ISSN : 2302-8556

E-jurnal Akuntansi Universitas Udayana 10.2 (2015) : 398-416

PENGARUH VARIAN NILAI SAHAM, KEPEMILIKAN PUBLIK, DER DAN PROFITABILITAS, PADA PERATAAN LABA

I Gede Victor Ramanuja1

I Made Mertha2

1Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana, Bali, Indonesia Email : [email protected] / Tlp. +6281933025216 2

2Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana, Bali, Indonesia Tlp. 242776/ +6281558255551

ABSTRAK

Terdapatf beberapaf faktorf yangf memengaruhi perataan laba antara lain varian nilai saham, kepemilikanf publikf, debtf tof equity ratio, dan profitabilitas. Penelitian ini berfokus untuk meneliti perusahaan manufaktur yang bergerak di sektor industri barangf konsumsif yang terdaftarf di Bursaf Efek Indonesia (BEI) tahunf 2009–2012 yangf diseleksif dengan metode purposive sampling. Berdasarkan hasil analisis ditemukan bahwa secara simultan, seluruh variabel independenf berpengaruh terhadap variabel dependen. Secara parsial, varian nilai saham dan kepemilikan publik tidak berpengaruhf signifikanf terhadapf praktikf perataanf laba yangf dilakukanfolehf perusahaan. Sedangkanf debtf to equityf ratio, dan profitabilitas berpengaruhf signifikan.

Kata Kunci: perataan laba

ABSTRACT

Theref are severalf factors that affect to incomef smoothingf amongf otherf variantsf off the valuef of shares, publicf ownership, debtf tof equityf ratio, andf profitability. This study focused on researching manufacturing company engaged in the consumer goodsf industryf sectorsf listedf onf thef Indonesia Stock Exchange (IDX) 2009-2012 selected by purposive sampling method. Based on the results off thef analysis found that simultaneous, all independent variables affect the dependent variable. Partially, variant value of shares and public ownershipf doesf not significantlyf influencef incomef smoothing practices committed by the company. While thef debtf to equityf ratio, andf profitabilityf significantf effect.

Keywords: income smoothing

PENDAHULUAN

Semakinl tinggil tingkatl persainganl dil dunial bisnisl memicul piha l manajemenl perusahaanl menunjukanl kinerjal yangl optimal, karenal baikl buruknyal kinerjal suatul emitenl akanl berdampakl pada nilai pasar dari emiten dan juga memengaruhi minat investor untuk menanam investasinya padal sebuahl perusahaan. Akhirnyal hall inil memengaruhil ketersediaanl danl besarnyal dan l yang

bisal dil manfaatkanl perusahaanl besertal tinggil rendahnyal biayal modall yan l harusl ditanggungnya.

Suatul perusahaanl apalagil perusahaanl besarl menggunakanl laporanl keuanganl sebagai medial informasil baik itul untukl pihakl inter l perusahaanl maupunl pihakl eksternl perusahaan. Disampingl itu pulal laporanl keuanganl dapatl digunakanl untukl memenuhil tujuan-tujuanl lainl yaitu sebagai laporan kepada pihak ekstern seperti investor maupun debitur. Tujuan utama dibuatnya laporanl keuanganl adalahl memberikanl informasil yangl bergunal untukl pengambilanl keputusan ekonomi. Paral penggunal laporanl keuanganl biasanyal memakail laporanl keuanganl untuk meramalkan, membandingkan, sertal menilail dampa l keuanganl yangll ditimbulkanvl oleh keputusanl ekonomil yangl akanl diambilnya. (Ramdani 2012).

Secaral umum, seluruhl bagianl daril laporanl keuanganl sangatl pentin l danl diperlukan dalaml pengambilanl keputusan. Namun, perhatianl paral pemakail laporanl keuanganl cenderung lebihl terpusatl terhadapl informasil labal yan l terdapatl dalaml laporanl labal rugi, tanpal memperhatikanl bagaimanal prosedu l yan l digunakanl untukl menghasilkanl informasil laba tersebut. (Beattie, etl al., 1994).

Dalaml mengelolal perusahaanl telahl lamal dikenall adanyal sebuahl istilahl yangl disebutl teori keagenan. Teori keagenan merupakan pemisahaan antara pemilik dan pengelola perusahaan, dimanal pemilikl menyerahkanl sepenuhnyal pengelolaanl perusahaanl kepadal manajemen, lnamunl pemilikl perusahaanl memintal pertanggungjawabanl berupal laporanl keuangan, untukl mengukur kinerjal perusahaanl tersebut. Tetapil dalaml perjalanannya, seringl kalil terdapatl perbedaan

kepentinganl antaral pihakl pemilikl denganl pihakl manajemen, sehinggal benturanl kepentinganl ini menimbulkanl masalahl keagenan. (Jensenl danl Meckling 1976).

Pemilikt perusahaant selalut menuntutt labat yangt tinggit kepadat piha t manajemen, namunt laint sisit manajement ingint mendapatkant fee yangt lebih, sehinggat harust menekant laba perusahaan. Manajement menyadarit bahwat informasit labat tersebut merupakan faktor penting dalamt mengukurt kinerja keuangant perusahaant sehinggat manajement cenderungt melakukan perilakut tidakt semestinya, sehinggat menimbulkant asimetrit informasit dalamt konsept teori keagenan. Asimetrit informasit itut timbult karenat adanyat ketidakkonsistenant dalamt penyajian pelaporant keuangant dari manajert kepadat principalt dant pemangkut kepentingant yangt lainnya, sehinggat informasit yangt disampaikant manajement hanyat menguntungkant manajement sebagai pengelolat perusahaant (Assih dan Gudono, 2000).

Perataanx labax merupakanx suatux usaha yangx dilakukanl ole l manajemen untukt mengurangit fluktuasit laba, sehinggaxt labat suatut periodet tidakt jauht berbedat dengant jumlah labat periodet sebelumnya. Hasilt penelitiant Gordont et. al (1996) t menunjukkant bahwat kepuasan parat pemegangt sahamt meningkatt beriringant dengant adanyat kestabilant labat perusahaan. Sementarat padat penelitiant Beidlman (1973) menjelaskant bahwat perataant labat memperluast pasar sahamt perusahaant dant membawat pengaruht terhadapt pertambahant nilait sahamt suatut emiten.

Adapunx faktor-faktorx yangx memengaruhix praktikx perataanx labax yangx diteliti meliputi: varianx nilaix saham, kepemilikanx publik, debt to equity ratio, dan profitabilitas.

Variant nilait sahamt digunakant untukt menghitungt resiko. Dengan adanyat ketidakpastiant bagi investort akant memperoleht returnt dimasat mendatangt yangt belumt diketahuit tepat nilainya, sehingga returnt yangt diterimat perlut diestimasit nilainyat dengant segalat kemungkinant yangt dapatt terjadit sebagai dasart estimasit bagit investort (Jogiyanto,2000). Michelson et. Al (1995) menyimpulkant bahwat suatut perusahaant memilikit returnt tahunant rata-rata dant resikot yang semakint rendaht maka semakin tinggi indikasi perusahaan melakukant perataant labat. Halt ini terjadit padat perusahaan-perusahaant skalat besart dengant labat bersiht stabil. H01 :  Varianinilaiisaham tidak berpengaruh terhadap praktik perataan laba.

Ha1 :  Varianinilaiisahamiberpengaruhinegatifiterhadapipraktikiperataanilaba

MidiastutyidaniMachfoedzi(2003), menyatakan bahwa pengelolaan laba dapat bersifat efisien, tidakd selaludioportunis. Jikadipengelolaand labad efisiend makad kepemilikand publikd yang tinggid akand meningkatkand pengelolaandilaba. Proporsid kepemilikand publikd yangd besar, menunjukkand bahwad tingkatd kepercayaand investord terhadapd perusahaand tinggid karenad itud manajemend cenderun d untukd melakukand perataand labad untukd menunjukkand tingkatd labad dan kinerjad perusahaand yangd baikd (Nuraeni, 2010). Michelson, et. Al (2000) jugad menyimpulkan bahwa, semakind tinggid tingkatd kepemilikand publik, makad perusahaand cenderungd melakukan perataand labad agard menghasilkand variabilitasd labad yangd rendahd yangd mengindikasikand risiko yangd rendah.

H02 :  Kepemilikand publikd tidak berpengaruhd terhadapd praktikd perataan laba

Ha2 :  Kepemilikand publikd berpengaruhd positifd terhadapd praktikd perataan laba

Debtd to equityd rasio merupakand rasiod yangd diperolehd melaluid totald utangd dibagid dengan total modal. Jin dan Machfoedz (1998) menjelaskan bahwa variabel DER berpengaruhd terhadapd perataand labad berdasard adanyad indikasid perusahaand melakukand perataan labad untukd menghindarid pelanggarand perjanjiand utangd dapatd dilihatd melaluid kemampuan perusahaand tersebut untuk melunasi utangnya dengan menggunakan modal yang dimiliki. Menurut Padang (2010), Seorang kreditur akan memberikan kredit kepada perusahaan yang menghasilkan laba yang stabild dibandingd perusahaand dengand labad yangd fluktuatif, sehinggad hal inid mendorongd perusahaand untukd melakukand praktikd perataand laba.

H03 :  Debtd tod equityd ratio tidak berpengaruhd dterhadapd praktikd perataand lab d

Ha3 :  Debtd tod equityd ratio berpengaruhd positif dterhadapd praktikd perataand lab d

Menurutd Scottd (2000), perusahaand cenderungd melakukand income minimization saat memperolehd tingkatd profitabilitasd tinggi. Tingkatd profitabilitasd yangd stabild akand memberikan keyakinand padad investord bahwad perusahaand tersebutd memilikid kinerjad yangd baikd dalam menghasilkand laba. Menurutd Ashari, dkkd (1994) perusahaand yangd memilikid proftabilitasd yang lebihd rendahd akand menerimad dampakd yangd lebihd besard dibandingkand dengand perusahaand yang memilikd proftabilitasd tinggi, jikad terjadid fluktuasid jumlahd laba. Olehd karenad itud perusahaan memilikid proftabilitasd labad yangd lebihd rendahd lebihd cenderungd melakukand tindakand perataan laba.

H04 :  Profitabilitas tidak berpengaruh terhadap praktik perataan laba

Ha4 :  Profitabilitas berpengaruh positif terhadap praktik perataan laba

Penelitianx inix secarax spesifikx menelitix perusahaanx manufaktu x yangx bergerakx dix sektor industrix barangx konsumsix yangx meliputix industrix farmasi, kosmetik, makananx dan minuman, rokok, serta industrix peralatanx rumah tangga. Penelitix memilihx sektorx industri barangx konsumsix sebagaix kriteriax sampelx karenax perusahaanx dix sektorx inix memiliki perputaranx penjualanx yangx palingx cepat, sehinggawx indikasiwx manajemenx melakukan perataanwx labax menjadiwx semakinwx tinggi.

Penelitianw iniw bermaksudw untukw mengkonfirmasiw hasilw dariw beberapaw penelitian sebelumnyaw yangw menelitiw mengenaiw faktor-faktorw yangw memengaruhiw praktikw perataan labaw karenaw terdapatw ketidakkonsistenanw padaw hasilw penelitianw sebelumnya, sertaw untuk mengembangkanw penelitianw terdahuluw mengenaiw variabelw penelitianw lainw yangw berkaitan denganw praktikw perataanw labaw olehw perusahaanw yangw gow public.

METODEc PENELITIANc

Objekd penelitiand meliputid variand nilaid saham, kepemilikand publik, debtd to dequityd ratio dan profitabilitasd padad perusahaand manufakturd yan d bergerakd did sektord industrid barangd konsumsi yangd terdaftard did BEId padad tahund 2009 – 2012.

Definisid Operasionald Variabeld

Penelitiand inid menggunakand 1d variabeld terikatd dand 4d variabeld bebasd yakni:

Perataan Laba

Perataan laba merupakan normalisasi laba yang dilakukan secara sengaja untuk mencapai trend atau level laba tertentu (Belkoui, 1993). Perataan Laba sebagai

variabel dependen dalam penelitian ini diukur dengan Index Eckel. Adapun rumusnya adalah sebagai berikut:

IndexEckel = ^ ……………………………………………….…(1) Keterangan :

CVΔI dan CVΔS dapat dihitung sebagai berikut:

L(Ax-AX)Z

CV -   "-1 ……….…..………………………………………….....(2)

Varian Nilai Saham

Menurut Widaryanti (2009) Varian nilai saham adalah pengukuran yang digunakan untuk menghitung resiko saham perusahaan. Varian nilai saham dalam penelitian ini merupakan kuadrat dari deviasi standar/ penyimpangan perhitungan return ekspektasi selama periode waktu 4 tahun. Adapun rumusnya adalah sebagai berikut:

Var (Ri) = ∑ (Ri - E(R))2 ...................................................................(3)

Kepemilikan Publik

Kepemilikan publik merupakan upaya untuk memperluasv pasarv sahamv perusahaanv sehinggav membawav pengaruhv yangv menguntungkanv nilaiv sahamv perusahaanv (Carlson dan Bathala, 1997). Kepemilikan publik diukur dengan persentasev public ownership (POWN). Adapun rumusnya adalah sebagai berikut:

Kepemilikan Publik =  ---————f---—t----x 100% ……..(4)

Total Saham Perusahaan

Debt to Equity Ratio

Debt to equity ratio merupakan perbandingan antara total hutang dengan jumlah modal yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi

kewajibannya dengan menggunakan modal yang ada. Adapunv rumusnyav adalahv sebagaiv berikut: v

JDebt to Equity Ratio =          x 100% ……...………...…….(5)

Total Equity                                    v

Profitabilitas

Profitabilitas merupakan tingkat keuntungan bersih yang mampu diraih oleh perusahaan pada saat menjalankan operasinya (Jin dan Machfoedz, 1998). Profitabilitas dalam penelitian ini diukur dengan Return On Asset. Adapun rumusnya adalah sebagai berikut:

n           λ         Earning BeforeTax . λλn.

Return on Asset = ---——-----x 100% …………...………...(6)

TotalAsset                                       v 7

Metodec Penentuanc Sampelc

Populasib yangb adab dib penelitianb inib berjumlahb 37b emiten, kemudianb terpilih sampel sejumlah 18 perusahaan. Metode penentuan sampelnya memakai metode purposive sampling denganb kriteriab sebagai berikut ini: 1) Perusahaan manufaktur yang bergerak di sektor industri barang konsumsi yang terdaftar (listing) di Bursa Efek Indonesia pada periode 2009 – 2012. 2) Perusahaanc yan c menerbitkanc laporanc tahunanc (annual report) padac periode 2009 – 2012. 3) Perusahaan yang data variabelnya tersedia lengkap dalam laporan keuangan dan tahunan pada periode 2009 – 2012.

Teknik Analisis Data

Uji Asumsi Klasik

Penelitib menggunakanb ujib asumsib klasikb untukb mengetahuib kondisib datab yangb akan dianalisis. Halb tersebutb dilakukanb penelitib agarb diperolehb modelb analisisb yangb tepat. Adapunb ujib asumsib klasikb meliputi: ujib normalitas, ujib heteroskedastisitas, ujib multikolinearitas, ujib autokorelasi.

Uji Regresi Berganda

Modelb analisisb yangb digunakanb analisisb regresib linierb bergandab dibantub program computerb SPSS versib 13. Menurutb Wirawanb (2002), modelb regresib linierb bergandab ditunjukkanb padab persamaanb berikutb ini:

Y = ci ÷ βιXι ÷ PzX? ÷ P3X3 + P4×4 ÷ e ……………………. (7)

Uji Hipotesis

Ujib hipotesisb digunakanb untukb mengetahuib pengaruhb darib variabelb independen terhadapb variabelb dependenb baikb itub secarab simultanb maupunb secarab parsial. Pengujianb hipotesisb secarab simultanb menggunakanb F-test (Uji F), sedangkan secarab parsialb menggunakanb t-testb (Ujib t).

Koefisien Determinasi

Koefisienb determinasib (R2) bertujuan untuk mengukur kesesuaian garis regresi terhadapb sebaranb datanya. Jika R2 = 1, berarti 100% total varians variabel dependen dapat dijelaskan oleh variabelb independennya. Jikab R2 = 0, berartib tidakb adab totalb varians variabel dependenb yangb dapatb dijelaskanb olehb variabelb independennyab (Wirawan, 2002).

HASIL DANc PEMBAHASAN

Tabel 1

Uji Regresi Linier Berganda

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T

Sig.

B        Std.

Error

Beta

(Constant)

-0,294

0,179

-1,641

0,105

Varian saham

2.259E-6

0,000

0,118

1,046

0,299

Kepemilikan public

0,002

0,004

0,044

0,447

0,657

DER

0,003

0,001

0,245

2,510

0,015

Profitabilitas

0,021

0,004

0,529

4,712

0,000

Sumber : Olah Data

Adapun persamaan regresi linier berganda dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut:

Y = -0,294 + 0,118 X1 + 0,044 X2 + 0,245 X3 + 0,529 X4+ ε

Hasil dari persamaan regresi pada Tabel 1 menunjukkan arah hubungan masing-masing variabel bebas pada variabel terikat dalam penelitian ini yang ditunjukkan oleh masing-masing koefisien variabel bebasnya. Dari persamaan regresi linier berganda diatas maka dapat dianalisis sebagai berikut: 1) Konstanta sebesar -0,294 menyatakan bahwa jika variabel independen dianggap 0, maka nilai variabel dependen (perataan laba) sebesar -0,294; 2) Variabel varian nilai saham (X1) mempunyai nilai koefisien regresi sebesar 0,118 berarti bahwa setiap peningkatan varian nilai saham (X1) sebesar 1% akan mengakibatkan kenaikan indikasi praktek perataan laba oleh perusahaan sebesar 11,8% (dengan catatan, jika variabel independen lainnya konstan); 3) Variabel kepemilikan publik (X2) mempunyai nilai koefisien regresi sebesar 0,044, berarti bahwa setiap terjadi peningkatan rasio kepemilikan publik (X2) sebesar 1% akan mengakibatkan kenaikan indikasi praktek perataan laba oleh perusahaan sebesar 4,4% (dengan

catatan, jika variabel independen lainnya konstan); 4) Variabel debt to equity ratio (X3) mempunyai nilai koefisien regresi sebesar 0,245, berarti bahwa setiap peningkatan debt to equity ratio (X3) sebesar 1% akan mengakibatkan kenaikan indikasi praktek perataan laba oleh perusahaan sebesar 24,5% (dengan catatan variabel independen lainnya konstan); 5) Variabel profitabilitas (X4) mempunyai nilai koefisien regresi sebesar 0,529, berarti bahwa setiap peningkatan profitabilitas (X4) sebesar 1% akan mengakibatkan kenaikan indikasi praktek perataan laba oleh perusahaan sebesar 52,9% (dengan catatan variabel independen lainnya konstan).

Pengaruh varian nilai saham terhadap praktik perataan laba

Pada Tabel 1 menunjukkan nilai t dari variabel varian nilai saham sebesar 1,046 (positif) dengan nilai signifikansi sebesar 0,299 > α (0,05). Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa varian nilai saham tidak memiliki pengaruh yang signifikan dengan arah positif terhadapv praktikv perataanv laba, sehinggav dapatv disimpulkanv vHa1 vditolak.

Hasilv penelitianv iniv konsistenv denganv hasilv penelitianv Widaryanti (2009) yangv menemukan bahwav varian nilai saham tidak memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap praktik perataan laba yang dilakukan perusahaan. Hasilv iniv menunjukkanv bahwav adav sikapv yangv berbedav dariv investorv terhadapv tindakan perataan vlaba. Dimana investor yang merasa diuntungkan karena perataan laba tersebutv dapatv memberikanv prediksiv labav yangv lebihv baikv karenav labav yangv

dilaporkanv cenderungv stabil, sehinggav akanv memungkinkanv reaksiv positifv dariv investor.

Pengaruh kepemilikan publik terhadap praktik perataan laba

Pada Tabel 1 menunjukkan nilai t dari variabel kepemilikan publik sebesar 0,447 (positif) dengan nilai signifikansi sebesar 0,657 > α (0,05). Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kepemilikan publik tidak mempunyai pengaruh yang signifikan dengan arah positif terhadap praktik perataan laba, sehingga dapat disimpulkan Ha2 ditolak.

Hasil penelitian ini didukung hasil penelitian Noviana dan Yuyetta (2011) yang menemukan bahwa kepemilikan publik tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap praktik perataan laba yang dilakukan perusahaan. Hasil ini menunjukkan bahwa, kepemilikan publik yang luas belum tentu akan mendorong manajemen untuk melakukan praktik perataan laba, karena kepemilikan publik yang semakin luas menunjukkan kinerja yang sesungguhnya dari manajemen dan merupakan bentuk kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan tersebut.

Pengaruh debt to equity ratio terhadap praktik perataan laba

Pada Tabel 1 menunjukkan nilai t dari debt to equity ratio (DER) saham sebesar 2,510 (positif) dengan nilai signifikansi sebesar 0,015 < α (0,05). Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa DER memiliki pengaruh yang signifikan dengan arah positif terhadap praktik perataan laba, sehingga dapat disimpulkan Ha3 diterima.

Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian Santoso (2010) yang menemukan bahwa DER memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap praktik perataan laba yang dilakukan perusahaan. Hasil ini menunjukkan bahwa, tingkat debt to equity ratio yang semakin tinggi akan mendorong manajemen untuk melakukan praktik perataan laba, karena rasio hutang yang lebih besar dari modal sendiri menunjukkan bahwa perusahaan memiliki resiko keuangan yang besar.

Pengaruh profitabilitas terhadap praktik perataan laba

Pada Tabel 1 menunjukkan nilai t dari variabel profitabilitas sebesar 4,712 (positif) dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 < α (0,05). Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa profitabilitas memiliki pengaruh yang signifikan dengan arah positif terhadap praktik perataan laba, sehingga dapat disimpulkan Ha4 diterima.

Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian Zuliani et. Al (2012) yang menemukan bahwa profitabilitas memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap praktik perataan laba yang dilakukan perusahaan. Hasil ini menunjukkan bahwa, tingkat profitabilitas yang semakin tinggi akan mendorong manajemen untuk melakukan praktik perataan laba, karena perusahaan akan selalu berusaha dinilai baik oleh investor agar saham perusahaan tersebut laku div pasa v modal, v denganv demikian, v terjadiv atauv tidaknyav perataanv labav akanv dipengaruhiv olehv profitabilitasv karenav perataanv labav dimaksudkanv untukv membuatv lab v beradav div nilaivv yangv stabil. v

Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi (R Square) diketahui sebesar 0,391. Hal ini berarti 39,1% variasi dari variabel perataan laba dapat dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel varian nilai saham, kepemilikan publik, debtv tov equityv ratiov danv profitabilitas. Sedangkanv sisanyav sebesarv 60,9% variasiv variabelv perataanv labav dijelaskanv atauv dipengaruhiv olehv variasiv variabel-variabelv lainv div luarv modelv penelitianv ini.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan pembahasan atas hasil pengujian hipotesis yang telah diuraikan sebelumnya, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1) Varian nilai saham tidak berpengaruh terhadap praktik perataan laba. Dengan tidak adanya pengaruh, berarti bahwa perubahan yang terjadi pada varian nilai saham tidak akan memengaruhi tingkat praktik perataan laba; 2) Kepemilikan publik tidak berpengaruh terhadap praktik perataan laba. Dengan tidak adanya pengaruh, berarti bahwa perubahan yang terjadi pada kepemilikan publik tidak akan memengaruhi tingkat perataan laba yang dilakukan perusahaan; 3) Debt to equity ratio berpengaruhv positifv signifikanv terhadapv praktikv perataanv laba. Denganv adanyav pengaruhv yangv positif, berartiv bahwav semakinv tinggiv nilai debtv tov equityv ratio, makav semakinv tinggiv pulav indikasiv suatuv perusahaanv melakukan praktik perataan laba; 4) Profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap praktik perataan laba. Denganv adanyav pengaruhv yangv positif, berarti bahwa semakin

tinggi nilai profitabilitas, maka semakin tinggi pula indikasi suatu perusahaan melakukan praktik perataan laba; 5) Koefisien determinasi menunjukkan 39,1% variasi dari variabel perataan laba dapat dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel varian nilai saham, kepemilikan publik, DERvdanvprofitabilitas. Sedangkanvsisanya sebesar 60,9% variasi variabel perataan laba dijelaskan atau dipengaruhi olehv variabel-variabelvlain di luar model penelitian ini.

Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan, maka ada beberapa saran yang dapat diberikan yaitu sebagai berikut: 1) Untuk pihak principal maupun investor, hasil penelitian ini dapat menjadi referensi untuk mendeteksi tindakan perataan laba yang dilakukan oleh manajemen, dengan memperhatikan faktor-faktor yang memengaruhi tindakan perataan laba tersebut seperti varian nilai saham dan kepemilikan publik. Sehingga bisa menjadi media untuk melakukan evaluasi terhadap kinerja perusahaan; 2) Penelitian ini memiliki keterbatasan yaitu jumlah sampel yang digunakan terbatas hanya pada perusahaan manufaktur yang bergerak di sektor industri barang konsumsi saja, serta tahun penelitian yang singkat yaitu hanya 4 tahun. Saran bagi penelitian selanjutnya, sebaiknya mengambil sampel yang berbeda dengan penelitian ini, agar dapat membandingkan dengan hasil penelitian ini dengan berikutnya.

REFERENSI

Albercht,s s W.D. s dan s F.M. Richardson. s 1990. s Income s Smoothing sby Economic Sector, Journal of Business Finance dan Accounting, Winter, 713-730.

Assih, v Prihatv danv M. vGudono. 2000. Hubungan Tindakan Perataan Laba dengan Reaksi pasar atas Pengumuman Informasi Laba Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia: Jakarta. Jurnal Riset Akuntansi. Vol. 3. No. 1. Januari.

Beattie, v Vivienv et. v al. v 1994. Extraordinaryv Item and Income Smoothing : A Positif Accounting Approach. Journal of Business Finance and Accounting, 21 (6). September.

Barnea, A., J. Ronen dan S. Sadan. 1975. The Implementation of Accounting Objectives An Application to Extraordinary Items, The Accounting Review, January 1975.

Beidlemanv C.R., 1973. Income Smoothing: Thev Rolev of v Management, The

Accounting Review, Oktober, 1973.

Brayshaw, R.E., dan Ahmed E. K. Eldin, 1989, “The Smoothing Hypothesis and The Role Of Exchange Differences”, Journal of Business Finance and accounting, Vol. 16, No. 5, Page 21-633.

Carlson, v S. J., & C, T. Bathala. 1997. Ownership Differencesv and Firm’s Income Smoothings Behaviour. Journal of Business Finance & Accounting, 24 (2), 179-196.

Copeland, R., M., “Income Smoothing”, Journal of Accounting Research

Supplement, 1968, 101-116.

Dascher, Paul E, dan Robert E. Malcolm, “A Note on income Smoothing in The Chemical Industry”, Journal of Accounting Research , Autumn 1970.

Dewi, Ratihv Kartikav dan Zulaikha. 2010. Analisav Faktor-Faktorv Yangv Memengaruhiv Praktikv Perataanv Labav (Income Smoothing) Padav Perusahaanv Manufaktur Dan Keuanganv Yangv Terdaftarv Di BEI ( 20062009 )

Dina Rahmawati, Dul Muid. 2012. Analisis Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Praktik Perataan Laba (Studi Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di BEI Tahun 2007 – 2010). Diponegoro Journal Of Accounting Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012.

Gordon, P., H.W. Richardson, and B. Davis. 1996. “Transport-Related Business Interruption Impacts of the Northridge Earthquake.” Los Angeles, Calif.: Luck Center Research Institute, University of Southern California.

Irfan, Ali. 2002. Pelaporan Keuangan dan Asimetri Informasi dalam Hubungan Agensi. Lintasan Ekonomi, XIX (2).

Ismiyanti, F. dan Hanafi, M. 2004. Strukturv Kepemilikan, Risiko, danv Kebijakanv Keuangan: Analisisv Persamaanv Simultan. Jurnalv Ekonomiv dan Bisnis Indonesia. Vol. 19, No. 2, Pp. 176-196.

Jensen, v M. C., and W.H. Meckling, 1976. Theoryv ofv thev Firm: Managerialv vBehavior, Agenc v Costs andv Ownershipv Structure. Journal of Financial Economics, Vol. 3, No. 4, October.

Jin, Liauw She dan Mas’ud Machfoedz, 1998. Faktor-Faktor yang memengaruhi Praktik Perataanv Labav padav Perusahaanv yang Terdaftar di Bursa Efek jakarta”, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol. 1, No. 2, Juli, 1998, hal 174-191.

Kamaruddin, et. al. 2003. Marketv Perceptionv ofv Incomev Smoothingv Practices: Malaysianv Evidence. Journalv ofv Accountingv Researchv (Supplement) 6(3). Pp. 101-116

Kim, vO., andv vVerrecchia, 1994. Marketv Liquidit v andv Volumev Aroun v Earningv vAnnouncements. vJournal vof vAccounting vand vEconomics, January, ppv 246271.

Kirschenheither, M.& N. Melumad. 2002. Can Big Bath dan Earnings Smoothing Co-exist as Equilibrium Financial Reporting Strategies”. Journal of Accounting Research. 40 (3). June.

Michelson, S. E., J, Jordan. Wagner., & C, W. Wooton. 1995. A Market based Analysis of Income Smoothing. Journal of Business Finance & Accounting, 22(8), 1179-1193.

Michelson, et. al. 2000. The Relationship between the Smoothing of Reported Income and Risk Adjusted Returns. Journal of Economics and Finance, Vol.24 No.2, Summer 2000. Pp.141-159

Muchammad, A. (2001). “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tindakan Perataan Laba/Income Smoothing.” Skripsi S-1 Tidak Dipublikasikan, Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Airlangga Surabaya.

Nuraeni, vDini. v2010. vPengaruh vStruktur Kepemilikanv Sahamv Terhadapv Kinerjav Perusahaan. Skripsi Fakultas Ekonomi UNDIP.

Noviana, Sindi Retno dan Yuyetta, Etna Nur Afri. 2011. Analisis Faktor-Faktor yang Memengaruhi Praktik Perataan Laba (Studi Empiris Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI Periode 2006-2010). Jurnal Akuntansi & Auditing, Volume 8/No. 1/November 2011: 1-94

Olivya, Pramono, 2013. Analisis Pengaruh ROA, NPM, dan Size, Terhadap Praktik Perataan Laba (Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2007 – 2011). Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya, Vol. 2 No. 2 (2013)

Parikesit. 2003. Analisis Perataan Laba dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi: Studi Empiris pada Perusahaan di Indonesia. Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan, Vol. 2, No. 1, hal.53-66.

Prabayanti, dan Yasa. 2009. Perataan Laba (Income Smoothing) dan Analisis Faktor-faktor yang Memengaruhinya (Studi Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)‖. Jurnal Akuntansi. Universitas Udayana.

Ramdani, Dedi. 2012. Analisis Faktor-Faktor yang Memengaruhi Income Smoothing pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Logam Di BEI, Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma: Jakarta.

Salno, H.N., dan Zaki Baridwan. 2000. Analisis Perataan Penghasilan (Income Smoothing): Faktor-Faktor yang Memengaruhi dan Kaintannya dengan Kinerja Saham Perusahaan Publik di Indonesia, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol. 3 No. 1, Januari, 2000, hal 17-34.

Santoso, Yosika Tri. 2010. Analisis Pengaruh NPM, ROA, Company Size, Financial Leverage, Dan DER Terhadap Praktik Perataan Laba Pada Perusahaan Property Dan Real Estate Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma.

Smith, E.D. 1976. “Effects of Separation of Ownership From Control an Accounting Policy Decisions”. Accounting Review. Vol. 11.

Wahyono, Hadi, 2002. Komperasi Kinerja Perusahaan Bank dan Asuransi Studi Empiris di Bursa Efek Jakarta, Jurnal riset ekonomi dan manajemen, vol. 2 No. 2, Mei 2002.

Wahyuni, Arinta Eka., Yudhanta Sambharakresna, dan Anita Carolina. 2013. Analisa Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Praktik Perataan Laba (Income Smoothing) (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa

Efek Indonesia Periode 2009-2012). Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Trunojoyo Madura.

Widaryanti, 2009. Analisis Perataan Laba Dan Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia. Fokus Ekonomi. Vol. 4 No. 2 Desember 2009 : 60 - 77

Widhianningrum, purweni, 2012. Perataan Laba Dan Variabel-Variabel Yang Memengaruhinya (Studi Empiris Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEJ). Jurnal Akuntansi dan Pendidikan, Volume 1, Nomor 1, Oktober 2012

Watt, R. and J. Zimmerman. 1986. Positive Accounting Theory. Englewood Cliffs, New Jersey: Prentice-Hall.

Wolk, T. (2001). Accounting Theory: A Conceptual and Institutional Approach. Fifth Edition. United Stated of America: South-Western College Publishing.

Zuliani, Nur Farida., Zulbahridar dan Al Azhar. 2012. Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Praktek Perataan Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2011.

416