Jurnal Manajemen Agribisnis

Vol. 2, No. 1, Mei 2014

ISSN: 2355-0759

Peran Wanita Tani dalam Penerapan Teknologi Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) pada Usahatani Jagung di Kecamatan Pringgabaya Kabupaten Lombok Timur

Rini Endang P., IM. Narka Tenaya1), NW. Sri Astiti2)

Program Studi Magister Agribisnis Program Pascasarjana Universitas Udayana, E-mail: [email protected]

1), 2) Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Udayana

Abstract

The Role of Women Farmers in the Implementation of Integrated Crop Management Technologies on Maize Farming in Pringgabaya

The role of women in employment in the agricultural sector which contributed significantly agriculture, but there are all kinds of problems and their influence in the implementation of the management of the combined.Research described a woman ' s role is aimed at farmers, internal and external factors do influence the participation of women, the farmer and analyzing internal and external factors influence the participation of women in the farmers

This research was conducted in the central area which is Pringgabaya corn plants in East Lombok Regency, West Nusa Tenggara Province. Retrieval method based on Slovin respondents so that the number of respondents obtained as many as 97 persons, whereas the respondent taking techniques using random sampling method. The method of data collection by means of observation, and interviews, while the data analysis technique used is system skoring, Parcial Least Square (PLS) quantitative and qualitative descriptive.

The results showed that women farmers have the role of high technology in the implementation of PTT, internal factors (knowledge and motivation) and external factors (ease of applying the PTT, the ease of accessing information, ease of access to the means of the PTT, and infrastructure production). Internal factors have a greater influence on the role of women farmers in applying the technology of PTT corn when compared to external factors.

Suggestion that can be submitted: (1) a women farmer to get more actively in seeking knowledge, information technology, access facilities production and increase the motivation to enhance its role in implementing the technology, (2) the facilitator play in the technological PTT corn to improve performance in a positive perception of the PTT corn crop that women more motivated to implement the technology, (3) the institution and related parties to involve the peasantry in the agricultural activities, especially in the matter of organic substances, harvesting and after harvest.

The keywords: a Women farmer, PTT technology, internal and external factors.

Pendahuluan

Wanita tani mempunyai peran ganda yaitu sebagai pembina rumah tangga (sektor domestik) dan pencari nafkah (sektor publik). Di sektor domestik, wanita tani sebagai istri mempunyai hak, kewajiban dan kesempatan yang sama dengan suaminya guna menciptakan dan membina keluarga sehat, sejahtera, dan bahagia, serta keutuhan Rini, et.al., Peran Wanita Tani... | 76

keluarga sebagai unit sosial terkecil, dimana suami dan istri saling menghargai, saling mendukung dalam mengembangkan potensi, bakat dan profesi masing-masing serta saling mencintai dan mengasihi. Selanjutnya, di sektor publik perlu adanya peningkatan status wanita tani dalam hal meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan kesempatan untuk berperan sebagai perencana, pengambil keputusan, dan pelaksana dalam kegiatan produksi usahatani.

Peningkatan produksi usahatani perlu dibarengi dengan adanya peningkatan efisiensi tenaga kerja keluarga tani. Salah satu alternatifnya adalah melibatkan wanita tani dalam berbagai kegiatan usahatani, khususnya dalam kegiatan penerapan teknologi pengelolaan tanaman terpadu (PTT). Kemajuan usahatani bukan saja berguna bagi dirinya sendiri, tetapi melalui perannya tersebut wanita tani telah turut menentukan berhasilnya kegiatan di bidang rumah tangga maupun usahatani. Peran wanita sebagai tenaga kerja di sektor pertanian dalam arti luas memberikan kontribusi yang cukup signifikan meskipun terdapat berbagai macam kendala dan faktor yang mempengaruhi mereka dalam penerapan teknologi pengelolaan tanaman terpadu (PTT). Oleh karena itu, wanita tani perlu dibina dan diberdayakan sebagai receiving system untuk mempercepat proses alih teknologi. Hal ini sesuai dengan pendapat Elizabeth, (2008) yang menyatakan bahwa perlu kaji tindak dan revitalisasi mekanisme kerja penyuluhan untuk lebih melibatkan wanita tani dalam mempercepat adopsi teknologi. Selain itu diperlukan pula strategi perbaikan upah agar berimbang antar jender sebagai insentif dan keberpihakan terhadap wanita tani.

Secara empiris nampak bahwa ada kesenjangan diantara pria dan wanita di Kecamatan Pringgabaya dalam mengakses segala program pembangunan baik dalam program pembangunan pertanian maupun yang lainnya. Akibatnya, wanita tani selalu tertinggal dari pria tani karena keterbatasannya dalam perencanaan pembangunan dimasa lalu yang secara tidak sengaja telah melupakan peran wanita. Wanita yang bekerja sebagai petani (wanita tani) tidak dianggap berprofesi sebagai petani, tetapi sebagai anggota keluarga (istri petani). Selain itu, kegiatan penyuluhan hanya diprioritaskan untuk laki-laki. Perempuan kurang diperhitungkan dalam kegiatan penyuluhan yang berkaitan dengan teknologi pertanian sehingga akses perempuan dalam kegiatan penyuluhan di Kecamatan Pringgabaya sangat terbatas. Akibatnya akses wanita untuk mendapatkan penyuluhan teknologi ataupun peningkatan kemampuan dan keterampilan pertanian lainnya relatif masih rendah.

Melihat begitu banyaknya fenomena yang dihadapi wanita tani dalam menjalankan perannya menerapkan teknologi pengelolaan tanaman terpadu (PTT) pada usahatani jagung di Kecamatan Pringgabaya, maka perlu dikaji bagaimana peran wanita tani dalam penerapan teknologi pengelolaan tanaman terpadu (PTT) pada usahatani jagung di Kecamatan Pringgabaya Kabupaten Lombok Timur.

Rumusan Masalah

Berdasarkan paparan latar belakang, maka yang menjadi pokok permasalahan penelitian adalah sebagai berikut :

  • 1.    Bagaimana peran wanita tani dalam penerapan teknologi pengelolaan tanaman terpadu (PTT) pada usahatani jagung di Kecamatan Pringgabaya?

  • 2.    Faktor internal dan eksternal apakah yang mempengaruhi peran wanita tani dalam penerapan teknologi pengelolaan tanaman terpadu (PTT) pada usahatani jagung di Kecamatan Pringgabaya?

  • 3.    Bagaimanakah pengaruh faktor internal dan faktor eksternal terhadap peran wanita tani dalam penerapan teknologi pengelolaan tanaman terpadu (PTT) pada usahatani jagung di Kecamatan Pringgabaya?

Tinjauan Pustaka

Peran Wanita Tani

Menurut Sajogyo (1983) peran perempuan di bidang pertanian dimulai semenjak orang mengenal alam dan bercocok tanam. Semenjak itu pula mulai berkembang pembagian kerja yang nyata antara laki-laki dan perempuan pada beragam pekerjaan baik di dalam rumah tangga maupun di dalam masyarakat luas. Perempuan mempunyai peran ganda yaitu sebagai pembina rumah tangga (sektor domestik) dan pencari nafkah (sektor publik). Keterlibatan perempuan dalam bidang pekerjaan sering tidak diperhitungkan.

Menurut Hamdani (2005) hubungan antara posisi ekonomi keluarga dengan perbudakan tenaga kerja perempuan di daerah-daerah yang tradisinya dikuasai oleh kaum laki-laki menjadi bukti jelas berlakunya budaya yang menindas perempuan. Oleh karena itu, nilai kerja mereka yang selama ini diabaikan bahkan diremehkan harus dihargai dan dibuat tampak oleh tatanan masyarakat. Dari sinilah dimulainya penyadaran peran wanita sebagai individu yang utuh, merasa dihargai hasil karyanya, dan diakui keberadaannya.

Pemberdayaan Wanita Tani

Menurut Elizabeth (2008) wanita tani perlu dibina dan diberdayakan sebagai receiving system untuk mempercepat proses alih teknologi. Selain itu perlu kaji tindak dan revitalisasi mekanisme kerja penyuluhan untuk lebih melibatkan wanita tani dalam mempercepat adopsi teknologi. Diperlukan pula strategi perbaikan upah agar berimbang antar jender sebagai insentif dan keberpihakan terhadap wanita tani.

Di sektor publik perlu adanya peningkatan status wanita tani dalam kehidupan bermasyarakat dengan cara memberikan dukungan agar wanita tani lebih banyak berperan sebagai subyek, meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan kesempatan lebih banyak untuk berperan sebagai perencana dan pengambil keputusan dalam bidang pertanian. Meningkatkan kesadaran mereka tentang situasi diri dan kemampuan mengungkapkan kebutuhan mereka sendiri, sudah merupakan proses pemberdayaan bagi mereka (Bemmelen, 1995).

Ketimpangan gender dalam kegiatan penyuluhan sangat dirasakan oleh wanita tani, karena wanita tani tersubordinasi dalam kegiatan penyuluhan. Pria tani superior dalam kegiatan penyuluhan yang berkaitan dengan teknologi pertanian, sedangkan wanita tani kurang diperhitungkan sehingga akses wanita dalam kegiatan penyuluhan sangat terbatas. Oleh karena itu pemberdayaan petani beserta keluarganya harus diseimbangkan, agar kelompok pria tani maupun kelompok wanita tani memperoleh perlakuan yang sama oleh pemerintah. Dengan demikian, wanita tani mampu secara maksimal meningkatkan aktualisasi dirinya di masyarakat (Astiti, 2012).

Teknologi Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT)

Rachman (2006) mengungkapkan bahwa bagi rumah tangga pertanian, salah satu faktor yang dapat mendorong peningkatan pendapatan adalah melalui penerapan dan adopsi teknologi pertanian. Melalui adopsi teknologi PTT diharapkan

mampu meningkatkan produktivitas usahatani, nilai tambah produk, dan pendapatan petani. Selain itu, teknologi PTT juga diharapkan turut mendukung keamanan pangan bagi masyarakat.

Menurut Badan Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pertanian (2010) penerapan komponen teknologi pengelolaan tanaman terpadu mampu meningkatkan produktivitas dan efisiensi usahatani jagung, sehingga berujung pada peningkatan pendapatan. Teknologi yang dianjurkan pemerintah Nusa Tenggara Barat untuk komoditi jagung adalah teknologi pengelolaan tanaman terpadu (PTT). PTT adalah model atau pendekatan dalam budidaya yang mengutamakan pengelolaan tanaman, lahan, air, dan organisme pengganggu tanaman secara terpadu dan bersifat spesifik lokasi. Pengelolaan tanaman terpadu bertujuan mempertahankan dan meningkatkan produksi jagung secara berkelanjutan dan meningkatkan efisiensi produksi.

Hasil penelitian Badan Penelitian Serealia menunjukkan bahwa dengan pendekatan pengelolaan tanaman terpadu (PTT), produktivitas jagung dapat mencapai 7 sampai dengan 9 ton/ha. Sementara hasil kajian di Kecamatan Sambelia Kabupaten Lombok Timur potensi hasil yang dicapai dengan menerapkan teknologi pengelolaan tanaman terpadu mencapai 5,42 ton/ha dengan keuntungan sebesar Rp 1.283.200/ha (Awaludin, 2004).

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Peran Wanita Tani dalam Penerapan Teknologi

Teknologi dapat sampai dan diterima dalam sistem sosial tidak selalu membutuhkan waktu yang lama, tetapi bisa juga dalam waktu yang singkat, tergantung dari kemampuan yang dimiliki pria tani dan wanita tani. Sifat inovasi dan saluran komunikasi saling berkait dalam mempengaruhi kecepatan adopsi inovasi. Saluran komunikasi massa seperti di majalah pertanian, sangat memuaskan untuk menyebarluaskan inovasi-inovasi yang rumit, tetapi saluran interpersonal dengan petugas penyuluh lebih tepat untuk inovasi yang dianggap lebih rumit oleh petani. Jika tidak tepat dalam memilih dan menggunakan saluran komunikasi maka tempo pengadopsian akan lambat (Rogers, 2003).

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi peran pria tani dan wanita tani dalam penerapan suatu teknologi, yaitu: umur, tingkat pendidikan, motivasi, dan jumlah tanggungan keluarga. Selain alasan motivasi yang ada pada diri mereka, alasan lain juga ikut mendorong pria tani dan wanita tani menterapkan suatu teknologi baru, seperti: mengikuti tetangga, maupun karena sudah merupakan program pemerintah. Faktor-faktor inilah yang mempengaruhi pria tani dan wanita tani menterapkan suatu teknologi baru (Soekartawi, 1988)

Hipotesis Penelitian

Hipotesis dikemukakan dalam penelitian ini yakni sebagai berikut.

  • 1.    Wanita tani berperan dalam penerapan teknologi pengelolaan tanaman terpadu (PTT) jagung.

  • 2.    Faktor internal dan eksternal mempengaruhi peran wanita tani dalam penerapan teknologi pengelolaan tanaman terpadu (PTT) jagung.

Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Pringabaya yang merupakan sentra tanaman jagung dan telah menerapkan teknologi PTT. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh wanita tani yang mengusahakan budidaya jagung dengan pendekatan pengelolaan tanaman terpadu (PTT) di Kecamatan Pringgabaya. Berdasarkan metode Slovin diperoleh jumlah responden sebanyak 97 orang dan penentuan distribusi jumlah responden pada masing-masing desa sampel dilakukan secara proporsional random sampling. Teknik pengambilan responden menggunakan metode random sampling. Penelitian ini juga akan menggunakan informan sebanyak 20 orang yang ditentukan secara purposive. Teknik analisis menggunakan metode deskriptif kualitatif dan kuantitatif dengan teknik pengukuran data menggunakan sistem skoring dan model persamaan struktural (Structural Equation Modeling – SEM) berbasis variance atau Component based SEM/PLS.

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Peran Wanita Tani dalam Penerapan Teknologi PTT Jagung

Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran wanita tani dalam penerapan teknologi PTT jagung masuk kategori cukup berperan dengan persentase pencapaian skor 67,12%. Hal ini berarti bahwa peran wanita tani dalam penerapan teknologi PTT jagung cukup sesuai anjuran. Peran wanita tani dalam penerapan komponen teknologi PTT jagung terlihat pada kegiatan: menanam benih dengan cara ditugal, menyiang gulma dengan menggunakan sabit, memupuk dengan cara ditugal, dan menyemprot tanaman yang terkena hama/penyakit menggunakan pestisida. Selain itu peran wanita tani juga nampak terlihat dalam proses pengambilan keputusan bersama dengan pria tani (suami), seperti: menentukan varietas unggul, benih bermutu, populasi tanaman, pupuk, dan pestisida yang digunakan.

IRRI (1987) melaporkan bahwa telah banyak studi yang menyatakan bahwa wanita memberikan kontribusi yang nyata di bidang pertanian. Di Asia, wanita menyumbangkan sepertiga total tenaga kerja untuk usahatani, bahkan di Nepal, India Selatan, dan Srilanka. Di Indonesia, kontribusi yang diberikan cukup besar dimana lebih dari setengah tenaga kerja di bidang pertanian, tenaga kerjanya merupakan para wanita. Semakin tinggi atau kompleks teknologi pertanian, maka semakin besar dibutuhkan tenaga wanita tani. Partisipasi mereka umumnya menyangkut pekerjaan menanam, menyiang, memanen, merontok dan menampi, selain itu wanita juga sangat berperan dalam kegiatan panen, penanganan pasca panen, dan pemasaran hasil.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Peran Wanita Tani

Berdasarkan hasil analisis visual PLS, dapat diketahui bahwa variabel-variabel faktor internal yang mempengaruhi peran wanita dalam penerapan teknologi PTT jagung adalah pengetahuan (x5) dan motivasi (x7). Variabel-variabel faktor internal yang mempengaruhi peran wanita dalam penerapan teknologi PTT jagung adalah kemudahan mengakses informasi teknologi PTT, kemudahan menerapkan teknologi PTT, kemudahan mengakses sarana produksi, dan kemudahan mengakses prasarana produksi. Model persamaan pengukuran pada masing-masing kontruk pembentuk model yaitu:

  • 1.    Faktor internal = 0,680ZX5 + 0,927ZX7

  • 2.    Faktor eksternal = 0,632ZX18 + 0,645ZX19 + 0,723ZX20 + 0,690ZX21

Rini, et.al., Peran Wanita Tani... | 80

Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal terhadap Peran Wanita Tani

Berdasarkan hasil analisis dengan visual PLS menunjukkan bahwa besarnya pengaruh faktor internal terhadap peran wanita tani adalah 0,3590 dengan nilai t-statistik sebesar 2,5964 > 2,58 (p < 0,01). Ini berarti faktor internal berpengaruh positif dan sangat nyata terhadap peran wanita tani dalam penerapan teknologi PTT jagung, semakin tinggi pengetahuan dan motivasi wanita tani maka semakin tinggi pula peran wanita tani dalam penerapan teknologi PTT jagung. Selanjutnya besarnya pengaruh faktor eksternal terhadap peran wanita tani adalah 0.353 dengan nilai t-statistik sebesar 4.325 > 2,58 (p < 0,01).ini berarti, faktor eksternal berpengaruh positif dan sangat nyata terhadap peran wanita tani dalam penerapan teknologi PTT jagung, semakin mudah wanita tani menerapkan teknologi PTT, mengakses informasi, sarana produksi, dan prasarana produksi maka semakin tinggi pula peran wanita tani dalam penerapan teknologi PTT jagung. Faktor internal memiliki pengaruh lebih besar bila dibandingkan dengan faktor eksternal. Lebih jelasnya pengaruh faktor internal dan eksternal terhadap peran wanita tani, dapat dilihat pada Gambar berikut.

X5 1


0.680


X7 ]

0.927


0.353



X19


0.632


Simpulan dan Saran

Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan maka dapat disimpulkan sebagai berikut.

  • 1.    Wanita tani cukup berperan dalam penerapan teknologi PTT jagung, terutama dalam hal penerapan komponen varietas unggul, benih bermutu, populasi tanam, pemupukan, dan pengendalian hama penyakit.

  • 2.    Faktor-faktor yang mempengaruhi peran wanita tani dalam penerapan teknologi PTT jagung, meliputi: faktor internal (pengetahuan dan motivasi) dan faktor eksternal (kemudahan penerapan teknologi, mengakses informasi teknologi, mengakses sarana produksi, dan prasarana produksi).

  • 3.    Faktor internal memiliki pengaruh lebih besar terhadap peran wanita tani dalam menerapkan teknologi PTT jagung bila dibandingkan dengan faktor eksternal.

Rini, et.al., Peran Wanita Tani... | 81

Saran

Berdasarkan hasil pembahasan dan kesimpulan, dapat diajukan saran kepada: (1) wanita tani agar lebih giat dalam mencari pengetahuan, informasi teknologi, mengakses sarana dan prasarana produksi serta meningkatkan motivasi untuk meningkatkan perannya dalam menerapkan teknologi; (2) fasilitator yang berperan dalam penyebarluasan teknologi PTT jagung agar lebih meningkatkan kinerjanya dalam pembentukan persepsi yang positif tentang teknologi PTT jagung sehingga wanita tani lebih termotivasi menerapkan teknologi tersebut; dan (3) instansi/dinas terkait agar melibatkan wanita tani dalam kegiatan penyuluhan pertanian terutama dengan materi: pemberian bahan organik, panen, dan pasca panen.

Ucapan Terima Kasih

Melalui media ini, saya mengucapkan terima kasih yang tulus kepada Prof. Dr. Ir. I M. Narka Tenaya, MS (Pembimbing I) and Dr. Ir. Ni Wayan Sri Astiti, MP (Pembimbing II), atas bimbingan serta dukungan semangat yang telah diberikan, sehingga saya dapat menyelesaikan tesis ini dengan baik.

Daftar Pustaka

Asbenindo. 2007. Inovasi Teknologi Jagung Mendukung Pertanian. Departemen Pertanian. Jakarta: Warta Puslitbang.

Astiti, N.W.S. 2006. Curahan Tenaga Kerja Perempuan pada Usahatani di Subak Guama. Kabupaten Tabanan. Edt Luh Arjani, Nyoman Suparwa, Sudantra. Buku Kembang Rampai Perempuan Bali. Denpasar: BKPP Bali.

Astiti, N.W.S. 2012. Ketimpangan Gender dalam Pengelolaan Subak Guama di Kecamatan Marga Tabanan Bali. Disertasi. Denpasar: Unud.

Astuti, U., Makruf, E., dan Ishak, A. 2011 Analisis Peran Wanita dalam Rumah Tangga Petani Mendukung Keberhasilan Program SLPT–Puap Di Bengkulu: Balai Pengkajian Teknologi Pertanian.

BPTP NTB. 2010. Petunjuk Teknis Pendampingan Sekolah Pengelolaan Tanaman Terpadu (SLPTT) Jagung di Nusa Tenggara Barat. Mataram: Balai Pengkajian Teknologi Pertanian.

Bemmelen, S.V. 1995. Jender dan Pembangunan: Kajian Wanita dalam Pembangunan.

Penyunting T.O Ihromi. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia,

Elizabeth, R. 2007. Remitansi Bekerja dari Luar Negeri dan Diversifikasi Usaha Rumah Tangga di Pedesaan. Tesis. Bogor: IPB.

Ghozali, I. 2011. Structural Equation Modeling. Metode Alternatif dengan Partial Least Square (PLS). Semarang: Universitas Diponegoro.

International Rice Research Institute. 1987. Women in Rice Farming System : An Operational Research and Training Program. IRRI Manila. Philippines.

Purwantiningdyah. 2003. Faktor Internal dan Eksternal yang Mempengaruhi Tingkat Penterapan Teknologi dan Dampaknya Terhadap Produktivitas dan Pendapatan pada Usahatani Padi Sawah (Oriza Sativa). (tesis). Bandung: Universitas Padjajaran.

Roger, E.M. dan F.F. Shoemaker. 1987. Memasyarakatkan Ide-ide Baru. Penerjemah: Hanafi A. Surabaya: Usaha Nasional.

Sajogyo, P. 1983. Peranan Wanita dalam Perkembangan Masyarakat Desa. Jakarta: CV. Rajawali.

Sinungan, M. 2000. Produktivitas Tenaga Kerja Perempuan. Apa dan Bagaimana. Jakarta: Bumi Aksara.

Sjamsiah, A. 1995. Keperluan untuk Mengadakan Analisis Secara Spesifik Menurut Gender. Kajian Wanita dalam Pembangunan. Penyunting: T.O.Ihromi. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Soekartawi. 1988. Prinsip Dasar Komunikasi Pertanian. Jakarta: Universitas Indonesia-Perss.

Soekartawi. 2002. Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Sudarta, W. 2002. Pengambilan Keputusan Suami-Istri Rumah Tangga Petani di Bidang Sosial Budaya (Studi Kasus di Desa Ayunan Kecamatan Abiansemal Badung). Denpasar: Dinamika Kebudayaan Volume: IV. Nomor 2. Denpasar: Lembaga Penelitian Universitas Udayana.

Sugiono. 2010. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: CV Alfabeta.

Tenaya, IM.N. 2010. Bahan Kuliah Metode Kualitatif dan Kuantitatif Agribisnis.

Denpasar: Laboratorium Statistika. Universitas Udayana

Urdaya, M. 2010. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesenjangan Produktivitas Padi di Laboratorium Lapangan (LL) Dan Non LL pada Areal Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SLPTT) di Kabupaten Klungkung (Tesis). Denpasar: Universitas Udayana.

Van Den Ban dan Hawkins. 1998. Penyuluhan Pertanian. Yogyakarta: Kanisius

Rini, et.al., Peran Wanita Tani... | 83