PENGARUH DUKUNGAN MANAJEMEN PUNCAK, KUALITAS SISTEM, KUALITAS INFORMASI, PENGGUNA AKTUAL DAN KEPUASAN PENGGUNA TERHADAP IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI KEUANGAN DAERAH DI KOTA DENPASAR
on
ISSN: 2302-8556
E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 4.1 (2013): 196-214
PENGARUH DUKUNGAN MANAJEMEN PUNCAK, KUALITAS SISTEM, KUALITAS INFORMASI, PENGGUNA AKTUAL DAN KEPUASAN PENGGUNA TERHADAP IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI KEUANGAN
DAERAH DI KOTA DENPASAR
Sang Ayu Nyoman Trisna Dewi1
AANB Dwirandra2
1Fakultas Ekonomi Universitas Udayana (Unud), Bali, Indonesia Email: sangayu.trisnadewi@yahoo.com / telp: +62 916 36 97 69 2Fakultas Ekonomi Universitas Udayana (Unud), Bali, Indonesia
ABSTRAK
Hasil riset tentang faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan penerapan sistem informasi keuangan daerah dari studi terdahulu menunjukkan hasil yang bervariasi. Ketidakseragaman hasil tersebut memotivasi perlu dilakukan studi replikasian. Tujuan riset ini adalah mengonfirmasi pengaruh variabel dukungan manajemen puncak, kualitas sistem, kualitas informasi, pengguna aktual dan kepuasan pengguna pada implementasi sistem informasi keuangan daerah. Penelitian yang dilakukan di 9 (sembilan) SKPD di Kota Denpasar menggunakan data data kuantitatif dan kualitatif yang bersumber dari data primer maupun sekunder, dikumpulkan dengan teknik purposive sampling. Data telah memenuhi uji asumsi klasik, model fit, dan dianalisis dengan teknik regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, dukungan manajemen puncak, kualitas informasi dan kepuasan pengguna berpengaruh pada implementasi sistem informasi keuangan daerah. Kualitas sistem dan pengguna aktual secara signifikan tidak berpengaruh pada implementasi sistem informasi keuangan daerah. Untuk itu, diharapkan adanya pelatihan, pendampingan bagi pengguna, serta penyempurnaan sistem yang ada.
Kata kunci: dukungan manajemen puncak, kualitas sistem, kualitas informasi, pengguna aktual, kepuasan pengguna, implementasi sistem informasi keuangan daerah
ABSTRACT
Results of research on the factors that affect the successful implementation of financial information systems area of previous studies showed varying results. Variability from the results of the study need to be done to motivate replikasian. The purpose of this research was to confirm the effect of variable top management support, system quality, information quality, user satisfaction and actual user on the implementation of financial information systems area. Research conducted in 9 (nine) in Denpasar on education using quantitative data and qualitative data is sourced from primary and secondary data, collected by purposive sampling technique. Data has met the assumptions of classical test, model fit, and analyzed with multiple linear regression techniques. The results showed that, top management support, information quality and user satisfaction effect on the implementation of financial information systems area. Quality of the system and the actual users is not significantly effect on the implementation of financial information systems area. For that, it is hoped the training, assistance for users, as well as the refinement of existing systems.
Keywords: top management support, system quality, information quality, actual user, user satisfaction, implementation of financial information systems area
PENDAHULUAN
Penyelenggaraan Sistem Informasi Keuangan Daerah secara nasional bertujuan untuk percepatan transfer data serta efisiensi penghimpunan data keuangan daerah. Perkembangan dunia, telah mengubah cara Pemerintah Daerah dalam pengelolaan sistem keuangan daerah yang banyak mengakibatkan hal-hal baru terjadi. Hal ini terlihat dari reaksi setiap pengguna yang beraneka ragam baik dari sikap maupun perilaku dalam penggunaan sistem informasi. Perasaan pengguna menerima atau menolak sistem menjadi dimensi sikap terhadap penggunaan sistem informasi. Untuk menghindari adanya penolakan maka diperlukan adanya partisipasi, pendampingan dan pelatihan bagi pengguna menjadi faktor penting pencapaian keberhasilan penerapan sistem informasi.
Menyadari begitu pentingnya peranan sistem informasi dalam pemerintahan yang ditunjang dengan pesatnya teknologi informasi dalam era Globalisasi, pemberian motivasi kepada pengguna sistem informasi sangat diperlukan dalam keberhasilan penerapan sistem informasi. Ini dapat dibuktikan dari teori motivasi (Ardana dkk, 2009:33) yang merupakan tanggung jawab seorang manajer untuk mampu menyemangati setiap karyawan guna mampu mewujudkan tujuan organisasi dengan kinerja yang optimal. Keberhasilan implementasi sistem informasi dapat terwujud tergantung pada penggunaan sistem itu dijalankan, mudahnya sistem digunakan, dan teknologi yang dipakai (Jumaili, 2005:723).
Beberapa penelitian sebelumnya meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi SIKD diantaranya dilakukan oleh Haryono (2011), Kirana (2010), Jalil (2008), Kartana (2008), Rita (2008), Ivari (2005), Delone dan McLean (1992), Jarvenpaa dan Ives (1991), Ives dan Olson (1983), Shannon dan Weaver (1949).
Penulis mengadopsi variabel dari Kartana (2008) sebagai faktor kesuksesan sistem informasi, yaitu dukungan manajemen puncak, kualitas sistem, kualitas informasi, pengguna aktual dan kepuasan pengguna. Disisi lain, DeLone dan McLean (1992: 67) mengasumsikan bahwa kualitas sistem, kualitas informasi secara individual dan bersama-sama, mempengaruhi kepuasan pengguna serta penggunaannya. Kualitas sistem dan kualitas informasi dilihat dari sudut pandang persepsi pengguna (user). Penggunaan dan kepuasan pengguna menjadi timbal balik saling terkait dan dianggap langsung memiliki dampak individu, maka dari itu peneliti tidak menggunakan variabel dampak individu, karena telah diakomodasi di dalam indikator variabel penggunaan dan kepusasan pengguna, sedangkan variabel penggunaan aktual digunakan variabel pengguna aktual dalam variabel independennya.
Penelitian ini bertujuan mengetahui variabel-variabel yang mempengaruhi implementasi Sistem Informasi Keuangan Daerah. Pada penelitian ini implementasi Sistem Informasi Keuangan Daerah dilihat dari sisi intern pemerintah daerah, yaitu dari sisi dukungan manajemen puncak, kualitas sistem, kualitas informasi, pengguna aktual, dan kepuasan pengguna yang diperlukan dalam menilai pengimplementasian sistem informasi keuangan daerah. Penelitian
ini menggunakan 9 Satuan Kerja Perangkat Daerah yang terdaftar di Sekertariat Kota Denpasar. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang terdaftar di Sekertariat Kota Denpasar yang menerapkan sistem informasi keuangan daerah diantaranya: (1) Dinas Pekerjaan Umum; (2) Badan Kepegawaian Daerah; (3) Dinas Tata Ruang dan Perumahan; (4) Dinas Kependudukan dan Capil; (5) Bapeda; (6) Dinas Kebudayaan; (7) Kecamatan Denpasar Barat; (8) Dinas Pendapatan dan (9) Dinas Perijinan. Penulis menggunakan 9 SKPD karena dinilai dari besarnya pengguna barang dan ekuitas, tingkat arus pengelolaan keuangan yang tinggi, kepadatan penduduk dengan kata lain pendapatan daerah yang tinggi.
Beberapa pokok permasalahan yang dapat dirumuskan, yaitu: apakah dukungan manajemen puncak, kualitas sistem, kualitas informasi, pengguna aktual dan kepuasan pengguna berpengaruh pada implementasi sistem informasi keuangan daerah di Kota Denpasar? Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat praktis bagi pemerintah Kota Denpasar, Satuan Kerja Perangkat Daerah, dan Pejabat Pengelola Keuangan Daerah.
Kajian Pustaka dan Hipotesis
Teori SIA dan SIM
Teori Sistem Informasi Akuntansi dan Sistem Informasi Manajemen sebagai teori utama, karena menilai pengimplementasian atas sistem informasi yang awalnya penginputan data hingga terciptanya informasi berupa hasil output informasi yang akan digunakan oleh pengguna serta manajemen puncak dalam implementasian sistem informasi keuangan daerah. Disisi lain, Sistem Informasi Manajemen (SIM) digunakan untuk memproses berbagai transaksi nonkeuangan
yang biasanya tidak diproses oleh sistem informasi akuntansi biasa (Hall, 2007: 12).
Pengertian Sistem Informasi Keuangan Daerah atau SIKD
Berdasarkan PP Nomor 56 Tahun 2005 SIKD adalah suatu sistem yang dokumentasi, administrasi, dan memproses (olah) data demi menghasilkan output (informasi) yang dipublikasikan keseluruh warga guna dapat memutuskan yang tepat serta dipertanggungjawabkan ketika merencanakan, melaksanakan, dan melaporkan kewajiban tanggungjawabnya kepada Pemda(Pemerintah Daerah). Pemahaman Dukungan Manajemen Puncak
Motivasi merupakan keadaan yang baik, kesediaan, kemampuan, kebutuhan dari setiap individu ketika melaksanakan pekerjaan demi tercapainya tujuan organisasi (Robbins dan Coulter, 2004:56). Dukungan manajemen puncak adalah kegiatan yang berdampak, mengarahkan dan menjaga perilaku manusia yang ditunjukkan oleh direktur, presiden, kepada divisi dan sebagainya dalam organisasi. Langkah-langkah nyata yang bisa digunakan dalam dukungan manajemen puncak antara lain sebagai berikut: (1) kenali baik-baik anggota organisasi dan identifikasi kebutuhan mereka, (2) tetapkan sasaran yang harus dicapai berdasarkan prinsip-prinsip penetapan sasaran yang tepat, (3) kembangkan sistem pengukuran kinerja yang reliabel dan berikan umpan balik kepada mereka secara periodik, (4) tempatkan anggota pada pekerjaan berdasarkan kemampuan dan bakat yang dimilikinya, (5) berikan dukungan dalam penyelesaian tugas melalui pelatihan dan menumbukan rasa memiliki kompetensi, (6) kembangkan
sistem gajaran yang adil dan memberikan kompensasi, dan (7) berlaku adil, objektif dan jadilah teladan.
Pengertiam Kualitas Sistem dan Cara Pemerolehan Sistem
Kualitas sistem ini juga berarti kombinasi hardware dan software dalam sistem informasi (DeLone dan McLean, 1992). Kirana (2010) menyebutkan indikator kualitas sistem dapat diwujudkan dalam seperangkat pertanyaan kualitas sistem yang diukur melalui beberapa indikator yaitu sebagai berikut: kemudahan penggunaan, kecepatan akses, keandalan sistem, fleksibilitas, dan aman. Hall (2007:21) menyatakan suatu organisasi atau perusahaan memperoleh sistem umumnya melalui dua cara yaitu: mengembangkan sistem yang disesuaikan dari awal melalui aktivitas pengembangan sistem internal, atau membeli sistem komersial yang siap pakai dari para vendor peranti lunak baik itu, Sistem siap pakai (turnkey system), Sistem tulang punggung (backbone system), dan Sistem yang didukung oleh vendor (vendor-supported system).
Pengertian Kualitas Informasi
Kualitas informasi ialah suatu karakteristik dari suatu informasi demi memenuhi kebutuhan individu saat dibutuhkan. Hall (2007:19) mendefinisikan pembuatan informasi merupakan proses menyusun, mengatur, memformat dan menyajikan informasi kepara pengguna. Indikator diperlukan karena kualitas informasi merupakan variabel yang tidak dapat diukur secara langsung. Berikut ini merupakan indikator-indikator dari kualitas informasi sistem informasi
keuangan daerah yaitu sebagai berikut: kelengkapan, relevan, akurat, ketepatan waktu, dan penyajian informasi.
Pengertian Pengguna Aktual
Pengguna aktual banyak digunakan untuk mengukur kesuksesan suatu sistem informasi (Seddon, 1997). Pengguna aktual merupakan pemakai langsung sesuatu yang dinilai dari perilaku yang tepat untuk mengukur kesuksesan suatu sistem informasi yang diterapkan oleh suatu organisasi (Seddon dan Kiew, 1994). Pengguna sistem informasi ini memperlihatkan keputusan penggunaan sistem informasi oleh pengguna dalam menyelesaikan tugas pengguna (Davis, 1989). Pengertian Kepuasan Pengguna
Kepuasan pengguna adalah hal-hal yang meliputi penilaian mencakup pengalaman pemakai sistem ketika menggunakan sistem informasi tersebut nantinya berdampak potensial dari sistem informasi itu sendiri (Seddon dan Kiew, 1994). Kepuasan pengguna merupakan perasaan bersih dari senang atau tidak senang dalam menerima sistem informasi dari keseluruhan manfaat yang diharapkan seseorang dimana perasaan tersebut dihasilkan dari interaksi dengan sistem informasi. Indikator-indikator yang digunakan dalam variabel kepuasan pengguna adalah sebagai berikut: efisiensi, keefektivan, rasa puas, dan kebanggaan.
Hipotesis Penelitian
Sharma (2003) menyatakan bahwa dukungan dari tindakan-tindakan tidak langsung atau simbolis oleh manajer senior juga berkontribusi terhadap kesuksesan implementasi sistem informasi dengan motivasi yang diberikan
kepada para pengguna sistem informasi. Dukungan manajemen puncak akan memotivasi individu untuk menggunakan sistem karena adanya perhatian dan dukungan sumberdaya finansial dan nonfinansial serta pelatihan-pelatihan agar individu dapat memahami penggunaan sistem. Dari paparan di atas maka hipotesis pertama yang dibangun, yaitu:
H1: Dukungan manajemen puncak berpengaruh pada implementasi sistem informasi keuangan daerah.
Ivari (2005) menjelaskan kualitas sistem sebagai ciri karakteristik sistem yang diinginkan dari sistem informasi itu sendiri. DeLone dan McLean (1992) juga menyatakan semakin tinggi kualitas sistem maka semakin tinggi kualitas informasi yang akan tunjukkan. Berdasarkan uraian maka hipotesis kedua yang dibangun adalah sebagai berikut:
H2: Kualitas sistem berpengaruh pada implementasi sistem informasi keuangand daerah.
Kualitas informasi merupakan kualitas output yang berupa informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi yang digunakan (Rai et al., 2002). Apabila informasi yang dihasilkan tidak berkualitas, maka akan berpengaruh negatif pada kepuasan pemakai. Dengan demikian, hipotesis penelitian ketiga ialah:
H3: Kualitas informasi berpengaruh pada implementasi sistem informasi keuangan daerah.
Seddon (1997) menyatakan pengguna aktual banyak digunakan untuk mengukur kesuksesan suatu sistem informasi. Pengguna aktual berhubungan dengan siapa yang menggunakan sistem informasi keuangan daerah dalam tingkat
penggunaan, sikap menerima dan menolak suatu sistem informasi keuangan daerah. Setelah dijelaskan di atas hipotesis keempat adalah:
H4: Penggunaan aktual berpengaruh pada implementasi sistem informasi
keuangan daerah.
Penelitian yang dilakukan Kartana (2008:29) kepuasan pengguna adalah estimasi terbaik pengguna terhadap kesesuaian antara kebutuhan yang muncul terhadap sistem karena pekerjaannya dan kemampuan sistem tersebut dan kepuasan atas sistem informasi memiliki pengaruh positif terhadap keberhasilan implementasi sistem informasi. Uraian di atas dapat dibangun hipotesis kelima sebagai berikut:
H5: Kepuasan pengguna berpengaruh pada implementasi sistem informasi
keuangan daerah.
METODE PENELITIAN
Non probability sampling dengan teknik purposive sampling merupakan penentuan sampling dengan pertimbangan khusus (Sugiyono, 2008:85). Pengumpulan data menggunakan metode dokumentasi dan kuesioner.
Teknik Analisis Data
Regresi linier berganda dapat memberikan hasil mengenai pengaruh variabel-variabel independen terhadap variabel dependen yang ditampilkan dalam bentuk persamaan regresi (Priyatno, 2011:238). Persamaan regresi linier berganda yang digunakan adalah (Ghozali, 2011):
Ŷ =∝ + β1X1+β2X2+β3X3+β4X4 + β5X5 ...........................(1)
Keterangan =
Ŷ = Implementasi Sistem Informasi Keuangan Daerah
K = Konstanta
β1, β2, β 3, β4, β5 = Koefisien regresi
μ = error
-
X1 = Dukungan manajemen puncak
-
X2 = Kualitas sistem
-
X3 = Kualitas informasi
-
X4 = Penggunaan aktual
-
X5 = Kepuasan pengguna
PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
Hasil Uji Asumsi Klasik
Regresi terhindar dari masalah data, distribusinya normal, masalah multikolinearitas dan masalah heteroskedastisitas adalah model regresi yang benar.
Uji Normalitas
Priyatno (2011: 277) mengungkapkan pengujian ini dilakukan untuk
menguji apakah nilai variabel pengganggu terdistribusi secara normal atau tidak, dengan menggunakan olah data Kolgomorov-Smirnov. Hasil uji normalitas menunjukkan nilai koefisien Asymp. Sig (2-tailed) adalah 0,117 artinya data yang digunakan normal.
Uji multikolinearitas
Ada atau tidaknya multikolinearitas dinilai dari VIF ≤ 10 dan nilai tolerance yang ≥ 0,1 atau 10% yang mengindikasikan tidak adanya multikolinearitas (Ghozali, 2011: 106). Nilai tolerance dan nilai VIF dari setiap variabel bebas tidak ada multikolienearitas.
Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas melalui uji Glejser (Ghozali,2006:129). Seluruh variabel independen signifikannya di atas 5%, artinya model regresi tidak mengandung adanya heteroskedastisitas.
Hasil Analisis Regresi Linier Berganda
Hasil ini menunjukkan besarnya pengaruh variabel-variabel bebas yaitu dukungan manajemen puncak, kualitas sistem, kualitas informasi, pengguna aktual, dan kepuasan pengguna terhadap variabel terikat yaitu implementasi sistem informasi keuangan daerah. Hasil analisis regresi menunjukkan model regresi, yaitu antara lain.
Ŷ = 0,780 + 0,391 X1- 0,055 X2 + 0,257 X3 - 0,030 X4 + 0,305 X5
Sehingga dapat disusun analisis regresi yakni: Nilai konstanta alpha = 0,780 berarti bila X1,X2,X3,X4,X5 adalah 0 (nol) dengan demikian nilai Y (implementasi sistem informasi keuangan daerah) menurun sebesar 0,780 satuan. Nilai koeifisien β1 (dukungan manajemen puncak) = 0,391, nilai koeifisien β2 (kualitas sistem) = - 0,055, nilai koeifisien β3 (kualitas informasi) = 0,257, nilai koeifisien β4 (pengguna aktual) = - 0,030, dan nilai koeifisien β5 (kepuasan pengguna) = 0,305, ini berarti bahwa, apabila variabel bebas meningkat atau bertambah 1 satuan maka implementasi sistem informasi keuangan daerah akan meningkat sebesar nilai koeifisien β (satuan) dengan syarat variabel yang lain tetap (konstan).
Interpretasi Hasil Penelitian
Pengaruh dukungan manajemen puncak berpengaruh pada implementasi sistem informasi keuangan daerah
Koefisien regresi dukungan manajemen puncak sebesar 0,391 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000, hal ini berarti hipotesis1 diterima, maka dukungan manajemen puncak berpengaruh pada implementasi SIKD. Hasil penelitian ini senada dengan penelitian Kartana (2008), Cerullo (1980) dalam Choe (1996), dan Perdana (2011) dan Fitri (2012) yang mengungkapkan dukungan manajemen puncak berpengaruh pada keberhasilan implementasi sistem informasi.
Pengaruh kualitas sistem pada implementasi sistem informasi keuangan daerah
Hasil pengujian menunjukkan koefisien regresi kualitas sistem yang bernilai negatif (-0,055) dan nilai signifikansi sebesar = 0,503, hal ini berarti hipotesis2 yang menyatakan kualitas sistem berpengaruh pada implementasi sistem informasi keuangan daerah ditolak. Riset ini berbeda dari penelitian DeLone dan McLean (1992), Kartana (2008), Ivari (2005), Seddon dan Kiew (1994) yang menyatakan semakin baik kualitas sistem yang dirasakan maka semakin sukses implementasian akan sistem tersebut
Pengaruh kualitas informasi pada implementasi sistem informasi keuangan daerah
Dengan koefisien regresi kualitas informasi yang bernilai positif (0,257) dan nilai signifikansi sebesar = 0,037, hal ini berarti hipotesis3 diterima. Hasil
pengujian tersebut memberikan bukti empiris bahwa kualitas informasi berpengaruh pada implementasi sistem informasi keuangan daerah. Hasil penelitian sama dengan temuan dari DeLone dan McLean (2002). Hasil yang berbeda ditunjukkan dari Seddon dan Kiew (1996) mengungkapkan dari kualitas informasi berpengaruh positif terhadap kepuasan pengguna sistem informasi.
Pengaruh penggunaan aktual pada implementasi sistem informasi keuangan daerah
Hasil pengujian menunjukkan koefisien regresi penggunaan aktual yang bernilai negatif (-0,030) dan nilai signifikansi sebesar = 0,197, hal ini berarti pengguna aktual tidak berpengaruh pada implementasi sistem informasi keuangan daerah tidak diterima dengan kata lain hipotesis4 ditolak. Hasil ini tidak didukung dari penelitian Seddon (1997) dan Hari (2006:1) yang mengungkapkan pentingnya mengakomodasi kebutuhan dan keinginan pengguna, dengan melibatkan pengguna untuk dalam penggunaan aktual di suatu penerapan sebuah sistem.
Pengaruh kepuasan pengguna pada implementasi sistem informasi keuangan daerah
Dari koefisien regresi kepuasan pengguna yang bernilai positif (0,305) dan nilai signifikansi sebesar = 0,000, hal ini berarti kepuasan pengguna berpengaruh pada implementasi sistem informasi keuangan daerah diterima. Sama dengan penelitian yang dilakukan Kartana (2008:29) yang mengungkapkan kepuasan atas sistem informasi memiliki pengaruh positif terhadap keberhasilan implementasi sistem informasi. Disisi lain, Baroudi et al., (1986) menyatakan kepuasan
pengguna ditafsirkan sebagai sikap dan kepuasan pengguna tersebut tergantung pada persepsi terhadap objek sikap.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Dari uji statistik dan pembahasan pada bab sebelumnya maka kesimpulannya ialah:
-
1) Dukungan manajemen puncak berperan pada implementasi sistem informasi keuangan daerah. Hal ini menunjukkan bahwa keterlibatan manajemen puncak, motivasi, dan perhatian manajemen puncak akan meningkatkan pengguna untuk menggunakan sistem yang ada dan berhasil mengimplementasikan sistem informasi keuangan daerah.
-
2) Kualitas sistem tidak berpengaruh pada implementasi sistem informasi keuangan daerah. Hal ini menunjukkan bahwa sistem dirasakan tidak mudah digunakan, tidak cepat, tidak handal, tidak fleksibel, dan tidak aman melindungi data yang menyebabkan penerapan sistem informasi gagal.
-
3) Kualitas informasi berpengaruh pada implementasi sistem informasi keuangan daerah. Hal ini menunjukkan bahwa informasi dapat akurat dalam mengambil keputusan menjadi lebih tepat sasaran.
-
4) Pengguna aktual tidak berpengaruh pada implementasi sistem informasi keuangan daerah. Hal ini menunjukkan bahwa kurangnya partisipasi, keikutsertaan serta kemampuan dari pengguna.
-
5) Kepuasan pengguna berpengaruh pada implementasi sistem informasi keuangan daerah. Hal ini menunjukkan bahwa kepuasan pengguna yang
dirasakan pengguna akan berdampak pada tingkat keberhasilan penerapan sistem informasi keuangan daerah.
Saran
Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat dikemukakan beberapa saran, yaitu:
Pemerintah Kota Denpasar, khususnya Satuan Kerja Perangkat Daerah, dalam pengelolaan keuangan Daerah diharapkan dapat mempertahankan dari hal-hal positif yang sudah berjalan seperti:
Dukungan manajemen puncak dengan manajer peduli terhadap manfaat-manfaat yang diperoleh dengan menggunakan sistem informasi, manajer selalu memotivasi pengguna sistem informasi dengan pelatihan serta menumbuhkan rasa memiliki kompetensi dalam keberhasilan implementasi sistem informasi keuangan daerah senantiasa dapat mewujudkan kepuasan pengguna sistem tersebut.
Kualitas informasi yang dapat dipertahankan atau ditingkatkan demi keberhasilan implementasi sistem informasi keuangan daerah, dengan informasi bebas dari kesalahan atau benar-benar akurat serta informasi dapat tepat waktu ketika pengguna membutuhkan.
Kepuasan pengguna dapat dipertahankan, kepuasan pengguna akan mewujudkan keberhasilan penerapan sistem informasi keuangan daerah khususnya, sistem informasi keuangan daerah dapat memberikan solusi terhadap pekerjaan pengguna kaitannya dengan aktivitas pengelolaan keuangan.
Pemerintah Kota Denpasar untuk faktor-faktor yang harus diperhatikan dan ditingkatkan dalam keberhasilan pengimplementasian sistem informasi keuangan daerah seperti:
Kualitas sistem dan pengguna aktual sistem informasi keuangan daerah. Kualitas sistem yang kurang cepat diakses dirasakan pengguna. Tidak hanya itu, kurangnya pengguna aktual di setiap pengguna ketika menggunakan sistem informasi keuangan daerah menjadikan faktor kualitas sistem dan pengguna aktual harus diperhatikan oleh setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah Kota Denpasar, untuk keberhasilan pengimplementasian sistem informasi keuangan daerah. Pelatihan dan pendampingan dapat meningkatkan pengguna aktual dalam menggunakan sistem informasi, sedangkan kualitas sistem diharapkan Pemerintah Kota Denpasar dapat membenahi sistem yang ada, agar implementasi sistem informasi keuangan daerah Kota Denpasar dapat berhasil dalam pengelolaan keuangan daerah yang efektif dan efisien.
Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggunakan variabel-variabel lain untuk menguji pengaruhnya terhadap keberhasilan implementasi sistem informasi keuangan daerah seperti budaya perusahaan, gender, pengalaman dan masa kerja, gunanya dapat memahami riset dan/atau menguji pengaruh variabel moderasi seperti dukungan manajemen puncak dan pengguna aktual, sehingga dengan demikian akan tercapai building block of research.
REFERENSI
Ardana, Komang, Mujiati, Ni Wayan, Sriathi, AAA. 2009. Perilaku Keorganisasian. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Baroudi, J.J., Olson, M.H, dan Ives, B. 1986. An Empirical Study of The Impact of User Involvement on Sistem Usage and Information Satisfaction. Journal Communication of the ACM.
Choe, Jong-Min. 1996. The Relationship Among Performance of Accounting Information Sistems, Influence Faktors, and Evolution Level of Information Sistems. Journal of Management Information Sistem. Vol 12. No. 4.
Davis, F, D. 1989. Perceived Usefulness Perceived Ease of Use and User Acceptance of Information Technology. Vol. 13, No. 3, pp. 319-339.
DeLone, W.H. and Mc Lean, E.R. 1992. Information System Success: The Quest for the Dependent Variable. Journal Infomation System.
DeLone, W.H and McLean, E.R. 2002. Information Systems Success Revisited. Proceedings of the 35th. Hawaii International Conference on System Sciences.
Fitri, Nuril. 2012. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi pada Perusahaan Farmasi di Medan. Tesis. Universitas Sumatera Utara.
Ghozali, Iman. 2006. Aplikasi Analisis Analisis Multivariate dengan SPSS. Semarang: BP Universitas Padjajaran, Bandung.
Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program IBM SPSS 19. Semarang: Badan Penerbit Universitas Udayana.
Hall, James A. 2007. Accounting Information System: Sistem Informasi Akuntansi. Jakarta: Selemba Empat.
Hari Adi, Priyo. 2006. Partisipasi Pengguna dalam Pengembangan Sistem Informasi(Telaah Literatur). Tesis. Fakultas Ekonomi. Universitas Kristen Satya Wacana.
Haryono, Kholid. 2011. Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi Daerah Yang Berorientasi Pada Kemandirian Audit. Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi Yogyakarta.
Ivari, J. 2005. An Empirical Test of the DeLone-McLean Model of Information System Success, The Data Base for Advances in Information SystemSpring. Vol. 36, No.2.
Ives, B, Olson, M. H. and Baroudi, I, J. 1983. The Measurement of User Information Satisfaction. Comunication of the ACM, 26:10, pp:785-793.
Jalil, Abdul. 2008. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Pengguna Akhir Atas Aplikasi Sistem Akuntansi Instansi Dan Sistem Akuntansi Aset Tetap Pada Jajaran Kanwil Departemen Agama Provinsi Jawa Tengah. Jurnal. Universitas Diponegoro.
Jarvenpa, S., Ives, B. 1991. Executive Involvement and Participation in Progressive Use of IT, MIS Quarterly.
Jumaili, Salman. 2005. ”Kepercayaan terhadap Teknologi Sistem Informasi Baru dalam Evaluasi Kinerja Individual”. Kumpulan Materi Simposium Nasional Akuntansi VIII. Solo, 15 – 16 September 2005.
Kartana, I Wayan. 2008. Pengujian Kesuksesan Pengembangan Sistem Informasi Managemen Daerah di Pemerintah Kota Jogyakarta. Tesis. Fakultas Ekonomi dan Bisnis:Universitas Gajah Mada.
Kirana, Gita Gowinda. 2010. Analisis Perilaku Penerimaan Wajibpajak Terhadap Penggunaan E-Filling. Skripsi. Fakultas Ekonomi:Universitas Diponegoro. Semarang.
Perdana, Indra Putu Ngurah. 2011. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi pada Hotel-Hotel Berbintang di Kota Denpasar. Skripsi. Universitas Udayana.
Priyatno, Duwi. 2011. Buku Saku SPSS Analisis Statistik Data Lebih Cepat, Efisien, dan Akurat. Yogyakarta:Buku Seru
Rai, A, Lang, S.S and Walker, R.B. 2002. Assessing the Validity of IS Success Models An Empirical Test and Theoretical Analysis. Information System Reserch, (13;1), 2002, pp: 223-235.
Rita J. D. Atarwaman. 2008. Pengaruh Struktur Kewenangan, Karakteristik Sistem Imformasi Keuangan Daerah Dan Perilaku Manajer Terhadap Cos Consciousness. Skripsi. Semarang.
Robbins, Stephen P. dan Coutler Mary. 2004. Manajemen. Jakarta: PT. Indeks.
Seddon, P. B, and Kiew, M.Y. 1994. A Partial Test and Development of the DeLone and cLean Model of IS Success, in DeGross, J.I, Huff, S.L and Munro, M.C. Edition. Proccedings of the Fifteenth International Conference on Information System, Vancouver: Canada, pp: 99-110.
Seddon, Peter B. 1997. Respesificaation and Extension of the DeLone and McLean Model of IS Success. Information System Research, 8(3).
Shannon, Claude E. and Wareen Weaver. 1949. The Mathematical Theory of Communication. University of Illinois Press. Urbana: IL.
Sharma, R, P. 2003. The Contingent Effects of Management Support and Task Interpedence on Successful Information System Implementation. MIS Quarterly, 27(4): h:533.
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
214
Discussion and feedback