ISSN: 2302-8556

E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 7.3 (2014): 778-790

PENGARUH PERSAINGAN, PEMBERIAN JASA LAIN, DAN SIFAT MACHIAVELLIAN PADA NDEPENDENSI AUDITOR

Desak Ruric Pradnya Paramitha Nida1

1Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana

e-mail: ruricpradnya@ymail.com / Telp: +6289 90 10 98 33

ABSTRAK

Seorang akuntan publik harus memiliki sikap independen dalam memberikan opini terhadap laporan keuangan suatu perusahaan agar tidak terjadi kesalahan interpretasi dalam laporan keuangan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh persaingan antar kantor akuntan publik, pemberian jasa selain audit, dan sifat Machiavellian pada independensi auditor. Lokasi dari penelitian ini adalah pada kantor akuntan publik yang terdaftar pada directory Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) wilayah Bali. Sampel penelitian ini berjumlah 73 orang. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Data dikumpulkan dengan menyebarkan kuesioner yang kemudian dianalisis dengan regresi linear berganda.Hasil dari penelitian ini adalah persaingan antar kantor akuntan publik menunjukkan pengaruh positif terhadap independensi auditor. Sedangkan pemberian jasa selain audit dan sifat Machiavellian berpengaruh negatif terhadap independensi auditor.

Kata kunci: Independensi, Persaingan antar Kantor Akuntan Publik, Pemberian Jasa selain Audit, Sifat Machiavellian

ABSTRACT

A public accountant should have an independent attitude in an opinion on the financial statements of a company to avoid errors in the interpretation of the financial statements. This study aimed to determine the effect of competition among public accounting firms, providing services in addition to audit, and the Machiavellian nature of the auditor independence.Location of the study was the registered public accounting firm on the directory Indonesian Institute of Certified Public Accountants Bali region. Sample size was 73 people. The sampling method used was purposive sampling. Data were collected by distributing questionnaires and then analyzed with multiple linear regression.

Results from this study is competition among public accounting firms showed a positive effect on auditor independence. While the provision of services other than audit and Machiavellian nature negatively affect auditor independence.

Keywords: Independence , Competition Among Public Accounting Firm , Provision of Services other than Audit , Machiavellian Nature.

PENDAHULUAN

Era globalisasi membuka peluang besar bagi para pengusaha dan wirausahawan untuk membangun dan memperluas usaha. Agar dapat tumbuh dan bertahan dalam persaingan perusahaan harus didukung oleh sistem akuntansi yang

baik. Hasil akhir dari proses akuntansi adalah laporan keuangan, laporan keuangan tersebut menyajikan informasi yang berguna bagi berbagai pihak yang berkepentingan (Halim, 2008:59). Untuk meyakinkan para pemakai laporan keuangan bahwa penyajian laporan sudah sesuai dengan standar dan keadaan sesungguhnya perlu dilakukan audit atas laporan keuangan.

Menurut Mulyadi (2002:11) auditing merupakan pemeriksaan laporan keuangan yang bertujuan menilai kewajaran penyajian laporan yang bersifat material mengenai posisi keuangan. Beberapa alasan mengapa audit atas laporan keuangan perlu dilakukan yaitu karena adanya perbedaan kepentingan, adanya keterbatasan dalam mengakses data secara langsung (remoteness), untuk memastikan bahwa laporan keuangan sudah disajikan sesuai dengan standar akuntansi berterima umum, serta memastikan kualitas laporan keuangan. Jadi, dengan adanya audit atas laporan keuangan kredibilitas perusahaan dapat meningkat, mendorong efisiensi pasar modal bagi perusahaan, dan memaksimalkan keakuratan kinerja sumber daya akuntansi Akuntan publik merupakan auditor profesional yang memberikan jasa audit dan memberikan penilaian atas laporan keuangan yang dibuat kliennya sesuai dengan standar Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI). Seorang akuntan publik harus memiliki sikap independen dalam memberikan opini terhadap laporan keuangan suatu perusahaan agar tidak terjadi kesalahan interpretasi dalam laporan keuangan tersebut. Independen berarti mandiri, dapat berdiri sendiri atau tidak mudah dipengaruhi, tidak menilai secara subjektif melainkan secara objektif. Hal tersebut sesuai dengan Standar Audit Seksi 220 dalam Standar Profesi Akuntan Publik

(2011) yang menyatakan bahwa auditor secara intelektual harus jujur, bebas dari setiap kewajiban terhadap kliennya, baik sebagai manajemen atau pemilik perusahaan.

Banyak faktor yang mempengaruhi independensi, diantaranya persaingan antar kantor akuntan publik, pemberian jasa selain audit, dan sifat Machavellian. Persaingan merupakan faktor yang mempengaruhi independensi auditor karena apabila akuntan sebagai penyedia jasa tidak dapat memenuhi permintaan dari kliennya, maka kemungkinan klien tersebut berpindah pada kantor akuntan lainnya. Hal ini semakin memposisikan kantor akuntan untuk tetap berpegang teguh pada aturan yang berlaku namun kehilangan kliennya atau tetap mempertahankan kliennya walaupun melanggar standar profesi yang berlaku.

Sedangkan dalam pemberian jasa lain selain audit, menurut Halim (2008:18-19) jasa yang dapat diberikan kantor akuntan publik diantaranya jasa atestasi dan non atestasi. Jasa atestasi meliputi jasa audit atas laporan keuangan historis pemerikasaan, dan penelaahan. Jasa non atestasi meliputi jasa akuntansi, jasa perpajakan, dan jasa akuntansi manajemen. Selain kedua faktor tersebut, faktor lain yang mempengaruhi independensi auditor adalah sifat Machavellian. Menurut Puspitasari (2012) sifat Machavellian ialah sifat manipulatif yang berdampak buruk bagi suatu profesi terutama akuntan publik, yang menimbulkan krisis kepercayaan masyarakat pada opini auditor. Hal tersebut memunculkan pertanyaan apakah auditor sebenarnya menemukan kesalahan pada laporan keuangan namun dengan sengaja memanipulasi hasilnya, atau auditor memang tidak memiliki kemampuan dalam menemukan masalah audit.

Oleh karena begitu pentingnya independensi auditor, maka banyak penelitian yang dilakukan berkaitan independensi auditor. Diantaranya penelitian yang dilakukan Supriono (1998) menunjukkan bahwa rusaknya independensi penampilan suatu kantor akuntan publik dapat merusak kepercayaan pamakai laporan keuangan terhadap profesi akuntan publik secara keseluruhan. Salehi et al. (2009) dalam penelitiannya menyatakan bahwa independensi merupakan dasar untuk keandalan laporan auditor, yang berkaitan dengan kredibilitas profesinya. Penelitian Shockley (1981) menunjukkan hasil bahwa persaingan antar kantor akuntan publik dan pemberian jasa lain selain audit meningkatkan resiko rusaknya independensi auditor. Penelitian Septyana (2009) juga menunjukkan bahwa persaingan antar kantor akuntan publik berpengaruh negatif pada independensi auditor.

Penelitian Indah (2010) menunjukkan pemberian jasa lain selain audit berpengaruh negatif pada independensi auditor. Al-Sawalqa (2012) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa jasa konsultasi yang diberikan auditor berpengaruh secara negatif terhadap independensi auditor. Penelitian tersebut juga dikuatkan dengan penelitian yang dilakukan oleh Salehi et al. (2009) dan Bakar et al. (2005) yang mendapatkan hasil yang sama. Jaffa (2009) dalam penelitiannya menemukan bahwa responden akan sangat percaya dengan independensi auditor jika auditor tidak memberi jasa konsultasi manajemen bagi klien yang diaudit.

Namun hasil yang berbeda pada penelitian Noviyanty dan Kusuma (2001) yang menunjukkan faktor-faktor tersebut tidak berpengaruh terhadap

independensi auditor. Dahlan (2013) dalam penelitiannya menemukan bahwa persaingan antar kantor akuntan publik berpengaruh positif pada independensi auditor. Golman dan Barlev (1974) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa pemberian jasa lain atau penambahan layanan jasa meningkatkan independensi yang mengakibatkan hubungan positif antara pemberian jasa lain dan independensi auditor.

Ghosh dan Crain (1996) mengemukakan bahwa individu dengan sifat Machavellian yang tinggi cenderung manipulatif dan memanfaatkan situasi untuk mendapatkan keuntungan pribadi dan lebih memiliki keinginan untuk tidak taat pada aturan. Hal tersebut juga dikuatkan dengan penelitian yang dilakukan oleh Richmond (2001) bahwa sifat Machavellian membengaruhi seseorang untuk berprilaku tidak etis. Purnamasari (2006) dalam penelitiannya menyatakan bahwa individu dengan sifat Machavellian yang tinggi cenderung berbohong. Beberapa penelitia tersebut menunjukkan bahwa sifat Machavellian dapat mempengaruhi independensi auditor. Oleh karena penelitian tentang independensi auditor masih mendapatkan hasil yang berbeda antara satu dan yang lainnya, maka penelitian ini diajukan untuk menggali lebih jauh mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi independensi auditor.

METODE PENELITIAN

Penelitian bertujuan untuk meneliti pengaruh persaingan antar kantor akuntan publik, pemberian jasa selain audit, dan sikap Machiavellian pada independensi auditor. Lokasi dari penelitian ini adalah pada kantor akuntan publik yang terdaftar pada directory Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) wilayah

Bali. Populasi penelitian yang sekaligus menjadi sampel penelitian berjumlah 73 orang auditor. Kriteria sampel yang digunakan adalah auditor yang bekerja dan masih aktif pada kantor akuntan publik di Bali, merupakan anggota utama, anggota madya, dan anggota muda sesuai dengan kriteria dalam Anggaran Rumah Tangga Ikatan Akuntan Indonesia Bab II Pasal 3 Tahun 2012, dan sekurang kurangnya telah melakukan audit tiga kali dalam dua tahun atas laporan keuangan.

Pengumpulan data dilakukan dengan teknik kuesioner yang berisikan data responden dan pernyataan pendapat mengenai pertanyaan yang terdapat pada kuesioner. Data kualitatif dikuantitatifkan dengan menggunakan skala Likert modifikasi dengan poin sebesar 4 untuk poin tertinggi dan 1 sebagai poin terendah.

Kuesioner yang digunakan harus lolos uji instrumen penelitian (uji validitas dan uji reliabilitas). Uji tersebut dilakukan untuk mengetahui apakah penelitian ini layak untuk diuji dan dapat dihandalkan. Penelitian ini menggunakan regresi linear berganda sebagai teknik analisis data. Data yang digunakan dalam regresi harus berupa data interval serta lolos uji asumsi klasik (uji normalitas, uji multikolinearitas, dan uji heteroskedastisitas).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kuisioner yang disebar untuk penelitian berjumlah 73 eksemplar dan yang terkumpul sebanyak 63. Beberapa kuesioner tidak kembali karena auditor bertugas dilapangan atau diluar kantor. Jumlah kuesioner yang digugurkan

sebanyak 19 kuesioner, karena tidak lengkapnya jawaban. Jadi kuesioner yang layak dan digunakan dalam analisis sebanyak 54 kuesioner.

Hasil uji validitas untuk kuesioner penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 1. Berdasarkan hasil yang terlihat pada Tabel 1. seluruh instrumen disetiap variabel telah valid. Hasil uji reliabilitas untuk setiap variabel pada kuesioner penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 2. Berdasarkan hasil yang terlihat pada Tabel 2, terlihat bahwa seluruh variabel memiliki nilai Croanbach’s Alpha diatas 0,60. Hal ini menunjukan bahwa seluruh instrumen reliabel. Hasil uji asumsi klasik pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3 menunjukkan bahwa seluruh syarat lolos uji asumsi klasik telah terpenuhi.

Hasil regresi linier berganda yang diolah dengan software SPSS dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. diatas menunjukkan besar Adjusted R2 dari model summary sebesar 0,392, yang menunjukan variasi independensi dapat dijelaskan oleh variasi persaingan antar kantor akuntan, jasa selain audit, dan sifat Machiavellian sebesar 39,2 persen dan sisanya sebesar 60,8 persen dijelaskan oleh faktor lain. Hasil signifikansi F sebesar 0,000 yang lebih kecil dari nilai α yaitu 0,05, hal ini berarti ketiga variabel independen mampu menjelaskan fenomena independensi auditor. Hasil perhitungan pada Tabel 4. dapat dilihat nilai β1= 0,507 dengan tingkat signifikansi t sebesar 0,000 yang berarti dibawah nilai α= 0,05. Hal ini menjelaskan bahwa variabel persaingan antar kantor akuntan publik berpengaruh positif pada independensi auditor. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa semakin tinggi persaingan antar kantor akuntan publik maka semakin tinggi independensi auditor dalam mengaudit laporan keuangan.

Tabel 1.

Uji Validitas

Variabel

Pearson Correlation

Keterangan

Persaingan antar Kantor Akuntan Publik (X1)

X1.1

0,699

Valid

X1.2

0,443

Valid

X1.3

0,458

Valid

X1.4

0,421

Valid

X1.5

0,597

Valid

X1.6

0,573

Valid

X1.7

0,637

Valid

X1.8

0,649

Valid

Jasa Selain Audit (X2)

X2.1

0,777

Valid

X2.2

0,751

Valid

X2.3

0,490

Valid

X2.4

0,493

Valid

X2.5

0,857

Valid

X2.6

0,914

Valid

X2.7

0,422

Valid

X2.8

0,834

Valid

X2.9

0,534

Valid

Sikap Machiavellian (X3)

X3.1

0,474

Valid

X3.2

0,608

Valid

X3.3

0,487

Valid

X3.4

0,521

Valid

X3.5

0,633

Valid

X3.6

0,890

Valid

X3.7

0,915

Valid

X3.8

0,648

Valid

Independensi (Y)

Y1.1

0,776

Valid

Y1.2

0,899

Valid

Y1.3

0,925

Valid

Y1.4

0,535

Valid

Y1.5

0,439

Valid

Y1.6

0,845

Valid

Y1.7

0,549

Valid

Y1.8

0,758

Valid

Syarat Lolos Uji

> 0,3

Valid

Tabel 2.

Uji Reliabilitas

Variabel

Cronbach’s Alpha

Keterangan

Independensi auditor (Y)

0,863

Reliabel

Persaingan KAP (X1)

0,696

Reliabel

Jasa selain audit (X2)

0,853

Reliabel

Sifat Machiavellian (X3)

0,807

Reliabel

Sumber: Data Primer Diolah, 2013

Tabel 3.

Uji Asumsi Klasik

Uji Asumsi Klasik

Variabel

Uji Normalitas

Uji

Multikolinearitas

Uji Heteroskedastisitas

Sig. 2 Tailed

Tollerance

VIF

Sig.

Persaingan KAP (X1)

0,514

1,945

0,179

Jasa selain audit (X2)

0,474

0,737

1,358

0,135

Sifat Machiavellian (X3)

0,609

1,641

0,401

Syarat Lolos Uji

> 0,05

> 0,1

< 10

> 0,05

Sumber: Data Primer Diolah, 2013

Tabel 4.

Analisis Regresi Linear Berganda

Variabel

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t

Sig.

B

Std. Error

Beta

Persaingan KAP (X1)

0,507

0,091

0,695

5,571

0,000

Jasa selain audit (X2)

-0,282

0,136

-0,310

-2,077

0,043

Sifat Machiavellian (X3)

-0,209

0,090

-0,318

-2,316

0,025

Constant

22,297

Adjusted R2

0,392

Sig. F

0,000

Sumber: Data Primer Diolah, 2013

Adanya persaingan yang tinggi antar kantor akuntan publik, tentunya akan meningkatkan kemampuan auditor secara hard skill maupun soft skill. Begitu juga

dengan kantor akuntan publik yang akan meningkatkan profesionalismenya dalam bekerja.

Hasil perhitungan pada Tabel 4. dapat dilihat nilai β2= -0,282 dengan tingkat signifikansi t sebesar 0,043 yang berarti dibawah nilai α= 0,05. Hal ini menjelaskan bahwa variabel pemberian jasa selain audit berpengaruh negatif pada independensi auditor. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa semakin tinggi pemberian jasa selain audit maka semakin rendah independensi auditor dalam mengaudit laporan keuangan. Sebaliknya, apabila semakin rendah pemberian jasa selain audit maka semakin tinggi independensi auditor dalam mengaudit laporan keuangan. Hal ini disebabkan karena dengan adanya pemberian jasa lain selain audit, auditor cenderung sulit memberikan opini yang adil. Hal tersebut dikarenakan jasa tambahan yang diberikan oleh kantor akuntan publik akan menciptakan hubungan kerja antara auditor dan klien yang terlalu dekat.

Hasil perhitungan pada Tabel 4. dapat dilihat nilai β3= -0,209 dengan tingkat signifikansi t uji sebesar 0,025 yang berarti dibawah nilai α= 0,05. Hal ini menjelaskan bahwa variabel sifat Machiavellian memiliki pengaruh negatif pada independensi auditor. Berdasarkan hasil penelitian ini diketahui bahwa semakin tinggi sifat Machiavellian maka semakin rendah independensi auditor dalam mengaudit laporan keuangan. Sebaliknya, apabila semakin rendah sifat Machiavellian maka semakin tinggi independensi auditor dalam audit atas laporan keuangan. Profesi akuntan dituntut untuk mempunyai tanggung jawab etis yang bahkan lebih daripada tanggung jawab lainnya. Jadi jika seorang auditor memiliki sifat Machiavellian, maka tidak tertutup kemungkinan auditor tersebut

akan memanipulasi hasil atau temuan audit baik untuk kepentingan pribadi ataupun permintaan klien yang tentunya mencerminkan rendahnya independensi seorang auditor tersebut.

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa persaingan antar kantor akuntan publik memiliki pengaruh positif pada independensi auditor. Hal ini berarti semakin tinggi persaingan antar kantor akuntan publik, maka independensi auditor akan semakin meingkat. Pemberian jasa selain audit dan sifat Machiavellian berpengaruh negatif pada independensi auditor dan begitu juga sebaliknya. Hal ini berarti semakin rendah jasa selain aduit yang diberikan serta sifat Machiavellian yang dimiliki auditor, maka independensi auditor akan semakin meningkat dan begitu juga sebaliknya.

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka bagi praktisi diharapkan tetap menjaga atau meningkatkan independensinya di tengah persaingan antar kantor akuntan publik yang semakin tinggi. Bagi praktisi diharapkan tetap menjaga atau meningkatkan independensinya meskipun praktisi memberikan jasa lain selain jasa audit. Bagi praktisi diharapkan tetap menjaga atau meningkatkan independensinya dan meghilangkan sifat Machiavellian sehingga profesionalisme dalam bekerja bisa terwujud.

Penelitian ini memiliki keterbatasan yaitu penelitian ini hanya berfokus pada responden auditor di Bali saja. Apabila responden yang digunakan sebagai sampel lebih banyak (se-Indonesia) memungkinkan hasil yang lebih baik dan dapat digeneralisir. Selain itu penelitian ini memiliki nilai Adjusted R Square yang kecil

sebesar 39,2 persen. Ini berarti masih banyak faktor-faktor lain yang dapat digunakan sebagai variabel untuk meneliti independensi auditor dari sisi independensi penampilan, atau independensi sikap mental.

REFERENSI

Ghosh, D. and T.L. Crain. 1996. Experimental Investigation of Ethical Standards and Perceived Probability on International Noncompliance. Behavioral Research in Accounting 8. hal. 219-242.

Ghozali, Iman. 2007. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Cetakan IV. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Goldman and Barlev, 1947, Th Auditor Firm Conflict of Interest: its Implication for Independence, The Accounting Review, pp. 707-17, October.

Halim, Abdul. 2008. Auditing 1 (Dasar-Dasar Audit Laporan Keuangan). Yogyakarta: UPPAMP YKPN.

IAI. 2001. Standar Profesi Akuntan Publik. Jakarta: Salemba Empat.

Institut Akuntan Publik Indonesia. 8 Agustus 2013. “Directory KAP & AP 2013”. (On line). http://iapi.or.id/

Indah, Siti Nurmawar. 2010. Pengaruh Kompetensi dan Independensi Auditor Terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris Pada Auditor KAP di Semarang). Sripsi Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang.

Jaffa, Nahariah. 2009. Independensi Auditor di Malaysia. Faculty of Management Multimedia University Selangor Malaysia. http://papers.ssrn.com. Diunduh 13 April 2013.

Mulyadi. 2002. Auditing Buku 1. Jakarta: Salemba Empat.

Noviyanty, Retty dan Kusuma, Indra Wijaya. 2001. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Independensi Penampilan Akuntan Publik. JAAI. Vol.5.

Puspitasari, Winda. 2012. Sifat Machiavellian dan Pertimbangan Etis : Anteseden Independensi dan Perilaku Etis Auditor. Skripsi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Perbanas Surabaya.

Richmond, Kelly A. 2001. Ethical Reasoning, Machiavellian Behavior, and Gender: The Impact on Accounting Students Ethical Decision Making”. Disertasi. Blacksburg, Virginia.

Salehi, Mahdi., Mansoury, Ali., Azary, Zhila. 2009. Audit Independence and Expectation     Gap:     Empirical     Evidences     from     Iran.

International Journal of Economics and Finance. 1(1) February 2009.

Septyana, Kadek Pramesti. 2009. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Independensi Penampilan Auditor. Skripsi Jurusan Akuntansi pada Fakultas Ekonomi Universitas Udayana Denpasar.

Shockley, Randolph A. 1981. Perceptions of Independence:  An Empirical

Analysis. The Accounting Review, October, pp. 785-800.

Supriyono, R.A. 1988. Pemeriksaan Akuntan: Faktor-Faktor yang mempengaruhi Independensi Penampilan Akuntan Publik, Suatu Hasil Penelitian Empiris di Indonesia. Tesis Program Pasca Sarjana Magister Sains Akuntansi UGM.