ISSN: 2302-8556

E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 3.3 (2013): 179-197

PENGARUH RASIO CAMEL DAN PENGUNGKAPAN

SUKARELA PADA TINGKAT KEPERCAYAAN NASABAH LPD DI KABUPATEN KLUNGKUNG

I Nengah Dwi Riska Apriliana1

2

I Made Karya Utama2

1Fakultas Ekonomi Universitas Udayana (Unud), Bali, Indonesia e-mail: duwik_tugas@yahoo.com

2Fakultas Ekonomi Universitas Udayana (Unud), Bali, Indonesia

ABSTRAK

Salah satu lembaga perbankan yang mempunyai fungsi dan peran dalam menjadi roda penggerak perekonomian di pedesaan adalah Lembaga Perkreditan Desa (LPD). Sebuah lembaga keuangan seperti LPD sangat berkepentingan dengan kondisi kesehatannya. Hanya LPD yang sehat yang dapat melakukan fungsi dan perannya sebagai lembaga intermediary keuangan yang baik sehingga dapat meningkatkan kepercayaan dari nasabah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh rasio Capital, Asset, Management, Earning, Liquidity (CAMEL) dan pengungkapan sukarela pada tingkat kepercayaan nasabah di Lembaga Perkreditan Desa (LPD) Kabupaten Klungkung. Metoda penentuan sampel menggunakan metoda stratified proportional random sampling sehingga sampel yang digunakan sebanyak 16 LPD dengan 100 responden penelitian. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linear berganda. Hasil analisis regresi linear berganda menunjukkan bahwa secara simultan rasio CAMEL dan pengungkapan sukarela berpengaruh signifikan pada tingkat kepercayaan nasabah di Lembaga Perkreditan Desa (LPD) Kabupaten Klungkung.

Kata kunci: rasio capital, rasio management, rasio earning, rasio liquidity, pengungkapan sukarela, kepercayaan nasabah

ABSTRACT

One of banking institute having function and role in becoming wheel of economics activator in rural is Institute of Countryside Credit ( LPD). A financial institution of like LPD very have importance to with the its health condition. Only healthy LPD which can do the function and its role as good institute intermediary finance so that can improve the belief from client. this Research target is to know the influence of Capital ratio, Asset, Management, Earning, Liquidity (CAMEL) and voluntary disclosure of client belief in Institute of Countryside Credit ( LPD) of Klungkung Regency. Method of Determination sampel use the method of stratified proportional random sampling so that sample used by as much 16 LPD by 100 is research responder. Analysis used in this research is doubled linear regression analysis. Result of doubled linear regression analysis indicate that by simultan is ratio of CAMEL and voluntary disclosure have an effect on the signifikan of client belief in Institute of Countryside Credit ( LPD) of Klungkung Regency.

Keywords: capital ratio, management ratio, earnings ratio, liquidity ratio, voluntary disclosure, customer confidence

PENDAHULUAN

Sektor perbankan merupakan pusat pergerakan ekonomi dari sebuah negara. Melalui kegiatan penyaluran kredit dan jenis usaha jasa lainnya, bank membatu dalam kelancaran arus pembayaran dan kebutuhan pembiayaan bagi masyarakat disuatu daerah tertentu. Bank juga berperan dalam menstabilkan system keuangan dengan melaksanakan kebijakan moneter, maka diperlukan lembaga perbankan yang memiliki kesehatan yang cukup dan transparansi manajemen yang jelas serta dapat dipertanggungjawabkan sehingga dapat mendorong perekonomian Negara menjadi lebih baik.

Salah satu lembaga perbankan yang mepunyai fungsi dan peran dalam menjadi roda penggerak perekonomian di pedesaan adalah Lembaga Perkreditan Desa (LPD) (Pradnyani, 2011). LPD merupakan badan usaha simpan pinjam yang dimiliki oleh desa adat atau desa pakraman yang merupakan kesatuan masyarakat hukum adat yang bersifat keagamaan dan sosial kemasyarakatan. Sehubungan dengan semakin meningkat dan kompleksnya pembangunan, desa adat memegang peranan yang sangat penting dalam menata dan membina kehidupan masyarakat sehingga masyarakat terhindar dari pengaruh buruk pesatnya pembangunan.

Sama halnya manusia, sebuah lembaga keuangan seperti LPD sangat berkepentingan dengan kondisi kesehatannya. Hanya LPD yang sehat yang dapat melakukan fungsi dan perannya sebagai lembaga intermediary keuangan dalam jangka panjang (Ramantha, 2006). Dalam kondisi yang sehat, LPD akan lebih leluasa untuk bergerak dalam menjalankan tugasnya sebagai lembaga yang menghimpun dan penyalur dari dana-dana nasabahnya.

Sesuai dengan pasal 19 ayat 2 Peraturan Daerah Provinsi Daerah Tingkat 1 Bali Nomor 2 Tahun 1998 maka pengawasan dan pembinaan teknis LPD dilakukan oleh BPD (Bank Pembangunan Daerah) Bali. BPD sebagai pengawas dan pembina teknis perbankan menentukan kriteria tingkat kesehatan LPD berdasarkan pada Surat Keputusan Direksi Bank Pembangunan Daerah Bali (BPD) No.0303.102.2004.2 yang dapat dilakukan dengan menilai lima faktor yaitu Capital, Asset, Management, Earning, Liquidity (CAMEL). Dengan menggunakan analisis capital, asset, management, earning, dan liquidity maka dapat diketahui kinerja keuangan LPD dalam menunjukkan kemampuan untuk memanfaatkan aktiva produktif dan mampu mengatur kelangsungan usaha yang dijalankan secara efektif.

Pengungkapan merupakan bagian yang paling penting dari rangkaian pelaporan keuangan serta merupakan langkah akhir dalam proses akuntansi. Standar dan regulasi menetapkan duda jenis pengungkapan, yaitu pengungkapan wajib (mandatory disclousure) dan pengungkapan sukarela (voluntary disclosure) (Luciana, 2007). Menurut Pradnyani (2011) pengungkapan wajib adalah pengungkapan laporan keuangan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Pengungkapan sukarela adalah sebuah pengungkapan statemen secara sukarela oleh perusahaan tanpa dibatasi oleh peraturan yang berlaku. Salah satu cara perusahaan untuk meningkatkan kredibilitasnya adalah dengan melakukan pengungkapan yang lebih luas hal-hal diluar yang disyaratkan oleh peraturan yang berlaku untuk membantu investor dalam memperoleh informasi mengenai

manajemen perusahaan. Salah satu bentuk pengungkapan sukarela yang dilakukan LPD adalah pengungkapan informasi mengenai kinerja LPD dan kredit bermasalah dalam rapat rutin desa adat yang dilakukan secara periodikal. Dalam rapat ini, diungkapkan laporan tentang kegiatan, perkembangan, dan kesehatan LPD selama satu periode tertentu termasuk di dalamnya jumlah kredit bermasalah.

Menurut Aditya (2011) kepercayaan dari nasabah adalah hal yang paling diutamakan perusahaan untuk dapat bertahan dalam kondisi persaingan di dunia bisnis. Manajemen harus mengetahui hal-hal apa saja yang dianggap penting oleh nasabah sehingga pimpinan dituntut untuk menghasilkan kinerja yang sebaik mungkin. Kepercayaan nasabah merupakan hal yang paling pokok dari sebuah usaha LPD, sementara dilain pihak LPD adalah urat nadi bagi ekonomi pedesaan. Tidak hanya LPD sendiri yang harus menjaga kepercayaan dari masyarakat, hal ini juga menjadi tanggung jawab pemerintah dengan lembaga-lembaga terkait karena kepercayaan dari masyarakat pada LPD merupakan hal yang sangat penting untuk menjaga kelangsungan usaha LPD.

Kajian Pustaka

Kepercayaan Nasabah

Kepercayaan adalah suatu keadaan saat salah satu pihak yang terlibat langsung dalam proses pertukaran percaya dengan integritas dari pihak lain sehingga mampu menciptakan perasaan aman dan mengurangi anggapan konsumen akan risiko yang mungkin terjadi dalam proses pertukaran (Mowen dan

Minor, 2002). Reputasi perusahaan yang memperhatikan kepercayaan konsumen akan semakin positif serta memungkinkan terciptanya rekomendasi dari mulut-kemulut (word of mouth) yang memberikan keuntungan dalam perusahaan sehingga orang yang akan mengkonsumsi produk dari perusahaan akan semakin bertambah.

Tingkat Kesehatan Menurut Analisis Capital, Asset, Management, Earnings, Liquidity (CAMEL)

Capital atau Modal

Menurut Masrissa (2011) faktor capital atau permodalan adalah faktor yang digunakan dalam menilai sampai dimana bank mampu unruk memenuhi permodalannya. Modal dapat juga diartikan sebagai elemen-elemen dasar yang harus dimiliki oleh suatu perusahaan demi kelangsungan hidup perusahaan. Penilaian modal didasarkan pada nilai rasio CAR (Capital Adequacy Ratio). Menurut SK Direksi Bank Pembangunan Daerah Bali No. 0303.102.2004.2, rasio permodalan (CAR) yaitu perbandingan antara modal inti ditambah modal pelengkap dengan aktiva tertimbang menurut risiko (ATMR).

Asset

Kualitas asset adalah sebuah penilaian jenis-jenis asset yang dimiliki oleh bank. Rasio asset diukur dengan perbandingan antara aktiva produktif yang diklasifikasikan dengan aktiva produktif, kemudian perbandingan penyisihan penghapusan aktiva produktif terhadap aktiva produktif diklasifikasikan (Aditya, 2011).

Management

Manajemen dapat diartikan sebagai ilmu dan seni perencanaan, pengkoordinasian, dan pengawasan secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Earnings

Earnings merupakan penilaian terhadap kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba terhadap asset yang dimiliki perusahaan (Marissa, 2011). Tujuan umum dari perusahaan adalah mencari laba semaksimal mungkin, untuk menilai apakah laba yang diperoleh sesuai dengan dana yang ditanamkan maka digunakan analisis rentabilitas.

Liquidity

Likuiditas adalah kemampuan sebuah lembaga perbankan dalam memenuhi semua permintaan dana oleh nasabah seperti memenuhi permintaan kredit tanpa ada penundaan dan kewajiban yang telah jatuh tempo. Suatu lembaga perbankan dikatakan liquid, jika bank tersebut dapat memenuhi pembayaran semua hutang-hutangnya pada saat tertagih dan juga dapat memenuhi semua permohonan kredit dari nasabah yang memang layak untuk dibiayai (Wulandari, 2010).

Pengungkapan

Secara teknis, pengungkapan adalah langkah yang paling akhir dari sebuah proses akuntansi yaitu penyajian informasi keuangan perusahaan. Suwarjono (2008) membatasi arti penting dari sebuah pengungkapan, pengungkapan hanya pada hal-hal yang  mengenai pelaporan keuangan.

Pernyataan dalam surat kabar atau media masa yang lain serta informasi di luar ruang lingkup pelaporan keuangan tidak termasuk di dalam pengertian

pengungkapan. Pengungkapan sering juga dimaknai sebagai penyediaan informasi lebih dari apa yang dapat disampaikan dalam bentuk statemen keuangan formal.

Suwardjono (2008) menyatakan bahwa pengungkapan sukarela (voluntary disclosure) adalah pengungkapan yang dilakukan perusahaan di luar apa yang diwajibkan oleh standar akuntansi atau peraturan badan pengawas. Pengertian tersebut sebenarnya ditujukan untuk menentukan pengungkapan wajib (mandatory disclosure). Batas pengukuran dan pengakuan dalam rerangka konseptual FASB menggambarkan tingkat pengungkapan wajib dan sukarela. Pengungkapan dalam lingkup memadai, wajar, maupun penuh dipandang sebagai pengungkapan wajib dan sisanya sebagai sukarela.

Berdasarkan teori dan hasil penelitian yang sudah dijelaskan sebelumnya, maka peneliti mengajukan beberapa hipotesis penelitian sebagai berikut.

H1:   Rasio capital berpengaruh pada tingkat kepercayaan nasabah di LPD

Kabupaten Klungkung.

H2:   Rasio asset berpengaruh pada tingkat kepercayaan nasabah di LPD

Kabupaten Klungkung.

H3:   Rasio management berpengaruh pada tingkat kepercayaan nasabah di LPD

Kabupaten Klungkung.

H4:   Rasio earnings berpengaruh pada tingkat kepercayaan nasabah di LPD

Kabupaten Klungkung.

H5:   Rasio liquidity berpengaruh pada tingkat kepercayaan nasabah di LPD

Kabupaten Klungkung.

H7:   Pengungkapan sukarela berpengaruh pada tingkat kepercayaan nasabah di

LPD Kabupaten Klungkung.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan pada Lembaga Perkreditan Desa di Kabupaten Klungkung. Lokasi itu dipilih dengan pertimbangan bahwa LPD merupakan suatu badan usaha yang memberikan jasa perbankan kepada masyarakat Klungkung dan sekitarnya. Objek penelitian ini adalah pengungkapan sukarela dari pihak LPD, serta bidang keuangan dan non keuangan yaitu khususnya mengenai laporan kesehatan LPD di Kabupaten Klungkung dan tingkat kepercayaan nasabah.

Variabel yang diteliti pada penelitian ini terdiri dari enam macam variabel bebas (dependent variable) dalam penelitian ini yaitu Capital, Asset, Management, Earnings, Liquidity dan Pengungkapan Sukarela dan variabel terikat (independent variabel) adalah tingkat kepercayaan nasabah. Penjelasan dari varibel-varibel yang diteliti yaitu sebagai berikut.

Sumber Data

Sumber data primer dan data sekunder adalah sumber yang digunakan dalam penelitian ini. Data primer adalah jawaban kuisioner tentang management, pengungkapan sukarela dan tingkat kepercayaan nasabah dan data sekunder dalam penelitian ini antara lain struktur organisasi, laporan kesehatan LPD serta informasi mengenai pengumuman kinerja LPD dalam Paruman Desa Adat.

Populasi, Sampel, Metode Penentuan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Lembaga Perkreditan Desa (LPD) di Kabupaten Klungkung. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah dengan metoda stratified proportional random sampling. Populasi dibagi menjadi empat strata berdasarkan jumlah modal dan sampel penelitian ditentukan sebanyak 30 persen dari masing-masing populasi. Sampel yang didapat adalah sebanyak 16 LPD. Responden penelitian dicari dengan menggunakan rumus slovin sehingga didapat 100 responden.

Teknik Analisis Data

Teknik analisis ini digunakan untuk mengetahui pengaruh rasio Capital, rasio Asset, rasio Earnigs, Management dan rasio Liquidity serta pengungkapan sukarela pada tingkat kepercayaan nasabah. Teknik analisis ini dinyatakan dalam bentuk persamaan regresi linier berganda sebagai berikut (Sugiyono, 2009:277). Ỹ=a+b1X1+b2X2+b3X3+b4X4+b5X5+b6X6+e…..................................................(1)

Dimana :

Ỹ =     Tingkat kepercayaan nasabah

a =     Nilai konstanta

X1 =

X2 =

X3 =

X4 =

X5 =

X6 = b1 =

b2 =

b3 =

b4 =

b5 =

b6 =

e =

Rasio Capital

Rasio Asset

Management

Rasio Earnings

Rasio Liquidity

Pengungkapan sukarela

Koefisien regresi dari Rasio Capital (X1)

Koefisien regresi dari Rasio Asset (X2)

Koefisien regresi dari Management (X3)

Koefisien regresi dari Rasio Earnings (X4)

Koefisien regresi dari Rasio Liquidity (X5)

Koefisien regresi dari Pengungkapan sukarela(X6) Faktor residual

HASIL DAN PEMBAHASAN

Statistik Desktiptif

Tabel 1.
Statistik Deskriptif

N

Minimum

Maximum

Mean

Std. Deviation

TKN

100

1,1610

3,0670

2,3062

.7067

RC

100

.1100

,3930

,2532

.0926

RA

100

,0060

,2300

,0758

,0702

RM

100

32,7080

44,9290

70,9396

20,6949

RE

100

,6330

,7910

,7501

,0604

RL

100

1,00

,7180

,6643

,0286

PS

100

2,94

1,9685

1,0003

Sumber : Data diolah, 2013

Keterangan :

TKN = Tingkat Kepercayaan Nasabah

RC   = Rasio Capital

RA   = Rasio Asset

RM  = Rasio Management

RE   = Rasio Earning

RL   = Rasio Liquidity

PS = Pengungkapan Sukarela

Variabel rasio capital memiliki skor terendah sebesar 0,1100, skor

tertinggi sebesar 0,3930, nilai rata-rata dari total skor jawaban adalah sebesar 0,2532, dengan penyimpangan atau standar deviasi sebesar 0,0926.

Variabel rasio asset memiliki skor terendah sebesar 0,0060, skor tertinggi sebesar 0,2300, nilai rata-rata dari total skor jawaban adalah sebesar 0,0758, dengan penyimpangan atau standar deviasi sebesar 0,0702.

Variabel rasio management memiliki skor terendah sebesar 32,7080, skor tertinggi sebesar 94,9290, nilai rata-rata dari total skor jawaban adalah sebesar 70,9396, dengan penyimpangan atau standar deviasi sebesar 20,6949.

Variabel rasio earning memiliki skor terendah sebesar 0,6330, skor tertinggi sebesar 0,7910, nilai rata-rata dari total skor jawaban adalah sebesar 0,7501, dengan penyimpangan atau standar deviasi sebesar 0,0604.

Variabel rasio liquidity memiliki skor terendah sebesar 0,6430, skor tertinggi sebesar 0,7180, nilai rata-rata dari total skor jawaban adalah sebesar 0,6643, dengan penyimpangan atau standar deviasi sebesar 0,0286.

Variabel pengungkapan sukarela memiliki skor terendah sebesar 1,00, skor tertinggi sebesar 2,94, nilai rata-rata dari total skor jawaban adalah sebesar 1,9685, dengan penyimpangan atau standar deviasi sebesar 1,0003.

Berdasarkan statistik deskriptif yang ditunjukkan Tabel 4.1 diketahui bahwa untuk variabel tingkat kepercayaan nasabah memiliki skor terendah sebesar 1,1610, skor tertinggi sebesar 3,0600, nilai rata-rata dari total skor jawaban adalah sebesar 2,3062, dengan penyimpangan atau standar deviasi sebesar 0,7067..

Analisis Regresi Linear

Tabel 2.

Hasil Uji F dan Uji t

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T

Sig

B

Std. Error

Beta

(constant)

0,063

0,247

0,257

0,803

X1

-0,452

0,211

-0,577

-2,146

0,060

X2

-0,031

0,265

-0,030

-0,119

0,908

X3

0,000

0,001

0,129

0,475

0,646

X4

0,093

0,313

0,077

0,296

0,774

X5

-0,009

0,015

-0,172

-0,623

0,549

X6

0,030

0,020

0,407

-1,447

0,182

R Square

= 0,961

Adjusted R Square

= 0,935

F

= 37,259

Sig.

= 0,000

Sumber : data diolah, 2013

Pada Tabel 2 dapat dilihat hasil pengujian regresi linear berganda ssehingga didapat persamaan:

Ỹ=-1,079+7,280X1-0,375X2+0,003X3+1,755X4+0,007X5+0,041X6…………(2)

koefisien determinasi (adjusted R2) yang diperoleh yaitu sebesar 0,935. ini berarti bahwa variabel-variabel rasio CAMEL dan pengungkapan sukarela secara simultan memberikan pengaruh sebesar 93,5 persen pada tingkat kepercayaan nasabah di LPD Kabupaten Klungkung, sedangkan sisanya sebesar 6,5 persen tingkat kepercayaan nasabah dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak dijelaskan pada model. Untuk hasil uji F menunjukkan bahwa nilai F sebesar 37,259 dengan signifikan sebesar 0,000 (lebih kecil dari 5%), ini berarti model yang digunakan dalam penelitian ini layak atau dengan kata lain variabel rasio Capital, rasio Asset, rasio Earnigs, Management, Liquidity, pengungkapan sukarela mampu menjelaskan variabel tingkat kepercayaan nasabah.

Pengaruh rasio capital pada tingkat kepercayaan nasabah di LPD Kabupaten Klungkung

Rasio capital dalam penelitian ini diukur dengan rasio CAR yaitu perbandingan antara modal inti ditambah modal pelengkap dengan aktiva tertimbang menurut risiko (ATMR). Berdasarkan hasil uji t (t-test) dapat dilihat bahwa nilai thitung (12,870) > nilai ttabel (2,262) dengan signifikansi (0,000) < α = 0,025. Hal ini berarti bahwa rasio capital memiliki pengaruh positif dan signifikan pada tingkat kepercayaan nasabah di Lembaga Perkreditan Desa (LPD) Kabupaten Klungkung. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Aditya (2011) yang menyimpulkan bahwa jika rasio capital (CAR) semakin meningkat maka tingkat kepercayaan nasabah pada LPD tersebut akan semakin meningkat.

Pengaruh rasio asset pada tingkat kepercayaan nasabah di LPD Kabupaten Klungkung

Rasio asset dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan rasio Kualitas Aktiva Produktif (KAP) yaitu perbandingan antara aktiva produktif yang diklasifikasikan terhadap aktiva produktif. Berdasarkan hasil uji t (t-test) dapat dilihat bahwa nilai thitung (-0,528) > nilai -ttabel (-2,262) dengan signifikansi (0,610) > α = 0,025. Hal ini berarti bahwa rasio asset tidak berpengaruh pada tingkat kepercayaan nasabah di Lembaga Perkreditan Desa (LPD) Kabupaten Klungkung. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian Aditya (2011), yang menyimpulkan bahwa rasio asset berpengaruh positif dan signifikan pada tingkat

kepercayaan nasabah LPD. Rasio asset yang tidak signifikan dalam penelitian ini bisa jadi dikarenakan sebagian besar LPD di Kabupaten Klungkung memiliki jumlah aktiva produktif yang masih kecil, sedangkan jumlah kredit kurang lancar masih sangat besar sehingga rasio KAP juga akan meningkat. Jumlah KAP yang meningkat akan menyebabkan LPD tersebut menjadi tidak sehat sehingga tingkat kepercayaan nasabah akan cenderung menurun.

Pengaruh rasio management pada tingkat kepercayaan nasabah di LPD Kabupaten Klungkung

Berdasarkan hasil uji t (t-test) dapat dilihat bahwa nilai thitung (0,994) > nilai ttab(2,262) dengan signifikansi (0,346) > α = 0,025. Hal ini berarti bahwa rasio management tidak berpengaruh pada tingkat kepercayaan nasabah di Lembaga Perkreditan Desa (LPD) Kabupaten Klungkung. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian Aditya (2011), yang menyimpulkan bahwa rasio management berpengaruh positif dengan tingkat kepercayaan nasabah LPD. Rasio management tidak berpengaruh signifikan bisa jadi dikarenakan para nasabah LPD yang umumnya warga desa tidak begitu memperhatikan manajemen LPD dalam melayani nasabahnya atau dalam urusan operasionalnya, karena mungkin para calon nasabah tidak mengerti tentang arti dari manajemen perusahaan. Umumnya calon nasabah lebih memperhatikan kemampuan finansial LPD dalam memberikan kredit untuk menjadi nasabahnya. Seperti, apakah LPD tersebut mau atau tidak memberikan kredit pada nasabah bersangkutan.

Pengaruh rasio earning pada tingkat kepercayaan nasabah di LPD Kabupaten Klungkung

Rasio earning dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan rasio biaya operasional (BOPO) yaitu perbandingan antara biaya operasional tahun buku berjalan dengan pendapatan operasional tahun buku berjalan. Berdasarkan hasil uji t (t-test) dapat dilihat bahwa nilai thitung (2,086) < nilai ttabel (2,262) dengan signifikansi (0,067) > α = 0,025. Hal ini berarti bahwa rasio earning tidak berpengaruh pada tingkat kepercayaan nasabah di Lembaga Perkreditan Desa (LPD) Kabupaten Klungkung. Hasil dalam penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian Aditya (2011), yang menyimpulkan bahwa rasio earning berpengaruh negatif pada tingkat kepercayaan nasabah LPD. Hasil penelitian yang tidak signifikan mungkin disebabkan karena jumlah tabungan pada LPD terus meningkat maka semakin tinggi pula biaya operasional yang dikeluarkan sehingga rasio BOPO juga akan meningkat. Meningkatnya rasio BOPO akan mengakibatkan LPD tersebut menjadi tidak sehat sehingga tingkat kepercayaan dari nasabah akan menurun.

Pengaruh rasio liquidity pada tingkat kepercayaan nasabah di LPD Kabupaten Klungkung

Rasio likuidity dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan rasio Loan to Debt Ratio (LDR) yaitu perbandingan antara pinjaman yang diberikan terhadap dana yang diterima ditambah modal inti. Berdasarkan hasil uji t (t-test) dapat dilihat bahwa nilai thitung (0,176) < nilai ttabel (2,262) dengan signifikansi

(0,864) > α = 0,025. Hal ini berarti bahwa rasio liquidity tidak berpengaruh pada tingkat kepercayaan nasabah di Lembaga Perkreditan Desa (LPD) Kabupaten Klungkung. Hasil dalam penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian Aditya (2011), yang menyimpulkan bahwa rasio liquidity berpengaruh positif pada tingkat kepercayaan nasabah di LPD. Hasil penelitian yang tidak signifikan mungkin disebabkan karena masih kurang selektifnya LPD dalam memberikan kredit pada nasabah, sehingga kredit yang akhirnya menjadi macet semakin besar. Hal tersebut berakibat jumlah laba yang diperoleh semakin kecil, sehinggga tingkat kesehatan LPD menjadi menurun dan berakibat pada berkurangnya tingkat kepercayaan nasabah.

Pengaruh pengungkapan sukarela pada tingkat kepercayaan nasabah di LPD Kabupaten Klungkung

Berdasarkan hasil uji t (t-test) dapat dilihat bahwa nilai thitung (0,742) < nilai ttabel (2,262) dengan signifikansi (0,477) > α = 0,025. Hal ini berarti bahwa pengungkapan sukarela tidak pengaruh pada tingkat kepercayaan nasabah di Lembaga Perkreditan Desa (LPD) Kabupaten Klungkung. Hasil dalam penelitian tidak sejalan dengan hasil penelitian Pradnyani (2011), yang menyimpulkan bahwa pengungkapan sukarela berpengaruh negatif pada tingkat kepercayaan nasabah di LPD. Hasil penelitian yang tidak signifikan mungkin disebabkan karena LPD cenderung menggungkapkan hal-hal sifatnya nonmandatory ketika laba yang diperoleh tinggi guna menunjukkan kinerja perusahaan yang baik. Sebagian LPD menganggap pengungkapan nasabah dengan kredit bermasalah

akan menurunkan tingkat kepercayaan nasabah karena nasabah tidak ingin keburukannya diperlihatkan, ini juga akan berakibat pada nasabah yang lain yang tidak memiliki kredit bermasalah. Akan tetapi sebagian LPD yang lain percaya bahwa pengungkapan kredit bermasalah akan mampu meminimalkan jumlah nasabah dengan kredit bermasalah. Karena dengan diungkapkannya kredit bermasalah tersebut maka nasabah akan segera memperbaiki kredit bermasalahnya.

SIMPULAN DAN SARAN

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka simpulan yang dapat diambil adalah rasio capital berpengaruh secara signifikan pada tingkat kepercayaan nasabah. Rasio asset, management, earning, liquidity, dan pengungkapan sukarela tidak berpengaruh pada tingkat kepercayaan nasabah.

Penelitian ini mengukur tingkat kepercayaan dari nasabah LPD dengan menggunakan kuisioner yang langsung diisi oleh nasabah LPD. Untuk penelitian selanjutnya agar lebih memperhatikan pada saat pengisian jawaban oleh nasabah danmemeperhatikan juga pernyataan atau pertanyaan pada kuisioner untuk bisa lebih dipahami oleh nasabah sehingga menghasilkan data yang akurat. Bagi penelitian selanjutnya dapat mengembangkan penelitian ini dengan topik yang sama tapi dengan mempertimbangkan variabel lain yang mempengaruhi tingkat kepercayaan nasabah dengan objek penelitian LPD pada setiap daerah di Provinsi Bali misalnya seluruh LPD yang ada di Provinsi Bali.

REFERENSI

Aditya, I Nyoman Prathama. 2011. Pengaruh Rasio Capital, Asset, Management, Earnings, Liquidity (CAMEL) pada Tingkat Kepercayaan Nasabah di Lembaga Perkreditan Desa di Kota Denpasar. Skripsi Sarjana Jurusan Akuntansi pada Fakultas Ekonomi Universitas Udayana. Denpasar.

Pradnyani, Diah Ayu. 2011. Pengaruh Profesionalisme Badan Pengawas, Kinerja Keuangan, dan Pengungkapan Sukarela Pada Tingkat Kepercayaan Nasabah Lembaga Perkreditan Desa di Kota Denpasar. Skripsi sarjana Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Udayana. Denpasar.

Luciana Spica Almilia, dan Ikka Retrinasari. 2007. Analisis Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Kelengkapan Pengungkapan dalam Laporan Tahunan Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEJ. Proceeding Seminar Nasional Inovasi dalam Menghadapi Perubahan Lingkungan Bisnis FE Universitas Trisakti. Jakarta.

Marissa Ardiyana. 2011. Analisis Peerbandingan Kinerja Keuangan Bank Syari’ah dan Bank konvensional Sebelum, Selama, dan Sesudah Krisis Global Tahun 2008 dengan Menggunakan Metode CAMEL. Skripsi Sarjana Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Diponogoro. Semarang.

Mowen, John C. Dan Minor, Michael. 2002. Perilaku Konsumen Jilid 1. Edisi Kelima. Alih Bahasa:Lina Salim. Jakarta:Erlangga.

Suwastika, I Putu. 2010. Pengaruh Rasio CAEL Terhadap Tingkat Kepercayaan Nasabah di Lembaga Perkreditan Desa Kecamatan Kediri Kabupaten Tabanan. Skripsi Sarjana Ekonomi Universitas Udayana. Denpasar.

Sugiyono. 2009. Metode penelitian bisnis. Edisi Kesepuluh. Bandung:CV. Alfabeta.

Suwardjono. 2008. Teori Akuntansi, Perekayasaan Pelaporan Keuangan. Edisi Ketiga. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta

Ramantha, I Wayan. 2006. Menuju LPD Sehat. Dalam Buletin Study Ekonomi. Vol. 11, No. 1

Wulandari, Tri Novi. 2010. Analisis CAMEL Sebagai Salah Satu Alat Untuk Menilai Kinerja Bank Mandiri. Skripsi Sarjana Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim. Malang.

197