PENGUNGKAPAN SUKARELA LAPORAN KEUANGAN TAHUNAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG

MEMPENGARUHI (STUDI PADA SAHAM-SAHAM LQ45 DI BURSA EFEK INDONESIAPERIODE 2010-2011)

Made Ratih Baskaraningrum1 Ni Ketut Lely A Merkusiwati2

  • 1    Fakultas Ekonomi Universitas Udayana (Unud), Bali, Indonesia e-mail: [email protected]/ telp: +62 85 63 70 92 33

  • 2    Fakultas Ekonomi Universitas Udayana (Unud), Bali, Indonesia

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui luas pengungkapan sukarela laporan keuangan tahunan saham-saham LQ45 dan faktor-faktor yang mempengaruhi. Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa laporan keuangan tahunan saham-saham LQ45. Metode penentuan sampel menggunakan purposive sampling. Jumlah populasi sebanyak 90 perusahaan dan jumlah sampel yang diperoleh sebanyak 30 perusahaan. Hasil analisis menunjukkan bahwa profitabilitas, leverage, likuiditas dan kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap luas pengungkapan sukarela, sedangkan ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap luas pengungkapan sukarela laporan keuangan tahunan saham-saham LQ45 di BEI Periode 2010-2011.

Kata kunci : profitabilitas, leverage, likuiditas, ukuran perusahaan, kepemilikan manajerial, pengungkapan sukarela

ABSTRACT

The studywas conducted to determinethevoluntary disclosureof annual financial statementsLQ45stocksand factorsaffecting. This study usessecondary data fromannual financial reportsLQ45stocks. Samplingmethodusingpurposivesampling. Total population of90 companiesand the number ofsamples obtainedby 30companies. The analysis show thatprofitability, leverage, liquidityandmanagerial ownershipdoes not have effect onvoluntary disclosure, while thenegative effectof firm sizevoluntary disclosureannual financialshareson the Stock ExchangeLQ45period2010-2011.

Keywords:profitability, leverage, liquidity, firm size, managerial ownership, voluntary disclosure

PENDAHULUAN

Berbagai pertimbangan dapat dilakukan oleh para investor sebelum melakukan penanaman modal di salah satu perusahaan. Pada dasarnya, investor yang melakukan penanaman modal pada suatu perusahaan dapat dikatakan melakukan upaya untuk membeli prospek dari perusahaan tersebut, dimana dengan harapan prospek perusahaan yang dijadikan tempat penanaman modal akan terus meningkat sehingga akan memberikan keuntungan bagi investor. Dalam menilai prospek suatu perusahaan, investor harus melakukan berbagai analisis baik analisis keuangan maupun analisis non keuangan. Analisis yang dilakukan oleh para investor tidak terlepas dari berbagai informasi yang disampaikan oleh perusahaan melalui pengungkapan dalam laporan keuangan tahunan perusahaan yang menggambarkan prospek perusahaan dan kinerja manajemen (Andi, 2009).

Berdasarkan keputusan Ketua BAPEPAM No. SE-02/PM/2002, telah disebutkan informasi-informasi yang wajib disampaikan oleh manajemen perusahaan dalam laporan keuangan tahunan perusahaan. Tingginya kebutuhan informasi mengenai prospek perusahaan bagi para stakeholder menuntut sebagian besar manajemen perusahaan untuk melakukan pengungkapan informasi keuangan melebihi dari informasi yang diwajibkan oleh BAPEPAM, dimana pengungkapan ini disebut dengan pengungkapan sukarela (Noegraheni, 2005). Salah satu motif dari para manajer untuk melakukan pengungkapan sukarela adalah pengungkapan sukarela diperlukan karena para manajer bertanggung jawab atas kinerja mereka dalam mencapai target keuangan perusahaan (Latridis, 2008

dalam Mohammed dan Helmi, 2009).Setiap entitas yang mempertimbangkan

untuk melakukan pengungkapan sukarela dalam laporan keuangan tahunan akan mengungkapkan informasi yang dianggap menguntungkan dan tidak akan mengungkapkan informasi yang dianggap kurang menguntungkan bagi entitas tersebut (Dye, 2001 dalam Qiang dan Kin, 2006). Biaya dan manfaat merupakan pertimbangan utama bagi entitas yang memutuskan untuk melakukan pengungkapan sukarela agar aktivitas pengungkapan tersebut menjadi efektif dan efisien, dimana manajemen perusahaan hanya akan melakukan pengungkapan sukarela apabila manfaat yang diperoleh dari aktivitas pengungkapan tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan beban-beban yang akan ditimbulkan akibat dari aktivitas pengungkapan sukarela itu sendiri (Cahyani, 2009).

Berdasarkan teori keagenan, antara pemilik perusahaan dan para manajer memiliki kepentingan yang berbeda dalam upaya pencapaian tujuan perusahaan. Perbedaan kepentingan tersebut dapat memicu terjadinya konflik keagenan yang disebabkan oleh adanya kesenjangan antara pihak manajer dan pemilik perusahaan atas informasi yang mereka miliki mengenai kondisi perusahaan (Putra, 2010:63). Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa asimetri informasi antara pemilik perusahaan dan pihak manajer dapat terjadi karena pihak manajer dapat berinteraksi secara langsung dengan kegiatan operasional perusahaan sehingga pihak manajer mengetahui secara mendalam segala informasi menyangkut kondisi perusahaan. Pemilik perusahaan atau pemegang saham tidak terlibat langsung dalam kegiatan operasional perusahaan sehingga untuk mengetahui kondisi perusahaan pemilik perusahaan hanya mengandalkan informasi yang diberikan

oleh pihak manajer baik melalui informasi keuangan maupun informasi non

keuangan (Muliyani dan Sutrisno, 2010). Praktik pengungkapan pelaporan keuangan penting dilakukan oleh manajemen untuk menghindari terjadinya asimetri informasi yang dapat memicu terjadinya konflik keagenan antara manajemen dengan pemegang saham, disamping itu praktik pengungkapan sukarela memiliki kontribusi dalam menurunkan biaya agensi yang timbul akibat terjadinya asimetri informasi antara pihak principal dan agen (Faten, 2003).

Pengungkapan sukarela dalamlaporan keuangan adalah cara yang tepat untuk memberikan informasi mengenai kondisi perusahaan kepada stakeholder, tetapi tidak semua perusahaan mengungkapkan informasi – informasi yang sama dalam pengungkapan mereka dikarenakan perbedaan karakteristik dari masing – masing perusahaan (Real, 2002). Dalam penelitian ini, pengukuran luas pengungkapan sukarela laporan keuangan tahunan menggunakan daftar item yang digunakan sebelumnya oleh Sunyasmi (2003). Karakteristik perusahaan yang digunakan untuk menguji tingkat pengungkapan sukarela dalam penelitian ini diproksikan dengan rasio profitabilitas, leverage, likuiditas, ukuran perusahaan dan kepemilikan manajerial.

Profitabilitas dalam penelitian ini diproksikan dengan Return On Equity (ROE). Semakin tinggi tingkat ROE suatu perusahaan maka akan memberikan informasi yang positif bagi para investor maupun calon investor untuk menanamkan modalnya di perusahaan tersebut dengan ekspektasian bahwa investor akan memperoleh keuntungan yang lebih tinggi (Denny, 2011). Informasi positif yang mampu ditimbulkan akibat tingkat ROE yang tinggi ini membuat

pihak manajemen untuk melakukan pengungkapan sukarela yang lebih luas

dengan memberikan informasi tambahan pada pengungkapan laporan keuangan tahunan (Andi, 2009).

Dalam penelitian ini rasio leverage diproksikan dengan rasiohutangterhadapaktiva(debttoassetratio/DTAR).Informasi mengenai perusahaan yang lebih luas sangat penting untuk membantu para investor dan kreditor memahami risiko dari investasi yang mereka lakukan, dimana entitas dengan rasio hutang yang tinggi wajib untuk melakukan pengungkapan sukarela informasi keuangan secara lebih luas, aktivitas ini dilakukan untuk menjaga kepercayaan dari para kreditor atas dana yang mereka pinjamkan (Mujiyono dan Magdalena,2010).

Perusahaan yang mampu memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan baik tentu akan memberikan informasi positif kepada pihak eksternal perusahaan, hal ini dilakukan dengan cara melakukan pengungkapan sukarela yang semakin luas dengan harapan bahwa nilai perusahaan di mata pihak eksternal perusahaan akan semakin meningkat, dimana perusahaan dengan likuiditas yang tinggi akan dapat mengurangi risiko investasi mereka (Luciana dan Ikka, 2007).

Kepemilikan manajerial merupakan persentase total saham (kepemilikan saham) yang dimiliki oleh pihak manajemen perusahaan, baik dewan direksi maupun manajer perusahaan yang memiliki wewenang dan keikutsertaan dalam pengambilan keputusan (Sri dan Sawitri, 2011). Kepemilikan manajerial dapat menyelaraskan kepentingan antara manajemen dan pemilik perusahaan dikarenakan pihak manajemen merasa ikut memiliki perusahaan tersebut sehingga

dapat mengurangi terjadinya konflik keagenan. Dengan adanya kepemilikan

manajerial maka pihak manajemen akan berusaha meningkatkan kinerjanya sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan dengan mengungkapkan informasi tambahan yang dipandang relevan dalam upaya pengambilan keputusan oleh para pemakai informasi keuangan(Sri dan Sawitri, 2011).

Ukuran perusahaan dapat diukur dengan menggunakan total aktiva yang dimiliki oleh perusahaan(Pancawati, 2008). Perusahaan besar cenderung melakukan pengungkapan yang lebih luas karena perusahaan besar memiliki tanggung jawab yang besar kepada para investor, kreditor maupun stakeholder lainnya atas investasi yang mereka tanamkan pada perusahaan tersebut (Luciana dan Ikka, 2007). Disamping itu perusahaan besar wajib memenuhi peraturan-peraturan yang telah ditetapkan oleh badan regulator dalam operasional perusahaan, sehingga dibutuhkan pengungkapan yang lebih luas dalam upaya memenuhi tanggung jawab terhadap regulator (Bintang, 2011).

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan di PT. Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan mengakses langsung situs resmi Bursa Efek Indonesia yaitu www.idx.co.id.Penelitian ini memilih perusahaan yang termasuk dalam kategori LQ45 di Bursa Efek Indonesia karena indeks kategori LQ45 terdiri dari 45 perusahaan yang berasal dari berbagai jenis industri di Indonesia, sehingga mampu mewakili seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Periode tahun yang digunakan dalam penelitian ini adalah tahun 2010 sampai dengan 2011.Variabel bebas dalam penelitian ini adalah rasio profitabilitas

(ROE), leverage(DTAR),likuiditas  (current ratio), ukuran perusahaan dan

kepemilikan manajerial. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah pengungkapan sukarela.

Penelitian ini menggunakan data sekunder. Adapun data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah data laporan keuangan saham-saham LQ45 di Bursa Efek Indonesia tahun 2010 – 2011. Metode penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling dengan kriteria sebagai berikut:

  • 1)    Perusahaan yang termasuk dalam kategori LQ45 secara berturut-turut pada tahun 2010 sampai dengan tahun 2011.

  • 2)    Perusahaan yang mempublikasikan laporan keuangan tahunannya dalam satuan Rupiah.

  • 3)    Perusahaan yang memiliki laba positif.

  • 4)    Perusahaan yang beberapa persen sahamnya dimiliki oleh manajemen perusahaan (kepemilikan manajerial).

Dalam penelitian ini teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linear berganda dengan menggunakan bantuan program SPSS 15.0. Sebelum melakukan analisis regresi linear berganda, terlebih dahulu dilakukan uji asumsi klasik agar persamaan regresi linear berganda dapat bersifat BLUE (Best Linear Unbiased Estimator). Yakni dengan melakukan uji normalitas, heteroskedastisitas, multikolinearitas dan autokolerasi.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Objek Penelitian

Berdasarkan metode purposive sampling, diperoleh sampel penelitian sebanyak 30 perusahaan dari populasi yang berjumlah 90 perusahaan yang termasuk kategori LQ45 di Bursa Efek Indonesia selama periode 2010 sampai dengan 2011. Berikut ini akan disajikan Tabel 1 yang menggambarkan hasil analisis statistik deskriptif.

Tabel 1. Hasil Analisis Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

N

Minimum

Maximum

Mean

Std. Dev iation

Prof itabilitas

30

12.270

112.190

32.28800

21.759200

Leverage

30

3.050

90.920

53.89933

27.775276

Likuiditas

30

85.130

579.050

237.67573

156.157135

Ukr. Persh

30

15.77

20.13

17.7690

1.48355

Kep. Manajemen

30

.001

3.490

.32464

.843693

Peng. Sukarela

30

40.000

74.285

56.00090

10.276511

Valid N (listwise)

30

Sumber : hasil analisis SPSS, 2012

Pengujian Hipotesis

Untuk mengetahui pengaruh profitabilitas, leverage, likuiditas, ukuran perusahaan dan kepemilikan manajerial terhadap luas pengungkapan sukarela pada perusahaan yang termasuk kategori LQ45 di BEI periode 2010-2011, akan digunakan model analisis regresi linear berganda. Penyelesaian model persamaan regresi linear berganda akan dilakukan dengan bantuan komputer melalui program spss 15.0 for windows. Adapunhasilanalisisregresi linear

bergandadenganmenggunakan


program


SPSS


15.0


for


WindowsdapatdilihatpadaTabel2berikut.

Tabel 2Rangkuman hasil analisis regresi

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T

Sig

B

Std.

Error

Beta

1 (Constan)

4,775

0,697

6,851

0,000

Profitabilitas

0,070

0,055

0,191

1,261

0,219

Leverage

-0,042

0,042

-0,168

-1,001

0,327

Likuiditas

0,055

0,056

0,178

0,980

0,337

Ukuran Perusahaan

-0,063

0,025

-0,497

-

2,497

0,020

Kep. Manajemen

0,005

0,014

-0,059

0,383

0,705

R       = 0,784

R Square = 0,615

F hitung = 7,676

sig. F = 0,000

Sumber: hasil analisis spss

Berdasarkan Tabel 2, maka persamaan regresi yang diperoleh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

Y= 4,775 + 0,070X1- 0,042X2+ 0,055X3- 0,063X4 + 0,005X5 + ε

Keterangan :

Y    = Pengungkapan sukarela laporan keuangan tahunan

X1     = Profitabilitas

X2   = Leverage

X3    = Likuiditas

X4   = Ukuranperusahaan

X5    = Kepemilikanmanajerial

ε     = Komponen pengganggu lain yang mewakili faktor lain yang

berpengaruh terhadap variabel terikat  (Yi)  tetapi tidak

dimasukkan dalam model.

Arti persamaan regresi di atas dapat dijelaskan sebagai berikut.

α = Nilai konstan sebesar 4,775 artinya, bila profitabilitas (X1), leverage (X2), likuiditas (X3), ukuran perusahaan (X4), dan kepemilikan manajerial (X5) sama dengan nol (konstan), maka nilai pengungkapan sukarela laporan keuangan tahunan (Y) sebesar 4,75 persen.

β1 =   0,070 artinya, apabila profitabilitas (X1) bertambah 1 persen, maka

pengungkapan sukarela laporan keuangan tahunan (Y) akan meningkat sebesar 0,070 persen, dengan asumsi variabel lain konstan.

β2 =   -0,042 artinya, apabila leverage (X2) bertambah 1 persen, maka

pengungkapan sukarela laporan keuangan tahunan (Y) akan menurun sebesar 0,042 persen, dengan asumsi variabel lain konstan.

β3 =   0,055 artinya, apabila likuiditas (X3) bertambah 1 persen, maka

pengungkapan sukarela laporan keuangan tahunan (Y) akan meningkat sebesar 0,055 persen, dengan asumsi variabel lain konstan.

β4 =   -0,063 artinya, apabila ukuran perusahaan (X4) bertambah 1 persen, maka

pengungkapan sukarela laporan keuangan tahunan (Y) akan menurun sebesar 0,063 persen, dengan asumsi variabel lain konstan.

Β5 =   0,005 artinya, apabila kepemilikan manajerial (X5) bertambah 1 persen,

maka pengungkapan sukarela laporan keuangan tahunan (Y) akan meningkat sebesar 0,005 persen, dengan asumsi variabel lain konstan.

Hasil      analisisregresi     linear     bergandaberdasarkan     tabel

2menghasilkannilaiR sebesar0,784 sehinggadiketahui R2 = 0,615, haliniberarti 61,5 persenvariasiperubahanpengungkapansukarelalaporankeuangantahunan (Y) padaperusahaan yang termasuk Kategori LQ45 di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010–2011 dipengaruhiolehprofitabilitas (X1), leverage (X2), likuiditas (X3), ukuran perusahaan (X4), dan kepemilikanmanajerial (X5) sedangkan 38,5 persen sisanya dijelaskan oleh variabel lain yang tidak masuk dalam modelpenelitianini.

Hubungan Antara Tingkat Profitabilitas Dengan Luas Pengungkapan Sukarela

Berdasarkan tabel 2, dapat dilihattingkat signifikansi variabel profitabilitas (0,219) >α (0,05), sehingga H0 diterima dan H1 ditolak yang berarti bahwa profitabilitassecara parsial tidak berpengaruh terhadap pengungkapan sukarela laporan keuangan tahunan perusahaan yang termasuk Kategori LQ45 di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010–2011.

Tidak berpengaruhnyatingkat profitabilitas terhadap pengungkapan sukarela laporan keuangan tahunan saham-saham LQ45di BEI tahun 2010-2011 dapat disebabkan karena pihak manajemen beranggapan bahwa tingkat

profitabilitas yang tinggi dapat mencerminkan kinerja keuangan perusahaan

dengan baik, sehingga tidak diperlukan pengungkapan yang lebih luas diluar pengungkapan laporan keuangan yang diwajibkan oleh BAPEPAM. Hasil penelitian ini memperkuat hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan Ardi dan Lana (2007), yang menemukan bahwa profitabilitas secara parsial tidak berpengaruh terhadap pengungkapan sukarela laporan keuangan tahunan. Tetapi penelitian ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Luciana (2008) dan Andi (2009) yang menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh terhadap luas pengungkapan sukarela.

Hubungan Antara TingkatLeverageDengan Luas Pengungkapan Sukarela

Berdasarkan Tabel 2 dapat dijelaskan bahwa tingkat signifikansi (0,327)

>α (0,05), sehingga H0 diterima dan H1 ditolak yang berarti bahwa leverage secara parsial tidak berpengaruh terhadap pengungkapan sukarela laporan keuangan tahunan perusahaan yang termasukKategori LQ45 di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010–2011.

Tingkat leverage tidak berpengaruh terhadap pengungkapan sukarela laporan keuangan saham-saham LQ45 di BEI dapat disebabkan karena manajemen beranggapan bahwa pengungkapan sukarela laporan keuangan yang lebih luas tidak mampu memberikan manfaat yang lebih tinggi dibandingkan dengan beban-beban yang dapat ditimbulkan akibat pengungkapan sukarela itu sendiri.Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang telah dilakukan oleh Pancawati (2008), Ardi dan Lana (2007), dan Andi (2009), yang menemukan bahwa leverage secara parsial tidak berpengaruh terhadap pengungkapan sukarela

laporan keuangan tahunan. Tetapi penelitian ini bertentangan dengan penelitian

yang dilakukan oleh Resha dan Susy (2010) yang menyatakan bahwa rasio leverage berpengaruh signifikan terhadap luas pengungkapan sukarela.

Hubungan Antara Tingkat Likuiditas Dengan Luas Pengungkapan Sukarela

Berdasarkan Tabel 2 dapat dijelaskan bahwa tingkat signifikansi (0,337) >α (0,05), sehingga H0 diterima dan H1 ditolak yang berarti bahwa likuiditassecara parsial tidak berpengaruh terhadap pengungkapan sukarela laporan keuangan tahunan perusahaan yang termasuk Kategori LQ45 di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010–2011.

Tidak berpengaruhnya likuiditas terhadap pengungkapan sukarela pada perusahaan yang termasuk kategori LQ45 di BEI tahun 2010-2011 dapat disebabkan karena pihak manajemen beranggapan bahwa tingkat likuiditas yang tinggi cukup dijadikan sinyal yang positif bagi para investor maupun pengguna informasi keuangan lainnya untuk menilai prospek perusahaan tanpa harus melakukan pengungkapan sukarela yang lebih luas dengan biaya yang lebih besar.Hasil penelitian ini memperkuat hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Noegraheni (2005) yang menemukan bahwa likuiditas tidak berpengaruh secara parsial terhadap pengungkapan sukarela laporan keuangan tahunan. Penelitian ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Resha dan Susy (2010) yang menyatakan bahwa likuiditas berpengaruh terhadap luas pengungkapan sukarela laporan keuangan tahunan.

Hubungan Antara Ukuran Perusahaan Dengan Luas Pengungkapan Sukarela

Berdasarkan Tabel 2 diketahui bahwa tingkat signifikansi (0,020) <α

(0,05), sehingga H0 ditolak dan H1 diterima yang berarti bahwa ukuran perusahaansecara parsial berpengaruh negatif terhadap pengungkapan sukarela laporan keuangan tahunan perusahaan yang termasuk Kategori LQ45 di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010–2011.

Berpengaruh negatifnya ukuran perusahaan terhadap pengungkapan sukarela laporan keuangan tahunan dapat disebabkan karena perusahaan dengan total aktiva yang rendah cenderung akan melakukan pengungkapan sukarela secara lebih luas guna menarik perhatian para analis akan prospek perusahaannya di masa yang akan datang, tentunya dengan mempertimbangkan biaya dan manfaat dari aktivitas pengungkapan sukarela laporan keuangan tersebut. Penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Ardi dan Lana (2007) yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap luas pengungkapan sukarela. Tetapi penelitian ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Pancawati (2008) yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh terhadap luas pengungkapan sukarela laporan keuangan tahunan.

Hubungan Kepemilikan Manajerial Terhadap Luas Pengungkapan Sukarela

Berdasarkan Tabel 2dapat dijelaskan bahwa tingkat signifikansi (0,705) >α (0,05), sehingga H0 diterima dan H1 ditolak yang berarti bahwa kepemilikan manajerialsecara parsial tidak berpengaruh terhadap pengungkapan sukarela laporan keuangan tahunan perusahaan yang termasuk Kategori LQ45 di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010–2011.

Tidak berpengaruhnya kepemilikan manajerial terhadap pengungkapan

sukarela laporan keuangan tahunan dapat disebabkan karena persentase kepemilikan manajerial dalam perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini relatif masih sangat kecil. Dimana nilai maksimum kepemilikan manajerial dalam penelitian ini hanya sebesar 3,4 persen. Rendahnya tingkat persentase proporsi kepemilikan saham oleh manajemen cenderung mengakibatkan pihak manajemen tidak ikut merasa sebagai pemilik perusahaan sehingga kurangnya kesadaran dari pihak manajemen dalam hal pengorbanan sumber daya untuk aktivitas pengungkapan sukarela laporan keuangan tahunan tersebut. Hasil penelitian ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dian (2010) yang menyatakan bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap luas pengungkapan sukarela laporan keuangan tahunan.

Hasil Pengujian Hipotesis Secara Simultan (Uji-F)

Berdasarkan hasil uji statistik dengan SPSS (Tabel 2) menunjukkan bahwa Fhitung (7,676) > Ftabel (2,62) maka Ho ditolak dan H1 diterima. Hal ini berarti profitabilitas (X1), leverage (X2), likuiditas (X3), ukuran perusahaan (X4), dan kepemilikan manajerial (X5) berpengaruh signifikan secara serempak terhadap pengungkapan sukarela laporan keuangan tahunan (Y) perusahaan yang termasuk Kategori LQ45 di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010–2011.

Berdasarkan hasil uji statistik dengan SPSS (Tabel 2)menghasilkannilaiR sebesar 0,784 sehinggadiketahui R2 = 0,615. Hal iniberarti bahwa 61,5 persenvariasiperubahanpengungkapansukarelalaporankeuangantahunan (Y)

padasaham-saham LQ45 di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010–2011

dipengaruhiolehprofitabilitas (X1), leverage (X2), likuiditas (X3), ukuran perusahaan (X4), dankepemilikanmanajerial (X5) sedangkan 38,5 persen sisanya dijelaskan oleh variabel lain yang tidak masuk dalam modelpenelitianini.

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa profitabilitas, leverage, likuiditas dan kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap luas pengungkapan sukarela laporan keuangan tahunan perusahaan yang termasuk kategori LQ45 di Bursa Efek Indonesia, sedangkan ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap luas pengungkapan sukarela.Secara simultan rasio profitabilitas, leverage, likuiditas, ukuran perusahaan, dan kepemilikan manajerial berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan sukarela laporan keuangan tahunan saham-saham LQ45 di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010–2011.

Berdasarkan atas simpulan diatas dan hasil analisis pada bab sebelumnya, berikut ini akan dikemukakan beberapa saran sebagai berikut:

  • 1)    Profitabilitas, leverage, likuiditas, ukuran perusahaan dan kepemilikan manajerial tidak cukup dijadikan dasar penilaian dalam menentukan luas pengungkapan sukarela laporan keuangan tahunan saham-saham LQ45 di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2011. Variabel yang lebih diperhatikan adalah ukuran perusahaan, karena terbukti ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap luas pengungkapan sukarela

laporan keuangan tahunan perusahaan saham-saham LQ45 di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2011, sehingga dapat menjadi pertimbangan bagi investor maupun stakeholder lainnya dalam menilai prospek suatu perusahaan.

  • 2)    Keterbatasan dalam penelitian ini adalah jumlah sampel yang terlalu sedikit sehingga hasil penelitian menunjukkan hasil yang tidak signifikan. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan menggunakan periode tahun yang lebih lama sehingga sampel yang diperoleh semakin luas dan hasil penelitian yang diperoleh akan semakin baik.

DAFTAR RUJUKAN

Andi Kartika. 2009. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelengkapan Pengungkapan Laporan Keuangan Pada Perusahaan Yang termasuk kategori LQ45 Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Dalam Kajian Akuntansi, 1(1): h: 29-47

Ardi Murdoko Sudarmaji dan Lana Sularto. 2007. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Leverage, dan Tipe Kepemilikan Perusahaan Terhadap Luas Voluntary Disclosure Laporan Keuangan Tahunan. Dalam Proceeding PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra, Rsitek & Sipil). 2: h: A53-A61.

Bintang Bagus Wicaksono. 2011. Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Luas Pengungkapan Sukarela Pada Laporan Keuangan. Skripsi Sarjana Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro, Malang.

Cahyani Nuswandari, SE.Ak.2009. Pengungkapan Pelaporan Keuangan dalam Perspektif Signalling Theory. Dalam Kajian Akuntansi, 1(1): h:48-57.

Denny Indra Prasetya. 2011. Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan, Likuiditas, Leverage, dan Profitabilitas Terhadap Mandatory Disclosure. Skripsi Sarjana Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro, Malang.

Dian Syafitri. 2009. Analisis Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Luas Pengungkapan Sukarela Laporan Keuangan Perusahaan yang Terdaftar Di Jakarta Islamic Index. Skripsi pada UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta

Faten LAKHAL. 2003. Earning Voluntary Disclosure and Corporate Governance: Evidence from France. Diakses pada www.sssrn.com , tanggal 15 Juli 2010, pukul 15:17 Wita.

Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal BAPEPAM No. SE-02/PM/2002 Mengenai Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten.

Luciana Spica Almilia. 2008. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Sukarela “Internet Financial And Sustainability Reporting”. Dalam Jurnal Akuntansi dan Auditing Indonesia, 12(2): h: 1-19.

Luciana Spica Almilia dan Ikka Retrinasari. 2007. Analisis Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Kelengkapan Pengungkapan Dalam Laporan Tahunan Perusahaan Yang termasuk kategori LQ45yang Terdaftar Di BEJ. Dalam Proceeding Seminar Nasional Inovasi dalam Menghadapi Perubahan Lingkungan Bisnis, Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti, Jakarta.

Mohammed Hossain and Helmi Hammami. 2009. Voluntary Disclosure in The Annual Reports of an Emerging Country The Case of Qatar. Advances in Accounting, incorporating Advances in International Accounting 25 (2009) 255-265.

Muliyani Mahmud & Sutrisno Gugus Irianto. 2010. Faktor-Faktor Fundamental Yang Mempengaruhi Kelengkapan Pengungkapan Laporan Keuangan (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia). Universitas Brawijaya. Malang.

Mujiyono dan Magdalena Nany. 2010. Pengaruh Leverage, Saham Publik, Size dan Komite Audit Terhadap Luas Pengungkapan Sukarela. Dalam Jurnal Dinamika Akuntansi, 2(2): h: 129-134.

Noegraheni L. 2005. Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Kualitas Pengungkapan Sukarela Dalam Laporan Tahunan Pada Perusahaan Publik Non Industri Keuangan Di Bursa Efek Jakarta. Dalam Equity, 2(1): h: 61-80.

Pancawati Hardiningsih. 2008. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Voluntary Disclosure Laporan Tahunan Perusahaan. Dalam Jurnal Bisnis dan Ekonomi (JBE), 15(1): h:67-69.

Putra, Astika. 2010. Teori Akuntansi: Konsep Dasar Akuntansi Keuangan. Bali.

Qiang Cheng and Kin Lo.2006. Insider Trading and Voluntary Disclosure. Diakses pada www.ssrn.com, tanggal 15 Juli 2012, pukul 15:16 Wita.

Real Labelee. 2002. The Statement of Corporate Governance Practices (SCGP) A Voluntary Disclosure and Corporate Governance Perspective. Diakses pada www.ssrn.com, pada tanggal 15 Juli 2012.15:09 Wita.

Resha Kusmono Syahrir dan Susy Suhendra. 2010. The Effect Of Company Characteristic To Disclosure Fittings Of Miscellaneous Industry Sector Annual Reports Which Is Registered In IDX. Undergraduated Program, Economy Faculty, Gunadarma University.

Sunyasmi Yoanita. 2003. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pengungkapan Sukarela Pada Laporan Tahunan Perusahaan Yang termasuk kategori LQ45 yang Tercatat di PT. BEJ. Skripsi Sarjana Akuntansi pada Fakultas Ekonomi Universitas Udayana, Denpasar.

Sri Utami dan Sawitri Dwi Prastiti. 2011. Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Social Disclosure. Dalam Jurnal Ekonomi Bisnis, 16(1): h: 63-70.

19