ISSN: 2302-8556

E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 5.3 (2013):666-675

PENGARUH EFEKTIVITAS STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN TERHADAP KINERJA PERKREDITAN PADA BANK PERKREDITAN RAKYAT DI KOTA DENPASAR

Putri Oceana Maharani

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana(Unud), Bali, Indonesia email: [email protected]/ telp: +62 81 999 108 303

ABSTRAK

Kinerja perkreditan merupakan penilaian kinerja secara bertahap terhadap efektivitas perkreditan dalam organisasi yang dinilai berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas dan pengaruh struktur pengendalian intern terhadap kinerja perkreditan Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Penelitian ini dilakukan pada BPR di Kota Denpasar. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 13 BPR dan menggunakan metode sampel jenuh. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, kuesioner, dan observasi. Teknik analisis yang digunakan adalah regresi linear berganda. Berdasarkan hasil analisis ditemukan bahwa struktur pengendalian intern pada BPR di Kota Denpasar telah diterapkan dengan baik dan berada pada kriteria efektif dengan angka 40,90%. Nilai ini dihitung dengan menggunakan skala likert dan yang diambil kesimpulan adalah hasil perhitungan yang paling besar dari kriteria yang dipakai.Struktur pengendalian intern secara simultan menunjukkan lingkungan pengendalian, penaksiran risiko, aktivitas pengendalian, informasi & komunikasi, serta pemantauan berpengaruh signifikan terhadap kinerja perkreditan, dengan Adjust R2=0,808 yang berarti kinerja perkreditan pada BPR dapat dijelaskan oleh variabel lingkungan pengendalian, penaksiram risiko, aktivitas pengendalian, informasi & komunikasi, serta pemantauan sebesar 80,8%. Hasil penelitian secara parsial menunjukkan bahwa lingkungan pengendalian, informasi & komunikasi, serta pemantauan berpengaruh signifikan terhadap kinerja perkreditan, sedangkan penaksiran risiko dan aktivitas pengendalian tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja perkreditan.

Kata kunci: efektivitas, struktur pengendalian intern, kinerja Perkreditan

ABSTRACT

Credit performance is a gradual performance assessment of the effectiveness of credit in the organization being assessed by criteria that have been set previously. The purpose of this study was to determine the effectiveness of the internal control structure and the effect of the credit performance of Rural Banks (BPR). The research was conducted on BPR in Denpasar. Samples taken were 13 RBs and saturated sample method. Data collected through interviews, questionnaires, and observations. The analysis technique used is multiple linear regression. Based on the analysis it was found that the internal control structure at RB in Denpasar has been well implemented and are effective on the criteria with the number 40.90%. This value is calculated using a Likert scale and the conclusion drawn is that the calculation of the criteria used. Internal control structure to simultaneously show the control environment, risk assessment, control activities, information & communication, and also monitoring significant effect on credit performance, with Adjust R2 = 0.808, which means the credit performance of BPR can be explained by the variable control environment, risk penaksiram, control activities, information and communication, and monitoring of 80.8%. Partial results of the study showed that the control environment, information & communication, and also monitoring significant effect on credit performance, while the risk assessment and control activities did not significantly influence credit performance.

Keywords: Effectiveness, Internal Control Structure, Performance Credit

PENDAHULUAN

Perkembangan dunia usaha semakin terlihat peningkatannya, hal ini dapat ditandai dengan meningkatnya kegiatan ekonomi masyarakat serta kebutuhan akan modal kerja. Bagi masyarakat yang tergolong ekonomi menengah ke bawah, layanan yang diberikan bank dalam bentuk kredit sangat berperan penting dalam kehidupan mereka. Perubahan kondisi perbankan dilihat dari tingkat efisiensi serta efektivitas kinerja dapat mempengaruhi perubahan dalam jumlah penghasilan, keuntungan, produktivitas dan teknologi, serta dinilai dapat menunjukkan pertumbuhan ekonomi pada suatu negara (Hays, De Lurgio dan Gilbert, 2009).

Menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan, menyatakan bahwa Bank Perkreditan Rakyat (BPR) merupakan salah satu jenis bank yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dan menyalurkan kredit kepada masyarakat. Kredit sebagai pendapatan utama bagi BPR diharapkan dapatmenjaga kualitas kreditnya dengan baik. Menurut Stephen Robbins dalam Rai (2008:40), kinerja merupakan hasil penilaian terhadap kegiatan/aktivitas yang telah dilakukan dibandingkan dengan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Penilaian kinerja dilakukan berdasarkan aspek ekonomi dan efisiensi serta efektivitas dalam mencapai hasil yang diinginkan. Besar kecilnya nilai risiko kredit sangat berperan penting dalam pengukuran kinerja perkreditan bank tersebut.

Penilaian kinerja perkreditan dapat dilakukan dengan analisis kelayakan pemberian kredit. Analisis pemberian kredit dapat dilakukan dengan mengetahui Kualitas Aset – Non Performing Loan(NPL) dengan batas maksimum 5%. Penelitian Fitria dan Sari (2012), menunjukkan strategi pemberian kredit berpengaruh signifikan terhadap NPL. Semakin baik strategi yang digunakan maka semakin rendah rasio NPL, dan kinerja perkreditan dapat dikatakan baik (Novitayanti dan Baskara, 2012). Hasil penelitian oleh Joseph, Edson,

Manuere, Clifford dan Michael (2012), menunjukkan kredit yang diberikan oleh bank sangat berpengaruh terhadap NPL dan kinerja perkreditan.

Menurut Nordiawan & Hertianti (2010:161), efektivitas menunjukkan kesuksesan atau kegagalan dalam pencapaian tujuan sebuah kegiatan/kebijakan dimana ukuran efektivitas merupakan refleksi output. Jadi, efektivitas adalah ukuran untuk mengetahui tingkat keberhasilan kegiatan/aktivitas organisasi dalam pencapaian tujuan. Menurut Munawir (2008:234), pada dasarnya suatu struktur pengendalian intern yang baik tidak hanya terbatas pada masalah-masalah yang berhubungan langsung dengan bagian akuntansi dan keuangan tetapi lebih luas daripada itu. Committee of Sponsoring Organization (COSO) mendefinisikan pengendalian intern adalah suatu proses yang dipengaruhi oleh manajemen dalam organisasi/perusahaan yang digunakansebagai dasar untuk mencapai tujuan perusahaan.

Terdapat lima komponen dari struktur pengendalian intern antara lain: lingkungan pengendalian, penaksiran risiko, aktivitas pengendalian, informasi & komunikasi, serta pemantauan. Berdasarkan lima komponen tersebut diharapkan dapat memberikan hubungan yang positif terhadap suatu faktor yang diyakini yang dapat dijadikan dasar sebagai pengambilan keputusan pada suatu perusahaan. Selain itu juga dapat merupakan sumber informasi yang utama tentang metode akuntansi dan laporan yang merupakan dasar dalam penyusunan laporan keuangan.

Menurut Baraldi (2008), struktur pengendalian intern merupakan dasar dari suatu proses evaluasi suatu instrumen terhadap pengendalian risiko. Struktur pengendalian intern dalam berbagai organisasi merupakan sebuah pilar untuk mengukur efisiensi dan efektivitas dari sistem akuntansi (Olatunji, 2009), dan dapat digunakan juga untuk mengetahui konsekuensi yang bisa terwujud dalam suatu kasus yang terkait dengan risiko yang terjadi.

Kurniawati (2005), menunjukkan bahwa yang lingkungan pengendalian, sistem akuntansi dan prosedur pengendalian tidak berpengaruh signifikan terhadap penilaian kinerja

perkreditan. Wahyuni (2006), menunjukkan dari komponen struktur pengendalian intern hanya lingkungan pengendalian dan sistem akuntansi yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap penilaian kinerja perkreditan, sedangkan prosedur pengendalian tidak mempunyai pengaruh secara signifikan. Purnamadewi (2010), menunjukkan dari struktur pengendalian intern, lingkungan pengendalian intern dan sistem akuntansi tidak berpengaruh signifikan, sedangkan prosedur pengendalian mempunyai pengaruh signifikan terhadap kinerja perkreditan. Dengan demikian, hipotesis penelitian yang diajukan sebagai berikut:

H1: Struktur pengendalian intern pada BPR di Kota Denpasar sudah diterapkan secara efektif.

H2: Ada pengaruh struktur pengendalian intern dari unsur lingkungan pengendalian, penaksiran risiko, aktivitas pengendalian, informasi & komunikasi, serta pemantauan terhadap kinerja perkreditan BPR di Kota Denpasar.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan pada Bank Perkreditan Rakyat (BPR) di Kota Denpasar. Pemilihan lokasi tersebut didasarkan atas pertimbangan dimana tingkat kredit yang diberikan oleh BPR tiap tahun semakin meningkat, sehingga peneliti ingin mengetahui apakah peningkatan kredit tersebut disertai dengan struktur pengendalian intern yang baik atau efektif. Objek penelitian ini yaitustruktur pengendalian intern dan kinerja perkreditan pada BPR di Kota Denpasar.

Identifikansi dan definisi operasional variabel dalam penelitian ini dapat dijelaskan dalam uraian sebagai berikut ini. Lingkungan pengendalian (X1) adalah kemampuan dasar manajemen dalam mengelola kegiatan/aktivitas sesuai dengan struktur yang ditetapkan. Variabel kedua adalah penaksiran risiko (X2) yang bertujuan untuk mengindentifikasi, menganalisis, dan mengelola risiko suatu entitas yang akan digunakan untuk menyusun

laporan keuangan.Variabel ketiga adalah aktivitas pengendalian (X3) dimana pencapaian tujuan yang diharapkan yang berkenaan dengan risiko, telah dilaksanakan sesuai dengan kebijakan organisasi.Variabel keempat adalah informasi & komunikasi (X4) dimana komunikasi melibatkan adanya sebuah pemahaman tentangtugas masing-masing individu terhadap pengendalian intern atas sebuah laporan. Variabel kelima adalah pemantauan (X5) yang merupakan suatu proses penilaian kualitas kinerja pengendalian intern pada suatu waktu oleh personel yang tepat atau layak. Sedangkan untuk variabel terikatnya adalah kinerja perkreditan (Y), dimana penilaian kinerja perkreditan dilakukan dengan penentuan secara bertahap tentang efektivitas perkreditan dalam suatu organisasi yang dinilai berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya.

Populasi penelitian ini adalah seluruh Bank Perkreditan Rakyat yang terdapat di Kota Denpasar. Metode sampel jenuh adalah metode yang digunakan dalam penelitian ini dengan jumlah sampel adalah 13 BPR. Pengujian instrumen penelitian yaitu menggunakan kuesioner. Adapun kuesioner yang digunakan diadopsi dari penelitian sebelumnya oleh Purnamadewi (2010) dan Wahyuningtias (2005). Untuk memenuhi syarat validitas, makanilai Pearson Correlation diatas nilai 0,3.Sebuah kuesioner apabila, nilaiCronbach’s alphalebih besar dari 0,6 maka dikatakan reliabel. Dalam penelitian ini juga melakukanuji asumsi klasik.

Pengujian hipotesis penelitian menggunakan model regresi linear berganda dengan persamaan sebagai berikut:

Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + β5X5 + ei......................................(1)

Keterangan:

Y                = Kinerja Perkreditan

α                 = Konstanta, bila seluruh nilai independen adalah nol

X1              = Lingkungan Pengendalian

X2               = Penaksiran Risiko

X3               = Aktivitas Pengendalian

X4             = Informasi & Komunikasi

X5              = Pemantauan

β1, β2, β3, β4, β5    = Koefisien regresi

ei               = Variabel Pengganggu

Pengujian hipotesis penelitian menggunakan uji F(uji secara simultan) dengan tingkat signifikansi 5% dan uji-t yaitu uji untukuji secara parsial. Pengujian menggunakan dua sisi dengan taraf signifikansi α = 2,5%.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil analisis untuk mengukur tingkat efektivitas pada struktur pengendalian intern BPR di Kota Denpasar sudah diterapkan dengan baik dan berada pada kriteria efektif dengan angka 40,90%. Hasil analisis tersebut menggunakan skala likert. Selanjutnya model linear berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh lingkungan pengendalian, penaksiran risiko, aktivitas pengendalian, informasi & komunikasi, serta pemantauan terhadap kinerja perkreditan pada BPR di Kota Denpasar.

Tabel 1.

Rangkuman Analisis Regresi Linear Berganda

Variabel Terikat

Variabel Bebas

Koefisien Regresi

T hitung

Sig

t tabel

Lingkungan Pengendalian

-0,180

-2,418

0,021

± 2,021

Kinerja

Penaksiran Risiko

-0,014

-0,104

0,918

± 2,021

Perkreditan BPR

Aktivitas

Pengendalian

-0,068

-0,798

0,430

± 2,021

Informasi    &

Komunikasi

-0,201

-2,410

0,021

± 2,021

Pemantauan

-0,212

-2,358

0,024

± 2,021

Constant = 14,715

F ratio = 37,209 Adjust R2 = 0,808

Sig      = 0,000

Berdasarkan tabel diatas, persamaan regresi yang digunakan adalah sebagai berikut:

Y = 14,715 – 0,180X1 – 0,014X2 – 0,068X3 – 0,201X4 – 0,212X5

Intepretasi Koefisien Regresi:

α = 14,715, artinya apabila variabel lingkungan pengendalian, penaksiran risiko, aktivitas pengendalian, informasi & komunikasi, serta pemantauan adalah konstan pada angka 0 (nol), maka mengakibatkan kinerja perkreditan akan naik sebesar 14,715.

β1     = - 0,180,      menunjukkan hubungan yang negatif antara variabel lingkungan

pengendalian dengan kinerja perkreditan, artinya apabila variabel lingkungan pengendalian naik satu-satuan dan variabel lain dianggap konstan, maka mengakibatkan kinerja perkreditan BPR akan turun sebesar 0,180.

β2= - 0,014,

menunjukkan hubungan yang negatif antara penaksiran risiko dengan kinerja perkreditan, artinya apabila variabel penaksiran risiko naik satu-satuan dan variabel lain dianggap konstan maka mengakibatkan kinerja perkreditan BPR akan turun sebesar 0,014.

β3  = - 0,068,

menunjukkan hubungan yang negatif antara aktivitas pengendalian dengan kinerja perkreditan, artinya apabila variabel aktivitas pengendalian naik satu-satuan dan variabel lain dianggap konstan maka mengakibatkan kinerja perkreditan BPR akan turun sebesar 0,068.

β4  = - 0,201,

menunjukkan hubungan yang negatif antara informasi dan komunikasi dengan kinerja perkreditan, artinya apabila variabel informasi dan

komunikasi naik satu-satuan dan variabel lain dianggap konstan maka mengakibatkan kinerja perkreditan BPR akan turun sebesar 0,201.

β5 = - 0,212,     menunjukkan hubungan yang negatif antara pemantauan dengan kinerja

perkreditan, artinya apabila variabel pemantauan naik satu-satuan dan variabel lain dianggap konstan maka mengakibatkan kinerja perkreditan BPR akan turun sebesar 0,212.

Berdasarkan Tabel 1, besarnya pengaruh kelima variabel bebas yang dapat diketahui dari nilaiAdjustR2adalah 0,808 atau 80,8% dimana variabel kinerja perkreditan dapat dipengaruhi oleh lingkungan pengendalian, penaksiran risiko, aktivitas pengendalian, informasi & komunikasi, serta pemantauan, sedangkan sisanya 19,2% diperngaruhi oleh faktor-faktor lain diluar model penelitian.

Uji F dilakukan untuk membandingkan nilai Fhitung dengan Ftabel pada tingkat signifikansi 0,05. Hasil analisis menunjukkan bahwa Fhitung = 37,209 > 2,45 padatingkat signifikansi 0,000 <α = 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa lingkungan pengendalian, penaksiran risiko, aktivitas pengendalian, informasi &komunikasi, serta pemantauan berpengaruh signifikan terhadap kinerja perkreditan pada BPR di Kota Denpasar.

Uji-t dilakukan untuk membandingkan thitung dengan ttabel pada tingkat signifikansi 0,025. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel lingkungan pengendalian dengan nilai signifikansi 0,021 < 0,025 dan thitung sebesar -2,418 <ttabel -2,021, ini berarti lingkungan pengendalian berpengaruh signifikan terhadap kinerja perkreditan. Variabel penaksiran risiko dengan nilai signifikansi 0,918 > 0,025 dan thitung sebesar -0,104 >ttabel -2,021, ini berarti penaksiran risiko tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja perkreditan. Variabel aktivitas pengendalian dengan nilai signifikansi 0,430 > 0,025 dan thitung sebesar -0,798 >ttabel -2,021, ini berarti aktivitas pengendalian tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja perkreditan. Variabel informasi dan komunikasi dengan nilai signifikansi 0,021 < 0,025 dan

diperoleh thitung sebesar -2,410 <ttabel -2,021, ini berarti infomasi dan komunikasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja perkreditan. Variabel pemantauan dengan nilai signifikansi 0,024 < 0,025 dan thitung sebesar -2,358 <ttabel -2,021, ini berarti pemantauan berpengaruh signifikan terhadap kinerja perkreditan pada BPR di Kota Denpasar.

SIMPULAN

Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa struktur pengendalian intern pada BPR di Kota Denpasar telah dilakukan dengan baik dan berada pada kriteria efektif. Hasil pengujian secara simultan menunjukkan bahwa lingkungan pengendalian, penaksiran risiko, aktivitas pengendalian, informasi & komunikasi, serta pemantauan berpengaruh signifikan terhadap kinerja perkreditan. Hasil ujisecara parsial, menunjukkan bahwa variabel lingkungan pengendalian, informasi & komunikasi, dan pemantauan berpengaruh signifikan terhadap kinerja perkreditan, sedangkan penaksiran risiko dan aktivitas pengendalian tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja perkreditan pada BPR di Kota Denpasar.

REFERENSI

Baraldi, Monica. 2008. Control System for Bank in Global Markets. Journal of Emerging Issues in Management. Vol 2: h: 81-88.

Fitria, Nurul dan Sari, Raina Linda. 2012. Analisis Kebijakan Pemberian Kredit dan Pengaruh Non Performing Loan Terhadap Loan To Deposit Ratio pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk Cabang Rantau, Aceh Tamiang, Periode (20072011). Jurnal Ekonomi dan Keuangan. Vol 1(1).

Handoko, T. Hani. 2009. Manajemen. Edisi Kedua. Yogyakarta: BPFE.

Hays, F. H., De Lurgio, S. A., and Gilbert, H. 2009. Efficiency Ratios and Community Bank Performance. Journal of Finance and Accountancy.

Joseph, M.T., Edson, G., Manuere, F., Clifford, M., and Michael, K. 2012. Non Performing Loan in Commercial Banks: A Case of CBZ Bank Limited in Zimbabwe. Journal of Contemporary Research in Business. Vol 4 (7).

Kasmir. 2011. Manajemen Perbankan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Kurniawati Lilis, Ni Wayan. 2005. Pengaruh Efektivitas Struktur Pengendalian Intern terhadap Kinerja Perkreditan pada BPR-BPR di Kecamatan Sukawati Gianyar. Skripsi. Sarjana Jurusan Akuntansi pada Fakultas Ekonomi Universitas Udayana.

Munawir, H.S. 2008. Auditing Modern. Edisi Kedua. Yogyakarta: BPFE.

Nordiawan, Deddi dan Hertianti, Ayuningtyas. 2011. Akuntansi Sektor Publik. Edisi Kedua. Jakarta: Salemba Empat.

Novitayanti, Angga dan Baskara, Kajeng. 2012. Analisis Kebijakan Perkreditan dan Pengaruh LDR Terhadap NPL pada Bank Sinar. Jurnal Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Udayana.

Olatunji, Olaoye Clement. 2009. Impact of Internal Control System in Banking Sector in Nigeria. Pakistan Journal of Social Sciences. Vol 6 (4): h: 181-189.

Purnamadewi, Eka. 2010. Pengaruh Struktur Pengendalian Intern pada Kinerja Perkreditan pada Lembaga Perkreditan Desa di Kecamatan Denpasar Utara. Skripsi Sarjana Jurusan Akuntansi pada Fakultas Ekonomi Universitas Udayana.

Rai, I.G.A. 2010. Audit Kinerja pada Sektor Publik. Jakarta: Salemba Empat

Wahyuni Arie, Made. 2006. Pengaruh Struktur Pengendalian Intern terhadap Kinerja Perkreditan pada Lembaga Pekreditan Desa di Kecamatan Marga Tabanan. Skripsi Sarjana Jurusan Akuntansi pada Fakultas Ekonomi Universitas Udayana.

675