PENGARUH INDEPENDENSI, PROFESIONALISME, TINGKAT PENDIDIKAN DAN PENGALAMAN KERJA PADA KINERJA AUDITOR

BPK RI PERWAKILAN PROVINSI BALI

I Gede Widya Saputra, Gerianta Wirawan Yasa

Fakultas Ekonomi Universitas Udayana (Unud), Bali, Indonesia e-mail: [email protected]/ telp: 0361 8940330

Fakultas Ekonomi Universitas Udayana (Unud), Bali, Indonesia

ABSTRAK

Kemampuan seorang auditor untuk menghasilkan temuan atau hasil pemeriksaan yang dilakukannya merupakan kinerja seorang auditor. Agar auditor memiliki kinerja yang tinggi, suatu organisasi perlu memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja auditor. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh independensi, profesionalisme, tingkat pendidikan dan pengalaman kerja pada kinerja auditor. Penelitian ini dilakukan di BPK RI Perwakilan Provinsi Bali. Metode purposive sampling digunakan sebagai teknik dalam pengambilan sampling, sehingga didapat jumlah sampel sebanyak 41 orang. Hasil dari penelitian ini mendapatkan bahwa independensi, profesionalisme, tingkat pendidikan dan pengalaman kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja auditor. Konsekuensinya adalah bahwa semakin tinggi independensi, profesionalisme, tingkat pendidikan dan pengalaman kerja, maka kinerja auditor akan semakin meningkat.

Kata kunci: independensi, profesionalisme, tingkat pendidikan, pengalaman kerja, kinerja.

ABSTRACT

The ability of the auditor to make findings or results of doing are performance of an auditor. In order for the auditor has a high performance, an organization needs to consider the factors that affect the performance of the auditor. This study aimed to determine the effect of the independence, professionalism, level of education and work experience on the performance of the auditor. The research was carried out in BPK RI representative Provincial of Bali. Purposive sampling method is used as the sampling technique, so to get a total sample of 41 people. The results of this study found that the independence, professionalism, level of education and work experience have a positive and significant impact on the performance of auditors. The consequence is that the higher the independence, professionalism, level of education and work experience, the performance of the auditors will increase.

Keywords:  independence,  professionalism, level of education, work experience,

performance

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Pelaksanaan kegiatan yang sesuai dengan kebijakan dan rencana yang telah ditetapkan memerlukan pelaksanaan fungsi pengawasan dan sistem pengendalian intern yang baik sehingga tuntutan masyarakat saat ini untuk menciptakan kondisi pemerintahan yang bebas dari KKN terpenuhi. Imbasnya akan membuat kepercayan para pemakai laporan keuangan terhadap auditor semakin meningkat.

Badan Pengawasan Keuangan (BPK) merupakan Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND) yang bertugas di bidang pengawasan dan pembangunan yang bertanggung jawab langsung kepada Presiden yang melakukan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan Negara atas kegiatan pemerintah. Hasil audit BPK RI akan diserahkan kepada DPR, DPD, dan DPRD yang menjalankan fungsi pengawasan atas pengelolaan keuangan negara.

Suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas yang dibebankan kepada seseorang yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta waktu merupakan definisi dari kinerja. Kinerja auditor merupakan kemampuan dari seorang auditor dalam menghasilkan temuan atau hasil pemeriksaan atas pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara yang dilakukan dalam satu tim pemeriksa (Yuniasari, 2009:32).

Bagi seorang auditor sikap independen penting untuk dimiliki dalam melaksanakan tugas pengawasan intern terutama dalam menilai efektifitas

penerapan sistem pengendalian intern. Independensi seorang auditor merupakan

suatu kemampuan untuk bertindak berdasarkan integritas dan objektivitas (Mayangsari, 2003: 6). Integritas merupakan prinsip moral yang tidak memihak, jujur, memandang dan mengemukakan fakta seperti apa adanya. Sedangkan objektivitas merupakan suatu sikap yang tidak memihak dalam mempertimbangkan fakta, kepentingan pribadi tidak terdapat dalam fakta yang dihadapi.

Posisi auditor sebagai pemeriksa independen yang memberikan opini kewajaran terhadap laporan keuangan mulai banyak dipertanyakan dengan semakin meningkatnya tuntutan hukum terhadap auditor yang berkualitas. Auditor sebagai badan pemeriksa berkewajiban untuk mempertahankan independensinya sehingga pendapat, simpulan, pertimbangan dan rekomendasi dari hasil pemeriksaan yang dilaksanakan tidak memihak dan dipandang tidak memihak oleh pihak manapun.

Auditor dalam menjalankan perannya, dituntut memiliki tanggung jawab yang semakin besar, auditor eksternal harus mempunyai wawasan yang luas tentang kompleksitas organisasi modern. Terdapat lima hal yang menjadi gambaran tentang profesionalisme seorang auditor, yaitu: kemandirian, pengabdian pada profesi, kepercayaan terhadap peraturan profesi, hubungan dengan rekan seprofesi, dan kewajiban sosial (Wahyudi dan Aida, 2006:2).

Penelitian Deis dan Giroux (dalam Farkhani, 2004) menunjukkan pendidikan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas audit. Beragamnya jenjang pendidikan (SMA hingga S-3) mencerminkan kemampuan

masing-masing anggota tim dalam memberikan kontribusi pada kinerja tim

pemeriksaan secara keseluruhan. Pendidikan akan berdampak pada kualitas pekerja itu sendiri dan proses produksi yang dikerjakan. Ini terjadi karena pendidikan mempengaruhi kemampuan tenaga kerja secara mendalam bukan hanya fisik belaka.

Dalam melakukan pemeriksan pengalaman kerja dapat dianggap sebagai faktor penting dalam memprediksi dan menilai kinerja auditor, hal ini diperkuat oleh pernyataan Neni Meidawati (dalam Widagdo, Lesmana dan Irwandi, 2002) yang menyatakan bahwa auditor yang tidak berpengalaman lebih banyak membuat kesalahan daripada auditor yang berpengalaman. Menurut Lesgold et al (1988) dalam Herliansyah dan Ilyas (2006:6) seorang ahli yang berpengalaman mampu menemukan hal penting dalam kasus khusus dan mengurangi informasi tidak relevan dalam pengambilan keputusannya.

RUMUSAN MASALAH

  • 1.    Apakah independensi berpengaruh terhadap kinerja auditor

  • 2.    Apakah perofesionalisme berpengaruh terhadap kinerja auditor

  • 3.    Apakah tingkat pendidikan berpengaruh terhadap kinerja auditor

  • 4.    Apakah pengalaman kerja berpengaruh terhadap kinerja auditor

TUJUAN PENELITIAN

  • 1.    Untuk menguji dan menganalisis pengaruh independensi terhadap kinerja auditor

  • 2.    Untuk menguji dan menganalisis pengaruh profesionalisme terhadap kinerja auditor

  • 3.    Untuk menguji dan menganalisis pengaruh tingkat pendidikan terhadap kinerja auditor

  • 4.    Untuk menguji dan menganalisis pengaruh pengalaman kerja terhadap kinerja auditor

Landasan Teori

Teori Keagenan (Agency Theory)

Teori keagenan yang dikembangkan oleh Jensen dan Meckling (1976) dalam Mardiyah (2005: 35) menggambarkan hubungan keagenan sebagai sebuah kontrak kerja dimana satu atau lebih (principal) menyewa orang lain (agent) untuk melakukan beberapa jasa untuk kepentingan mereka dengan mendelegasikan beberapa wewenang pembuatan keputusan kepada agen dimana agen tidak dalam kepentingan untuk memaksimumkan kesejahteraan principal namun mempunyai kecenderungan untuk mementingkan diri sendiri dengan mengorbankan kepentingan pemilik. Perbedaan kepentingan ini sering menimbulkan konflik kepentingan (agency conflicts).

Pengertian Auditing

Pemeriksaan atau auditing adalah suatu proses yang terdiri dari serangkaian kegiatan pengumpulan, penganalisaan, dan pengevaluasian bukti-bukti pemeriksaan yang dilakukan secara sistematis, terarah, dan terencana untuk dijadikan dasar merumuskan pendapat yang independent dan professional (professional opinion) atau pertimbangan (Judgement) tentang tanggung jawab pimpinan mengenai kebijakan dan keputusan yang dibuatnya, seperti yang tertuang dalam Panduan Manajemen BPK RI (2008).

Standar Audit

Auditor sangat berkepentingan dengan kualitas jasa yang diberikan. Untuk mengukur kualitas pelaksanaan audit maka diperlukan suatu kriteria. Standar auditing merupakan salah satu ukuran kualitas pelaksanaan auditing.

Independensi

Dalam melaksanakan proses audit, auditor memperoleh kepercayaan dari klien dan para pemakai laporan keuangan untuk membuktikan kewajaran laporan keuangan yang disusun dan disajikan oleh klien.

Profesionalisme

Profesionalisme berkaitan dengan dua aspek penting yaitu aspek struktural dan sikap (Hall dalam Jantje, 2003). Aspek struktural yang karakteristiknya merupakan bagian dari pembentukan sekolah pelatihan, pembentukan asosiasi profesional dan pembentukan kode etik. Sedangkan aspek sikap berkaitan engan pembentukan jiwa profesionalisme.

Tingkat Pendidian

Dengan tingkat pendidikan yang memadai, seorang auditor dapat menjalankan profesinya seefektif dan seefisien mungkin. Hal ini tentu akan berpengaruh pada kinerja yang dapat diindikasikan dari jumlah temuan dan kualitas hasil pemeriksaan. Adapun indikator yang digunakan peneliti dalam meneliti tingkat pendidikan auditor yaitu: (a) tingkat pendidikan dan pelatihan masing-masing auditor dan (b) kesesuaian pendidikan dan pengetahuan dangan standar profesi.

Pengalaman Kerja

Pengalaman kerja dipandang sebagai suatu faktor penting dalam memprediksi kinerja auditor (Davis, 1997:412). Pengalaman kerja seorang auditor akan mendukung keterampilan dan kecepatan dalam menyelesaikan tugas-tugasnya sehingga tingkat kesalahan akan semakin berkurang (Widhiati 2005). Kinerja Auditor

Sebagai tolak ukur yang dapat digunakan dalam menilai kinerja auditor BPK RI yaitu dengan melihat output yang berupa produktivitas auditor yaitu seberapa banyak hasil pemeriksaan yang dihasilkan auditor dalam setiap pemeriksaan disamping itu juga dilihat outcome, yang berupa realisasi tindak lanjut saran atau rekomendasi hasil penelitian BPK RI yang dilaksanakan oleh pemerintah atau entitas yang diperiksa.

Pengembangan Hipotesis

H1: Independensi Auditor berpengaruh positif dan signifikan pada kinerja auditor BPK RI Perwakilan Provinsi Bali.

H2:   Profesionalisme berpengaruh positif dan signifikan pada kinerja auditor

BPK RI Perwakilan Provinsi Bali.

H3:   Tingkat pendidikan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja

auditor BPK RI Perwakilan Provinsi Bali.

H4:   Pengalaman kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja

auditor BPK RI Perwakilan Provinsi Bali

METODE PENELITIAN

Obyek Penelitian

Kinerja auditor pada BPK RI Perwakilan Provinsi Bali. Kinerja auditor dipengaruhi oleh independensi, profesionalisme, tingkat pendidikan dan pengalaman kerja.

Identifikasi Variabel

  • 1)    Variabel independen terdiri dari tiga, yaitu:   independensi (X1),

profesionalisme (X2), tingkat pendidikan (X3), dan pengalaman kerja (X4).

  • 2)    Variabel dependen, yaitu kinerja auditor (Y).

Definisi Operasional

  • 1)    Independensi (X1)

Indikator independensi, yakni personal auditor, obyektivitas, hubungan dengan rekan seprofesi, dan hubungan dengan auditor.

  • 2)    Profesionalisme (X2)

Indikator profesionalisme, yaitu dedikasi pada profesi, kewajiban sosial, kemandirian, kepercayaan terhadap peraturan profesi, dan hubungan dengan rekan seprofesi.

  • 3)    Tingkat Pendidikan (X3)

Variabel ini diukur dengan tingkat pendidikan dan pelatihan masing-masing auditor dan kesesuaian pendidikan dan pengetahuan dengan standar profesi.

  • 4)    Pengalaman kerja (X4)

Tingkat penguasaan dan pemahaman pekerjaan yang dimiliki oleh auditor yang diukur dari lamanya karyawan bekerja sebagai auditor dan penugasan terhadap tugas-tugas yang diberikan.

  • 5)    Kinerja Auditor (Y)

Instrumen yang digunakan untuk mengukur profesionalisme antara lain

pemeriksaan dan merekomendasikan.

Jenis dan Sumber Data

Jenis Data

Data kuantitatif meliputi data skor jawaban kuesioner yang terkumpul, dan jumlah auditor pada BPK RI Perwakilan Provinsi Bali. Data kualitatif meliputi gambaran umum serta visi dan misi BPK RI Perwakilan Provinsi Bali.

Sumber Data

Hasil kuesioner/jawaban dari responden sebagai data primer. Gambaran umum serta visi dan misi BPK RI Perwakilan Provinsi Bali sebagai data sekunder internal. Data sekunder eksternal yakni buku-buku literatur.

Populasi dan sampel

Jumlah auditor yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah 56 orang auditor. Teknik sampling adalah purposive sampling dengan sampel sejumlah 41 auditor.

Metode Pengumpulan Data

Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah metode survei melalui penyebaran kuesioner.

Teknik Analisis Data

Statistika parametrik digunakan untuk mencari hubungan secara kausal. Analisis regresi berganda adalah teknik yang sesuai untuku menganalisis hubungan pada penelitian ini. Sebelum analisis regresi dilakukan, terlebih dahulu

harus dipenuhi uji normalitas, uji multikolinearitas, uji autokorelasi, dan uji

heterokedastisitas.

Analisis Regresi Linear Berganda

Model regresi yang dibentuk adalah:

Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 i

Pengujian Hipotesis

  • a.    Uji Kelayakan Model ( Uji F)

Hubungan antara independensi, profesionalisme, tingkat pendidikan dan pengalaman kerja secara sekaligus berpengaruh terhadap kinerja auditor pada BPK RI Perwakilan Provinsi Bali.

  • b.    Uji Hipotesis (Uji t )

Hubungan antara independensi, profesionalisme, tingkat pendidikan dan pengalaman kerja secara parsial berpengaruh terhadap kinerja auditor pada BPK RI Perwakilan Provinsi Bali.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakteristik Responden

Sebagian besar auditor BPK RI Perwakilan Provinsi Bali di Denpasar adalah perempuan sebanyak 21 orang (51,3%). Sebagian besar auditor BPK RI Perwakilan Provinsi Bali di Denpasar adalah berumur 31-35 tahun, sebanyak 27 orang (65,9 %). Sebagian besar pendidikan terakhir auditor BPK RI Perwakilan Provinsi Bali di Denpasar adalah adalah S1, sebanyak 25 orang (61%).

Pembahasan Hasil Penelitian

Analisis Deskriptif

Variabel independensi memiliki skor rata-rata 26,8049 atau 26,8049/11 =

2,4368 dengan standar deviasi sebesar 2,93445. Variabel profesionalisme memiliki Skor rata-rata 45,3902 atau 45,3902/19 = 2,3889 dengan standar deviasi sebesar 3,13750. Variabel tingkat pendidikan memiliki skor rata-rata 16,0732 atau 16,0732/6 = 2,6788 dengan standar deviasi sebesar 3,25108. Variabel pengalaman kerja memiliki skor rata-rata 17,9268 atau 17,9268/6 = 2,9878 dengan standar deviasi sebesar 3,92040. Variabel kinerja memiliki skor rata-rata 42,3171 atau 42,3171/12 = 3,5264 dengan standar deviasi sebesar 3,48775.

Uji Asumsi Klasik

  • 1)    Uji Normalitas

Hasil uji normalitas dengan uji Kolmogorov-Smirnov untuk unstandarized residu sebesar 0,995 > 0,05 artinya variabel berdistribusi normal.

  • 2)    Uji Multikolinearitas

Nilai tolerance lebih dari 0,1 atau VIF kurang dari 10, maka disimpulkan bahwa tidak ada multikolinearitas antara variabel bebas dalam model regresi.

  • 3)    Uji Heteroskedastisitas

Semua variabel pada uji ini memiliki Asymp. Sig (p value) > 0,05, artinya pada model regresi tidak terdapat heteroskedastisitas.

  • 4)    Uji Autokorelasi

Uji Autokorelasi diperoleh nilai DW adalah sebesar 2,023, maka d statistic berada pada daerah tidak ada autokorelasi.

Analisis Regresi Linear Berganda

Hasil analisis regresi linear berganda dengan menggunakan program SPSS

15.0 for Windows dapat dilihat pada Tabel 4.10 berikut.

Tabel 1 Rangkuman hasil analisis regresi

Variabel

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t

Sig.

B

Std. Error

Beta

(Constant)

7,820

6,274

1,246

0221

Independensi (X1)

0,284

0,105

0,232

2,708

0,010

Profesionalisme (X2)

0,301

0,139

0,264

2,163

0,037

Tingkat Pendidikan (X3)

0,496

0,116

0,449

4,263

0,000

Pengalaman kerja (X4)

0,293

0,120

0,320

2,431

0,020

R2           = 0,753

Adjusted R2   = 0,725

Fhitung = 27,371

Sig Fhitung = 0.000

Berdasarkan hasil uji regresi linear berganda di atas, independensi, profesionalisme, tingkat pendidikan, dan pengalaman kerja, berpengaruh positif terhadap kinerja auditor. Hasil uji F (F-test) menunjukkan bahwa nilai Fhitung sebesar 27,371 dengan p-value sebesar 0,000 < 0,05, ini berarti model yang dipergunakan dalam penelitian ini layak. Hasil ini memberikan makna bahwa keempat variabel independen memprediksi atau menjelaskan fenomena kinerja auditor BPK RI Perwakilan Provinsi Bali.

Uji statistik menghasilkan nilai R2 sebesar 0,753, ini berarti 75,3% variasi perubahan variabel kinerja auditor mampu dijelaskan oleh variabel independensi, profesionalisme, tingkat pendidikan dan pengalaman kerja pada BPK RI Perwakilan Provinsi Bali. Sedangkan 24,7% sisanya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini.

Hasil uji statistik t (Uji hipotesis) menunjukkan besar pengaruh variabel-

variabel independen secara individual dalam menerangkan variabel dependen dapat dijabarkan sebagai berikut:

  • 1)    Pengaruh independensi (X1) terhadap kinerja auditor BPK RI perwakilan provinsi Bali.

Diketahui tingkat signifikansi sebesar 0,010(tabel 1)<0,05, maka H0 ditolak yang artinya terdapat pengaruh positif dan signifikan secara parsial antara variabel independensi (X1) terhadap kinerja auditor BPK RI perwakilan provinsi Bali.

  • 2)    Pengaruh profesionalisme (X2) terhadap kinerja auditor BPK RI perwakilan provinsi Bali.

Diketahui tingkat signifikansi sebesar 0,037(tabel 1)<0,05, maka H0 ditolak yang artinya terdapat pengaruh positif dan signifikan secara parsial antara variabel profesionalisme (X2) terhadap kinerja auditor BPK RI perwakilan provinsi Bali. Hal ini berarti hipotesis kedua (H2) yang menyatakan profesionalisme berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja auditor BPK RI perwakilan provinsi Bali terbukti.

  • 3)    Pengaruh tingkat pendidikan (X3) terhadap kinerja auditor BPK RI perwakilan provinsi Bali.

Diketahui tingkat signifikansi sebesar 0,000(tabel 1)<0,05, maka H0 ditolak yang artinya terdapat pengaruh positif dan signifikan secara parsial antara variabel tingkat pendidikan (X3) terhadap kinerja auditor BPK RI perwakilan provinsi Bali, sehingga hipotesis ketiga (H3) yang menyatakan tingkat pendidikan

bepengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja auditor BPK RI perwakilan

provinsi Bali terbukti.

  • 4)    Pengaruh pengalaman kerja (X4) terhadap kinerja auditor BPK RI perwakilan provinsi Bali.

Diketahui nilai tingkat signifikansi 0,020(tabel 1)<0,05, maka H0 ditolak yang artinya terdapat pengaruh positif dan signifikan secara parsial antara variabel pengalaman kerja (X4) terhadap kinerja auditor BPK RI perwakilan provinsi Bali. Sehingga hipotesis keempat (H4) yang menyatakan pengalaman kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja auditor BPK RI perwakilan provinsi Bali diterima.

Simpulan

Simpulan yang dapat dihasilkan adalah:

  • 1)    Ada pengaruh positif dan signifikan dari independensi terhadap kinerja auditor BPK RI perwakilan provinsi Bali.

  • 2)    Ada pengaruh positif dan signifikan dari profesionalisme terhadap kinerja auditor BPK RI perwakilan provinsi Bali.

  • 3)    Ada pengaruh positif dan signifikan dari tingkat pendidikan terhadap kinerja auditor BPK RI perwakilan provinsi Bali.

  • 4)    Ada pengaruh positif dan signifikan dari pengalaman kerja terhadap kinerja auditor BPK RI Provinsi Bali.

Saran

Saran-saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut.

  • 1)    Auditor diharapkan untuk mempertahankan independensinya agar dapat

melaksanakan tugasnya secara objektif sehingga kinerja auditor dapat lebih ditingkatkan dan kepercayaan masyarakat serta pengguna jasa audit lainnya dapat dipertahankan.

  • 2)    Para auditor diharapkan untuk mempertahankan profesionalisme, karena dengan sikap yang profesional auditor akan memiliki pengabdian kepada profesi, kesungguhan serta ketelitian dalam bekerja sehingga dapat meningkatkan kinerja auditor.

  • 3)    Perekrutan auditor baru perlu memperhatikan pendidikan formal seperti S1 dan S2 Akuntansi, juga perlu diadakan pendidikan profesional, pelatihan teknis berkelanjutan serta diklat yang berhubungan dengan tugas pemeriksaan guna meningkatkan kinerja auditor.

  • 4)    Pengalaman kerja dibutuhkan oleh seorang auditor untuk meningkatkan kierja auditor tersebut, sehingga auditor senior diharapkan untuk memberikan kesempatan lebih banyak bagi para auditor muda dalam melaksanakan tugas audit guna meningkatkan pengalaman kerjanya.

REFERENSI

Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia. 2007. Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN). Jakarta: BPK RI.

Fakhrani, Anas. 2004. Analisis Faktor-Faktor Penunjang Kinerja Tim Audit dan Efektivitas Pencapaian Tujuan Audit (Studi Pada Kantor Perwakilan Khusus dan Perwakilan I-VI BPK RI). Tesis Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Gujaranti, Damodar. 2006. Ekonometrika Dasar. Jakarta: Erlangga.

Lesgold.A.H.Rubinson, P.Feltovich.R. Glaser.D.Klopfer and Y. Wang, 1988. Expertise in a complex skill: Diagnostic x-ray pictures. The nature of expertise.Hill dale press.

Mahsun, Mohamad. 2006. Pemgukuran Kinerja Sektor Publik. Yogyakarta BPFE.

Mayangsari, Sekar. 2003. Pengaruh Keahlian dan Independensi terhadap Pendapat Audit: Sebuah kuasieksperimen. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia Vol.6 No.1.

Wahyudi, Hendro dan Aida A. Mardiyah. 2006. Pengaruh Profesionalisme Auditor Terhadap Tingkat Materialitas Dalam Pemeriksaan Laporan Keuangan. Simposium Nasional Akuntansi IX. Padang.

Wati, Elya, Lismawati, dan Aprilia. 2010. Pengaruh Independensi, Gaya Kepemimpinan, Komitmen Organisasi, dan Good Governance Terhadap Kinerja Auditor Pemerintah di BPKP Perwakilan Bengkulu. Simposium Nasional Akuntansi XIII. Purwokerto.

Widagdo, Ridwan, Sukma Lesmana, dan Soni Agus Irwandi. 2002. “Analisis Pengaruh Atribut-Atribut Kualitas Audit Terhadap Kepuasan Klien“. Simposium Nasional Akuntansi 5. Semarang, 5-6 Septermber 2002. Hal. 560-574

Yuniasari, Ira. 2009. Pengaruh Pelaksanaan Supervise Auditor Senior terhadap Kinerja Auditor Junior (studi kasus pada badan pemeriksa keuangan Republik Indonesia perwakilan provinsi bali). Skripsi Jurusan Akuntpansi pada sFakultas Ekonomi Universitas Udayana, Denpasar.

503