Jurnal Manajemen Agribisnis

Vol. 4, No. 1, Mei 2016

ISSN: 2355-0759

Persepsi Masyarakat dan Strategi Pengembangan Agrowisata Salak di Desa Sibetan Kecamatan Bebandem Kabupaten Karangasem Bali

Anas Rizki Bachtiar, Wayan Windia1), Ni Wayan Sri Astiti 2)

Program Studi Magister Agribisnis, Program Pascasarjana, Universitas Udayana E-mail : anasrizki@gmail.com

  • 1)    Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Udayana, Bali, Indonesia

  • 2)    Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Udayana, Bali, Indonesia

People’s Perception and Development Strategy of Salak Agrotourism in Sibetan Village, Bebandem, Karangasem, Bali

ABSTRACT

Sibetan Village is one of Agrotourism place that could not give the significant result from its source. It makes a lag between the development of tourism object and its captivation from the farmers’ living. From this fact, a strategy is needed to develop agrotourism in Sibetan. The aim of this research is to know people’s perception about the development of agrotourism, the analysis of internal and eksternal environment, to create an alternative strategy and also the priority of how developing Salak Agrotourism. Data analysis in this research is using matrix internal-external (IE) analysis, matrix grand strategy, SWOT and followed by QSPM analysis to determine the strategy priority.

The result of this reasearch is (1) People’s perception in Sibetan about the development of agrotourism gets 86,86 %; (2) Identification of internal-external factor, accesibility of agrotourism, great panorama view, safety, another attraction from salak agrotourism as tourist’s destination, local government policy, organisation, the intention of world population of doing tourism with the development of technology; (3) alternatives strategy that is created based on SWOT is to increase people’s role in managing agrotourism, to cultivate its natural resource to optimize the excellence agrotourism, to maintain the quality of the products, to increase the promotion with technology, to develop a good relationship between government and companies, and also to increase the quality of human resource by held a training to develop a good skill in service; (4) the right strategy based on QSPM is to gain its own natural resource in increasing the excellence of agrotourism and also to keep the quality of the products.

Suggestion from this research is in order to make the local government of Karangasem regency Salak Agrotourism in Sibetan as the main priority to develop the tourism and gives support in the development of salak agrotourism activity. Besides, it needs a good cooperation between government and private or public companies in developing salak agrotourism.

Key Words : Agrotourism, People’s Perception, Strategy, SWOT

Pendahuluan

Latar Belakang

Desa Sibetan pada tahun 2003, telah ditetapkan oleh Pemerintah Kabupaten Karangasem sebagai kawasan Agrowisata, yang khusus pada kawasan Agrowisata Salak. Kondisi iklim dan udaranya yang sejuk membuat Desa Sibetan cocok untuk mengembangkan pertumbuhan pohon salak. Potensi yang dimiliki Desa Sibetan ini seakan-akan tidak diperhatikan oleh pemerintah. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 1 dari data Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karangasem pada tahun 2009-2013 yang menunjukkan obyek wisata Agrowisata Salak Sibetan menjadi obyek wisata yang pengunjungnya paling sedikit jumlahnya.

Tabel 1

Jumlah Kunjungan Wisatawan Pada Obyek Wisata di Kabupaten Karangasem

Tahun 2009-2013

Obyek Wisata

Jumlah

2009

2010

2011

2012

2013

Puri Agung Karangasem

7.260

6.024

6.162

6.814

9.142

Besakih

90.543

98.017

95.336

110.84

101.213

Tirta Gangga

41.162

40.646

49.289

62.518

68.140

Tenganan

54.645

55.167

53.317

50.414

48.911

Padangbai

27.526

55.161

30.518

25.803

7.317

Telaga Waja

19.837

30.729

24.892

30.904

32.084

Yeh Malet/Alam

648

885

743

518

481

Candidasa

2.865

7.473

1.886

332

1.667

Taman Sukasada Ujung

12.582

33.995

64.739

99.060

109.221

Agrowisata Sibetan

0

0

38

4

284

Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karangasem

Walaupun pemerintah daerah telah menetapkan Desa Sibetan sebagai salah satu kawasan agrowisata, kawasan wisata ini belum mampu memberi kemajuan yang signifikan dalam mengoptimalkan potensi yang ada. Hal ini menimbulkan adanya ketimpangan perkembangan obyek wisata dan daya tarik wisata yang kurang merata serta kurang berpihak kepada pemberdayaan masyarakat petani. Untuk mengoptimalkan potensi yang ada serta meningkatkan kunjungan wisatawan diperlukan suatu strategi dalam upaya untuk mengembangkan sektor pariwisata agrowisata di Desa Sibetan khususnya dan Kabupaten Karangasem pada umumnya.

Strategi ini diharapkan mampu mengoptimalkan dan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat lokal, disamping tetap mempertahankan keberlangsungan pembangunan pariwisata. Namun sebelum adanya rumusan strategi perlu mengetahui persepsi masyarakat terhadap adanya pengembangan agrowisata salak di Desa Sibetan. Hal ini untuk membantu memberikan pertimbangan dalam penentuan strategi nantinya. Berdasar dari potensi dan masalah yang dimiliki kawasan tersebut, maka diangkat

dalam suatu penelitian tentang persepsi masyarakat dan strategi pengembangan Agrowisata Salak di Desa Sibetan Kecamatan Bebandem, Kabupaten Karangasem.

Rumusan Masalah

Rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut.

  • 1.    Bagaimana persepsi masyarakat terhadap pengembangan Agrowisata Salak di Desa Sibetan ?

  • 2.    Apa faktor-faktor internal dan eksternal Agrowisata Salak di Desa Sibetan Kecamatan Bebandem Kabupaten Karangasem yang menentukan pengembangan Agrowisata Salak ?

  • 3.    Strategi alternatif apa yang perlu dirumuskan untuk pengembangan Agrowisata Salak di Desa Sibetan Kecamatan Bebandem Kabupaten Karangasem ?

  • 4.    Strategi apa yang paling tepat dalam merumuskan pengembangan Agrowisata Salak di Desa Sibetan Kecamatan Bebandem Kabupaten Karangasem?

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

  • 1.    Mengetahui persepsi masyarakat tentang pengembangan Agrowisata Salak di Desa Sibetan.

  • 2.    Mengidentifikasi faktor-faktor internal dan eksternal untuk pengembangan Agrowisata Salak di Desa Sibetan Kecamatan Bebandem Kabupaten Karangasem.

  • 3.    Merumuskan strategi alternatif yang perlu dilakukan untuk pengembangan Agrowisata Salak di Desa Sibetan Kecamatan Bebandem Kabupaten Karangasem.

  • 4.    Menentukan strategi yang paling tepat untuk diprioritaskan dalam pengembangan Agrowisata Salak di Desa Sibetan Kecamatan Bebandem Kabupaten Karangasem.

Kajian Pustaka

Konsep Persepsi

Persepsi adalah pengalaman tentang objek , peristiwa atau hubungan-hubungan yang diperoleh degan menyimpulkan dan melampirkan pesan (Rakhmat, 2004). Syarat timbulnya persepsi yakni, adanya objek, adanya perhatian sebagai langkah pertama untuk mengadakan persepsi, adanya alat indera sebagai reseptor penerima stimulus yakni saraf sensoris sebagai alat untuk meneruskan stimulus ke otak dan dari otak dibawa melalui saraf motoris sebagai alat untuk mengadakan respons (Sunaryo, 2004). Terdapat dua macam persepsi, yaitu External Perception, yaitu persepsi yang terjadi karena adanya rangsangan yang datang dari luar diri individu dan Self Perception, yaitu persepsi yang terjadi karena adanya rangsangan yang berasal dari dalam diri individu.

Konsep Agrowisata

Menurut Maruti (2009), sebuah agrowisata adalah bisnis berbasis usahatani yang terbuka untuk umum. Tavare dalam Maruti, 2009 mendefinisikan agrowisata sebagai aktivitas agribisnis dimana petani setempat menawarkan tur pada usahataninya dan

mengijinkan seseorang pengunjung menyaksikan pertumbuhan, pemanenan, pengolahan pangan lokal yang tidak akan ditemukan di daerah asalnya.

Strategi Pengembangan

Analisis SWOT digunakan untuk identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi pengembangan perusahaan (Rangkuti, 2005). Analisis ini didasarkan pada asumsi bahwa suatu strategi yang efektif akan memaksimalkan kekuatan, meminimalkan kelemahan, memanfaatkan peluang sekaligus mengatasi ancaman. Menurut Pearce dan Robinson (1997), yang dimaksud faktor-faktor analisis SWOT adalah :

  • 1.    Kekuatan (strengths)

Kekuatan (Strengths) adalah sumber daya keterampilan atau keunggulan lain terhadap pesaing atau kebutuhan pasar yang dilayani atau ingin dilayani oleh perusahaan.

  • 2.    Kelemahan (weakness)

Kelemahan (weakness) merupakan keterbatasan atau kekurangan dalam sumber daya, keterampilan dan kapabilitas yang secara serius menghambat kinerja.

  • 3.    Peluang (opportunity)

Peluang (opportunity) merupakan situasi penting yang menguntungkan dalam lingkungan perusahaan.

  • 4.    Ancaman (threats)

Ancaman (threats) adalah situasi penting yang tidak menguntungkan dalam lingkungan perusahaan.

Analisis SWOT

Analisis SWOT (Strenghts, Weakness, Opportunities, Threats) adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan (Rangkuti, 2005). Matriks SWOT adalah alat yang digunakan untuk menyusun faktor-faktor strategis perusahaan. Matriks ini dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan, dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya.

Analisis QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix)

Teknik QSPM secara objektif mengindikasikan alternatif strategi mana yang terbaik. QSPM menggunakan input dari analisis tahap 1 (matriks EFE dan IFE) dan hasil pencocokan dari analisis tahap 2 (matriks IE dan matriks SWOT) untuk menentukan secara objektif di antara alternatif strategi.

Metode Penelitian

Penentuan Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan pada Agrowisata Salak di Desa Sibetan, Kecamatan Bebandem, Kabupaten Karangasem, Provinsi Bali. Pemilihan lokasi penelitian

Agrowisata Salak di Desa Sibetan dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan sebagai berikut.

  • 1.    Agrowisata Salak ini merupakan satu-satunya Agrowisata Salak yang berada di Bali.

  • 2.    Berdasarkan data pada Tabel 1 menunjukkan bahwa jumlah pengunjung atau wisatawan yang berkunjung ke Agrowisata Salak Sibetan jumlahnya sangat rendah dibandingkan jumlah kunjungan wisatawan ke obyek wisata lain di Kabupaten Karangasem.

Waktu penelitian dilaksanakan dari bulan September tahun 2014 sampai dengan Mei tahun 2015.

Populasi dan Sampel

Penentuan populasi dalam penelitian ini dibagi menjadi tiga populasi yaitu populasi internal agrowisata yang meliputi pengelola agrowisata, eksternal agrowisata salak yaitu pemerintah dan pihak swasta yang berkaitan dengan agrowisata dan masyarakat Desa Sibetan dimana di dalam penentuan setiap variabel menggunakan Forum Discussion Group (FGD).

Sumber data

Sumber data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari lokasi penelitian, yaitu dari Agrowisata Salak yang berlokasi di Desa Sibetan, Kecamatan Bebandem, Kabupaten Karangasem, Bali. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari berbagai pustaka ilmiah yang mendukung. Berbagai pustaka ilmiah yang mendukung digunakan sebagai dasar atau pedoman dalam penentuan faktor-faktor internal dan eksternal agrowisata salak yang digunakan untuk menyusun matrik SWOT.

Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif merupakan data yang menggambarkan kondisi Agrowisata Salak beserta segala kegiatannya guna mendukung data kuantitatif.

Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data menggunakan tiga metode yaitu wawancara, observasi, Focuss Group Disscussion (FGD).

Metode Analisis Data

Untuk metode analisis data yang digunakan diantaranya.

  • 1.    Persepsi masyarakat

Persepsi masyarakat Desa Sibetan adalah tanggapan atau pendapat dari masyarakat Desa Sibetan terhadap pengembangan Agrowisata Salak. Hasil pengukuran persepsi masyarakat Desa Sibetan terhadap pengembangan Agrowisata Salak dibagi menjadi lima kategori, yakni : nilai 5 untuk kategori sangat setuju, nilai 4 untuk kategori

setuju, nilai 3 untuk kategori sedang, nilai 2 untuk kategori tidak setuju, dan nilai 1 untuk kategori sangat tidak setuju. Lebih lanjut penentuan kategori dapat disajikan pada Tabel 3.

Tabel 3.

Nilai Kelas dan Kategori Persepsi Masyarakat

Persentase Pencapaian Skor

No

Angka

Persentase (%)

Kategori

1

1,0-1,8

1 s.d. 36

Sangat tidak baik

2

>1,8-2,6

>36 s.d. 52

Tidak baik

3

>2,6-3,4

> 52 s.d. 68

Sedang

4

>3,4-4,2

> 68 s.d. 84

Baik

5

>4,2-5,0

> 84 s.d. 100

Sangat baik

  • 1.    Analisis Strategi Pengembangan

  •    Analisis Lingkungan Internal dan Eksternal

  •    Matriks Internal-Eksternal (IE)

  •    Analisis Matriks Grand Strategy

  •    Analisis SWOT

  •    Analisis QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix)

Hasil dan Pembahasan

Tingkat Persepsi Masyarakat Terhadap Pengembangan Agrowisata Salak Sibetan

Persepsi mengenai pengembangan agrowisata dibutuhkan untuk mengetahui sejauh mana tanggapan masyarakat atau kehendak masyarakat dalam pengembangan agrowisata. Berdasarkan hasil penelitan tingkat persepsi masyarakat menunjukkan nilai 86,86 %, yang berarti masyarakat Desa Sibetan sangat setuju dengan adanya pengembangan agrowisata salak. Berikut hasil persepsi masyarakat pada Tabel 4.

Tabel 4.

Tingkat persepsi masyarakat terhadap pengembangan Agrowisata Salak Sibetan

Variabel

Indikator

Parameter

Pengukuran (%)

Kategori

1)

Pendapatan Masyarakat

1)

Meningkatkan pendapatan masyarakat

86,7

Sangat baik

2)

Menambah lapangan pekerjaan

83,3

Baik

3)

Perlu mendapat bantuan modal

89,3

Sangat baik

2)

Manfaat

1)

Dengan adanya pengembangan Agrowisata

Persepsi

Pengemban

masyarakat merasa diuntungkan

82,7

Baik

Masyarakat Desa Sibetan

gan

Agrowisata

2)

Dengan adanya pengembangan agrowisata bermanfaat bagi pengembangan usaha masyarakat

86

Sangat baik

1)

Pengemban

1)

Pengembangan Agrowisata berdampak pada

gan Industri Rumah

Industri Rumah Tangga milik masyarakat

86

Sangat baik

Tangga

2)

Perlunya bantuan alat industri untuk Industri Rumah Tangga milik masyarakat

94

Sangat baik

Tingkat Persepsi Masyarakat

86,86

Sangat baik

Identifikasi faktor internal dan faktor eksternal Agrowisata Salak

Lingkungan agrowisata dalam hal ini dapat dibagi menjadi dua yaitu dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal Agrowisata Salak. Berdasarkan hasil Focuss Group Discussion (FGD), faktor internal dan faktor eksternal akan disajikan pada Tabel 5 dan Tabel 6 sebagai berikut.

Tabel 5

Faktor Internal Agrowisata Salak

No.

Identifikasi Faktor Internal

Kekuatan

Kelemahan

1

Aksesibilitas Agrowisata

2

Panorama yang Indah

3

Keamanan Lingkungan

4

Atraksi Agrowisata Salak

5

Keunikan Agrowisata Salak

6

Kesadaran Masyarakat tentang potensi desa

7

Persepsi masyarakat terhadap pengembangan agrowisata

8

Kesepakatan untuk meningkatkan keterampilan

9

Keramahtamahan masyarakat

10

Jenis Usaha Masyarakat Lokal

11

Promosi Agrowisata

12

Kualitas Sumber Daya Manusia

13

Pengunjung tidak setiap hari ada

14

Sarana dan Prasarana belum memadai

15

Belum adanya toko cinderamata

16

Layanan informasi kepariwisataan

17

Belum adanya manajemen tata kelola yang jelas

18

Penataan Agrowisata

Faktor internal akan menentukan arah pengembangan terbaik bagi pengembangan agrowisata. Identifikasi kekuatan dan kelemahan internal agrowisata akan menjadikan penentu dalam menentukan strategi pengembangan yang tepat.

Tabel 6

Faktor Eksternal Agrowisata Salak

No.

Identifikasi Faktor Eksternal

Peluang

Ancaman

1

Partisipasi masyarakat sebagai pendukung agrowisata

2

Sebagai alternatif tujuan wisata

3

Kebijakan Pemerintah Daerah

4

Adanya Kelembagaan

5

Kecenderungan penduduk dunia melakukan wisata

6

Adanya dukungan teknologi, transportasi dan komunikasi

7

Adanya trend wisata alam

8

Adanya bantuan dari pihak luar (investor)

9

Pesaing Obyek wisata lain

10

Letak kurang strategis

11

Wisatawan cenderung berkunjung di wilayah Bali Selatan

12

Belum adanya Master Plan pengembangan dari Pemerintah Daerah

13

Pembangunan Bali yang tidak merata

14

Adanya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)

15

Pengaruh budaya asing

Penentuan alternatif strategi dengan analisis SWOT

Matriks SWOT digunakan untuk merumuskan alternatif strategi yang menjadi kunci keberhasilan dalam pengembangan Agrowisata Salak Sibetan. Penentuan alternatif strategi ini dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7

Penentuan Alternatif Strategi Dengan Analisis SWOT

Faktor Internal

Faktor Eksternal

Kekuatan (S)

  • 1.    Aksesibilitas Agrowisata

  • 2.    Panorama yang Indah

  • 3.    Keamanan Lingkungan

  • 4.    Atraksi Agrowisata Salak

  • 5.    Keunikan Agrowisata Salak

  • 6.    Kesadaran       Masyarakat

tentang potensi desa

  • 7.    Persepsi masyarakat terhadap pengembangan agrowisata

  • 8.    Kesepakatan           untuk

meningkatkan keterampilan

  • 9.    Keramahtamahan masyarakat

  • 10.    Jenis Usaha Masyarakat Lokal

Kelemahan (W)

  • 1.    Promosi Agrowisata

  • 2.    Kualitas Sumber Daya Manusia

  • 3.    Pengunjung tidak setiap hari ada

  • 4.    Sarana dan Prasarana belum memadai

  • 5.    Belum    adanya toko

cinderamata

  • 6.    Belum    ada    layanan

informasi kepariwisataan

  • 7.    Belum adanya manajemen tata kelola yang jelas

  • 8.    Penataan      Agrowisata

belum baik

Peluang (O)

  • 1.    Partisipasi masyarakat sekitar (diluar Desa Sibetan) sebagai pendukung agrowisata Sebagai alternatif tujuan wisata

  • 2.    Kebijakan Pemerintah Daerah

  • 3.    Adanya Kelembagaan

  • 4.    Kecenderungan penduduk dunia melakukan wisata

  • 5.    Adanya dukungan teknologi, transportasi dan komunikasi

  • 6.    Adanya trend wisata alam

  • 7.    Adanya bantuan dari pihak luar (investor)

Strategi SO

  • 1.    Meningkatkan peran aktif masyarakat dalam pengelolaan agrowisata

  • 2.    Menggali potensi alam yang dimiliki untuk mengoptimalkan keunggulan agrowisata serta tetap menjaga produk tetap bermutu

Strategi WO

  • 3.    Meningkatkan promosi secara optimal dengan memanfaatkan teknologi

  • 4.    Menjalin kerjasama agribisnis dan agrowisata dengan stakeholder terkait

  • 5.    Memperbaiki sarana prasarana serta meningkatkan system pengelolaan agrowisata

Ancaman (T)

  • 1.    Pesaing Obyek wisata lain

  • 2.    Letak kurang strategis

  • 3.    Wisatawan cenderung berkunjung di wilayah Bali Selatan

  • 4.    Belum adanya Master Plan pengembangan dari Pemerintah Daerah

  • 5.    Pembangunan Bali yang tidak merata

  • 6.    Adanya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)

  • 7.    Pengaruh budaya asing

Strategi ST

6. Memanfaatkan hubungan baik dengan instansi pemerintah atau pihak swasta untuk meningkatkan kerjasama

Strategi WT

7. Meningkatkan mutu sumber daya manusia dengan mengadakan pelatihan untuk meningkatkan keterampilan, pengetahuan dan peran aktif pengelola dalam peningkatan mutu pelayanan

Penentuan Strategi Utama Dengan Analisis Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM)

Dari hasil perumusan analisis SWOT, diperoleh 7 strategi yang dapat diterapkan di Agrowisata Salak Sibetan, dari 7 strategi tersebut dianalisis dengan analisis QSPM sehingga dapat diketahui strategi mana yang lebih didahulukan untuk diterapkan. Jumlah nilai total attractiveness (TAS)akan menentukan strategi mana yang didahulukan, berikut lebih jelasnya pada Tabel 9.

Tabel 9

Hasil QSPM Agrowisata Salak Sibetan

No

Strategi

Jumlah TAS

1

Menggali potensi alam yang dimiliki untuk mengoptimalkan

535,05

keunggulan agrowisata serta tetap menjaga produk tetap bermutu

2

Meningkatkan promosi secara optimal dengan memanfaatkan

512,59

teknologi

3

Memanfaatkan hubungan baik dengan instansi pemerintah atau pihak

489,89

swasta untuk meningkatkan kerjasama

4

Meningkatkan peran aktif masyarakat dalam pengelolaan agrowisata

Meningkatkan mutu sumber daya manusia dengan mengadakan

467,7

5

pelatihan untuk meningkatkan keterampilan, pengetahuan dan peran aktif pengelola dalam peningkatan mutu pelayanan

466,36

6

Memperbaiki sarana prasarana serta meningkatkan sistem pengelolaan

457,93

agrowisata

7

Menjalin kerjasama agribisnis dan agrowisata dengan stakeholder

417,7

terkait

Berdasarkan hasil analisis QSPM jumlah nilai total attractiveness (TAS) terbesar adalah strategi yang menyatakan “menggali potensi alam yang dimiliki untuk mengoptimalkan keunggulan agrowisata serta tetap menjaga produk tetap bermutu” dengan jumlah nilai 535,05. Strategi ini menekankan pada penggalian potensi alam yang dimiliki oleh Agrowisata Salak Sibetan misalnya memanfaatkan panorama di kawasan agrowisata yang indah, dengan memperbanyak tempat-tempat di kawasan agrowisata yang memperlihatkan panorama alam. Produk agrowisata seperti atraksi-atraksi panen buah salak, menginap di kebun salak, tracking dan pembuatan wine salak lebih ditingkatkan kualitasnya sehingga menjadi andalan di Agrowisata Salak Sibetan.

Simpulan dan Saran

Simpulan

  • 1.    Persepsi masyarakat Desa Sibetan terhadap pengembangan agrowisata salak tergolong dalam kategori sangat baik dengan skor 86,86 %.

  • 2.    Identifikasi faktor internal dan faktor eksternal pengembangan agrowisata terdiri dari aksesibilitas agrowisata, panorama yang indah, keamanan lingkungan, atraksi agrowisata salak, keunikan agrowisata salak, kesadaran masyarakat tentang potensi desa, persepsi masyarakat terhadap pengembangan agrowisata, kesepakatan untuk

meningkatkan keterampilan, keramahtamahan masyarakat, jenis usaha masyarakat lokal, promosi agrowisata, kualitas sumber daya manusia, pengunjung tidak setiap hari ada, sarana dan prasarana belum memadai, belum adanya toko cinderamata, belum ada layanan informasi kepariwisataan, belum adanya manajemen tata kelola yang jelas, penataan agrowisata belum baik, partisipasi masyarakat sekitar (diluar Desa Sibetan) sebagai pendukung agrowisata, sebagai alternatif tujuan wisata, kebijakan pemerintah daerah, adanya kelembagaan, kecenderungan penduduk dunia melakukan wisata, adanya dukungan teknologi, transportasi dan komunikasi, adanya trend wisata alam, adanya bantuan dari pihak luar (investor), pesaing obyek wisata lain, letak kurang strategis, wisatawan cenderung berkunjung di wilayah bali selatan, belum adanya master plan pengembangan dari pemerintah daerah, pembangunan bali yang tidak merata, adanya masyarakat ekonomi ASEAN (MEA), pengaruh budaya asing.

  • 3.    Strategi alternatif yang telah dirumuskan berdasarkan SWOT diantaranya strategi SO meningkatkan peran aktif masyarakat dalam pengelolaan agrowisata; menggali potensi alam yang dimiliki untuk mengoptimalkan keunggulan agrowisata serta tetap menjaga produk tetap bermutu. Strategi WO diantaranya meningkatkan promosi secara optimal dengan memanfaatkan teknologi; menjalin kerjasama agribisnis dan agrowisata dengan stakeholder terkait; memperbaiki sarana prasarana serta meningkatkan system pengelolaan agrowisata. Strategi ST yaitu memanfaatkan hubungan baik dengan instansi pemerintah atau pihak swasta untuk meningkatkan kerjasama. Strategi WT diantaranya meningkatkan mutu sumber daya manusia dengan mengadakan pelatihan untuk meningkatkan keterampilan, pengetahuan dan peran aktif pengelola dalam peningkatan mutu pelayanan.

  • 4.    Strategi yang paling tepat untuk diprioritaskan berdasarkan hasil analisis QSPM adalah menggali potensi alam yang dimiliki untuk mengoptimalkan keunggulan agrowisata serta tetap menjaga produk tetap bermutu.

Saran

  • 1.    Pemerintah Kabupaten Karangasem, sebaiknya menempatkan Agrowisata Salak Sibetan sebagai prioritas utama dalam pengembangan pariwisata di Kabupaten Karangasem. Dimana dalam hal ini, Agrowisata Salak Sibetan memiliki potensi yang besar untuk berkembang, baik berdasarkan kekuatan dan peluang serta daya dukung yang ada di dalam agrowisata tersebut.

  • 2.    Pemerintah Kabupaten Karangasem hendaknya memberikan dukungan terhadap kegiatan pengembangan agrowisata terutama bantuan untuk memperbaiki kualitas sarana dan prasarana untuk menarik minat masyarakat berpartisipasi dalam upaya pengembangan agrowisata.

  • 3.    Untuk pihak agrowisata diharapkan merancang program pengembangan, untuk program jangka pendek dalam pengembangan aktivitas agrowisata berupa menambah atraksi wisata dan melengkapi sarana prasarana, dan untuk jangka

panjang adalah memperkenalkan agrowisata melalui agen-agen wisata dan pemerintah daerah.

  • 4.    Diperlukannya kerjasama antar lembaga pemerintah dalam pengembangan agrowisata salak dengan pihak swasta dalam pengembangan agrowisata. Misalnya dalam hal pembinaan sumber daya manusia dan promosi agrowisata

Daftar Pustaka

David, F. R. 2006. Strategic Management: Concepts (Ichsan Setiyo Budi. Pentj.)

Jakarta: PT. Salemba Empat.

Disbudpar Kabupaten Karangasem. 2014. Jumlah Kunjungan Wisatawan Pada Obyek Wisata di Kabupaten Karangasem tahun 2009-2013. Karangasem : Disbudpar

Maruti, K.V. 2009. Agrotourism: Scope and Opprotunities for the Farmers in Maharashtra. Article Report. Dept. of Economics, Y.C. college. Pachwad Tal-Wai, Dist-Satara, State Maharashtra

Rakhmat,J. 2004. Psikologi Komunikasi. PT. Reja Kesdakarya: Bandung

Rangkuti, F. 2005. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta

Supriyono, R.A. 1998. Manajemen Strategis dan Kebijaksanaan Bisnis, Edisi kedua.

BPFE-Yogyakarta. Yogyakarta

Sunaryo, 2004, Psikologi Untuk Keperawatan, Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC

Anas, et. al., Persepsi Masyarakat dan ... | 36