PENGARUH PRIVATISASI, KOMPENSASI MANAJEMEN EKSEKUTIF, DAN UKURAN PERUSAHAAN PADA KINERJA KEUANGAN
on
ISSN : 2302 – 8556
E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 10.3 (2015) : 753-762
PENGARUH PRIVATISASI, KOMPENSASI MANAJEMEN EKSEKUTIF, DAN UKURAN PERUSAHAAN PADA KINERJA KEUANGAN
Komang Agung Surya Parimana1 I Gede Suparta Wisadha2
-
1Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana, Bali, Indonesia e-mail:surya_parimana@yahoo.co.id/ Tlp.+6281338003544
-
2Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana, Bali, Indonesia
ABSTRAK
Kinerja perusahaan merupakan sesuatu yang dihasilkan oleh perusahaan dalam periode tertentu. Hasil dari kinerja tersebut harus dapat diukur dan menggambarkan kondisi empirik perusahaan. Penelitian ini diukur berdasarkan kinerja keuangan dimana Net Profit Margin sebagai indikator penilaian. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan BUMN yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Sampel dalam penelitian ini adalah 13 dengan menggunakan teknik analisis regresi linear berganda. Hasil uji menunjukkan bahwa privatisasi dan kompensasi manajemen eksekutif berpengaruh signifikan dan positif terhadap kinerja keuangan sedangkan ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan.
Kata Kunci : privatisasi, kompensasi, kinerja keuangan
ABSTRACT
The company's performance is something that is produced by a company in a given period. The results of the performance should be measured and illustrate the empirical condition of the company. Stufiyed aimed determined there is a significant relationships between privatizations, executives managemenst compensation, and firms size on financial performances. This is researches a conducted’s at the state-owned companyises listeding in Indonesia Stock Exchange. The sample used 13, and use the regresiones multiplle linear analysis. The test results showed that the privatization and executive management compensation significant and positive impact on financial performance, while the size of the company does not have a significant effect on the financial performance.
Keywords : privatization, compensation, financial performance
PENDAHULUAN
Dunia usaha dari tahun ke tahun dihadapkan pada kondisi kompetisi yang semakin ketat. BUMN, swasta maupun koperasi memiliki derajat yang sama dalam kompetisi dunia usaha tersebut, apabila tidak dapat memberikan alternatif pilihan yang paling baik, maka akan tersingkir dari persaingan.
Kinerja perusahaan negara atau Badan Usaha Milik Negara (BUMN) selama ini sering mendapat sorotan kritis dari masyarakat. BUMN dipandang
sebagai badan usaha yang tidak efisien karena boros dalam pemanfaatan sumber daya, sarat dengan korupsi, serta memiliki profitabilitas rendah. Argumen yang sering digunakan sebagai penjelasan atas belum optimalnya kinerja BUMN adalah tujuan pendiriannya yang lebih diprioritaskan pada pemberian pelayanan publik dan pemenuhan kebutuhan masyarakat dibandingkan perolehan laba.
Optimalisasi BUMN dapat dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu peningkatan restrukturisasi, profitisasi dan privatisasi. Privatisasi yang dimulai dengan restrukturisasi dan profitisasi masih diperlukan dalam rangka untuk mengurangi beban defisit anggaran negara dan sekaligus meningkatkan efisiensi produksi BUMN. Dengan kedudukannya yang penting tersebut, maka upaya privatisasi beserta fase-fasenya perlu dipercepat dan ditingkatkan. Privatisasi adalah kebijakan yang paling populer dibandingkan dua alternatif kebijakan lain yang dipromosikan pemerintah untuk memperbaiki kinerja BUMN, yaitu restrukturisasi dan profitisasi (Yunmas Widanmunti, 2010).
Direksi sebagai pihak yang bertanggung jawab penuh mengelola perusahaan demi tercapainya kelangsungan hidup perusahaan dipandang sangat perlu mendapatkan apresiasi yang efektif yaitu dalam bentuk kompensasi. Kompensasi diberikan kepada direksi sebagai imbalan terhadap waktu, tenaga, dan pikiran yang dicurahkan. Sistem kompensasi manajemen dibentuk sebagai alat untuk mencapai keselarasan tujuan antara manajemen dengan pemilik, memotivasi pihak manajemen agar giat bekerja, produktif meningkatkan kinerja dan menciptakan nilai perusahaan. Weston et al. (2004: 559) menyatakan bahwa
dewan komisaris memiliki peran penting di dalam praktik good corporate governance (GCG).
Ukuran perusahaan juga dapat mempengaruhi kinerja perusahaan, dan akan mempengaruhi fleksibilitas perusahaan tersebut dalam memasuki pasar modal. Perusahaan yang lebih besar dan memiliki tingkat stabilitas perusahaan yang baik akan lebih mudah memasuki pasar modal dibandingkan dengan perusahaan kecil.
Penelitian-penelitian sebelumnya mengenai pengaruh privatisasi, kompensasi manajemen eksekutif, dan ukuran perusahaan terhadap peningkatan kinerja perusahaan telah banyak dilakukan diantaranya, penelitian Prawirasantosa dan Setyanto (2007) yang menguji implikasi kebijakan privatisasi terhadap kinerja PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja PT Telkom pasca privatisasi mengalami peningkatan secara signifikan. Penelitian Harjun Muharam (2004) tentang kompensasi Chief Executive Officer (CEO) dan kinerja keuangan menunjukkan adanya hubungan positif dan signifikan antara kompensasi yang diterima seorang CEO dengan kinerja perusahaan yang dipimpinnya, walaupun demikian hasil penelitian ini tidak bisa menjelaskan apakah kinerja perusahaan murni kontribusi CEO atau kontribusi faktor eksternal. Penelitian Hesti (2010) dalam Bukhori (2012) berdasarkan hasil analisis penelitian yaitu ukuran perusahaan berpengaruh pada kinerja keuangan. Perusahaan yang mempunyai kekayaan besar akan memperoleh perhatian lebih dari masyarakat sehingga perusahaan tesebut bersikap hati-hati dalam melakukan
pelaporan keuangannya. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka permasalahan dari penelitian ini adalah:
-
1. Apakah privatisasi berpengaruh pada kinerja keuangan perusahaan BUMN yang terdaftar di BEI ?
-
2. Apakah kompensasi manajemen eksekutif berpengaruh pada kinerja keuangan perusahaan BUMN yang terdaftar di BEI ?
-
3. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh pada kinerja keuangan
perusahaan BUMN yang terdaftar di BEI ?
METODE PENELITIAN
Penelitian ini berbentuk kuantitatif yang berbentuk asosiatif dengan tipe kausalitas. Penelitian ini menggunakan data laporan keuangan perusahaan BUMN yang terdaftar di BEI tahun 2008-2012 dan sudah dipublikasikan. Dalam menentukan ukuran sampel menggunakan metode purposive sampling. Berdasarkan kriteria tertentu sehingga yang digunakan dalam penelitian adalah 13 sampel.
Privatisasi adalah salah satu cara efektif memperbaiki kinerja BUMN dari faktor internal dan eksternal perusahaan tersebut, sehingga banyak perusahaan terutama BUMN melakukan privatisasi untuk memperbaiki kinerja perusahaan. Privatisasi dalam kenyataannya mengalihkan kepemilikan negara kepada sektor swasta. Penelitian dari Prawirasantosa dan Setyanto (2007) yang menguji implikasi kebijakan privatisasi terhadap kinerja PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Kinerja PT Telekomunikasi Indonesia diukur dengan menggunakan data keuangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja PT
Telkom pasca privatisasi mengalami peningkatan secara signifikan. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka dapat diambil hipotesa sebagai berikut:
H1 : Privatisasi berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan perusahaan.
Kompensasi eksekutif merupakan salah satu alat yang masih dianggap efektif untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Penelitian dari Choo dan Tan (2004) mengenai kompensansi eksekutif menyatakan bahwa arah hubungan kompensasi menuju kinerja, bukan arah sebaliknya, karena ketika para eksekutif pada sebuah perusahaan diberikan kompensasi yang sesuai dengan tugas dan tanggungjawabnya, akan timbul kepercayaan dari diri eksekutif kepada perusahaan tempatnya bekerja sehingga eksekutif akan berusaha memaksimalkan keahlian serta sumber daya yang dimilikinya. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka dapat diambil hipotesa sebagai berikut:
H2 : Kompensasi manajemen eksekutif berpengaruh positif terhadap kinerja
keuangan perusahaan.
Ukuran perusahaan akan berpengaruh terhadap perkembangan perusahaan, karena perusahaan yang besar pada dasarnya memiliki kekuatan finansial yang lebih besar dalam menunjang kinerja, tetapi disisi lain, perusahaan dihadapkan pada masalah keagenan yang lebih besar. Hesti dan Uyun (2010) dalam penelitiannya menemukan bukti bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka dapat diambil hipotesa sebagai berikut:
H3 : Ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan
perusahaan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berikut adalah hasil uji analisis yang disajikan dalam bentuk tabel.
Adapun analisis yang digunakan yaitu uji statistik deskriptif, uji asumsi klasik, uji autokorelasi, dan uji analisis regersi linier berganda.
Tabel 1.
Hasil Statistik Deskriptif
N |
Nilai Minimum |
Nilai Max |
Mean |
Std. Deviation | |
Kinerja Keuangan (Y) |
65 |
.0,0019 |
0,3821 |
0,1550 |
.11879 |
Privatisasi (X1) |
65 |
0 |
1 |
1,04 |
.529 |
Kompensasi (X2) |
65 |
20,40 |
26,98 |
23,9677 |
1.35766 |
Uk. Perusahaan (X3) |
65 |
27,31 |
34,09 |
30,8096 |
1.80638 |
Sumber: Data diolah, 2014
Hasil dari tabel 1 menunjukkan bahwa nilai minimum Net Profit Margin (Y) sebesar 0,0019 yang artinya rasio Net Profit Margin terendah sebesar 0,0019, privatisasi (X1) menunjukkan nilai minimum sebesar nol yang berarti perusahaan tersebut belum melakukan privatisasi melalui IPO, nilai maksimum sebesar satu yang berarti perusahaan tersebut sudah melakukan privatisasi melalui IPO. Kompensasi manajemen eksekutif (X2) nilai min nya 20,40, nilai max nya 26,98 dan nilai rata-rata sebesar 23,96. Ukuran perusahaan (X3) nilai min nya 27,31, nilai max 34,09 dan nilai rata-rata sebesar 30,80, hal ini mengindikasikan hasil yang baik karena semakin kecil nilai standar deviasi maka data atau variabel tersebut semakin merata, artinya standar deviasi tidak jauh menyimpang dari nilai rata-ratanya (mean).
Tabel 2.
Hasil Uji Asumsi Klasik
Variabel |
Normalitas |
Multikolinearitas |
Heteroskedastisitas | |
Tolerance |
VIF | |||
Privatisasi (X1) |
0,653 |
1,532 |
0,131 | |
Kompensasi (X2) |
0,846 |
0,193 |
5,183 |
0,366 |
Uk. Perusahaan (X3) |
0,208 |
4,798 |
0,272 |
Sumber: Olah Data 2014
Hasil uji asumsi klasik pada tabel 2 menunjukan signifikansi sebesar 0,846 melebihi 0,05, maka data telah terdistribusi dengan normal. Serta nilai tolerance dan VIF menunjukan tidak terdapat gejala multikolinearitas dalam model regresion. Serta haasil uji heteroskedastisitas menunjukan semua variabel memiliki nilai signifikansi melebihi 0,05 sehingga dapat disimpulkan data terbebas dari heteroskedastisitas.
Tabel 3.
Hasil Uji Autokorelasi
Model |
R |
R Square |
Adjusted R Square |
Std Error of the Estimate |
Durbin Watson |
1 |
0,261 |
0,068 |
0,022 |
0,03666 |
1,450 |
Sumber : Olah Data 2014
Pada tabel 3 menunjukan nilai durbin watson adalah 1,450 lebih besar dari batas atas du (1,604), sehingga kesimpulanya tidak terdapat gejala autokorelasi.
Tabel 4.
Hasil Analisis Regresi Linear Berganda
Model |
Unstandardized Coefficients |
t |
Sig | |
Β |
Std. Error | |||
1 (Constant) |
-0,968 |
0,186 |
-5.191 |
000 |
Privatisasi (X1) |
0,093 |
0,021 |
4.446 |
000 |
Kompensasi (X2) |
0,045 |
0,015 |
3.006 |
004 |
Uk. Perusahaan (X3) |
-0,002 |
0,011 |
-.168 |
.867 |
R Square = 0,636 |
Sig = 0,000 |
Sumber : Olah Data 2014
Berdasarkan hasil analisis regresi linier berganda diketahui variabel privatisasi dengan hasil tSiE = 0,000 < α = 0,05, maka hasil penelitian ini menyatakan bahwa privatisasi berpengaruh pada kinerja keuangan perusahaan BUMN terdaftar di BEI tahun 2008-2012. Artinya perusahaan yang melakukan privatisasi kinerja keuangan perusahaan BUMN yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2012 semakin meningkat.
Variabel kompensasi dengan hasil ts⅛ = 0,004 < α = 0,05, menunjukan kepemilikan institusional berpengaruh kinerja keuangan perusahaan BUMN periode 2008-2012. Artinya semakin tinggi kompensasi manajemen eksekutif maka semakin tinggi kinerja keuangan perusahaan BUMN yang terdaftar di bursa Efek Indonesia periode 2008-2012.
Variabel ukuran perusahaan dengan hasil tSiE = 0,867 > α = 0,05, maka hasil penelitian ini menyatakan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh pada kinerja keuangan perusahaan BUMN periode 2008-2012. Hal tersebut dikarenakan dalam perusahaan BUMN yang lebih besar biasanya memiliki proses birokrasi yang lebih rumit, biaya agensi yang lebih besar dan lebih sensitif
terhadap perubahan ekonomi dan politik Ng et al (2008). Selain itu sebagian besar pendanaan BUMN berasal dari pemerintah dan bersifat vital keberadaannya sehingga tidak terlalu tergantung pada kinerja keuangan perusahaan.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan dari hasil pembahasan penelitian adalah privatisasi berpengaruh pada kinerja, kompensasi manajemen eksekutif berpengaruh pada kinerja keuangan, dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan BUMN yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2012.
Saran bagi penelitian selanjutnya dapat menggunakan variabel lain seperti corporate governance, likuiditas, solvabilitas, dan lainnya. Bagi perusahaan BUMN diharapkan dapat sebagai pedoman dalam penetapan standarisasi kompensasi manajemen, upaya privatisasi, serta indikator ukuran perusahaan dalam meningkatkan kinerja keuangan perusahaan dan bagi pemerintah diharapkan melanjutkan privatisasi BUMN dengan tujuan optimalisasi dan mendorong efisiensi dalam rangka meningkatkan kinerja keuangan BUMN
REFERENSI
Burchman, Seymour & Blair Jones. 2006. Executive Compensastion as a Support
For a Growth Strategy. World at Work Journal, 3 (2), pp: 88-93
Choo, F and Tan. K.B. 2004. Effect A Structurals Equation Modelling of CEO Pay-Performance Relationships. The Journal of American Academy of Business, 5 (1/2), pp: 22-40
Dwidjowijoto, Riant dan Randy Wrihatnolo. 2008. Manajemen Privatisasi BUMN. Jakarta : PT Elex Media Komputindo - Gramedia.
Galiani, Sebastian; Paul Gertler; Ernesto Schargrodsky; and Federico Struzenegger. 2003.The Costs and Benefits of Privatization in Argentina:A Microeconomic Analysis. Latin American Research Network Working Paper R-454.Washington, DC, United States:Inter-American Development Bank, Research Department.
Harper, Joel T. 2002. Privatisasi Kinerja Perusahaan Pada Negara Republik Ceko, Keuangan dan Real Estate. Department.College of Business, Florida Atlantic University.
Kaplan, Robert S., dan Norton, David P. 2000. Balanced Scorecard. Jakarta : Erlangga.
Komari, Nurul dan Faisal. 2007. Analisis Hubungan Struktur Corporate Governance dan Kompensasi Eksekutif. Jurnal Keuangan dan Perbankan, 11 (2), hal.213-224
Masterplan Revitalisasi BUMN 2005-2009. www.bumn.go.id. Diakses 8 April 2014.
Pradhono dan Yulius Jogi Cristiawan, 2004. Pengaruh Economic Value Added, Residual Income, Earnings, dan Arus Kas Operasi terhadap Return yang diterima oleh Pemegang Saham (Studi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta). Jurnal Akuntansi dan Keuangan, 6 (20), hal:140-166.
Putri, Anggi Arinta, Bambang Sunarko dan Suwaryo. 2012. Analisis Kebijakan Privatisasi Pada BUMN Yang Listingdi Bursa Efek Indonesia Tahun 20002011. Skripsi. Universitas Jenderal Soedirman.
Rorong, Ita Pingkan. 2008. Privatisasi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di Indonesia. Jurnal Akuntansi, 2 (2), hal:154-163
Sembiring, Seniwati. 2008. Pengaruh Ukuran Perusahaan dan Kebijakan Pendanaan terhadap Kinerja Keuangan pada BUMN. Jurnal manajemen, 2, (4), hal: 88-93
Suwito, Edi dan Herawati, Arleen. 2005. Analisis Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Tindakan Perataan Laba yang Dilakukan oleh Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Simposium Nasional Akuntansi VIII Solo, hal. 136-146.
762
Discussion and feedback