ISSN: 2302-8556

E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 3.2 (2013): 297-317

PERATAAN LABA SERTA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA DI BURSA EFEK INDONESIA

I Nyoman Ari Widana N.1 Gerianta Wirawan Yasa2

1Fakultas Ekonomi Universitas Udayana (Unud), Bali, Indonesia e-mail: ari.widana@rocketmail.com / telp: +62 85739448844

2Fakultas Ekonomi Universitas Udayana (Unud), Bali, Indonesia

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguji faktor-faktor yang mempengaruhi tindakan perataan laba di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2007 – 2011. Sampel yang digunakan yaitu perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang terdaftar sampai tahun 2011 yang terpilih sebanyak 22 perusahaan melalui purposive sampling. Variabel yang diuji dalam penelitian ini yaitu ukuran perusahaan, profitabilitas, dividend payout ratio, net profit margin, dan financial leverage. Indeks eckel digunakan untuk menentukan perusahaan yang melakukan dan yang tidak melakukan tindakan perataan laba. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan regresi logistik binari. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis diperoleh bahwa profitabilitas dan net profit margin berpengaruh positif signifikan terhadap tindakan perataan laba. Sedangkan ukuran perusahaan, dividend payout ratio, dan financial leverage tidak berpengaruh signifikan terhadap tindakan perataan laba.

Kata kunci: perataan laba, ukuran perusahaan, profitabilitas, dividend payout ratio, net profit margin, financial leverage

ABSTRACT

The purpose of this research is to examine the factors that affect income smoothing in Indonesian Stock Exchange during five years between 2007 to 2011. The sample consist of manufacturing firms that listed until 2011, which have selected as much 22 firms by purposive sampling. Independent variable that examined in this research are company size, profitability, dividend payout ratio, net profit margin, and financial leverage. Eckel index was used to determine firms who did income smoothing and didn’t do income smoothing. The hypothesis was examined using binary logistic regression. According to hypothesis test, the result of this research is profitability and net profit margin have positive and significant impact to income smoothing. Whereas company size, dividend payout ratio, and financial leverage have not significant impact to income smoothing.

Keywords: income smoothing, company size, profitability, dividend payout ratio, net profit margin, financial leverage

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Laporan keuangan merupakan salah satu indikator dalam menilai kinerja suatu perusahaan. Dengan laporan keuangan diharapkan dapat membantu para investor dalam menentukan keputusan akan investasi mereka. Adanya kecenderungan perhatian dari stakeholders yang hanya tertuju pada informasi laba, memaksa manajer meningkatkan citra perusahaan dengan melakukan dysfunctional behavior (perilaku tidak semestinya) melalui tindakan perataan laba (Budiasih, 2009, h. 45).

Perataan laba merupakan suatu tindakan dimana manajer secara sengaja mengurangi fluktuasi laba yang dilaporkan agar mencapai tingkat laba yang diinginkan. Perataan laba merupakan salah satu bentuk dari manajemen laba.Seperti halnya manajemen laba, konsep perataan laba dilatarbelakangi oleh teori keagenan, dimana diasumsikan principal (pemilik) dan agent (manajemen) sama-sama memiliki kepentingan untuk memaksimumkan utilitas masing-masing dari informasi yang dimiliki, sehingga menimbulkan konflik kepentingan yaitu adanya asimetri informasi (Budiasih, 2009, h. 45).

Ada beberapa alasan manajemen melakukan perataan laba, diantaranya yaitu dengan aliran laba yang stabil maka dapat mendukung dividen dengan tingkat yang lebih tinggi (Riahi dan Belkaoui, 2007b:193). Alasan lain mengapa manajemen melakukan perataan laba yaitu melalui pendekatan pencegahan dan

dalam kaitannya dengan peningkatan utang-utang akan memenuhi kewajiban-kewajibannya di masa mendatang sebagai hasil dari mengakhiri kontrak utang, sedangkan pada pendekatan opportunistik, para manajer dalam upaya peningkatkan utang bermaksud melakukan perataan penghasilan untuk melindungi ketidakmampuan yang mungkin terjadi di masa mendatang dan menyampaikan pesan optimis bahwa perusahaan mampu memenuhi komitmennya (Kordlouie dan Sheikhbeglo, 2012, h. 71)..

Perataan laba merupakan praktik yang logis dan rasional yang dilakukan manajemen, sejauh yang diizinkan oleh prinsip akuntansi dan manajemen yang baik (Riahi dan Belkaoui, 2007b:192). Meskipun demikian, adanya tindakan perataan laba ini mengakibatkan informasi mengenai laba menjadi menyesatkan yang mengakibatkan pengambilan keputusan yang salah oleh pihak berkepentingan khususnya kepada perusahaan tersebut (Cahyati, 2010, h. 75).

Utomo dan Siregar (2008, h. 117) mengatakan bahwa perusahaan yang memiliki size besar memiliki kecenderungan untuk melakukan perataan laba bila dibandingkan terhadap perusahaan kecil karena perusahaan yang besar yang lebih diperhatikan oleh publik serta pemerintah. Hal ini diperkuat oleh penelitian yang dilakukan oleh Ashari et al. (1994, h. 300) yang menemukan bahwa perusahaan besar lebih memungkinkan untuk meratakan penghasilan dibandingkan dengan perusahaan kecil.

Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba di masa depan. Dalam penelitian ini, proksi yang digunakan untuk mengukur profitabilitas yaitu Return On Asset (ROA). Perusahaan yang memiliki tingkat ROA yang tinggi lebih memungkinkan untuk melakukan tindakan perataan laba karena manajemen mengetahui kemampuan dalam mendapatkan laba di masa mendatang, sehingga memudahkan manajemen untuk mempercepat laba (Budiasih, 2009, h. 47). Hal ini didukung oleh penelitin yang dilakukan oleh Arik Prabayanti dan Yasa (2011, h. 43) yang menemukan hasil bahwa profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap perataan laba.

Dividen yang akan dibayarkan besarnya ditentukan oleh laba yang dihasilkan perusahaan (Budiasih, 2009, h. 47). Aliran laba yang stabil dapat mendukung tingkat dividen yang lebih tinggi dibandingkan aliran laba yang variatif (Riahi dan Belkaoui, 2007b:193). Hal inilah yang memacu manajemen untuk meratakan laba.

Menurut Riahi dan Belkaoui (2007b:194), objek perataan laba yaitu laba setelah pajak dan laba per lembar saham. Net Profit Margin (NPM) merupakan perbandingan antara laba setelah pajak dengan total penjualan. Diduga net profit margin berpengaruh terhadap tindakan perataan laba karena margin ini terkait dengan objek perataan penghasilan (Suwito dan Herawaty, 2005, h. 139).

Ketika perusahaan memerlukan pendanaan dari investor, pendanaan ini merupakan utang bagi perusahaan terhadap investor. Penggunaan utang sebagai pembiayaan memiliki risiko bagi investor, dimana semakin tinggi utang maka

semakin tinggi risiko yang harus ditanggung investor. Dengan risiko tinggi ini membuat perusahaan harus memperbesar keuntungan bagi investor. Hal inilah yang memacu manajemen untuk meratakan laba dengan tujuan untuk memperbaiki pandangan eksternal bahwa perusahaan tersebut berisiko rendah (Suwito dan Herawaty, 2005, h. 138). Adapun pokok permasalahan dalam penelitian ini yaitu menentukan pengaruh ukuran perusahaan, profitabilitas, dividend payout ratio, net profit margin, dan financial leverage terhadap tindakan perataan laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

Teori Keagenan

Teori keagenan berpendapat bahwa entitas merupakan urat nadi dari hubungan keagenan dan mencoba untuk memahami perilaku organisasi dengan menguji bagaimana pihak-pihak dalam hubungan keagenan tersebut memaksimumkan utilitas melalui kerjasama, dimana salah satu hubungan keagenan yang terpenting adalah kerjasama antara kelompok manajemen atau agent dengan para pemilik entitas atau principal (Putra Astika, 2010:64). Salah satu elemen kunci dari teori keagenan yaitu bahwa principal dan agen memiliki tujuan yang berbeda (Anthony dan Govindarajan, 2005:269).

Manajemen Laba

Manajemen laba merupakan suatu proses intervensi manajemen dalam pelaporan keuangan eksternal dengan memanipulasi pilihan yang tersedia sehingga

tercapai tingkat laba yang diharapkan (Riahi dan Belkaoui, 2007a:74). Dengan demikian, manajer dapat menaikkan atau menurunkan laba sesuai dengan kepentingannya (Budiasih, 2009, h. 46). Manajemen laba merupakan salah satu faktor yang dapat mengurangi kredibilitas laporan keuangan karena manajer yang memiliki informasi yang asimetri terhadap pihak eksternal (Sari dan Widyatmini, 2012).

Perataan laba

Perataan laba merupakan proses pengurangan fluktuasi laba dengan memindahkan pendapatan dari tahun yang pendapatannya tinggi ke periode yang pendapatan rendah dengan harapan agar laporan laba menjadi kurang bervariasi (Riahi dan Belkaoui, 2007a:73). Motivasi manajemen untuk meratakan laba diantaranya yaitu untuk mempengaruhi harga saham serta risiko, memanipulasi kompensasi manajemen, keluar dari pembatasan perjanjian utang, dan menghindari biaya politis (Fern et al., 1994, h. 92).

Pengembangan Hipotesis

Ukuran perusahaan merupakan skala untuk menentukan seberapa besar kecilnya perusahaan dilihat dari berbagai cara yaitu total aktiva, nilai pasar saham, dan lain-lain (Budiasih, 2009, h. 47). Total aktiva merupakan proksi yang tepat untuk mengukur ukuran perusahaan (Kustono, 2009, h.202). Albretch dan Richardson dalam Suwito dan Herawaty (2005, h. 138) menyatakan bahwa perusahaan yang lebih besar lebih cenderung untuk melakukan perataan laba

dibandingkan perusahaan kecil, karena perusahaan yang besar dipandang lebih kritis oleh investor. Jadi, hipotesis yang dapat dikembangkan adalah

Ha1: ukuran perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap perataan laba.

Profitabilitas merupakan kemampuan suatu entitas dalam memperoleh laba.pengukuran profitabilitas dalam penelitian ini menggunakan proksi Return On Asset (ROA). ROA menggambarkan perbandingan antara laba setelah pajak dengan total aktiva rata-rata (Hanafi dan Halim, 2009:160). Perusahaan dengan ROA yang lebih tinggi lebih cenderung untuk melakukan perataan laba karena manajemen lebih mengetahui kemampuan dalam mencapai laba sehingga dapat menunda atau mempercepat laba (Budiasih, 2009, h. 47). Jadi, hipotesis yang dapat dikembangkan adalah

Ha2: Profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap perataan laba.

Dividend payout ratio merupakan rasio pembayaran dividen dimana dividend per share dibagi dengan earnings per share. Besarnya pembayaran dividen ditentukan dari laba yang diperoleh. Suatu aliran laba yang stabil dapat mendukung dividen dengan tingkat yang lebih tinggi (Riahi dan Belkaoui, 2007b:193). Hal ini senada dengan pernyataan Gassen et al. (2006, h. 4) bahwa ketika perataan laba secara signifikan dipengaruhi oleh kebijakan dividen, pembayaran dividen yang lebih tinggi berpengaruh lebih kuat kepada praktik perataan laba. Jadi, hipotesis yang dapat dikembangkan adalah

Ha3: Dividend payout ratio berpengaruh positif signifikan terhadap perataan laba.

Menurut Riahi dan Belkaoui (2007b:194), objek perataan laba yaitu laba setelah pajak dan laba per lembar saham. Net Profit Margin (NPM) merupakan perbandingan antara laba setelah pajak dengan total penjualan. Diduga net profit marginberpengaruh terhadap perataan laba karena margin ini terkait dengan objek perataan penghasilan (Suwito dan Herawaty, 2005, h. 138). Jadi, hipotesis yang dapat dikembangkan adalah

Ha4: Net profit margin berpengaruh positif signifikan terhadap perataan laba.

Financial leverage merujuk pada penggunaan utang dalam rangka pembiayaan perusahaan (Weston dan Copeland, 2002:3). Financial leverage diproksikan dengan debt to equity ratio memberikan gambaran mengenai struktur modal yang dimiliki perusahaan, sehingga dapat dilihat tingkat risiko tak tertagihnya suatu utang (Prastowo dan Juliaty, 2008:89). Walau utang berarti risiko, ini juga memberikan potensi untuk memperbesar keuntungan bagi si pemilik. Hal inilah yang membuat perusahaan meratakan laba. Jadi, hipotesis yang dapat dikembangkan adalah

Ha5: financial leverage berpengaruh positif signifikan terhadap praktik perataan laba.

METODE PENELITIAN

Populasi dan sampel

Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh perusahaanyang terdaftar di Bursa Efek Indonnesia (BEI), sedangkan sampel dalam penelitian ini meliputi perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui observasi non partisipan, yaitu pengumpulan data dengan cara mengamati, mempelajari uraian dari buku-buku, artikel, dan mencari data dari internet. Dokumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah ringkasan kinerja keuangan perusahaan yang diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD) tahun 2007 sampai tahun 2011 serta laporan keuangan melalui www.idx.co.id.

Metode Penentuan Sampel

Penentuan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling, dengan kriteria serta tahapan pemilihan sampel dijelaskan dalam tabel berikut

Tabel Tahapan Pemilihan Sampel

No.

Kriteria

Jumlah

1.

Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2007-2011

130

2.

Perusahaan manufaktur yang tidak mempublikasikan laporan keuangannya secara lengkap

(10)

3.

Perusahaan manufaktur melaporkan kerugian selama tahun penelitian

(50)

4.

Perusahaan manufaktur yang tidak membagikan dividen secara berturut-turut selama kurun waktu penelitian

(48)

5.

Perusahaan  manufaktur yang  tidak menyajikan  laporan

keuangannya dalam mata uang rupiah

0

Jumlah Sampel yang terpilih

22

Total observasi selama 5 tahun penelitian

110

Sumber :Hasil Penelitian, 2013

Definisi Operasional Variabel

Variabel Dependen

Tindakan perataan laba, diukur dengan menggunakan indeks Eckel. Indeks Eckel membedakan antara perusahaan-perusahaan yang melakukan perataan laba dengan yang tidak melakukan perataan laba.Laba yang digunakan untuk menghitung Indeks Eckel adalah net income (Gordon, 1966). Adapun rumus untuk menghitung indeks Eckel adalah sebagai berikut

Indeks Eckel = CV ∆l (1)

CVΔS

Dimana :

CV ΔI : Koefisien variasi untuk perubahan laba

CV ΔS : Koefisien variasi untuk perubahan penjualan

CV ΔI dan CV ΔS = ∕∑⅛^ : ΔX (2)

∖   n-1'

Keterangan:

Δx: Perubahan Penghasilan bersih/laba (i) atau penjualan (S) antara tahun n dengan tahun n-1

ΔX: Rata-rata perubahan penghasilan bersih/laba (i) atau penjualan (S) antara tahun n dengan n-1

n : Tahun yang diteliti

Apabila dalam penghitungan indeks Eckel tersebut diperoleh hasil ≥ 1 maka dikategorikan perusahaan tersebut tidak melakukan perataan laba, sedangkan apabila diperoleh hasil perhitungan < 1 maka dikategorikan perusahaan tersebut melakukan perataan laba.

Variabel Independen

Ukuran Perusahaan

Penentuan ukuran perusahaan diukur dengan logaritma natural dari total aktiva (Arik Prabayanti dan Yasa, 2011, 38) perusahaan sampel selama 5 tahun periode penelitian. Ukuran perusahaan dirumuskan sebagai berikut:

Ukuran Perusahaan = Ln Total Aktiva................................................. (3)

Profitabilitas

Pengukuran profitabilitas menggunakanrasio Return On Assets (ROA) yaitu rasio antara laba bersih setelah pajak dibagi dengan total aset rata-rata, yang mana total aset rata-rata diperoleh dari jumlah aset awal periode dan akhir periode dibagi dua (Hanafi dan Halim, 2009:160). Perhitungan profitabilitas dirumuskan sebagai berikut:

Laba bersih setelah pajak

(4)


ROA =

total aset rata-rata

Dividend Payout Ratio

Dividend payout ratio, rasio ini melihat bagian earnings (pendapatan) yang dibayarkan sebagai dividen kepada investor. Bagian lain yang tidak dikembalikan

akan diinvestasikan kembali ke perusahaan (Hanafi dan Halim, 2009:86). Rasio

pembayaran dividen dihitung sebagai berikut:

. 1   1                 Dividen per ⅛m⅛ or

(5)


Dividend payout ratio =

2z             earning per lembar

Net Profit Margin

Net profit margin, merupakan rasio perbandingan antara laba bersih setelah

pajak dengan total penjualan (Suwito dan Herawaty, 2005, h. 140). Net profit

margindirumuskan sebagai berikut:

Net profit margin=


Laba Bersih Setelah Pajak Total Penjualan


(6)


Financial Leverage

Financial leverage, yang diproksikan dengan Debt to Equity Ratio (DER) yang

menggambarkan risiko struktur modal, dengan membandingkan dana dari kreditur

dalam bentuk utang dengan investor dalam bentuk kekayaan (Fraser dan Ormiston, 2004:185). Debt to equity ratio dirumuskan sebagai berikut:

Debt to Equity =


Total Hutang

(7)


Total Ekuitas

Teknik Analisis Data

Teknik statistik yang digunakan dalam penelitian ini meliputi statistik deskriptif yang mencoba mencari karakteristik masing-masing variabel, serta untuk pengujian pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat digunakan binary logistic regression dengan metode enter. Pemakaian regresi logistik binari ini didasarkan pada variabel terikat yang merupakan variabel kategorikal. Teknik analisis data

dengan menggunakan regresi logistik tidak memerlukan lagi uji normalitas pada variabel bebasnya (Ghozali, 2011:333) dan mengabaikan heteroskedastisitas (Gujarati, 2003:597).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Hasil dari analisis data untuk statistik deskriptif akan disajikan dalam tabel berikut

Tabel Statistik Deskriptif

N

Minimum

Maksimum

Rata-rata

Deviasi Standar

IS

110

0

1

0,37

0,49

UK

110

11,03

18,85

14,76

1,80

PRO

110

0,00

0,44

0,15

0,11

DPR

110

0,00

3,03

0,50

0,48

NPM

110

0,00

0,29

0,11

0,07

FL Valid N (listwise)

110

110

0,00

8,44

0,82

0,98

Sumber: Hasil Penelitian, 2013

Sebelum hipotesis akan diujikan melalui tabel hasil uji hipotesis, maka model regresi diuji kelayakannya melalui tabel uji hosmer dan lemeshow, apabila tingkat signifikansinya > 0,05 maka model regresi dapat diterima karena cocok dengan data observasinya. Berikut akan disajikan tabel uji hosmer dan lemeshow

Tabel Uji Hosmer dan Lemeshow

Hosmer and Lemeshow Test

Step

Chi-square

df

Sig.

1

11,461

8

,177

Sumber: Hasil Penelitian, 2013

Kemampuan variabel bebas dalam menjelaskan variabel terikat ditentukan dari koefisien determinasi yang pada regresi logistik binari besarannya dapat dilihat melalui Nagelkerke R Square. Berikut akan disajikan tabel koefisien determinasi

Tabel Koefisien Determinasi

Model Summary

Step

-2 Log likelihood

Cox & Snell R Square

Nagelkerke R Square

1

121,550a

,194

0,263

Sumber: Hasil Penelitian, 2013

Berdasarkan tabel diatas dapat dijelaskan bahwa kemampuan variabel bebas dalam menjelaskan variabel terikat besarnya yaitu 0,263 atau 26,3%.

Hasil pengujian hipotesis dapat dilihat melalui tabel hasil uji regresi logistik binari. Jika nilai signifikansi <0,05 maka H1 diterima. Pengujian satu sisi dilakukan

melalui thitung yangdiperoleh melalui√ WaldS tatistik . Untuk uji sisi kanan, bila nilai thitung >ttabel maka dapat dikatakan variabel bebas memiliki pengaruh terhadap variabel terikat. Untuk uji sisi kiri, bila nilai thitung < -ttabel maka dapat dikatakan variabel bebas memiliki pengaruh terhadap variabel terikat. Berikut akan disajikan tabel hasil uji regresi logistik binari

Tabel Hasil Uji Regresi Logistik Binari

Variables in the Equation

B

S.E.

Wald

df

Sig.

Exp(B)

Step 1a

UK

,145

,129

1,261

1

,262

1,156

PRO

-7,654

3,531

4,699

1

,030

,000

DPR

,072

,483

,022

1

,881

1,075

NPM

22,057

6,124

12,971

1

,000

3795820369,299

FL

,680

,372

3,342

1

,068

1,973

Constant

-4,608

1,955

5,555

1

,018

,010

Sumber: Hasil Penelitian, 2013

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa ukuran perusahaan (UK), Dividend Payout Ratio (DPR) serta Financial leverage (FL) tidak berpengaruh signifikan terhadap tindakan perataan laba karena nilai signifkansi yang lebih besar dari 0,05. Sedangkan profitabilitas (PRO) dan Net Profit Margin (NPM) memiliki pengaruh positif signifikan terhadap praktik perataan laba. Berdasarkan perhitungan uji satu sisi yaitu sisi kanan diperoleh hasil bahwa ukuran perusahaan memiliki thitung sebesar 1,12 yang lebih kecil dari ttabel sebesar 1,98, sehingga ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap tindakan perataan laba, begitu pula dengan Dividend Payout Ratio (DPR) dan Financial Leverage (FL) yang memiliki thitung masing-masing sebesar 0,15 dan 1,83. Sedangkan profitabilitas (Pro) dan Net Profit Margin (NPM) memiliki thitung masing-masing sebesar 2,17 dan 3,60 yang lebih besar dari ttabel sehingga kedua variabel tersebut berpengaruh positif signifikan terhadap tindakan perataan laba.

Pembahasan

Tabel hasil uji hipotesis dengan regresi logistik binari di atas memperlihatkan bahwa variabel ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap tindakan perataan laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 20072011. Hasil ini mendukung penelitian Suwito dan Herawaty (2005), Masodah (2007), Santoso (2012), dan Kustono (2009), akan tetapi bertentangan penelitian yang dilakukan oleh Budiasih (2009). Peningkatan total aktiva tidak menjamin perusahaan

untuk melakukan perataan laba. Perusahaan yang besar tidak selalu diidentikkan dengan perusahaan yang padat modal, melainkan juga padat karya (Santoso, 2012).

Variabel profitabilitas, dalam penelitian ini diperoleh hasil yang positif signifikan terhadap tindakan perataan laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2007-2011. Hasil ini senada dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Budiasih (2009), namun bertentangan dengan penelitian Suwito dan Herawaty (2005), Masodah (2007), serta Santoso (2012) yang memperoleh hasil bahwa profitabilitas memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap perataan laba. Berpengaruhnya profitabilitas yang diproksikan dengan ROA (Return On Asset) disebabkan karena investor cenderung memperhatikan ROA dalam menilai sehat tidaknya perusahaan, disamping itu laba dalam rasio ROA yaitu laba setelah pajak.

Rasio pembayaran dividen (dividend payout ratio) dalam penelitian ini tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tindakan perataan laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2007-2011.Hasil ini konsisten dengan penelitian Kustono (2009), namun berbeda dengan hasil dari penelitian Budiasih (2009) bahwa dividend payout ratio berpengaruh positif terhadap perataan laba. Kebijakan dividen ditentukan dari Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Dividen yang dibayarkan tentunya bervariasi tergantung dari laba yang diperoleh serta fluktuasi laba dari tahun satu ke tahun yang lainnya, apabila fluktuasi laba terlalu tinggi serta dividen yang dibayarkan di atas rata-rata memungkinkan tidak terjadinya perataan laba.

Variabel Net Profit Margin (NPM) dalam penelitian ini memperlihatkan hasil yang positif signifikan pengaruhnya terhadap tindakan perataan laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2007-2011. Hasil ini mendukung hasil penelitian Santoso (2012), akan tetapi berbeda dengan hasil penelitian Masodah (2007) serta Suwito dan Herawaty (2005). Berpengaruhnya net profit margin terhadap praktik perataan laba disebabkan karena margin ini terkait langsung dengan objek perataan laba yaitu laba setelah pajak (Suwito dan Herawaty, 2005, 138). Investor cenderung melihat laba setelah pajak untuk pengambilan keputusan terkait dengan investasi yang akan dilakukan. Hal inilah yang memacu manajemen untuk meratakan laba, agar laba terlihat stabil.

Variabel Financial leverage dalam penelitian ini menunjukkan hasil yang tidak signifikan pengaruhnya terhadap tindakan perataan laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2007-2011. Hasil ini mendukung penelitian Budiasih (2009) dan Masodah (2007), namun berbeda dengan hasil penelitian Santoso (2012). Tidak Berpengaruhnya Financial leverage terhadap praktik perataan laba karena perusahaan dapat melunasi kewajiban sesuai jatuh tempo dengan modal yang dimiliki, sehingga perusahaan tidak mengalami kesulitan keuangan. Oleh karena itu, risiko yang ditanggung pemilik modal juga semakin kecil.Dengan risiko yang semakin kecil tersebut, membuat manajemen tidak melakukan perataan laba.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, dapat disimpulkan bahwa ukuran perusahaan, dividend payout ratio, serta financial leveragetidak berpengaruh signifikan terhadap tindakan perataan laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2007-2011. Sedangkan profitabilitas dan net profit margin berpengaruh positif signifikan terhadap tindakan perataan laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 20072011.

Saran

Saran dalam penelitian ini adalah bagi peneliti selanjutnya yang akan meneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi perataan laba dimana sebagai variabel dependennya yaitu perataan laba, agar menggunakan variabel independen lain, dengan proksi yang berbeda pula, seperti misalnya operating profit margin, operating leverage serta sektor industri. Di samping itu, sampel serta jangka waktu penelitian pada penelitian selanjutnya agar lebih diperluas.

REFERENSI

Anthony, Robert N. dan Vijay Govindarajan. 2005. Management Control System.

Jakarta: Salemba Empat.

Arik Prabayanti, Ni Luh Putu dan Gerianta Wirawan Yasa. 2011. Perataan Laba (Income Smoothing) dan Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhinya (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia). AUDI Jurnal Akuntansi & Bisnis, Vol 6 No 1, Januari 2011: Hal. 32-50.

Ashari, Nasuhiyah, Hian Chye Koh, Soh Leng Tan dan Wei Har Wong. 1994. Factors Affecting Income Smoothing Among Listed Companies in Singapore. Accounting and Business Research, Autumn 1994, Vol 24 No 96: Hal.291-301.

Budiasih, I.G.A.N. 2009.Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Praktik Perataan Laba. AUDI Jurnal Akuntansi & Bisnis, Vol 4 No 1, Januari 2009: Hal. 44-50.

Cahyati, Ari Dewi. 2010. Implikasi Tindakan Perataan Laba Terhadap Pengambilan Keputusan Bagi Investor.Jurnal Riset Akuntansi & Komputerisasi Akuntansi, Vol 1 No 2: Hal. 70-76.

Fraser, Lyn M. dan Ailen Ormiston, 2004.Memahami Laporan Keuangan. Jakarta: PT INDEKS.

Fern, R.H., B. Brown and S.W. Dickey. 1994. An empirical test of politically-motivated income smoothing in the oil refining industry. Journal of Applied Business Research, Vol10 No.1: Hal. 92-100.

Gassen, Joachim, Rolf Uwe Fuelbier dan Thorsten Shellhorn.Juli 2006. International Differences in Conditional Conservatism: The Role of Unconditional Conservatism            and            Income            Smoothing.

(http://papers.ssrn.com/sol3/papers.cfm?abstract_id=894254). Diakses 25 Oktober 2012.

Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19. Edisi ke-5. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Gordon, M.J., Horwitz, B.N., dan Meyers, P.T. 1966. Accounting Measurement and Normal Growth of the Firm, dalam Jaedicke, Ijiri dan Nielsen (editor).Research in Accounting Measurement. Evanston, IL: American Accounting Association, pp. 221-231.

Gujarati, D. 2003. Basic Econometrics. New York: Mc-Grawhill.

Hanafi, Mamduh M. dan Abdul Halim. 2009. Analisis Laporan Keuangan. Edisi ke-4. Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN.

Kordlouie, Hamidreza dan Azim Sheikhbeglo. 2012. Role of Firm Characteristics & Corporate Governance Mechanism on Type of Earning Smoothing. International Journal of Business and Management, Vol 7 No 8, April 2012 : Hal.71-79.

Kustono, Alwan Sri. 2009. Pengaruh Ukuran, Devidend Payout, Risiko Spesifik, dan Pertumbuhan Perusahaan terhadap Praktik Perataan Laba pada Perusahaan Manufaktur Studi Empiris Bursa Efek Jakarta 2002-2006.Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol 14 No 3: Hal. 200-205.

Masodah.2007. Praktik Perataan Laba Sektor Industri Perbankan dan Lembaga Keuangan Lainnya dan Faktor yang Mempengaruhinya.Proceeding PESAT, Vol 2: Hal. 16-23.

Putra Astika, I.B. 2010.Teori Akuntansi: Konsep-konsep Dasar Akuntansi Keuangan. Buku Satu. Buku Ajar Pada Fakultas Ekonomi Universitas Udayana.

Prastowo D., Dwi dan Rifka Juliaty. 2008. Analisis Laporan Keuangan: Konsep dan Aplikasi Edisi Kedua. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.

Riahi, Ahmed dan Belkaoui.2007a. Teori Akuntansi.Buku Satu. Jakarta: Salemba Empat.

Riahi, Ahmed dan Belkaoui.2007b. Teori Akuntansi.Buku Dua. Jakarta: Salemba Empat.

Santoso, Yosika Tri.5 Mei 2012. Analisis Pengaruh NPM, ROA, Company Size, Financial leverage dan DER terhadap Praktek Perataan Laba pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. (http://repository.gunadarma.ac.id/handle/123456789/1452). Diakses 1 Juni 2012

Sari, Winahyu Febrika dan Widyatmini.5 Mei 2012. Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan, ROA, Net profit margin, dan Financial leverage terhadap Tindakan Perataan Laba pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Dasar dan         Kimia        yang         Terdaftar         di         BEI.

(http://repository.gunadarma.ac.id/handle/123456789/912). Diakses 1 Juni 2012.

Suwito, Ade dan Arleen Herawaty. 2005. Analisis Pengaruh Karakteristik Perusahaan terhadap Tindakan Perataan Laba yang Dilakukan oleh Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta.SNA VIII Solo. 15-16 September: Hal. 136-146

Utomo, Semcesen Budiman dan Baldric Siregar. 2008. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, dan Kontrol Kepemilikan Terhadap Perataan Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Akuntansi & Manajemen, Vol 19 No 2: Hal. 113-125.

Weston J, Fred dan Thomas E. Copeland. 2002. Manajemen Keuangan. Jakarta: Binarupa Aksara.

317