PENGARUH PERPUTARAN KREDIT, KECUKUPAN MODAL, DAN JUMLAH NASABAH PADA PROFITABILITAS LEMBAGA PERKREDITAN DESA (LPD) DI KABUPATEN BADUNG PERIODE 2010-2012
on
ISSN: 2302-8556
E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 8.3 (2014): 584-597
PENGARUH PERPUTARAN KREDIT, KECUKUPAN MODAL, DAN JUMLAH NASABAH PADA PROFITABILITAS
Ni Made Ayu Dwikayanthi Pudja1 I Wayan Suartana2
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana e-mail : [email protected] / Telp: 08975795904
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana
ABSTRAK
Pengembangan Lembaga Perkreditan Desa (LPD) untuk mendukung pembangunan nasional, salah satunya adalah LPD Kabupaten Badung. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah perputaran kredit, kecukupan modal, dan jumlah nasabah berpengaruh terhadap kemampuan LPD dalam memperoleh laba di tahun 2010-2012. Metode penentuan sampel dengan menggunakan purposive sampling, dan diperoleh 342 LPD. Pengujian hipotesis menggunakan tekhnik analisis regresi berganda. Pengujian secara parsial menunjukan bahwa kecukupan modal, perputaran kredit, dan jumlah nasabah berpengaruh terhadap Profitabilitas LPD di Kabupaten Badung periode 2010-2012.
Kata Kunci : Kredit, Modal, Nasabah, Return On Equity, Profitabilitas
ABSTRACT
Development of Village Credit Institutions (LPD) to support economic development, one of which is the LPD Badung regency. This study was purpose of the determineturnover of credit, capital adequacy, and the number of customers LPD affect the ability to generate earnings. Sampling method using purposive sampling, and obtained 342 LPD. Hypothesis testing using multiple regression techniques. Partial test shows that capital adequacy, credit turnover, and the number of customers affect the profitability of LPD in Badung regency period 2010-2012.
Keywords : Credit, Capital, Costumer, Return On Equity, Profitability
PENDAHULUAN
Pembangunan nasional berfokus pada masyarakat pedesaan yang berperan penting dalam kegiatan ekonomi di pedesaan yang berperan penting dalam kegaitan ekonomi di pedesaan yang kegiatan pembiayaan dan perkreditan dilakukan untuk menunjang pembangunan (Matrisyasi, 2010). Salah satu upaya yang ditempuh Pemerintah Provinsi Bali untuk mendukung perkembangan perekonomian masyarakat pedesaan adalah dikembangkannya lembaga keuangan di lingkungan masyarakat pedesaan yang dikenal dengan nama Lembaga
Perkreditan Desa (LPD). Menurut Nurjaya (dalam Landasan Teoritik Pengaturan LPD, 2011:3) Pemerintah Provinsi Daerah Tingkat I Bali mencetuskan gagasan pembentukan LPD pada setiap desa adat.Dasar pijakan konstitusional pembentukan LPD adalah Bab VI Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia (UUDNRI) 1945, khususnya pasal 18 (tentang Pemerintahan Daerah) dan Pasal 18B ayat (2) (tentang pengakuan dan penghormatan terhadap keberadaan kesatuan-kesatuan masyarakat hukum adat). Ketentuan konsitusi ini oleh Pemerintah Provinsi Bali ditindaklanjuti dengan pembentukan Peraturan Daerah (Perda) Nomor 8 Tahun 2002 tentang LPD. Menurut Eka (2011), Keberadaan LPD diakui memberi manfaat ekonomi yang sangat besar oleh desa pakraman dalam kaitan dengan fungsi perekonomian dan pengembangan kebudayaan.
Surata (2011) menyatakan Lembaga Perkreditan Desa (LPD) memiliki beberapa tujuan dalam pelaksanaanya dan peran lainnya dari LPD yang tidak kalah penting adalah kemampuan dalam menghasilkan laba yang menjadi sumber pembiayaan pembangunan desa adat.
Melihat pentingnya peranan LPD yang mampu menunjang perekonomian masyarakat desa maka kinerja LPD pada saat ini harus lebih mendapat perhatian. Penilaian kinerja LPD tidak lepas dari kemampuannya dalam menghasilkan laba, yang merupakan salah satu indikator kinerja perusahaan. Kemampuan perusahaan menghasilkan laba dalam satu periode atau setiap periode tertentu disebut dengan Profitabilitas (Samina, 2013). Laba dapat diperoleh dari pendapatan yang merupakan total manfaat yang dihasilkan oleh semua infrastuktur perusahaan
(Bratland, 2010). Profitabilitas dalam penelitian ini diproksikan dengan Return On Equity (ROE), karenaReturn On Equity(ROE) memanfaatkan modal sendiri untuk memperoleh keuntungan dan digunakan untuk menjadi tolak ukur kemampuan seuatu perusahaan dalam memperoleh laba. Semakin besar Return On Equity (ROE), kemungkinan suatu bank atau lembaga keuangan dalam keadaan bermasalah semakin kecil, karena tingkat keuntungan yang didapat semakin besar (Lusi, 2011). Usaha pada LPD harus dilakukan secara effisien, efektif, dan ekonomis untuk mencapai keuntungan yang optimal (Nila dan Suartana, 2009).
Tinggi rendahnya penghasilan sangat ditentukan oleh kualitas kredit, dan kualitas kredit berkaitan dengan tingkat perputarannya (Diah, 2010). Perputaran kredit merupakan perputaran piutang dalam periode tertentu. Kualitas dan kuantitas kredit akan semakin baik apabila tingkat pertumbuhan kredit semakin tinggi, dan LPD mempunyai kesempatan lebih tinggi untuk memperoleh laba karena semakin cepat LPD dalam menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat atau debitur (Ramantha, 2006). Peningkatan profitabilitas juga disebabkan apabila proporsi piutang dalam penyaluran kredit semakin besar karena pendapatan LPD meningkat (Ardiana dan Sari, 2012). Akan tetapi selain kredit merupakan tulang punggung dari kegiatan utama perbankan dan menjadi sumber pendapatan dan keuntungan bank, penyebab utama suatu bank dalam menghadapi masalah besar adalah kredit yang merupakan kredit yang merupakan jenis kegiatan penanaman dana, yaitu adanya kredit macet atau kredit bermasalah
yang dikarenakan karena sudah tidak ada lagi kemampuan nasabah dalam
membayar sebagian atau seluruh kewajibannya kepada bank seperti yang telah disepakati (Fifit, 2013).
Faktor lain yang sangat penting bagi LPD adalah modal, karena digunakan modal untuk menutupi timbulnya kerugian akibat dana pihak ketiga (Pertamawati, 2008). Capital Adequency Ratio (CAR) mewakili tingkat kecukupan modal dalam penelitian ini. Bank Indonesia (2003) kewajiban penyediaan modal minimum bank diatur dalam Surat Edaran Bank Indonesia No.2/12/DPNP/2000. Kewajiban penyediaan modal minimum yang harus dipertahankan oleh lembaga perbankan yaitu sebesar 8% disebut dengan Capital Adequency Ratio(Kithinji dan Angela, 2011). Dalam Kasmir (2000) CAR merupakan rasio yang mengukur kecukupan suatu modal bank. Kinerja bank semakin baik sehingga laba bank semakin meningkat ditunjukan oleh semakin tinggi CAR yang dicapai oleh bank.Menipisnya tingkat kecukupan modal bank yang bisa dilihat dari Capital Adequency Ratio (CAR) diakibatkan oleh banyaknya kredit yang mengalami masalah atau kredit macet juga dapat menyebabkan turunnya profitabilitas suatu bank (Bandwan, 2004).
Meningkatnya tingkat pertumbuhan jumlah nasabah penyimpan dan peminjam akan berpengaruh terhadap lembaga keuangan dalam menghasilkan laba, karena sumber pendapatan LPD berasal dari nasabah. Transaksi yang dilakukan oleh nasabah merupakan sumber pendapatan LPD (Kasmir, 2004:208). Semakin besar pendapatan yang diterima oleh LPD dalam bentuk bunga kreditr, di karenakan meningkatrnya pertumbuhan jumlah nasabah yang melakukan transaksi di LPD dalam hal salah satunya kredit. Di sisi lain, nasabah yang
melakukan transaksi tabungan maupun deposito membuat LPD mengeluarkan jumlah beban bungan yang semakin tinggi, sehingga transaksi tabungan maupun deposito yang dilakukan oleh nasabah mempunyai pengaruh terhadap profitabilitas LPD (Maha, 2010).
Penelitian mengenai LPD ini dilakukan, karena LPD mempunyai keunikan tersendiri yaitu hanya terdapat di Bali dan mempunyai peran dalam masalah keuangan masyarakat desa pakraman di Bali (Sudiantari, 2011). LPD jika dibandingkan dengan lembaga keuangan lainnya yaitu merupakan suatu bentuk lembaga keuangan yang bersifat sangat khas dan khusus dilihat dari dasar konstitusional, dasar hukum, asal-usul dan tujuan, serta pola kerja yang sangat berbeda dengan lembaga keuangan lainnya (Nurjaya dalam Landasan Teoritik Pengaturan LPD, 2011:77). Salah satu kabupaten di Bali yang memiliki jumlah LPD yang besar adalah kabupaten Badung dengan 122 LPD terdiri dari 6 kecamatan yang tersebar di seluruh desa adat di Kabupaten Badung yang memiliki peranan dalam menunjang pembangunan desa adat di Kabupaten Badung. Dibandingkan dengan kabupaten lain seperti Kota Denpasar, walaupun Kota Denpasar merupakan ibukota Provinsi Bali sebagai pusat pemerintahan dan perekonomian, namun perkembangan LPDnya tidak lebih baik dari Kabupaten Badung. Kota Denpasar hanya memiliki jumlah LPD 35 LPD sedangkan kabupaten Badung 122 LPD. Hal ini dapat dilihat dari luas wilayah Kabupaten Badung yang jauh lebih luas dari kota Denpasar, selain itu perkembangan perekonomian kabupaten Badung yang lebih pesat dari kota Denpasar maupun kota/kabupaten lainnya yang ada di Provinsi Bali. Berdasarkan hasil penelitian
sebelumnya, yaitu penelitian yang dilakukan oleh Yessy (2010) mengatakan bahwa jumlah nasabah berpengaruh terhadap profitabilitas LPD, berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Sudiantari (2011) bahwa perputaran kredit dan jumlah nasabah tidak berpengaruh terhadap profitabilitas. Penelitian Praditya (2009) menyatakan bahwa perputaran kredit berpengaruh terhadap profitabilitas. Putri Exsiani (2010) menyatakan bahwa kecukupan modal berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas LPD, sedangkan penelitian oleh Obicks (2010) menyatakan bahwa kecukupan modal tidak berpengaruh terhadap profitabilitas LPD.Perbedaan hasil penelitian tersebut menjadi suatu kesenjangan (research gap) antara penerapanteori yang selama ini dianggap benar pada industri perbankan dengan kondisi empiris bisnis perbankan. Oleh karena itu penelitian lanjutan ini dilakukan oleh penulis guna mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi profitabilitas. Dalam penelitian ini penulis menggunakan variabel bebas, yaitu perputaran kredit, kecukupan modal dan jumlah nasabah dan profitabilitas sebagai variabel terikat.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh perputaran kredit, kecukupan modal, dan jumlah nasabah terhadap profitabilitas Lembaga Perkreditan Desa di Kabupaten Badung. Penelitian ini dilakukan di LPD di Kabupaten Badung melalui Lembaga Pembina Lembaga Perkreditan Desa (LP LPD). Populasi dalam penelitian ini meliputi LPD di Kabupaten Badung yang terdaftar di LP LPD di Kabupaten Badung, jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 122 LPD yang terbgi atas 6 kecamatan di wilayah Kabupaten Badung.
Purposive sampling adalah metode yang dipilih dalam menentukan sampel penelitian ini.
Data sekunder adalah jenis data yang digunakan dan dihasilkan melalui studi dokumentasi yaitu melihat dan mempelajari laporan keuangan LPD di Kabupaten Badung periode 2010-2012. Regresi linear berganda adalah teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini, yang dimana terlebih dahulu harus melakukan uji asumsi klasik yng terdiri dari uji multikoleniritas, uji normalitas, uji autokorelasi, dan uji heteroskedastisitas. Untuk mempeeroleh gambaran mengenai pengaruh tingkat perputaran kredit, kecukupan modal, dan pertumbuhan jumlah nasabah terhadap profitabilitas LPD di Kabupaten Badung, maka digunakan tekhnik analisis regresi linear berganda dengan menggunakan Statistikal Package for Social Science (SPSS) release 15.00, pengujian hipotesis tersebut dilakukan dengan 2 tahapan pengujian, yaitu untuk melihat apakah variabel bebas berpengaruh terhadap variabel terikat secara simultan digunakan uji F, dan untuk melihat signifikan atrau tidaknya variabel bebas terhadap variabel terikat secara parsial digunakan uji T.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Populasi dalam penelitian ini adalah LPD di Kabupaten Badung yang berjumlah 122 LPD, dan melalui metode purposive sampling hanya 114 LPD yang memenuhi kriteria dan dijadikan sampel. Data laporan keuangan LPD yang digunakan adalah data dari periode 2010-2012, maka dari itu sampel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini sejumlah 342.
Tabel 1.
Hasil Uji Statistik Deskriptif
N Min Max Rata-rata Std.Deviasi | |
Profitabilitas Perputaran Kredit Kecukupan Modal Jumlah Nasabah Valid N (listwise) |
320 .003 5.200 .35618 .459345 320 .420 1.530 1.04634 .193224 320 .001 1.030 .19394 .115311 320 -.840 .880 .06213 .163247 320 |
Sumber: Data diolah, 2014
Melihat dari hasil statistik deskriptif pada tabel 1 diatas, diketahui data sampel yang valid sebanyak 320 sampel dari 342 sampel, karena 22 data lainnya mengalami outlier. Dan dapat dilihat juga nilai maksimum dan minimum serta standar deviasi untuk masing-masing variabel bebas dan variabel terikat.
Tabel 2. Hasil Uji Asumsi Klasik Uji Uji Uji Uji | |
Variabel |
Normalitas Autokorelasi Multikoleniaritas Heteroskedastisitas Tolerance VIF |
Asymp.Sig (2-tailed) |
.211 |
Durbin-Watson |
1.874 |
Perputaran Kredit (X1) |
.878 |
1.139 |
.634 |
Kecukupan Modal (X2) |
.964 |
1.037 |
.298 |
Jumlah Nasabah |
.897 |
1.114 |
.169 |
(X3)
Sumber : Data diolah, 2014
Berdasarkan Tabel 2, dapat dilihat pada uji normalitas diperoleh hasil
dengan sig lebih besar dari 0,05 yaitu 0,211, maka kesimpulan yang di dapat
adalah bahwa data terdistribusi secara normal. Pada uji autokorelasi memperoleh hasil adalah 1,874 dan berada diantara dU dan 4-dU maka pengujian yang dilakukan dengan Durbin Watson berada pada daerah tidak ada autokorelasi,maka ini berati pada model regresi tidak terjadi gejala autokorelasi. Pada uji Multikoleniaritas dapat dilihat hasil bahwa seluruh variabel bebas mempunyai nilai VIF kurang dari 10 dan mempunyai angka tolerance lebih dari 0,1. Hal ini berati bahwa tidak ada gejala multikolenier dari model regresi yang dibuat. Pada model regresi tidak terdapat heteroskedatisitas dapat diketahui karena semua variabel memiliki Asymp. Sig (p value) > 0,05.
Tabel 3.
Hasil Uji Analisis Regresi Linear Berganda
Model |
Uns. Standardized Coefficients Coefficients B Std. Error Beta t Sig |
1 (Konstan) Perputaran Kredit Kecukupan Modal Jumlah Nasabah |
.176 .032 5.418 .000 .098 .029 .187 3.326 .001 .031 .012 .139 2.584 .010 .164 .38 .241 4.337 .000 |
Sumber : Data diolah, 2014
Persamaan regresi dapat disusun dengan melihat hasil analisis regresi linear berganda pada Tabel 3 di atas :
Y = 0,176 + 0.098Xl + 0.031X 2 + 0.164X 3
Arti dari koefisien regresi di atas adalah sebagai berikut.
α = Nilai konstanta sebesar 0.176, artinya bila perputaran kredit (Xl), kecukupan
modal (Xj), dan jumlah nasabah (X3) dipersamakan dengan nol, maka
profitabilitas (Y) adalah sebesar 0,176 persen.
βl = 0,98 artinya profitabilitas (Y) akan meningkat sebesar 0,98 persen apabila perputaran kredit ( ^2 ) bertambah 1 kali,dengan asumsi variabel lain konstan.
β2 = 0,031 artinya profitabilitas (Y) akan meningkat sebesar 0,031 persenapabila tingkat kecukupan modal (/3 ) bertambah 1 persen, dengan asumsi variabel lain konstan.
β3 = 0,164 artinya profitabilitas (Y) akan meningkat sebesar 0,164 persen abila jumlah nasabah (^4) bertambah 1 persen, asumsi variabel lain konstan.
Berdasarkan hasil analisis regresi linear berganda diatas, maka diperoleh hasil pengujian hipotesis dengan tahapan pengujian sebagai berikut :
Tabel 4. Hasil Uji F
Model |
Sum of Squares |
Df |
Mean Square |
F |
Sig | |
1 |
Regression |
.513 |
3 |
.171 |
14.944 |
000“ |
Residual |
3.616 |
316 |
.011 | |||
Total |
4.129 |
319 |
Sumber : Data diolah, 2014
Tabel 4 menunjukan nilai signifikasnsi F sebesar 0,000 ≤ alpha (α= 0,05), maka Ho ditolak dan Hi diterima. Hal ini berati perputaran kredit, kecukupan modal, dan jumlah nasabah, berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas LPD.
Tabel 5.
Hasil analisis Uji t
Variabel |
Sig. t |
Taraf Nyata (α/2) |
Hasil tes |
Simpulan |
Perputaran Kredit |
0,001 |
0,025 |
0,001≤0,2 05 |
H1 diterima |
Kecukupan Modal |
0,010 |
0,025 |
0,010≤0,2 05 |
^2 diterima |
Jumlah Nasabah |
0,000 |
0,025 |
0,000≤0,2 05 |
Hj diterima |
Sumber : Data diolah, 2014
Berdasarkan Tabel 5 diketahui nilai signifikansi variabel perputaran kredit sebesar 0,001 lebih kecil dari nilai α/2 yaitu 0,205, maka H1 diterima sehingga perputaran kredit berpengaruh signifikan terhadap Profitabilitas LPD.Berdasarkan tabel 5 menunjukan nilai signifikansi varibel kecukupan modal sebesar 0,010 lebih kecil dari α/2 yaitu 0,025 , maka H2 diterima sehingga kecukupan modal berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas LPD.Berdasarkan tabel 5 menunjukan nilai signifikansi variabel pertumbuhan jumah nasabah sebesar 0,000 lebih kecil dari nilai α/2 yaitu 0,025, ,maka H3 diterima sehingga pertumbuhan jumlah nasabah berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas LPD.Dari ketiga hasil tersebut, maka seluruh hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini teruji dan menunjukan bahwa perputaran kredit, kecukupan modal, dan jumlah nasabahsecara parsial berpengaruh signifikan terhadap Profitabilitas LPD di Kabupaten Badung periode 2010-2012.
SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan latar belakang dan hasil pengujian di atas, maka simpulan yang didapat adalah bahwa perputaran kredit, kecukupan modal, dan pertumbuhan jumlah nasabah berpengaruh secara simultan dan parsial pada Profitabilitas Lembaga Perkreditan Desa (LPD) di Kabupaten Badung periode 2010-2012.
Saran yang dapat diberikan penulis adalah pihak manajemen LPD harus lebih memperhatikan tingkat kecukupan modal karena terbukti tingkat kecukupan modal berpengaruh terhadap Profitabilitas LPD, dan untuk peneliti berikutnya hendaknya meneliti dalam periode waktu yang berbeda dan menggunakan variabel yang berbeda dengan penelitian ini.
DAFTAR REFERENSI
Akhtar, Muhammad Farhan.2011. Faktors Influencing the profitability of Conventional Banks of Pakistan. Journal University of the Punjab.
Arif Singapurwoko, dan Muhammad Shalahuddin Mustofa El-Wahid. 2011. The Impact of Financial Leverage to Profitability Study of Non-Financial Companies Listed in Indonesia Stock Exchange. European Journal of Economics, Finance and Administrative Sciences-Issue 32.
Ardiana, Putu Agus dan Luh Kartika Eka Sari. 2010. “Pengaruh Variabel Aset Lancar, Debt to Total Assets, Umur dan Jumlah Anggota Terhadap Rentabilitas Ekonomi”. Dalam Jurnal Akuntansi dan Bisnis, 5 (2):h:126-138.
Bratland, Jhon. 2010. Capital Concepts as Insights into the Maintenance and Neglect of Infratruckture. The Independent Review. Oakland. 15 (1):h:36.
Dewi, Nila K dan Suartana, I Wayan. 2009. Pengaruh Pertumbuhan Aktiva Produktif Dan Dana Pihak Ketiga Pada Kinerja Operasional LPD di Kabupaten Badung. Dalam Jurnal Akuntansi dan Bisnis, 4 (2).
Dwita Ayu, Siti Aisjah, Sumiati, 2013. “Effect of Managerial Ownership, Financial Leverage, Profitability, Firm Size, and Investment Opportunity on Dividend Policy and Firm Value”. Research Journal of Finance and Accounting, Postgraduate Program, Faculity of Economic and Bussiness, Brawijaya University.
Faisal Abbas, 2012. “ A Commerciaal of Financial Performance in the Banking Sector:Some Evidence from Pakistani Commercial Banks”. Journal of Bussiness Administration and Education Volume 1.
Hedwigis Esti Riwayati, Nani Fitriani, Tri Prihatini EKP dan Rani Fikasari Zisky. 2010. Analysis Influence Of Core Capital, Loan To Deposit Ratio, And Capital Adequacy Ratio On Bank’s Profitability. Dalam Jurnal Akuntansi dan Bisnis, 2 (5).
JianSen-Chen ,dkk. 2009. Influence Of Capital Structure And Operational Risk On Profitability Of Life Insurance Industry In Taiwan. Jurnal Asing University of Pritoria.
Khizer Ali, Muhammad Farhan Akhtar dan Prof. Hafiz Zafar Ahmed. 2011. Bank-Specific and Macroeconomic Indicators of Profitability-Empirical Evidence from the Commercial Banks of Pakistan. International Journal of Business and Social Science Vol.2 No.6.
Kithinji, Angela. 2010. Credit Risk Management and Profitability of Commercial Banks in Kenya. Jurnal Asing Universitas Nairobi,Kenya.
Li Yuanjuan. 2012. Effectivenes of China’s Commercial Bank’s Capital Adequency Ratio. Interdisciplinary Journal of Contemporary Research in Bussiness.
Matrisyasi Dewi, Ni Putu. 2010. Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan, Tingkat Perputaran Kas, Tingkat Pertumbuhan Jumlah Nasabah, Leverage Management Dan Spread Management Pada Profitabilitas Lembaga Perkreditan Desa (LPD) Kabupaten Badung Selatan. Skripsi Sarjana Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Udayana, Bali.
Michael Langemeier. 2010. Persistence in Financial Perfomance. Journal of International Farm Managemen, Vol.5.Ed. 2. Kansas State University
Milani. 2008. Commercial Bank’s Capital Adequency Ratio of Information Screening and Selection. Journal of Management Science.
Nurjaya dan Wyasa Putra. 2011. Landasan Teoritik Pengaturan LPD. Bali: Udayana University Press.
ObicksWintara. 2010. Pengaruh Tingkat PerputaranKas, Loan To Deposit Ratiodan Tingkat Kecukupan Modal pada Rentabilitas Ekonomis
Lembaga Perkreditan Desa (LPD) Kota Denpasar. Skripsi Sarjana Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Udayana, Bali.
Pertamawati, Ni Putu. 2008. Pemberdayaan Lembaga Perkreditan Desa (LPD) Dalam Mendorong Penggalian Dana Pembangunan Pedesaan Di Provinsi Bali. Jurnal Sarathi Vol.15 No. 1 Januari 2008. Fakultas Ekonomi Universitas Warmadewa.
Ramantha, I Wayan. 2006. Menuju LPD Sehat. Buletin Studi Ekonomi Universitas Udayana, 11 (1):h:4. Denpasar: Fakultas Ekonomi Universitas Udayana.
Samina Riaz, 2013. Profitability Determinants of Commercial Banks in Pakistan. Proceeding of 6th International Bussiness and Social Sciences Research Conference.
Sudiantari, DesakPutu. 2011. Pengaruh Tingkat PerputaranKas, Tingkat
PerputaranKredit, Tingkat Kecukupan Normal, Tingkat pertumbuhan jumlah nasabah Dan Tingkat Pendidikan Badan Pengawas Pada
Profitabilitas Lembaga Perkreditan Desa (LPD) Di Kota Denpasar. Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Udayana, Bali.
Surata, I Nyoman. 2011. Penerapan Sanksi Adat Oleh Desa Pakraman Dalam Pengelolaan Lembaga Perkreditan Desa (LPD). Widyatech Jurnal Sains Dan Teknologi Vol.1 No.1.
Sugiyarso, G & F. Winarni. 2005. Manajemen Keuangan. Cetakan Pertama. Yogyakarta: Media Pressindo.
Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV. Alfabeta.
Weyganth, Jerry T dkk. 2002. Intermediate Accounting. John Wiley & Son. Edisi Kesepuluh. Jakarta: Erlangga.
Yessy Dwiyanti. 2010. Pengaruh Tingkat Perputaran Kas, Tingkat Perputaran Piutang, Capital Adequacy Ratio, Pertumbuhan Jumlah Nasabah Kredit, Tabungan Dan Deposito Pada Profitabilitas LPD Di Kecamatan Denpasar Utara. Skripsi Sarjana Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Udayana.
Yoli Lara, 2013. Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Kecukupan Modal dan Risiko Kredit Terhadap Profitabilitas. Dalam Jurnal Sarjana Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang.
Zhao Rui. 2009. Capital Structure of Commercial Bank Profitability Analysis. Shanxi University of Finance and Economics.
597
Discussion and feedback