ANALISIS KOMPARASI KINERJA BERBASIS BALANCE SCORECARD PADA LPD DI KECAMATAN DENPASAR TIMUR
on
ISSN: 2302-8556
E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 6.2 (2014): 340-354
ANALISIS KOMPARASI KINERJA BERBASIS BALANCE
SCORECARD PADA LPD DI KECAMATAN DENPASAR TIMUR
I Wayan Gede Sawatam Pebrianata1 I Gusti Ayu Made Asri Dwija Putri2
-
1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana (Unud), Bali, Indonesia e-mail: sawatampebrianata@yahoo.com/telp: +62 85 738 14 32 97
-
2 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana (Unud), Bali, Indonesia
ABSTRAK
Untuk membandingkan pencapaian perusahaan setiap tahunnya perlu dilakukannya pengukuran kinerja.Balance Scorecard merupakan salah satu alat untuk mengukur kinerja perusahaan baik dari perspektif keuangan dan non keuangan. Penelitian ini merupakan jenis penelitian komparatif yaitu membandingkan kinerja seluruh LPD yang ada di kecamatan Denpasar Timur dengan menggunakan metode balance scorecard. Penilitian ini menggunakan 2 jenis teknis analisis data yaitu analisis deskriptif maupun uji hipotesis menggunakan ANOVA. Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa adanya perbedaan kinerja dari keseluruhan LPD di kecamatan Denpasar Timur, sedangkan hasil uji hipotesis menggunakan uji ANOVA menunjukkan bahwa adanya perbedaan kinerjayang signifikan dari keseluruhan LPD di kecamatan Denpasar Timur.
Kata kunci: perspektif keuangan, perspektif pengguna jasa, perspektif proses internal, perspektif pertumbuhan dan pembelajaran
ABSTRACT
To compare the achievement of annual corporate performance measurement needs to do. Balanced Scorecard is a tool for measuring the company's performance from the perspective of both financial and non-financial. This research is a comparative study that compares the performance of all existing LPD in East Denpasar district using the balance scorecard. This research using two types of technical data analysis is descriptive analysis and hypothesis testing using ANOVA. Descriptive analysis showed that the difference in the overall performance of LPD in East Denpasar district, while the results of hypothesis testing using ANOVA test showed that there is a significant difference in the performance of the overall LPD in East Denpasar district.
Keywords: financial perspective, the perspective ofservice users, internal processes
perspective, learning and growth perspective
PENDAHULUAN
Perusahaan merupakan suatu entitas yang operasionalnya tanpa batas (going concern). Untuk membandingkan pencapaian perusahaan setiap tahunnya maka perlu dilakukannya pengukuran kinerja.Pada umumnya pengukuran kinerja dapat
digolongkan menjadi dua yaitu pengukuran kinerja tradisional dan pengukuran kinerja modern.Menurut Mulyadi (2001), pengukuran kinerja perusahaan secara tradisional hanya bertumpu pada aspek keuangan saja. Perusahaan hanya terfokus pada keuntungan jangka pendek serta menitikberatkan pada pencapaian kinerja keuangan yang tinggi sehingga cenderung mengabaikan kelangsungan hidup perusahaan dalam jangka panjang. Selama ini perusahaan hanya mengukur kinerja melalui rasio-rasio keuangan seperti likuiditas, solvabilitas dan rentabilitas.
Kondisi bisnis yang cenderung semakin tidak pasti, pengukuran kinerja perusahaan yang berorientasi pada laba dinilai kurang tepat untuk menilai kinerja perusahaan melainkan lolyalitas konsumen dan kepuasan konsumen menjadi hal yang perlu diperhatikan.Kemampuan perusahaan dalam menciptakankeunggulan kompetitif ini dapat dimulai dari memberikan perhatian pada aspek non-keuangan yang relevan dengan pencapaian perusahaan.KonsepBalanced Scorecard telah lama dikembangkan oleh Robert S.Kaplan danDavid P.Norton (HBR, January,1992).
Untuk mengetahui perkembangan suatu organisasi maka diperlukan yang namanya evaluasi. Evaluasi tersebut dapat dilakukan dengan cara melihat bagaimana kinerja dari suatu organisasi tersebut, sehingga akitivitas suatu organisasi dapat dipantau secara periodik.Indra Bastian (2001:329) menyatakan bahwa kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan, program, kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang dalam perumusan skema strategis (strategic planning) suatu organisasi.
Balanced Scorecard terdiri dari dua kata yaitu balanced dan scorecard. Scorecard artinya kartu skor, maksudnya adalah kartu skor yang akan digunakan untuk merencanakan skor yang diwujudkan di masa yang akan datang, sedangkan balanced artinya berimbang, maksunya adalah untuk mengukur kinerja seseorang diukur secara berimbang dari dua perspektif yaitu keuangan dan non keuangan, jangka pendek dan jangka panjang, intern dan eksteren (Mulyadi, 2005:1).
Konsep Balance Scorecard dikembangkan untuk melengkapi kekurangan dari pengukuran kinerja tradisional yang hanya mementingkan aspek finansial saja.Balance Scorecard memiliki empat perspektif yang berimbang guna untuk mengukur kinerja perusahaan. Empat perspektif tersebut yaitu perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses internal dan, perspektif pertumbuhan dan pembelajaran.Balance Scorecard bertujuan untuk mengukur kinerja dari suatu perusahaan yang salah satunya dapat mengukur kinerja lembaga keuangan.Lembaga keuangan yang saat ini cukup diminati oleh masyarakat khususnya di Bali yaitu Lembaga Perkreditan Desa (LPD).Hal ini dikarenakan tatanan kehidupan masyarakat di Bali telah terpola dalam bentuk desa pakraman dan masing-masing desa pakraman diberikan kewenangan untuk mengembangkan potensi daerahnya.Dalam hal ini LPD memiliki peranan dalam mendukung upaya tiap-tiap desa pakraman untuk mengembangkan potensi daerahnya.Bedasarkan penjelasan tersebut maka penting untuk menilai, mengukur serta mengevaluasi kinerja dari LPD yang beroperasi di Bali khususnya di Kecamatan Denpasar Timur dengan metode Balance Scorecard.
Empat perspektif dalam Balanced Scorecard terdiri dari perspektif keuangan, pelanggan, proses bisnis internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan (Atkinson et al, 2012:105).Penjabaran empat perspektif Balanced Scorecard secara singkat yaitu (1) perspektif keuangan dimana menurut Yosi Pasla dalam Kaplan dan Norton (2000:23) menyatakan bahwa perspektif keuangan sangat penting dalam memberikan ringkasan konsekuensi tindakan ekonomis yang sudah diambil, karena memberikan petunjuk tentang strategi perusahaan, implementasi dan pelaksanaannya dalam memberikan kontribusi terhadap peningkatan laba perusahaan.(2) perspektif pelanggan yang dimana persepektif pengguna jasa adalah merupakan perspektif pelanggan dalam Balanced Scorecard. Dalam persepektif ini manajemen perusahaan harusmengidentifikasi pelanggan dan segmen pasardi mana unit bisnis tersebut akan bersaing danberbagai ukuran kinerja unit bisnis di dalamsegmen sasaran (Isniar, 2005:54). (3) Perspektif Proses Internal yang menurut Tunggal (2001:4) menyatakan bahwa perspektif proses bisnis internal mengukur efisiensi dan efektifitas perusahaan dalam memproduksi barang dan jasa. Jika perusahaan dapat bersaing dan unggul dalam keseluruhan proses bisnis, maka kelangsungan hidup perusahaan akan terjamin. Balanced Scorecard menghendaki agar manajemen menetapkan tujuan dan proses bisnis internal, menterjemahkan strategi dalam tujuan operasional. (4) Pengertian perspektif pertumbuhan dan pembelajaran menurut Tunggal (2001:5) menyatakan bahwa perspektif pembelajaran dan pertumbuhan mengukur kemampuan perusahaan untuk mengembangkan dan memanfaatkan sumber daya manusia sehingga tujuan strategik perusahaan dapat tercapai untuk waktu sekarang dan masa
yang akan datang.Dalam perspektif pembelajaran dan pertumbuhan, organisasi mengidentifikasikan infrastruktur yang harus dibangun dalam menciptakan pertumbuhan dan peningkatan kinerja jangka panjang.
Berdasarkan latar belakang diatas maka diperoleh pokok permasalahan yaitu utnuk mengetahui bagaimana kinerja LPD di Kecamatan Denpasar Timur dilihat dari perspektif keuangan, perspektif pengguna jasa, perspektif proses internal, dan perspektif pertumbuhan dan pembelajaran. Selain itu penelitian ini untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan kinerja diantara LPD di Kecamatan Denpasar Timur dilihat dari perspektif keuangan, perspektif pengguna jasa, perspektif proses internal, dan perspektif pertumbuhan dan pembelajaran.
METODE PENELITIAN
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian komparatif yaitu membandingkan kinerja LPD di Kecamatan Denpasar Timur dengan menggunakan metode Balance Scorecard.Penelitian ini dilakukan pada seluruh LPD yang ada di Kecamatan Denpasar Timur. Variable dalam penelitian ini adalah empat perspektif dalam balance scorecard yaitu perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses internal dan perspektif pertumbuhan dan pembelajaran. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dan uji ANOVA.
Dikutip dari Wiagustini (2010:76) cara untuk mengukur perspektif keuangan.
-
1) ROI = Laba Bersihx 100%........................................................................(1)
Total Aktiva
-
2) Debt to Equity = Jumlah Utang x 100%....................................................(2)
Jumlah Modal
Pada perspektif pelanggan, perspsektif proses internal maupun perspektif pertumbuhan dan pembelajaran diukur dengan menggunakan kuesioner yaitu menggolongkan pernyataan positif maupun pernyataan negatif dari masing-masing responden. Adapun aspek yang dinilai dari perspektif pelanggan adalah keramahan petugas, penjelasan petugas, waktu pelayanan, suasana nyaman, kondisi kebersihan dan lingkungan, fasilitas LPD, tingkat bunga, prosedur pelayanan. Sedangkan aspek yang dinilai pada perspektif proses internal adalah pelaksanaan administrasi sesuai prosedur, ketersediaan sarana dan prasarana, perencanaan yang sistematis. Perspektif pertumbuhan dan pembelajaran dilihat dari aspek komitmen pegawai, kesempatan pendidikan dan pelatihan, penghargaan prestasi kerja dalam bentuk uang dan bukan uang.
Setelah melakukan penilaian aspek keuangan maupun non-keuangan melalui perhitungan kuantitatif maupun kualitatif, langkah selanjutnya adalah melakukan uji ANOVA. Tujuan dilakukannya uji ANOVA adalah untuk menguji lebih dari dua rata-rata populasi, apakah mempunyai rata-rata yang sama atau berbeda. Dalam menentukan signifikan atau tidak signifikan dengan membandingkan probabilitas (significance) dengan alpha (Sunyoto, 2011:33). Menurut Sugiyono (2010:174) Pengunaan Analisis Varians dilandasi pada asumsi:
-
1. Sampel diambil secara random
-
2. Data berdistribusi normal
-
3. Varians antar sampel homogeny
HASIL DAN PEMBAHASAN
Perspektif Keuangan
Penilaian kinerja perspektif keuangan LPD menggunakan rasio Retrun On Investment (ROI), yaitu perbandingan antara Laba Usaha dengan Total Aktiva. Perhitungan rata-rata ROI LPD di Kecamatan Denpasar Timur Tahun 2008-2012.
Tabel 1.
Penilaian Kinerja Perspektif Keuangan LPD Menggunakan ROI
No. |
Nama LPD |
Rata-rata ROI |
1 |
LPD Bekul |
5,18 |
2 |
LPD Poh Manis |
5,93 |
3 |
LPD Lap-Lap |
4,30 |
4 |
LPD Anggabaya |
3,62 |
5 |
LPD Penatih |
5,23 |
6 |
LPD Tembawu |
6,45 |
7 |
LPD Penatih Puri |
8,13 |
8 |
LPD Tanjung Bungkak |
3,64 |
9 |
LPD Sumerta |
7,09 |
10 |
LPD Kesiman |
4,89 |
11 |
LPD Yang Batu |
3,46 |
12 |
LPD Pagan |
3,51 |
Sumber: Data Primer Diolah, 2013
Penilaian kinerja perspektif keuangan LPD menggunakan rasio Debt to Equity.
Perhitungan rata-rata Debt to Equity LPD di Kecamatan Denpasar Timur Tahun 2008-2012.
Tabel 2.
Penilaian Kinerja Perspektif Keuangan LPD Menggunakan Debt to Equity
No. Nama LPD |
Rata-rata Debt to Equity |
|
481,97 287,78 938,60 799,91 367,89 297,05 228,48 524,81 323,49 805,03 396,83 738,47 |
Sumber: Data Primer Diolah, 2013
Perspektif Pengguna Jasa
Berdasarkan Tabel 3, dapat dijelaskan bahwa dari perspektif pengguna jasa kepuasan pengguna jasa dapat dilihat dari proporsi pernyataan positif dan negatif responden, dimana dapat diketahui rata-rata 78,46 persen responden memberikan pernyataan positif dan 21,54 persen rata-rata responden memberikan pernyataan negatif.
Tabel 3.
Pernyataan Responden Pengguna Jasa
No. |
Nama LPD |
Responden |
Jawaban Responden |
Pernyataan Responden (%) | |||||
SS |
S |
KS |
TS |
STS |
Positif |
Negatif | |||
1 |
LPD Bekul |
8 |
6 |
28 |
46 |
0 |
0 |
42,50 |
57,50 |
2 |
LPD Poh Manis |
3 |
17 |
11 |
2 |
0 |
0 |
93,33 |
6,67 |
3 |
LPD Lap-Lap |
2 |
20 |
0 |
0 |
0 |
0 |
100,00 |
0,00 |
4 |
LPD Anggabaya |
2 |
2 |
12 |
6 |
0 |
0 |
70,00 |
30,00 |
5 |
LPD Penatih |
5 |
41 |
7 |
2 |
0 |
0 |
96,00 |
4,00 |
6 |
LPD Tembawu |
6 |
39 |
11 |
10 |
0 |
0 |
83,33 |
16,67 |
7 |
LPD Penatih Puri |
3 |
15 |
14 |
1 |
0 |
0 |
96,67 |
3,33 |
8 |
LPD Tanjung Bungkak |
16 |
51 |
57 |
52 |
0 |
0 |
67,50 |
32,50 |
9 |
LPD Sumerta |
9 |
6 |
53 |
31 |
0 |
0 |
65,56 |
34,44 |
10 |
LPD Kesiman |
26 |
80 |
101 |
79 |
0 |
0 |
69,62 |
30,38 |
11 |
LPD Yang Batu |
10 |
58 |
32 |
10 |
0 |
0 |
90,00 |
1000 |
12 |
LPD Pagan |
10 |
33 |
34 |
33 |
0 |
0 |
67,00 |
33,00 |
Rata-rata |
78,46 |
21,54 |
Sumber: Data Primer Diolah, 2013
Perspektif Proses Internal
Berdasarkan Tabel 4, dapat dijelaskan bahwa rata-rata responden karyawan LPD di Kecamatan Denpasar Timur memberikan pernyataan positif sebesar 92,62 persen dan pernyataan negatif sebesar 7,38 persen.
Tabel 4.
Pernyataan Responden untuk Perspektif Proses Internal
No. |
Nama LPD |
Responden |
Jawaban Responden |
Pernyataan Responden (%) | |||||
SS |
S |
KS |
TS |
STS |
Positif |
Negatif | |||
1 |
LPD Bekul |
4 |
3 |
6 |
2 |
1 |
4 |
56,25 |
43,75 |
2 |
LPD Poh Manis |
3 |
2 |
7 |
2 |
1 |
0 |
75,00 |
25,00 |
3 |
LPD Lap-Lap |
3 |
4 |
8 |
0 |
0 |
0 |
100,00 |
0,00 |
4 |
LPD Anggabaya |
3 |
12 |
0 |
0 |
0 |
0 |
100,00 |
0,00 |
5 |
LPD Penatih |
5 |
14 |
6 |
0 |
0 |
0 |
100,00 |
0,00 |
6 |
LPD Tembawu |
5 |
14 |
5 |
1 |
0 |
0 |
95,00 |
5,00 |
7 |
LPD Penatih Puri |
2 |
4 |
4 |
0 |
0 |
0 |
100,00 |
0,00 |
8 |
LPD Tanjung Bungkak |
7 |
14 |
14 |
0 |
0 |
0 |
100,00 |
0,00 |
9 |
LPD Sumerta |
5 |
15 |
5 |
0 |
0 |
0 |
100,00 |
0,00 |
10 |
LPD Kesiman |
11 |
18 |
25 |
1 |
0 |
0 |
97,73 |
2,27 |
11 |
LPD Yang Batu |
4 |
2 |
12 |
0 |
2 |
0 |
87,50 |
12,50 |
12 |
LPD Pagan |
4 |
16 |
0 |
0 |
0 |
0 |
100,00 |
0,00 |
Rata-rata |
92,62 |
7,38 |
Sumber: Data Primer Diolah, 2013
Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran
Berdasarkan Tabel 5, dapat dijelaskan bahwa responden karyawan LPD memberikan pernyataan positif sebesar 93,43 persen dan pernyataan negatif sebesar
6,57 persen.
Tabel 5.
Responden untuk Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran
No. |
Nama LPD |
Responden |
Jawaban Responden |
Pernyataan Responden (%) | |||||
SS |
S |
KS |
TS |
STS |
Positif |
Negatif | |||
1 |
LPD Bekul |
4 |
15 |
28 |
12 |
5 |
0 |
71,67 |
28,33 |
2 |
LPD Poh Manis |
3 |
7 |
36 |
2 |
0 |
0 |
95,56 |
4,44 |
3 |
LPD Lap-Lap |
3 |
15 |
29 |
1 |
0 |
0 |
97,78 |
2,22 |
4 |
LPD Anggabaya |
3 |
45 |
0 |
0 |
0 |
0 |
100,00 |
0,00 |
5 |
LPD Penatih |
5 |
60 |
15 |
0 |
0 |
0 |
100,00 |
0,00 |
6 |
LPD Tembawu |
5 |
36 |
36 |
3 |
0 |
0 |
96,00 |
4,00 |
7 |
LPD Penatih Puri |
2 |
8 |
22 |
0 |
0 |
0 |
100,00 |
0,00 |
8 |
LPD Tanjung Bungkak |
7 |
48 |
44 |
13 |
0 |
0 |
87,62 |
12,38 |
9 |
LPD Sumerta |
5 |
50 |
25 |
0 |
0 |
0 |
100,00 |
0,00 |
10 |
LPD Kesiman |
11 |
85 |
76 |
4 |
0 |
0 |
97,58 |
2,42 |
11 |
LPD Yang Batu |
4 |
9 |
44 |
5 |
2 |
0 |
88,33 |
11,67 |
12 |
LPD Pagan |
4 |
36 |
16 |
8 |
0 |
0 |
86,67 |
13,33 |
Rata-rata |
93,43 |
6,57 |
Sumber: Data Primer Diolah, 2013
Hasil Uji Hipotesis menggunakan ANOVA
Untuk mengetahui bahwa adanya perbedaan kinerja pada keseluruhan LPD di
Kecamatan Denpasar Timur dilakukan uji statisik dengan uji ANOVA.
Tabel 6.
Perspektif Keuangan LPD di Kecamatan Denpasar Timur | |||||
Sum of Squares |
df |
Mean Square |
F |
Sig. | |
ROI Between Groups |
0.013 |
11 |
0.001 |
14.187 |
0.000 |
Within Groups |
0.004 |
48 |
0.000 | ||
Total |
0.017 |
59 | |||
DTE Between Groups |
324.678 |
11 |
29.516 |
39.017 |
0.000 |
Within Groups |
36.312 |
48 |
0.756 | ||
Total |
360.990 |
59 |
Sumber: Data Primer Diolah, 2013
Oleh karena nilai signifikansi pada Tabel 6 sebesar 0,000 <alpha (α = 0,05), hal ini berarti H0 ditolak. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa kinerja masing-masing LPD di Kecamatan Denpasar Timur memiliki perbedaan yang signifikan dilihat dari rasio ROI maupun Debt to Equity.
Tabel 7.
Perspektif Pengguna Jasa LPD di Kecamatan Denpasar Timur (Uji Anova)
Sum of Squares |
df |
Mean Square |
F |
Sig | |
Between Groups |
103.636 |
11 |
9.421 |
18.190 |
0.000 |
Within Groups |
511.739 |
988 |
518 | ||
Total |
615.375 |
999 |
Sumber: Data Primer Diolah, 2013
Oleh karena nilai signifikansi pada Tabel 7 sebesar 0,000 <alpha (α = 0,05), hal ini berarti bahwa H0 ditolak. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa kinerja masing-masing LPD di Kecamatan Denpasar Timur memiliki perbedaan yang signifikan dilihat perspektif pengguna jasa.
Tabel 8.
Perspektif Proses Internal LPD di Kecamatan Denpasar Timur (Uji Anova)
Sum of Squares |
df |
Mean Square |
F |
Sig | |
Between Groups |
55.076 |
11 |
5.007 |
11.748 |
0.000 |
Within Groups |
90.353 |
212 |
426 | ||
Total |
145.429 |
223 |
Sumber: Data Primer Diolah, 2013
Oleh karena nilai signifikansi pada Tabel 8 sebesar 0,000 <alpha (α = 0,05), hal ini berarti bahwa H0 ditolak. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa kinerja masing-masing LPD di Kecamatan Denpasar Timur memiliki perbedaan yang signifikan dilihat perspektif proses internal.
Tabel 9.
Perspektif Proses Internal LPD di Kecamatan Denpasar Timur (Uji Anova)
Sum of Squares |
df |
Mean Square |
F |
Sig | |
Between Groups |
64.677 |
11 |
5.880 |
17.233 |
0.000 |
Within Groups |
278.746 |
817 |
0.341 | ||
Total |
343.423 |
828 |
Sumber: Data Primer Diolah, 2013
Oleh karena nilai signifikansi pada Tabel 9 sebesar 0,000 <alpha (α = 0,05), hal ini berarti bahwa H0 ditolak. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa kinerja masing-masing LPD di Kecamatan Denpasar Timur memiliki perbedaan yang signifikan dilihat perspektif pertumbuhan dan pembelajaran.
SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil pembahasan Penilaian Kinerja LPD di Kecamatan Denpasar Timur dengan berbasis Balanced Scorecard maka dapat disimpulkan secara deskriptif yaitu (a) Pada perspektif keuangan dari keseluruhanLPD yang terdapat di Kecamatan Denpasar Timurdiketahui bahwa LPD Penatih Puri memiliki kinerja yang paling baik ditinjau dari rasio ROI maupun Debt to Equity. (b) Pada perspektif pengguna jasa secara keseluruhan menunjukkan kinerja baik dengan melihat rata-rata pernyataan positif responden sebesar78,46 persen. (c) Pada perspektif proses internal secara keseluruhan menunjukkan kinerja baik dengan melihat rata-rata pernyataan postitif responden sebesar92,62 persen. (d) Pada perspektif pembelajaran dan pertumbuhan secara keseluruhan menunjukkan kinerja baik dengan melihat rata-rata pernyataan positif responden sebesar 93,43 persen.
Secara statistis dapat dibuktikan bahwa terdapat perbedaan kinerja dari masing-masing LPD di Kecamatan Denpasar Timur dilihat dari perspektif keuangan, perspektif pengguna jasa/pelanggan, perspektif proses internal, dan perspektif pertumbuhan dan pembelajaran.
Berdasarkan simpulan di atas, maka dapat dikemukakan beberapa saran yang kiranya dapat dipertimbangkan adalah bagi keseluruhan LPD yang ada di Kecamatan Denpasar Timur diharapkan memperhatikan hasil penilaian kinerja LPD menggunakan metode Balance Scorecard dalam rangka proses pengambilan keputusan. Pada perspektif keuangan diharapkan LPD yang ada di Denpasar Timur agar membenahi rasio Debt to Equity yang nilainya masih tergolong tinggi karena tingginya rasio ini menunjukkan bahwa kewajiban yang harus dilunasi LPD lebih besar dibandingkan dengan ketersediaan modal yang dimilki. Pada perspektif pengguna jasa, LPD di Kecamatan Denpasar Timur diharapkan mampu mempertahankan kinerja yang saat ini sudah sangat baik, bahkan jika memungkinkan agar dapat ditingkatkan lagi demi mempertahankan kepuasan pengguna jasa LPD. Pada perspektif proses internal, LPD di Kecamatan Denpasar Timur diharapkan mampu mempertahankan bahkan meningkatkan kinerja saat ini, karena masih terdapat ketidakpuasan responden terutama pada kurangnya sarana dan prasarana (gedung, peralatan, dan perlengkapan kantor) yang dimiliki khususnya pada LPD Bekul. Pada perspektif pembelajaran dan pertumbuhan, LPD yang ada di Kecamatan Denpasar Timur mampu memprtahankan bahkan lebih meningkatkan kinerja saat ini.
REFERENSI
Atkinson, Anthony A., Robert S Kaplan, Ella Mae Matsumura dan S. Mark Young. (Nayla M. Tazkiyah, Penerjemah). 2012. Akuntansi Manajemen. Edisi ke 5. Jakarta: PT Indeks.
Indra Bastian.2001. Akuntansi Sektor Publik Di Indonesia. Yogyakarta: BPFE.
Isniar Budiarti. 2005. Balanced Scorecard sebagai Alat Ukur Kinerja dan Alat Pengendali Sistem Manajemen Strategis. Majalah Ilmiah Unikom,6: h:51-59.
Kaplan, R. S. and Norton, D. P., (1992).The balanced scorecard—measures that driveperformance, Harvard Business Review, Jan–Feb, 71–79.
Kaplan, Robert S. dan David P. Norton (Peter R Yosi Pasla, Penerjemah). 2000. Balance Scorecard: Menerapkan Strategi Menjadi Aksi. Jakarta: Erlangga.
Mulyadi, 2001 Akuntansi Manajemen: Konsep, Manfaat, dan Rekayasa, Edisi 3. Jakarta:Salemba Empat
Mulyadi. 2005. Altematif Pemacuan Kinerja Personel. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia,20(3).
Sugiono. 2010. Statistika untuk Penelitian. Bandung: CV. Alfabeta.
Sunyoto, Danang. 2010. Praktik SPSS untuk Kasus. Yogyakarta: Nuha Medika
Tunggal, Amin Widjaja. 2001. Memahami Konsep Balanced Scorecard. Jakarta: Harvarindo.
Visitra, Irene. 2013. Analisi Perbandingan Kinerja Koperasi Serba Usaha (KSU) Kuta Mimba dan Pusat Koperasi Unit Desa (PUSKUD) Bali Dwipa dengan Menggunakan MetodeBalance Scorecard
Wiagustini. 2010. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Denpasar: Udayana University Press.
354
Discussion and feedback