Jurnal Manajemen Agribisnis

Vol.6, No.1, Mei 2018

ISSN: 2355-0759

ANALISIS DAYA SAING DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR KOPI INDONESIA DI PASAR INTERNASIONAL

Competitiveness Analysis and Factors Affecting Coffee Exports in the International Market

Ni Made Astuti Wahyu Utami, Dwi Putra D, Ratna Komala Dewi

Program Studi Magister Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Udayana, Bali, Indonesia

E-mail: [email protected]

ABSTRACT

This study focuses on competitiveness analysis and factors influencing Indonesian coffee exports in the international market. The method used in this research is descriptive and quantitative methods. The data were analyzed using analysis of revealed comparative advantage (RCA) and export product dynamic (EPD) analysis to analyze competitiveness and multiple linear regression was used to find out variables that influenced the export volume of Indonesian coffee. Results from the competitiveness analysis using RCA shows that the Indonesian coffee has a strong competitiveness position with RCA value >1 in six export destination United States, Japan, Germany, Malaysia, Italy and Russia. Result from EPD analysis shows that Indonesian coffee exported to United States, Japanese, Germany, Malaysia, Italy and Russia belong to the "Rising Star" position. In the analysis of factors affecting the export volume of Indonesian coffee in the international market showed that the GDP, real exchange rate, and export prices significantly affected the export volume of Indonesian coffee at the confidence level of five percent. Suggested to the Indonesian government to encourage Indonesian coffee to survive in rising star position and to be able to hold its competitive position.

Keywords: Competitiveness, Indonesian coffee, exports, Revealed Comparative Adventage and Export Product Dynamic.

ABSTRAK

Studi ini berfokus pada analisis daya saing dan faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor kopi Indonesia di pasar internasional. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan kuantitatif. Data dianalisis menggunakan analisis terungkap keunggulan komparatif (RCA) dan ekspor produk dinamis (EPD) analisis untuk menganalisis daya saing dan regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui variabel yang mempengaruhi volume ekspor kopi Indonesia. Hasil dari analisis daya saing menggunakan RCA menunjukkan bahwa kopi Indonesia memiliki posisi daya saing yang kuat dengan nilai RCA> 1 dalam enam tujuan ekspor Amerika Serikat, Jepang, Jerman, Malaysia, Italia dan Rusia. Hasil dari analisis EPD menunjukkan bahwa kopi Indonesia yang diekspor ke Amerika Serikat, Jepang, Jerman, Malaysia, Italia dan Rusia termasuk dalam posisi "Rising Star". Dalam analisis faktor-faktor yang mempengaruhi volume ekspor kopi Indonesia di pasar internasional menunjukkan bahwa PDB, kurs riil, dan harga ekspor secara signifikan mempengaruhi volume ekspor kopi Indonesia pada tingkat kepercayaan lima persen. Disarankan kepada pemerintah Indonesia untuk mendorong kopi Indonesia untuk bertahan hidup di posisi bintang yang meningkat dan untuk dapat mempertahankan posisi kompetitifnya.

Kata kunci: Daya saing, kopi Indonesia, ekspor, Perceraian Komparatif Terungkap dan Ekspor Produk Dinamis.

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Indonesia merupakan negara berkembang yang memiliki sumberdaya alam yang melimpah. Dalam memasuki era perdagangan bebas, Indonesia harus membuat strategi yang tepat untuk mempertahankan posisinya sebagai pelaku ekspor di dunia. (Daryanto, 2009). Kopi merupakan komoditas perkebunan yang memiliki peranan sangat penting bagi perekonomian nasional. Kopi menjadi salah

satu hasil perkebunan yang diperdagangkan secara luas di pasar dunia. Volume ekspor kopi Indonesia memiliki rata-rata pertumbuhan 38%/tahun (AEKI, 2012).

Upaya meningkatkan volume ekspor kopi Indonesia memiliki permasalahan yang cukup kompleks, mulai dari hulu (on farm) hingga ke hilir. Pada sisi hulu, tingkat produktivitas kopi Indonesia lebih rendah dibandingkan dengan Brazil, Kolombia dan Vietnam. Hal ini akan berrpengaruh pada daya saing

kopi Indonesia di pasar internasional. Daya saing merupakan salah satu kriteria yang menentukan keberhasilan suatu negara di dalam perdagangan internasional. Penguasaan pasar oleh suatu negara dapat menjadi ukuran kemampuan bersaing suatu negara untuk komoditi tertentu. Sehingga, menarik untuk dikaji mengai analisis daya saing dan faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor kopi Indonesia di pasar internasional.

Rumusan Masalah

Rumusan dari permasalahan penelitian ini adalah:

  • 1.    Bagaimana daya saing kopi Indonesia di pasar internasional?

  • 2.    Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi ekspor kopi Indonesia?

Tujuan Penulisan

Tujuan penelitian adalah:

  • 1.    Mengidentifikasi daya saing kopi Indonesia di pasar internasional

  • 2.    Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor kopi Indonesia

KAJIAN PUSTAKA

Daya Saing

Daya saing merupakan kemampuan suatu daerah dibanding daerah lain dalam menetapkan strategi yang tepat untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dengan kata lain, daya saing adalah interaksi yang kompleks antara faktor input (sebagai faktor utama pembentuk daya saing) dan output (inti dari kinerja perekonomian, yaitu meningkatkan kesejahteraan masyarakat) yang ada di daerah masing-masing. Analisis daya saing dihitung dengan menggunakan konsep RCA dan EPD.

  • 1.    Teori Revealed Comparative Advantage (RCA)

Revealed Comparative Advantage (RCA) digunakan untuk menganalisis keunggulan komparatif suatu komoditi dalam suatu negara (Kemendag, 2008). Dari nilai RCA dapat diketahui bagaimana daya saing suatu produk apakah daya saingnya rendah atau tinggi. Jika semakin tinggi nilai RCA, berarti daya saingnya semakin tinggi, dan sebaliknya. Batasan nilai daya saing.

  • 2.    Teori Export Product Dynamics (EPD)

Untuk mengetahui posisi pangsa pasar dapat dilakukan menggunakan alat analisis Export Product Dynamics (EPD) berdasarkan dua indikator utama, yaitu peningkatan pangsa pasar ekspor negara dan peningkatan pangsa pasar produk. Menurut Tarman dkk, 2011 melalui analisis ini diperoleh empat posisi pangsa pasar yang berbeda, yaitu:

  • a. Rising Star: terjadi peningkatan pangsa pasar ekspor negara dan pangsa pasar produk tertentu di perdagangan dunia.

b.Lost Opportunity: terjadi penurunan pangsa pasar ekspor negara, tapi terjadi peningkatan pangsa pasar produk tertentu di perdagangan dunia.

  • c. Falling Star: terjadi peningkatan pangsa pasar ekspor negara, tapi terjadi penurunan pangsa produk tertentu di perdagangan dunia.

d.Retreat:  terjadi penurunan pangsa pasar

ekspor negara dan pangsa pasar produk tertentu di perdagangan dunia.

Penelitian Terdahulu

Penelitian yang pernah dilakukan oleh Gibran Ganesha (2015) mengenai Analisis Daya Saing dan Faktor Yang Mempengaruhi Ekspor Udang Karang (Panulirus sp) di Negara Tujuan. Penelitian ini menggunakan metode RCA dan EPD. Nilai RCA menunjukkan komoditas udang karang Indonesia memiliki keunggulan komparatif di empat negara tujuan ekspor. Pada analisis faktor menggunakan metode Grafity Model degan data panel yang mencakup lima negara tujuan ekspor Indonesia pada tahun 2001-2013. Dari hasil estimasi variabel PDB riil Indonesia, PDB nominal negara tujuan, nilai tukar riil Indonesia terhadap negara tujuan, harga komoditas substitusi, volume produksi, dan jarak ekonomi memiliki pengaruh signifikan terhadap nilai ekspor udang karang Indonesia.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor

Ekspor adalah seluruh benda dan jasa yang dijual ke negara lain ditambah dengan jasa-jasa yang diselenggarakan    negara    tersebut    berupa

pengangkutan, permodalan, dan hal-hal lainnya yang menunjang ekspor tersebut. Terjadinya ekspor disebabkan karena adanya kelebihan penawaran (supply) domestik, dimana akibat harga domestic relatif lebih rendah bila dibandingkan harga negara lain. Permintaan terhadap volume ekspor kopi ditentukan oleh gross domestic product (GDP), nilai tukar riil, dan harga ekspor kopi.

  • 1.    GDP merupakan merupakan pendapatan rata-rata penduduk di suatu negara pada waktu tertentu yang dapat digunakan sebagai salah satu indikator dalam mengukur tingkat konsumsi atau kemampuan daya beli suatu negara atas barang dan jasa tertentu

  • 2.    Nilai tukar riil (real exchange rate) merupakan harga suatu mata uang dalam satuan mata uang asing atau jumlah mata uang suatu negara asing yang harus dibayarkan untuk mendapatkan satu unit uang domestik.

  • 3.    Harga didefinisikan sebagai suatu nilai yang diberikan dalam menukarkan barang atau jasa.

KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS

Kerangka Konsep Penelitian

Komoditas kopi merupakan salah satu komoditas unggulan dan menjadi pemasok devisa negara di subsektor perkebunan, selain itu juga sebagai sumber pendapatan bagi petani kopi. Dalam upaya peningkatan daya saing juga terdapat beberapa hambatan yang dihadapi salah satunya yaitu produktivitas kopi yang rendah. Produktivitas kopi Indonesia jauh lebih rendah dibandingkan dengan Brazil, Vietnam dan Kolombia.

Analisis daya saing dilakukan dengan menggunakan metode Revealed Comparative Advantage (RCA) dan Export Product Dynamic (EPD), sedangkan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi volume ekspor kopi Indonesia menggunakan empat variabel yaitu GDP, nilai tukar riil, harga ekspor dan harga kopi dunia.

Hipotesis

  • 1.    Nilai RCA kopi Indonesia diduga lebih dari satu (RCA >  1), artinya Indonesia memiliki

keunggulan komparatif pada kopi sehingga memiliki daya saing kuat di pasar internasional

  • 2.    GDP, nilai tukar riil, harga ekspor dan harga kopi dunia diduga berpengaruh positif terhadap volume ekspor kopi Indonesia.

RCA =

Wt

Keterangan:

RCA= Tingkat daya saing kopi Indonesia di Negara tujuan ekspor

Xij = Ekspor kopi Indonesia ke negara tujuan (Kg) Wij = Total ekspor seluruh produk Indonesia ke negara tujuan (Kg)

Xt = Ekspor komoditi kopi dunis ke negara tujuan (Kg)

Wt = Ekspor total seluruh produk dunia ke negara tujuan (Kg)

Jika nilai RCA > 1, berarti komoditi tersebut memili daya saing kuat

Jika nilai RCA < 1, berarti suatu komoditi memiliki daya saing lemah.

  • b. Export Product Dynamic (EPD)

Metode EPD dijelaskan dalam bentuk matriks yang terdiri dari daya tarik pasar dan informasi kekuatan bisnis. Berdasarkan komponen dalam matriks EPD, karakter dan posisi komoditi dibagi menjadi empat kategori yaitu Rising stars, Lost opportunit, Falling stars, dan Retreat.

Sumbu X (Pertumbuhan pangsa pasar ekspor i).

METODE PENELITIAN

Metode analisis dalam penelitian ini menggunakan metode sebagai berikut

  • 1.    Analisis Daya Saing Kopi Indonesia

  • a. Revealed Comparative Advantage (RCA) Metode RCA digunakan untuk mengukur keunggulan komparatif suatu komoditi di suatu negara dengan membandingkan pangsa atau rasio ekspor komoditi negara dengan rasio ekspor dunia atas komoditi tersebut. Berikut rumus RCA:

t-ι (  )x100%-∑t-l (  ) x 100%

7 ______________

=

Sumbu Y (Pertemuan Pangsa Pasar kopi)

t-l ( Wt ) tX 100%-∑t-l ( Wt )t ι x 100% =

Keterangan:

Xij= Ekspor kopi Indonesia ke negara tujuan (Kg)

Wij=Total ekspor seluruh produk Indonesia ke negara tujuan (Kg)

Xt= Ekspor komoditi kopi dunis ke negara tujuan (Kg)

Wt= Ekspor total seluruh produk dunia ke negara tujuan (Kg)

t = Tahun ke t

Faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor kopi

Indonesia

Faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor kopi Indonesia adalah harga ekspor kopi, harga kopi dunia, nilai tukar riil. Faktor-faktor ini dianalisi menggunakan analisis regresi linier berganda.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis Daya Saing Kopi Indonesia

Bedasarkan analisis RCA diperoleh hasil perhitungan yang dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Nilai RCA Kopi Indonesia di Negara Tujuan Tahun 2007-2016

Negara Tujuan

Tahun

Rata-rata

2007

2008

2009

2010

2011

2012

2013

2014

2015

2016

Amerika Serikat

39,37

7,52

4,.88

6,35

5,29

7,01

6,14

7,47

6,71

6,15

9,69

Jepang

2,40

2,51

1,40

2,49

2,29

1,79

1,52

1,66

1,69

1,56

1,93

Jerman

13,89

27,85

13,73

12,72

5,18

8,54

13,39

8,15

9,51

10,18

12,31

Malaysia

8,84

10,68

6,93

8,80

7,26

7,69

8,15

6,24

7,12

17,28

8,90

Italia

11,08

13,45

11,55

6,37

4,95

0,04

0,03

0,03

0,05

0,07

4,76

Rusia

13,76

42,21

49,39

39,27

25,92

36,63

42,55

26,22

21,71

25,44

32,31

Sumber : UNComtrade 2017 (diolah)

Berdasarkan hasil perhitungan RCA pada Tabel 1 selama periode 2007 sampai 2016 kopi Indonesia memiliki keunggulan komparatif/berdaya saing kuat di enam negara tujuan ekspor yaitu Amerika Serikat, Jerman, Jepang, Malaysia, Italia dan Rusia. Nilai RCA tertinggi diduduki oleh Risia diikuti Jerman. Ekspor kopi Indonesia memiliki potensi untuk di ekspor ke Jepang namun memiliki nuulai RCA paling kecil.

Dinamika produk ekspor disajikan pada Tabel 2. Hasil analisis EPD pada Tabel 2, menunjukkan bahwa komoditi kopi Indonesia berada di posisi “Rising Star”. Hal ini mengindikasikan bahwa komoditi kopi berada pada pasar yang ideal, yaitu meningkatnya pertumbuhan pangsa ekspor pada keenam negara tersebut diikuti dengan peningkatan pangsa pasar komoditi kopi Indonesia. Posisi ini perlu dipertahankan agar komoditi kopi Indonesia dapat dijadikan sebagai sumber pendapatan ekspor bagi Indonesia.

Tabel 2. Rata-Rata Pertumbuhan Nilai EPD Kopi Indonesia Tahun 2007-2016

Negara Tujuan

X

Y

EPD

Amerika Serikat

0,483003

0,007735

Rising Star

Jepang

0,832491

0,493951

Rising Star

Jerman

0,295201

0,002743

Rising Star

Malaysia

5,021015

0,054272

Rising Star

Italia

0,382355

0,593046

Rising Star

Rusia

0,855409

0,003165

Rising Star

Sumber : UNComtrade 2017 (diolah)

Analisis Faktor-Faktor yang Memengaruhi

Ekspor Kopi Indonesia

a. Pengujian OLS

  • 1)    Multikolinieritas

Salah satu asumsi regresi linier adalah tidak adanya multikolinieritas sempurna. Hasil

analisis multikolinieritas dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Hasil Uji Korelasi Variabel

Model

Collinearity Statistics

Tolerance

VIF

1     (Constant)

GDP

,708

1,412

Nilai tukar riil

,811

1,233

Harga ekspor

,918

1,089

Harga kopi dunia

,700

1,429

  • a. Dependent Variable: Volume Ekspor Berdasarkan Tabel 3 untuk variabel GDP negara tujuan, nilai tukar riil,harga ekspor dan harga kopi dunia memiliki nilai VIF yang lebih besar dari nilai tolerance. Nilai VIF dari keempat variabel tidak ada yang lebih besar dari 10, maka dapat dikatakan tidak terjadi multikolinieritas pada kedua variabel bebas tersebut.

  • 2)    Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas adalah variansi dari error model regresi tidak konstan atau variansi antar error yang satu dengan error yang lain berbeda (Widarjono, 2007). Hasil heterokedastisitas dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Scaterplot

Berdasarkan Gambar 1, terlihat bahwa sebaran titik tidak membentuk suatu pola/alur tertentu, sehingga dapat disimpulkan tidak terjadi heteroskedastisitas atau dengan kata lain terjadi homoskedastisitas.

  • 3)    Uji Normalitas

Berdasakan Gambar 2, menjelaskan bahwa model regresi yang diperoleh berdistribusi normal, dimana sebaran data berada di sekitar garis diagonal.


Gambar 2. Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

Interpretasi Model

Hasil analisis regresi linier berganda dapat dilihat pada Tabel 4.

Y = 66.842,440 + 0,001GDP – 5,256Nilai tukar + 8.070,106Harga ekspor + 3.698,664harga

kopi dunia

Tabel 4. Hasil Uji Regresi Linier Berganda

Model

Standardized

Unstandardized Coefficients        Coefficients

B             Std. Error             Beta             t         Sig.

1   (Constant)

GDP Nilai tukar riil

66.842,440        13.618,890                         4,908      ,000

,001              ,000               ,390     4,397      ,000

-5,256               ,945               -,461     -5,562       ,000

Harga ekspor

8.070,106         3.856,851               ,163     2,092      ,041

Harga kopi dunia

3.698,664         1.806,047               ,183     2,048      ,045

  • a. Dependent Variable: volume_ekspor

  • 1.    Pengaruh GDP negara tujuan terhadap volume ekspor kopi Indonesia

Variabel GDP bernilai positif yang berarti pada saat GDP naik maka volume ekspor kopi akan mengalami kenaikan, begitu pula sebaliknya. Kenaikan GDP negara tujuan sebesar 1 USD maka akan menaikkan volume ekspor kopi sebesar 0,001 ton dan sebaliknya penurunan GDP negara tujuan sebesar 1 USD akan menurunkan volume ekpor sebesar 0,001 ton.

  • 2.    Pengaruh nilai tukar riil terhadap volume ekspor kopi Indonesia

Variabel nilai tukar riil bernilai negatif berarti pada saat nilai tukar riil turun maka volume ekspor kopi akan mengalami peningkatan, begitu pula sebaliknya. Kenaikan nilai tukar riil sebesar Rp 1.000 maka akan menurunkan volume ekspor kopi sebesar 5.256 ton dan sebaliknya, penurunan nilai tukar riil sebesar Rp 1 akan meningkatkan volume ekpor sebesar 5,256 ton.

Pengaruh harga ekspor terhadap volume ekspor kopi Indonesia

Variabel harga ekspor bernilai positif berarti pada saat harga kopi dunia naik maka volume ekspor

Tabel 5. Nilai Uji Simultan (Uji F )

kopi juga akan mengalami kenaikan, begitu pula sebaliknya. Kenaikan harga ekspor sebesar 1 USD maka akan meningkatkan volume ekspor kopi sebesar 8.070,106 ton dan sebaliknya, penuruhan harga ekspor sebesar 1 USD akan menurunkan volume ekpor sebesar 8.070,106 ton.

Pengaruh harga kopi dunia terhadap volume ekspor kopi Indonesia

Variabel harga kopi dunia bernilai positif berarti pada saat harga kopi dunia naik maka volume ekspor kopi juga akan mengalami kenaikan, begitu pula sebaliknya. Kenaikan harga kopi dunia sebesar 1 USD maka akan meningkatkan volume ekspor kopi sebesar 3.698,664 ton dan sebaliknya, penuruhan harga kopi dunia sebesar 1 USD akan menurunkan volume ekpor sebesar 3.698,664 ton.

Uji Statistik

Beberapa kriteria yang harus dipenuhi untuk memperoleh model regresi yang terbaik yang secara statistic disebut BLUE yaitu

  • 1)    Uji Simultan (Uji F)

Berikut hasil analisis uji simultan (uji F) pada Tabel 5.

Model

Sum of Squares

Df

Mean Square

F

Sig.

1 Regression

1.479.335.7611

4

3.698.339.402

31,160

,000b

Residual

6.527.898.744

55

118.689.068

Total

21.321.256.355

59

Uji simultan pada Tabel 5, diperoleh nilai F hitung sebesar 31,160 dan nilai sig. sebesar 0,000, maka model analisis regresi tersebut adalah signifikan.

  • 2)    Uji Parsial (Uji t)

Uji t digunakan untuk menguji koefisien regresi berganda secara parsial (individu). Hasil uji t pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 6 berikut ini.

Tabel 6. Nilai Uji Parsial (Uji t )

Model

t                          Sig.

1        (Constant)

4,908

0

GDP

4,397

0

Nilai tukar riil

-5,562

0

Harga ekspor

2,092

0,041

Harga kopi dunia

2,048

0,045

Berdasarkan Tabel 6 di simpulkan bahwa variabel

3)  Koefisien Determinasi (R2 )

GDP, nilai tukar riil, harga ekspordan harga kopi

Hasil perhitungan nilai koefisiensi d

terminasi

dunia mempengaruhi volume ekspor kopi Indonesia

(R2) dapat dilihat pada Tabel 7.

secara signifikan.

Tabel 7. Nilai Koefisien Determinasi (R2 )

Model

R

R Square

Adjusted R Square

1

,833a

,694

,672

Berdasarkan pada Tabel 7, hasil nilai koefisien determinasi (R2) menunjukkan bahwa volume ekspor kopi Indonesia ke negara tujuan (Y) dipengaruhi oleh GDP negara tujuan, nilai tukar riil, harga ekspor, dan harga kopi dunia sebesar 0,694 atau 69,40%. Artinya variasi variabel bebas mampu menjelaskan variabel terikat sebesar 69,40%,

sedangkan sisanya 30,60% dipengaruhi oleh variabel lain di luar model.

Berdasarkan hasil analisis regresi linier berganda pada Tabel 4 didapatkan hasil berupa nilai tukar riil yang tidak logis, sehingga dilakukan analisis tambahan dengan mengeluarkan variabel nilai tukar riil. Hasil perhitungan dapat dilihat pada Tabel 8 dan 9.

Tabel 8. Nilai Koefisien Determinasi (R2).

Model

R

R Square

Adjusted R Square

1

,722a

,522

,496

Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan nilai nilai koefisien determinasi menunjukkan bahwa volume ekspor kopi Indonesia ke negara tujuan (Y) dipengaruhi oleh GDP negara tujuan, harga ekspor,

dan harga kopi dunia sebesar (R2) 0,522, artinya variasi variabel bebas mampu menjelaskan variabel terikat sebesar 52,20%, sedangkan sisanya 48,80% dipengaruhi oleh variabel lain di luar model.

Tabel 9. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda

Model

Unstandardized        Standardized       T        Sig,      Collinearity Statistics

Coefficients          Coefficients

B      Std, Error         Beta                            Tolerance     VIF

(Constant)

Harga Ekspor

1 Harga Kopi Dunia

GDP

5.261          9.825                        ,536      ,594

4.563          4.713              ,092     ,968      ,337           ,944     1,060

5.646          2.194              ,279    2,573      ,013           ,727     1,375

,002           ,000              ,524    4,959      ,000           ,765     1,308

Y = 5.261 + 0,002 GDP + 4.563harga ekspor +

a, Dependent Variable: Volume                                  5.646harga kopi dunia

Berdasarkan Tabel 9 didapatkan hasil persamaan

regresi linier berganda sebagai berikut                      Pengaruh GDP terhadap volume ekspor kopi

Indonesia

Berdasarkan perhitungan, GDP mempunyai pengaruh yang signifikan positif terhadap volume ekspor kopi Indonesia. Pada saat GDP naik maka volume ekspor kopi akan mengalami kenaikan (Apresiasi), begitu pula sebaliknya ketika GDP turun maka volume ekspor kopi akan menurun.

Pengaruh harga ekspor terhadap volume ekspor kopi Indonesia

Variabel harga ekspor yang positif tidak signifikan terhadap volume ekspor kopi Indonesia. Hal ini dikarenakan volume ekspor lebih dipengaruhi oleh harga kopi dunia. Adanya pengaruh positif tersebut berarti apabila harga ekspor kopi menunjukkan adanya peningkatan, maka volume ekspor kopi Indonesia juga akan mengalami peningkatan.

Pengaruh harga kopi dunia terhadap volume ekspor kopi Indonesia

Variabel harga kopi dunia mempunyai pengaruh yang signifikan positif terhadap volume ekspor. Nilai positif dari analisis regresi tersebut sesuai dengan teori yang dikemukakan Krugman & Maurice (2005), yang menjelaskan tentang hubungan yang positif yang terjadi pada harga komoditas dan penawaran, dimana semakin tingginya harga pasar akan merangsang produsen untuk menawarkan komoditasnya lebih banyak begitu pula sebaliknya, sehingga jika harga meningkat maka penawaran barang dan jasa juga meningkat.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah dilakukan dalam penelitian ini, maka dapat disimpulkan sebagai berikut.

  • 1.    Daya saing kopi menggunakan metode RCA menunjukkan bahwa kopi Indonesia memiliki daya saing yang kuat dengan nilai RCA lebih dari satu di negara tujuan ekspornya yaitu Amerika, Jepang, Jerman, Malaysia, Italia dan Rusia. Sedangkan hasil analisis EPD menunjukkan bahwa komoditi kopi Indonesia yang diekspor ke negara Amerika, jepang, jerman, Malaysia, Italia,dan Rusia berada diposisi “Rising Star”.

  • 2.    Faktor-faktor yang mempengaruhi volume ekspor kopi Indonesia di pasar internasional dengan menggunakan analisis regresi linier berganda menunjukkan bahwa variabel GDP, nilai tukar riil, harga ekspor dan harga kopi dunia secara signifikan.

Saran

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan dalam penelitian ini, maka dapat diberikan beberapa saran sebagai berikut

  • 1.    Peran pemerintah diperlukan untuk mendorong kopi dalam negeri agar bertahan pada posisi pasar yang sudah ideal yaitu pada posisi “Rising   Star”.   Pemerintah juga perlu

melakukan sinkronisasi kebijakan antara pemerintah dengan para eksportir serta industri pengolahan kopi untuk peningkatan daya saing kopi Indonesia di pasar internasional.

  • 2.    Perlunya peran pemerintah dalam pemberian insentif bagi petani dalam meningkatkan produktifitas dan kualitas kopi Indonesia yang dihasilkan agar dapat meningkatkan volume ekspor kopi Indonesia yang memberikan dampak terhadap peningkatan harga kopi

Indonesia dipasar internasional sehingga mampu menembus pasar ekspor yang lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

Asosiasi Ekspor Kopi Indonesia (AEKI). 2012. Produksi Kopi. Aeki. Jakarta.

Asosiasi Eksportir dan Industri Kopi Indinesia (AEKI). 2016. Luas Areal dan Produksi. http://www.aeki-aice.org/page/areal-dan-produksi/id (online). Diakses pada tanggal 6 November 2016.

Ganesha, Gilbran. 2015. Analisis Daya Saing Dan Faktor yang Memengaruhi Permintaan Ekspor Udang Karang (Panulirus Sp) di Negara Tujuan. IPB. Bogor.

Gujarati,    Damodar.    2006.    Dasar-Dasar

Ekonometrika. Jakarta. Erlangga.

Kementerian Perdagangan. 2008. Revealed Comparative     Adventage     (RCA).

http://www.kemendag.go.id/addon/rca/.

Online. Diakses pada tanggal 29 Januari 2017.

Samosir, Melisa Ananda. 2015. Analisis Daya Saing Dan Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Ekspor Kopi Indonesia Ke Negara Tujuan Ekspor. IPB. Bogor.

United Nation Commodity Trade Statistics Database Amerika Serikat. www.comtrade.un.org (online). Diakses pada tanggal 1 april 2017.

United Nation Commodity Trade Statistics Database Jepang. www.comtrade.un.org (online). Diakses pada tanggal 1 april 2017.

United Nation Commodity Trade Statistics Database Jerman. www.comtrade.un.org (online). Diakses pada tanggal 1 april 2017.

United Nation Commodity Trade Statistics Database Italia. www.comtrade.un.org (online). Diakses pada tanggal 1 april 2017.

United Nation Commodity Trade Statistics Database Federasi Rusia. www.comtrade.un.org (online). Diakses pada tanggal 1 april 2017.

M.Astuti, et al., Analisis Daya..|15