Penggunaan Beaglebone Black untuk Monitoring Suhu, Kelembaban, dan Intensitas Cahaya dalam Greenhouse
on
Jurnal Ilmiah Teknologi Pertanian
AGROTECHNO
Volume 2, Nomor 2, Oktober 2017
ISSN: 2503-0523 ■ e-ISSN: 2548-8023
Penggunaan Beaglebone Black untuk Monitoring Suhu, Kelembaban, dan Intensitas Cahaya dalam Greenhouse
Beaglebone Black Application for Temperature, Humidity, and Light Intensity Monitoring In Greenhouse
I Putu Gede Budisanjaya, Sumiyati
Dosen Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana email: budisanjaya@unud.ac.id
Info Artikel
Diserahkan: 2 Agustus 2017
Diterima dengan revisi: 29 September 2017
Disetujui: 5 Oktober 2017
Abstrak
Di negara tropis seperti Indonesia, rumah kaca sangat efektif digunakan untuk memberikan perlindungan yang baik terhadap tanaman dari kondisi lingkungan yang berpengaruh buruk terhadap pertumbuhan tanaman seperti suhu yang terlalu panas, kecepatan angin yang kencang, hujan, serta gangguan serangga. Dengan dilakukannya budidaya tanaman dalam greenhouse, maka kondisi-kondisi yang diperlukan untuk pertumbuhan tanaman dapat dipantau dan diatur sesuai kebutuhan tanaman. Oleh karena itu diperlukan suatu sistem monitoring suhu, kelembababan dan intensitas cahaya secara terus menerus dan real-time. Maka dari itu diperlukan penelitian tentang alat untuk monitoring suhu, kelembaban dan intensitas cahaya dengan menggunakan mini komputer Beaglebone Black Rev C yang mudah dalam pengembangan dan handal, sehingga bisa memonitor kondisi suhu, kelembaban dan intensitas cahaya secara terus menerus dan real time. Dengan sensor suhu dan kelembaban DHT22, BH1750 sebagai sensor cahaya. Data suhu, kelembaban, dan intensitas cahaya akan dikirim ke email, disimpan dalam file CSV. User juga akan menerima alert jika suhu melebihi 34 oC. Setelah pengujian sensor, DHT22 memiliki error pengukuran suhu sebesar 1,999 ± 0,294 %, dan error sebesar 11,915 ±1,210% untuk pengukuran kelembaban. Sedangkan sensor BH1750 memiliki error yang rendah yaitu 0,577± 0,349 %.
Kata Kunci— Suhu, kelembaban, Beaglebone Black, DHT22, BH1750
Abstrack
Green house, in tropical country like Indonesia, is used very effectively in order to provide plants a good protection against worse environment conditions such as high temperature, speed blowing wind, rain, and insect’s invasion. In addition, some needed conditions by plants could be monitored and controlled if plants are grown inside a greenhouse. There is a demand of a system to monitor some environment parameters, namely ambient temperature, air humidity, and sun light intensity continuously and real-time is needed. Therefore, to address the demand, this study applies Beaglebone Black Rev C minicomputer to monitor those environment parameters due to its easy-to-develop and reliability. This system using DHT22 as its temperature and humidity sensor, and BH1750 as its light sensor. Data detected by those sensors are sent to an email in CSV file format. User will also receive an alert if the temperature exceeds point of 34oC. The results obtained from the test on system show that DHT22 demonstrates measurement errors of temperature and humidity of 1,999 ± 0,294 % and 11,915 ±1,210%, respectively, while BH1750 sensor registers error as low as 0,577± 0,349 %.
Keywords: temperature, humidity, Beaglebone Black, DHT22, BH1750
I Putu Gede Budisanjaya, Sumiyati. 2017. Penggunaan Beaglebone Black untuk Monitoring Suhu, Kelembaban dan Intensitas Cahaya dalam Greenhouse. Jurnal Ilmiah Teknologi Pertanian AGROTECHNO. Vol. 2, No. 2 (2017) hal 203211
PENDAHULUAN
Penelitian tentang monitoring suhu dan kelembaban telah dilakukan, diantaranya seperti penelitian yang dilakukan oleh Hastriyandi (2014), penelitiannya mengembangkan sistem pemantau suhu pada greenhouse berbasis wireless menggunakan multisensor suhu LM35, board Arduino jenis Leonardo dan modul tranmitter jenis XBee. Islam, et al (2016) melakukan penelitian tentang monitoring suhu, kelembaban udara, serta mendeteksi pergerakan manusia dalam ruangan dengan menggunakan board Arduino Uno, sensor DHT22 dan PIR. Penelitian lain yang menggabungkan mini komputer dengan mikrokontroler untuk memonitor greenhouse dilakukan oleh Plytas (2014). Pada penelitiannya menggunakan board Raspberry Pi digabungkan dengan board Arduino Uno, Sensor DHT11 untuk melakukan monitoring suhu, kelembaban dalam greenhouse, dan IC L293D untuk mensimulasikan bukaan ventilasi greenhouse.
Penggunaan mini komputer seperti Raspberry Pi untuk otomatisasi mulai berkembang pesat sejak dirilis pada bulan pebruari 2012. Dilanjutkan dengan munculnya Beaglebone sebagai pesaing dari Raspeberry Pi pada bulan april 2013. Versi terakhir yang diluncurkan adalah Beaglebone Black Rev C (BBB Rev C). Jika dibandingkan antara Raspberry Pi 2 dengan Beaglebone Black Rev C, dari fitur Processor, Beaglebone Black Rev C memakai 1 Ghz ARM Cortex A8 sedangkan Raspberry Pi 2 menggunakan 900 Mhz ARM Cortex A8. Kemudian dari fitur GPIO, Beaglebone Black Rev C memiliki 92 pin, sedangkan Raspberry Pi 2 hanya 40 pin. Board Beaglebone Black dilengkapi dengan pin Analog to Digital converter (ADC) sedangkan Raspberry Pi memerlukan ADC eksternal seperti MCP3008 agar dapat menerima sinyal analog. Dengan kelebihan tersebut maka board Beaglebone Black mulai dikembangkan untuk proyek-proyek seperti robotika, data logger sensor, sensor gerak, audio, lighting. Sedangkan Raspberry Pi 2 digunakan untuk proyek-proyek seperti web server, network attaced storage, webcam server (Gus, September 18, 2015). Oleh karena itu pada penelitian ini dipilihlah mini komputer Beaglebone Black Rev C (BBB) untuk melakukan monitoring suhu, kelembaban dan intensitas cahaya pada greenhouse. Selain
sebagai sistem monitoring, nantinya penelitian ini akan dikembangkan sebagai sistem kendali, dengan input yang lebih lengkap seperti dengan penambahan kamera untuk akuisisi data. Dengan adanya sistem monitoring ini diharapkan dapat mempermudah pengguna untuk memantau kondisi suhu, kelembaban dan intensitas cahaya dalam greenhouse, walaupun sedang tidak berada dekat dengan greenhouse. Pengguna dengan mudah mengetahui perubahan suhu, kelembaban dan intensitas cahaya dalam greenhouse.
METODE PENELITIAN
Bahan dan Alat
Bahan dan alat yang digunakan pada rancang bangun pemantau suhu, kelembaban dan intensitas cahaya dalam greehouse adalah sebagai berikut:
Bahan- bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
-
1. Beaglebone Black Rev C (BBB).
-
2. Wifi USB
-
3. LCD 4x20
-
4. SD card
-
5. Sensor DHT22
-
6. Sensor BH1750
-
7. Power supply 5 volt 2 A
-
8. Router Wifi
-
9. Timah Solder
-
10. Kabel.
Alat-alat yang diperlukan pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
-
1. Laptop Core I3, memory 6 GB
-
2. Software Putty pada OS Windows, terminal ssh pada OS Linux
-
3. Software Virtual Network Computing TightVNC
-
4. Software python
-
5. Multimeter digital
Perencanaan Penelitian
Pada penelitian ini menggunakan sistem Mini Computer Board Beaglebone Black Rev. C sebagai komponen yang melakukan pemrosesan data, sehingga diperlukan perencanaan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). Berikut diagram alir perencanaan penelitian yang akan dilakukan dalam pembuatan alat pemantau suhu, kelembaban dan intensitas cahaya pada greenhouse:

Gambar 1. Diagram alir penelitian
sensor cahaya BH1750, USB Wifi seperti pada Gambar 3.

Keterangan :
Beaglebone Black Rev. C
LCD 4x20
Terminal input sensor DHT2 dan BH1750
USB Wifi Adapter
Gambar 3. Rangkaian alat pemantau suhu, kelembaban dan intensitas cahaya
Rancangan Fungsional
Berikut merupakan blok diagram rancangan fungsional dari alat pemantau suhu, kelembaban dan intensitas cahaya secara wireless pada greenhouse, yang terdiri dari unit sensor, unit BBB, unit USB Wifi, unit Liquid Crystal Display (LCD), unit SD Card dan unit Power Supply.
Gambar 2. Blok diagram Alat Pemantau Suhu, Kelembaban dan Intensitas cahaya
HASIL DAN PEMBAHASAN
Rangkaian Elektronik Pemantau suhu, kelembaban dan intensitas cahaya
Pada rangkaian elektronik pemantau suhu, kelembaban dan intensitas cahaya ini terdiri dari bagian Liquid Crystall Display (LCD) 4x20, BBB rev C, input sensor suhu DHT22, input
Gambar 4. Sensor DHT22 dan BH1750
Perangkat Lunak (Software) Beaglebone Black Semua rangkaian elektronik alat pemantau agar dapat berfungsi dibutuhkan suatu perangkat lunak yang disimpan di EMMC (Embedded Multi-Media Controller) atau memory internal BBB. Pada penelitian ini perangkat lunak diprogram dengan menggunakan bahasa pemrograman Python dengan tampilan seperti Gambar 4

Gambar 5. Program dalam bahasa Python
Pengujian power supply switching 5 volt
Pengujian unit atau bagian power supply ini bertujuan untuk mengetahui apakah bagian ini berfungsi dengan benar dan tegangan output yang dihasilkan sesuai dengan kebutuhan BBB dan komponen-komponen lainnya. Pengujian dilakukan dengan menghubungkan power supply pada AC 220 volt, kemudian output pada power supply diukur dengan volt meter digital untuk mengetahui hasil dengan detail. Board Beaglebone Black membutuhkan tegangan operasi setelah IC regulator sebesar 5 volt. Maka dari itu output power supply diharuskan maksimal 5 volt dalam kondisi diberi load (beban). Hasil pengukuran tegangan power supply dengan volt meter digital diperoleh 4,95 volt
Pengujian LCD pada Alat
Pengujian LCD 4x20 pada alat ini bertujuan untuk mengetahui apakah display tersebut berfungsi dengan baik, serta untuk mengetahui apakah display tersebut sudah terhubung dengan benar pada board Beaglebone Black. Proses pengujian dilakukan dengan menghubungkan kabel output DC dari power supply switching 5 volt 2 A ke board BBB, setelah source code dibuat dan disimpan pada EMMC BBB, kemudian dijalankan dengan menggunakan perintah : Python perintah_tampil_ke_lcd.py
Jika wiring atau pemasangan kabel dan program benar tanpa error maka muncul seperti pada gambar 5.
Gambar 6. Tampilan LCD 4x20
Pengujian Sensor DHT22 sebagai input Suhu, Kelembaban.
Sensor DHT22 dihubungkan pada pin P8_11 atau GPIO_45 pada board BBB. Sensor ini menghasilkan output digital via single bus. Pengujian sensor suhu bertujuan untuk mengetahui apakah sensor sudah terhubung secara benar pada pin P8_11, dan nilai sensor yang dihasilkan berhasil tampil pada LCD 4x20.
Pengujian Sensor BH1750 sebagai input intensitas cahaya.
Sensor BH1750 dihubungkan dengan pin P9_20 atau I2C2_SCL dan pin P9_20 atau I2C2_SDA. Sensor ini menggunakan interface I2C (Inter
Integrated Circuit) atau sering disebut dengan komunikasi TWI (TwoWire Interface), dimana dua kabel atau jalur yang dimaksud adalah SDA (Serial Data) dan SCL (Serial Clock). Pengujian sensor dilakukan dengan perintah :
sudo i2cdetech –r 1 jika sensor BH1750 terhubung dengan benar, maka akan muncul alamat yang digunakan seperti gambar berikut:
root0beaglebone:/var/www4 sudo IZcdetect -r 1
WARNING! This program can confuse your I2C busf cause data loss and worse!
I will probe file ∕dev∕iic-l using read Lyze ccnmandSx
I will probe address range 0ιD3-D∏7.
Continue? [Y∕n] y
01234567S9ahcdef
Q5; --------------------------
-
10:--------------------------------
-
20:...... 23 ........................
-
30:--------------------------------
-
40:--------------------------------
-
50: -- -- — -- UU UU UU UU -- —- -- -- -- — -- -
-
60: ----- — — -x. .....- —---- __ __ __
75;----------------
root(?beaglebone:/var/www^ I
-
Gambar 7. Tampilan alamat sensor I2C
Sehingga bisa diketahui bahwa alamat yang digunakan adalah 0x23.
Pengujian Alat Pemantau Suhu, Kelembaban dan Intensitas cahaya Secara Keseluruhan
Pengujian keseluruhan bagian alat secara terintegrasi bertujuan untuk mengetahui apakah alat tersebut dapat memantau perubahan suhu, kelembaban dan intensitas cahaya kemudian menyimpan hasil kedua sensor ke dalam file
CSV, mengirimkan data tersebut menuju ke email gmail setiap 1 jam dan mengirimkan alert setiap detik ke email gmail jika suhu melebihi 34 o C, alert berhenti jika suhu turun menjadi kurang dari 34 oC seperti pada Gambar 8 sampai dengan Gambar 10.

Gambar 8. Tampilan suhu, kelembaban dan intensitas cahaya pada LCD 4x20
Gambar 9. Data suhu dalam file CSV
Il- j C «"’ j 1-50of1l57 < > h - O
∏ ⅛ |
hup5?D17lcpftp |
DATA pada ZQIT-HMT 1^25:27 -1⅛⅛ Fwl Wnsor DHTJZ ⅛ι∏ Pfctadiirfg |
GP |
OnlIS |
□ Vr |
hups2H Tttpftp |
DflTfl pada S017-11.1T 1505:51 ■ Date hasil sensor DlITSStfan Phctadiwla |
L= |
OctlT |
□ ⅛ |
TiupsSIHTtepftp |
DATA pods MIMIMT 1401:17 ■ Dats hasil sensor DHTSSdan Ptetadiada |
S' |
OelIT |
■'l Vr |
hιιps7f>1 Ttepfip |
DATA pada Ttl1Ml-1T1MSOT [⅛tι hainl M∏snr DHTZlisri PhckxIiMn |
GP |
OrtIT |
IwpsSDITtepfIp |
DATA pada 2017-10-1 T12 0301 - Date hasil sensor DHT22 dan Photcdioda |
(= |
Cttir | |
□ ⅛ |
IiupsSOtTtepfIp |
DATA pada2017-10-1711:08:50 ■ Dala has! sensor DHTSS dan Pfiotodioda |
C |
t⅛l 17 |
□ Vr |
HipsZC-ITlBpflp |
DATA pada 2017-10-1710 OHIO - Data W Wirisnr DHTH dan PhrtMiniI;; |
GP' |
Otl 17 |
⅛jp≡2D1 Ttepfip |
DATA pads JC17-1D-17 OE-DE-JJ - DaEa basil sensor DHT22 dsn Pfctodioda |
(= |
Oct 17 | |
□ ⅛ |
IiupsSOtTtepftp |
DATA pada 2017-10-17 08 OS 13 - Data hasil sensor DHTSS dsn Pholodioda |
S |
t⅛l 17 |
□ Vr |
HjpsZOITlnpflp |
DATA pada 3C1T-10-17 07 OlCd ■ Daia ⅛i∣⅛∏5∏r DHTST dan PhotaiiMa |
GP |
MIT |
□ Vr |
TupsSDlTtepflp |
DATA pada2C 17-1D-17 MK1 ■ Date hasil sensor Dl ITST dan PhaodiMa |
(= |
MIT |
□ ⅛ |
IiupsSOITtepfIp |
DATA pada2017-10-1705 07.53 - Date hasil sensor OHTSS dsn Pholodioda |
© |
MlT |
□ V: |
⅛ιps2D1Ttepflp |
DATA pada 2C1T-1Q-17 Ql 07 JO ⅛ ⅛≡il ⅛∏s∏r DHTJT dan PhrtcdiMa |
GP' |
M 17 |
Gambar 10. Pengiriman data ke email Gmail setiap 1 jam.
Tampilan alert yang dikirim ke email Gmail, jika suhu melebihi 34 oC seperti pada Gambar 11. Pada Gambar 12 adalah tampilan pada LCD jika mengirimkan alert.
Q Primary |
ι, Social -* YouTube. Facebook. Academia.edu,... |
∣x Promotions EiD s^ XL Axiata, Turnitin, 0 NI Info Marketin... |
+ |
□ ☆ D |
hups201 Ytepftp |
Suhu Iebih dari 34 derajat! pada 2017-10-2412:31:31 - SUHU = 34.0oC KELEMBABAN = 70.5% CAHAYA= 21.67 lux |
□ " D |
hups201 Ytepftp |
Suhu lebih dari 34 derajat! pada 2017-10-2412:31:22 - SUHU = 34.4oC KELEMBABAN = 78.6% CAHAYA= 21.67 Iux |
□ ☆ D |
hups201 Ytepftp |
Suhu lebih dari 34 derajat! pada 2017-10-2412:31:17 - SUHU = 34.9oC KELEMBABAN = 78.0% CAHAYA= 21.67 Iux |
□ ⅛ D |
hups201 Ytepftp |
Suhu lebih dari 34 derajat! pada 2017-10-2412:31:12 - SUHU = 35.3oC KELEMBABAN = 77.7% CAHAYA= 21.67 Iux |
□ ☆ D |
hups201 Ytepftp |
Suhu lebih dari 34 derajat! pada 2017-10-2412:31:03 - SUHU = 35.4oC KELEMBABAN = 77.6% CAHAYA= 20.84 Iux |
□ ⅛ D |
hups201 Ytepftp |
Suhu lebih dari 34 derajat! pada 2017-10-2412:30:57 - SUHU = 36.0oC KELEMBABAN = 77.6% CAHAYA= 20.84 Iux |
□ ⅛ D |
hups201 Ytepftp |
Suhu lebih dari 34 derajat! pada 2017-10-2412:30:48 - SUHU = 36.2oC KELEMBABAN = 77.8% CAHAYA= 20.84 Iux |
□ ⅛ D |
hups201 Ytepftp |
Suhu lebih dari 34 derajat! pada 2017-10-2412:30:43 - SUHU = 36.5oC KELEMBABAN = 78.9% CAHAYA= 20.84 Iux |
□ ☆ D |
hups201 Ytepftp |
Suhu lebih dari 34 derajat! pada 2017-10-2412:30:37 - SUHU = 36.4oC KELEMBABAN = 80.0% CAHAYA= 21.67 Iux |
□ ☆ D |
hups201 Ytepftp |
Suhu lebih dari 34 derajat! pada 2017-10-2412:30:28 - SUHU = 36.2oC KELEMBABAN = 80.8% CAHAYA= 20.00 Iux |
□ ⅛ D |
hups201 Ytepftp |
Suhu lebih dari 34 derajat! pada 2017-10-2412:30:17 - SUHU = 35.4oC KELEMBABAN = 83.1 % CAHAYA= 20.DD Iux |
□ ⅛ D |
hups201 Ytepftp |
Suhu lebih dari 34 derajat! pada 2017-10-2412:30:10 - SUHU = 34.6oC KELEMBABAN = 85.7% CAHAYA= 20.00 Iux |
Gambar 11. Pengiriman alert ke email Gmail.

Gambar 12. Tampilan pengiriman alert pada LCD 4x20
Pengukuran suhu sensor DHT22 dilakukan setiap menit selama 30 menit sehingga diperoleh 30 nilai pengukuran suhu baik sensor DHT22 maupun 8010 Gain Express Digital Thermometer Hygrometer. Dari hasil pengukuran diperoleh bahwa sensor DHT22 memiliki error sebesar 1,999 ± 0,294 %. Korelasi antara data sensor dan 8010 Gain Express Digital Thermometer Hygrometer dianalisa dengan menggunakan regresi linier. Dari hasil analisa tersebut, diperoleh bahwa terdapat korelasi yang signifikan (alpha = 0.05) antara data sensor DHT22 dan alat ukur. Tabel ANOVA untuk analisa regresi linier dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Tabel Anova data suhu
df |
SS MS F Significance F | |
Regression |
1 |
1.328464631 1.328465 151.6994 8.0388E-13 |
Residual |
28 |
0.245202035 0.008757 |
Total |
29 |
1.573666667 |
Untuk data suhu, koefisien determinasi adalah 0.84 dan Adjusted R adalah 0.83. Adjusted R dianalisis untuk mengantisipasi perubahan jumlah data ataupun variabel. Line fit plot dan persamaan regresi linier dapat dilihat pada Gambar 14.

31.4
31.2
31
30.8
30.6
30.4
29.8
y = 1.0922x - 2.1563 •
• R² = 0.8442 •..-•■■

30 30.2 30.4 30.6
DHT22
Gambar 13. Regresi pengukuran suhu DHT22
Pengukuran kelembaban juga dilakukan sebanyak 30 kali selama 30 menit, diperoleh error sensor DHT22 sebesar 11,915 ±1,210%.
Tabel Anova untuk regresi linier kelembaban dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Tabel Anova pengukuran data kelembaban
df |
SS |
MS |
F Significance | |
Regression |
1 |
54.64478 |
54.64478 |
358.8964 1.67325E-1 |
Residual |
28 |
4.263219 |
0.152258 | |
Total |
29 |
58.908 |

62 62.5 63 63.5 64 64.5
BH1750
Koefisien determinasi pengukuran kelembaban DHT22 dengan 8010 Gain Express Digital Thermometer Hygrometer diperoleh sebesar 0,92 dan Adjusted R juga 0,92. Hasil regresi linier kelembaban dapat dilihat pada Gambar 15.
Gambar 15. Regresi pengukuran sensor BH1750
86
i p Q o
∞ ClD
85
OJ
X
∞
OJ
OJ
E O E
OJ
y = 2.2136x - 120.19
R² = 0.9276 .∙∙'*
84
83
82
81
80

90 91 92 93
DHT22
79
Gambar 14. Regresi Kelembaban DHT22 Hasil pengukuran intensitas cahaya yang dilakukan sebanyak 30 kali selama 30 menit pada sensor BH1750, kemudian dibandingkan dengan GM1010 Digital Lux Meter diperoleh error sebesar 0,577± 0,349 %. Tabel Anova pengukuran intensitas cahaya dapat dilihat pada Tabel 3.
df |
SS |
MS |
F Significance F | |
Regression |
1 |
1.130947 |
1.130947 |
136.4623 2.80136E-12 |
Residual |
28 |
0.232053 |
0.008288 | |
Total |
29 |
1.363 |
Pengukuran intensitas cahaya sensor BH1750 yang dibandingkan dengan GM1010 Digital Lux Meter, diperoleh koefisien determinasi 0,82 seperti grafik pada Gambar 16 dengan Adjusted R juga sebesar 0,82.
Dari hasil analisis data diatas, pengukuran kelembaban dengan sensor DHT22 menghasilkan error lebih dari 11 %, sehingga perlu dilakukan kalibrasi lagi jika akan digunakan untuk pengukuran kelembaban pada greenhouse.
KESIMPULAN
Dalam penelitian ini dapat disimpulkan beberapa hal yaitu :
-
1. Pengujian sensor DHT22 dengan board Beaglebone Black untuk memantau suhu diperoleh error sebesar 1,999 ± 0,294 %, untuk memantau kelembaban diperoleh error sebesar 11,915 ±1,210%.
-
2. Pengujian sensor BH1750 dengan board Beaglebone Black berhasil memantau perubahan intensitas cahaya, dengan error sebesar 0,577± 0,349 %.
-
3. Pada pengujian modul sd card, data suhu, kelembaban dan intenitas cahaya berhasil disimpan pada sd card dengan format CSV.
-
4. Pada pengujian pengiriman data CSV dan alert jika suhu melebihi 34 oC ke email Gmail berhasil dilakukan via jaringan Wifi.
DAFTAR PUSTAKA
Gus. (2015, Sep 18). Beaglebone Vs Raspberry Pi 2: Choosing the Right Board. https://pimylifeup.com/beaglebone-vs-raspberry-pi/
Hastriyandi, H. 2014. Pengembangan Sistem Pemantauan Suhu Pada Greenhouse Berbasis Wireless Menggunakan Multi
Sensor. Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.
Islam, H.I., Nida Nabilah, Sofyan Sa'id Atsaurry, Dendy Handy Saputra, Gagat Mughni Pradiptra, Ade Kurniawan, Heriyanto Syafutra, Irmansyah, Irzaman. 2016. Sistem Kendali Suhu Dan Pemantauan Kelembaban Udara Ruangan Berbasis Arduino Uno Dengan Menggunakan Sensor Dht22 dan Passive Infrared (Pir). Prosiding Seminar Nasional Fisika (EJournal) SNF2016 Volume V, Oktober 2016. p-ISSN: 2339-0654, e-ISSN: 24769398.
Plytas, A. (2014). Design and Implementation of a Data Collection System with Raspberry Pi for Greenhouse. University Of Vaasa Faculty Of Technology
Telecommunication Engineering
211
Discussion and feedback