, sedangakn CAR tertinggi dimiliki oleh Bentoel Internasional Investama Tbkpada tahun 2010.

Pengujian Asumsi Klasik

Outlier adalah observasi atau data yang memiliki karakteristik unik yang terlihat sangat berbeda jauh dari observasi-observasi lainnyadan muncul dalam bentuk nilai

ekstrim.Langkah selanjutnya adalah menghilangkan data yang terlihat sangat berbeda jauh dari observasi-observasi lainnya.Setelah data yang terlihat ekstrim tinggi atau rendah dihilangkan dari observasi, maka tidak ditemukan lagi permasalahan outlier. Dari 23 sampel perusahaan yang didapat dihilangkan 3 perusahaan yaitu : Asahimas Flat Glass Tbk, Gudang Garam Tbk, dan Semen Gresik Tbk. Sehingga amatan dalam penelitian ini berjumlah 20 perusahaan selama tiga periode yaitu 60 amatan.

Uji normalitas dilakukan untuk mengatahui data yang digunakan dalam penelitian telah berdistribusi normal atau tidak.Pengujian normalitas data dilakukan dengan menggunakan kolmogorov-smirnov dengan level of significant 5%. Jika Asymp. Sig. (2tailed) > tingkat signifikan (α = 5%) maka data dikatakan berdistribusi normal.

Tabel 2.

Hasil Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N

60

Normal Parameters a,b

Mean

,000

Std. Deviation

,061

Most Extreme

Absolute

,154

Differences

Positive

,154

Negative

-,123

Kolmogorov-Smirnov Z

1,193

Asymp. Sig . (2-tailed)

,116

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Berdasarkan Tabel 2 maka, dapat diketahui nilai signifikansi dengan uji Kolmogorof-Smirnov sebesar 0,116 > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa model regresi yang digunakan dalam penelitian ini terdistribusi secara normal.

Pengujian heteroskedastisitas dilakukan dengan menggunkan uji statistic Glejser.Model regresi tidak mengandung adanya heteroskedastisitas apabila nilai signifikansi variabel bebasnya terhadap nilai absolute residual statistik lebih besar dari 0,05. Hasil uji Glejserdapat ditunjukkan pada Tabel 3.

Tabel 3.

Hasil Uji Heteroskedastisitas

Coefficients a

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t

Sig.

B

Std.

Error

Beta

1          (Constant)

,041

,030

1,364

,178

UE

,036

,143

1,457

,252

,802

AK

-,004

,010

-,052

-,376

,709

VD

-,001

,049

-,003

-,020

,984

UE*AK

-,006

,008

-,113

-,756

,453

UE*VD

-,065

,238

-1,574

-,272

,786

a. Dependent Variable: Absolut Residual

Berdasarkan Tabel 3 di atas dapat dilihat bahwa semua variabel bebas memiliki nilai signifikansi > 0,05 maka dapat dikatakan tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi yang digunakan.

Uji Autokorelasi dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya kesalahan pengganggu antara variabel pada periode tertentu dengan variabel periode sebelumnya.Untuk mendeteksi adanya data autokorelasi pada penelitian ini dilakukan dengan uji Run Test. Deteksi autokorelasi dilihat dari nilai Asymp.Sig yang dihasilkan.Jika nilai Asymp. Sig lebih besar dari 0,05 maka model uji terbebas dari autokorelasi.

Tabel 4.

Hasil Uji Autokorelasi dengan Run Test

Runs Test

Unstandardi zed Residual

Test Val ue a

-,00433

Cases < Test Val ue

30

Cases > = Test Val ue

30

Total C as es

60

Number of Runs

29

Z

-,521

Asymp. Si g . (2-tai l ed)

,602

a. M edi an

Berdasarkan Tabel 4 diketahui nilai Asymp.Sig>0.05 maka dapat dikatakan tidak

terdapat autokorelasi, sehingga model yang dibuat layak digunakan untuk analisis lebih lanjut.

Analisis dan Uji Hipotesis

Tabel 5.

Rangkuman Hasil Analisis Regresi Pooled Cross-Sectional

Koefisien                 T                    sig.

Koefisien Regresi UE

AK

VD

UE*AK

UE*VD

-0.503                -2,571                0,013

-0,031               -2,322               0,024

-0,021               -0,314               0,755

-0,003               -0,262               0,794

0,837                2,572               0,013

F hitung

R

R Square

2,503                                     0,041

0,434

0,188

Berdasarkan uji statistik dengan SPSS (Tabel 5) menunjukkan bahwa UExLaba Konservatisme tidak berpengaruh terhadap ERC.Hal ini dapat dilihat dari Nilai Sig. untuk variabel UExKonservatisme laba adalah 0,794 > 0,005 sehingga dapat dikatakan bahwa konservatisme laba tidak memiliki pengaruh terhadap ERC atau konservatisme laba berpengaruh tidak signifikan terhadap ERC. Dengan melihat persamaan regresi yang dibuat berdasarkan uji regresi Pooled Cross-Sectionalnilai beta koefisien UExKonservatisme laba adalah -0,003 sehingga konservatisme laba memilki pengaruh negatif terhadap ERC.

Hasil penelitian saat ini yang tidak dapat menemukan pengaruh laba konservatisme terhadap ERC sesuai dengan hasil penelitian Hersanti (2008), dimungkinkan karena ada beberapa perusahaan yang menentukan sendiri kebijakan dalam memilih metode akuntansi yang digunakan, misalnya perusahaan yang mempunyai nilai ERC positif tetapi memilih metode akuntansi yang konservatif atau sebaliknya. Hal ini menunjukkan bahwa konservatisme yang sifatnya sementara tidak direaksi oleh pasar yang berarti bahwa pelaku pasar telah melakukan antisipasi pada laporan keuangan konservtaisme yang tidak persisten.

Nilai beta UExKonservatisme laba diperoleh sebesar -0,003 yang artinya konservatisme laba pengaruhnya negatif terhadap ERC, berdasarkan penelitian Suaryana (2008) hasil ini menunjukkan daya prediksi laba pada perusahaan yang konservatif lebih

rendah daripada perusahaan yang nonkonservatif. Laba yang dilaporkan oleh perusahaan sesungguhnya merupakan pesan yang disampaikan manajemen kepada investor, yang selanjutnya pesan tersebut akan mempengaruhi kepercayaan investor untuk menggunakan pengumuman laba sebagai alat ukur untuk menilai kinerja perusahaan. Karena arah yang ditunjukkan dari nilai koefisien beta UExKonservatisme Laba adalah negatif hal ini dapat terjadi karena laba yang dihasilkan dari penerapan prinsip akuntansi konservatif cenderung lebih berfluktuasi sehingga daya prediksi laba cenderung lebih rendah pada perusahaan yang menerapkan prinsip konservatif.

Nilai Sig. untuk variabel UExVoluntary Disclosure adalah 0,013 <0,005 sehingga dapat dikatakan bahwa Voluntary Disclosure memiliki pengaruh terhadap ERC atau Voluntary Disclosure berpengaruh signifikan terhadap ERC. Dengan melihat persamaan regresi yang dibuat berdasarkan uji regresi Pooled Cross-Sectionalnilai beta koefisien UExVoluntary Disclosure adalah 0,837 sehingga Voluntary Disclosure memilki pengaruh positif signifikan terhadap ERC.

Hasil penelitian ini menunjukkan semakin banyak perusahaan melakukan pengungkapan sukarela maka akan semakin tinggi pasar merespon pengumuman laba. Hal ini dapat terjadi karena perusahaan yang transparan dalam pengungkapan informasi perusahaannya akan banyak membantu investor dalam membuat keputusan, sehingga perusahaan dengan tingkat pengungkapan sukarela akan berbeda secara substansial dalam hal jumlah tambahan informasi yang diungkapkan ke pasar modal. Penelitian ini sejalan dengan Adhariani (2005) yang meneliti hubungan komplementer antara informasi laba dan pengungkapan sukarela. Hasil uji beda mendukung hipotesis karena setiap investor memberikan penilaian yang berbeda untuk masing-masing pengungkapan. Uji beda yang dilakukan antara skor terbobot dan skor tanpa bobot menunjukkan hubungan komplementer

ISSN: 2302-8556

E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 7.1 (2014):1-18 antara informasi laba dan pengungkapan sukarela serta tetap konsisten setelah ditambahkan faktor pengendali lainnya yang mempengaruhi ERC.

Pengujian Uji Parsial (Uji-t)

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada pengaruh secara parsial antara UE, laba konservatisme, voluntary disclosure, UExLaba konservatisme, dan UExVoluntary Disclosure terhadap CAR perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada tahun 20092011. Pengujian secara parsial dalam penelitian ini menggunkan t tabel dengan taraf nyata α = 0,05dan df (n-k) = (60-6) = 54 sehingga diperoleh nilai t tabel = 1,684. Adapun hasil analisis uji t pada Tabel 6.

Tabel 6.

Rangkuman Hasil Analisis Uji t

Variabel

T hitung

T tabel

Hasil Uji t

Hasil

Hipotesis (H0)

Sig.

UExLaba konservatisme

-0,262

-1,684

-0,262 < -1,684

Diterima

0,794

UExVoluntary Disclosure

2,572

1,684

2,572 > 1,684

Ditolak

0,013

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan analisis data dan pembahasan yang dilakukan, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

  • 1)    Konservatisme laba tidak berpengaruh terhadap earnings response coefficient (ERC). Hal tersebut dimungkinkan karena pelaku pasar telah melakukan penyesuaian-penyesuaian pada laporan keuangan dengan konservatisme yang tidak persisten dan pelaku pasar dapat mengetahui penyebab terjadinya laba konservatif dan laba optimis.

  • 2)    Voluntary Disclosure memiliki pengaruh positif signifikan terhadap earnings response coefficient (ERC).Hal tersebut dimungkinkan terjadi karena perusahaan yang transparan dalam pengungkapan informasi perusahaannya akan banyak 15

membantu investor dalam membuat keputusan, sehingga perusahaan dengan tingkat pengungkapan sukarela akan berbeda secara substansial dalam hal jumlah tambahan informasi yang diungkapkan ke pasar modal.

Pengembangan yang perlu dipertimbangkan untuk penelitian ini adalah sebagai berikut:

  • 1)    Penelitian ini hanya melakukan pengujian pada perusahaan konservatif tanpa melakukan pengujian pada perusahaan nonkonservatif, sehingga kurangnya variasi variabel independen. Untuk penelitian selanjutnya dapat melakukan uji beda agar variabel independen lebih bervariasi.

  • 2)    Penelitian ini menggunakan periode amatan yang sangat singkat yaitu selama 3 tahun (2009-2011). Penelitian selanjutnya diharapkan memperpanjang periode amatan penelitian sehingga dapat memperoleh hasil yang lebih baik.

REFERENSI

Adhariani, Desi. 2005. Tingkat Keluasan Pengungkapan Sukarela dalam Laporan Tahunan dan Hubungan dengan Current Earning Response Coefficient. http://lontar.ui.ac.id/opac/themes/libri2/detail.jsp?id=108223&lokasi=lokal. Diunduh pada 20 Juni 2013.

Astika, Putra. 2011. Konsep-konsep Dasar Akuntansi Keuangan. Udayana University Press: Denpasar.

Baskaraninggrum, Made Ratih.2012. Pengungkapan Sukarela Laporan Keuangan Tahunan dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Skripsi Jurusan Akuntansi: Universitas Udayana.

Basu, S. 1997. The Conservatism Principle and the Asymmetric of Earnings. Journal of Accounting & Economic 24 (Desember): 3-37.

Cheng F F and A. Nasir. 2010. Earning Response Coefficients and The Financial Risks of China Commercial Banks. International Review of Business Research Papers. Vol. 6, No. 3, Agustus: 178-188.

Cho, J.Y and K. Jung. 1991. Earnings Response Coefficient: A Sythesis of Theory and Empirical Evidence. Journal of Accounting Literature.

Dewi, A.A.A. Ratna. 2004. Pengaruh Konservatisme Laporan Keuangan terhadap Earnings Response Coefficient. SNA VI.

Diantimala, Yossi. 2008. Pengaruh Akuntansi Konservatif, Ukuran Perusahaan, dan Default Risk Terhadap Koefisien Respon Laba (ERC). Jurnal Telaah & Riset Akuntansi. Vol. 1, No.1, Januari 2008: 102-122.

Ecker et al. 2005. A Returns-Based Representation of Earnings Quality. https://faculty.fuqua.duke.edu. Diunduh pada 24 Juni 2013.

Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 20. Semarang: Undip.

Givoly, Dan dan Carla Hayn. 2002. Rising Conservatism: Implication for Financial Analysis. AIMR. Januari/Februari.

Hersanti, Vita Amni. 2008. Hubungan Konservatisme Laporan Keuangan Terhadap Earnings Response Coefficient Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Skripsi Jurusan Akuntansi, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Perbanas. Surabaya.

Hussainey, Khaled dan Martin Walker. 2009. The Effects of Voluntary Disclosure and Dividend Propensity on Prices Leading Earnings. Accounting and Business Research,39(1):pp:37-55.

Janadi, Yaseen Al, Rashidah Abdul Rahman, dan Normah Haji Omar. 2011. The Level of Voluntary Disclosure Practices Among Public Listed Companies in Saudi Arabia and the UAE: Using a Modified Voluntary Disclosure Index. International Journal of Disclosure and Governance, Vol. 9, No. 2. Desember: 191-201.

Jang, L., B. Sugiarto, dan D. Siagian. 2007. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kualitas Laba pada Perusahaan Manufaktur di BEJ. Akuntabilitas Vol. 6, No. 2 (Maret): 142-149.

Kartadjumena, Eriana. 2010. Pengaruh Voluntary Disclosure of Financial Information dan CSR     Disclosure      Terhadap     Earning     Response      Coefficient.

http://dspace.widyatama.ac.id. Diunduh pada 5 April 2013.

Kim,  et al. 2000 Default Risk as a Factor Affecting the Earnings Response

Coefficient.Working Paper.Queensland University of Tehnology. (December)

Kiryanto dan Suprianto, Edy. 2006. Pengaruh Moderasi Size Terhadap Hubungan Laba Konservatisma dengan Neraca Konservatisma. SNA IX : Ikatan Akuntansi Indonesia.

Mayangsari, S. dan Wilopo. 2002. Konservatisme Akuntansi, Value Relevance dan Descretionary Accruals: Implikasi Empiris Model Feltham Ohlson (1996). Journal Riset Akuntansi Indonesia III.

Murwaningsari, Etty. 2008. Pengujian Simultan : Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Earning Response Coefficient (ERC). Jurnal Simposium Nasional Akuntansi XI, Pontianak.

Penman, S.H, dan Zhang, X.J. 2002.Accounting Conservatism, the quality of Earnings, and Stock Returns.The Accounting Review, 77: 237-264.

Siti Rahayu. 2012. Pengaruh Konservatisma Laba Terhadap Koefisien Respon Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI. http://digilib.unimed.ac.id. Diunduh pada 5 April 2013.

Rahayu, Sovi Ismawati. 2008. Pengaruh Tingkat Ketaatan Pengungkapan Wajib dan Luas Pengungkapan Sukarela Terhadap Kualitas Laba Studi pada Perusahaan Publik Sektor Manufaktur. SNA XI. Pontianak.

Scott, William R. 2000. Financial Accounting Theory. United States of America: Pearson Prentice Hall.

Spence, M. 1973. Job Market Signaling.The Quarterly Journal of Economis, 87(3): pp:355-374.

Suaryana, Agung. 2005. Pengaruh Komite Audit Terhadap Kualitas Laba.SNA VIII. Solo. 1516 September.

Suaryana, Agung. 2008. Pengaruh konservatisme laba terhadap koefisien respon laba. Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Bisnis.Vol. 3, No. 1.Januari.

Teoh, Siew Hong dan T. J. Wong. 1993. Perceived Auditor Quality and the Earnings Response Coefficient. The Accounting Review, Vol. 88, No. 2. April: 346-366.

Watts, Ross.L. 2003. Conservatism in Accounting Part I: Evidence and Research Opportunities. http:// www.ssrn.com. Diunduh pada 12 April 2013.

18