Arc. Com. Health • April 2022

p-ISSN 2302-139X e-ISSN 2527-3620

Vol. 9 No. 1 : 127 - 142

PENERAPAN PROTOKOL KESEHATAN COVID-19 OLEH REMAJA DI KECAMATAN MENGWI KABUPATEN BADUNG TAHUN 2021

Ni Ketut Ita Pratiwi, Made Pasek Kardiwinata*

Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Jalan P.B. Sudirman, Kec.Denpasar Barat, Kota Denpasar,Bali 80234

ABSTRAK

Penerapan protokol kesehatan merupakan salah satu upaya untuk memutus rantai penularan dan menurunkan angka kematian COVID-19. Tingkat penerapan protokol kesehatan yang rendah dapat menimbulkan pelanggaran dan berisiko rentan terhadap penularan COVID-19. Berdasarkan hasil survei yang telah dilakukan di enam wilayah di Indonesia menunjukkan hasil 41,30% pelanggaran penerapan protokol di dominasi oleh usia remaja. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan karakteristik sosiodemografi, pengetahuan dan sikap terhadap penerapan protokol kesehatan COVID-19 di Kecamatan Mengwi Kabupaten Badung. Desain penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional pada 149 responden yang dipilih secara probability sampling yaitu multi stage sampling. Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar remaja di Kecamatan Mengwi telah menerapkan protokol kesehatan yang dikategorikan baik 75,17%. Didapatkan juga bahwa variabel yang memiliki hubungan signifikan terhadap penerapan protokol kesehatan COVID-19 adalah usia, jenis kelamin, pengetahuan dan sikap. Sedangkan variabel yang tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap penerapan protokol kesehatan COVID-19 adalah tingkat pendidikan, pengahasilan orang tua, dan tempat tinggal. Pihak pembuat kebijakan di Kecamatan Mengwi lebih mengoptimalkan edukasi, penyuluhan dan promosi kesehatan untuk meningkatkan perilaku penerapan protokol kesehatan sebagai upaya pencegahan COVID-19 pada remaja di Kecamatan Mengwi.

Kata Kunci : Protokol Kesehatan, COVID-19, Remaja, Mengwi

ABSTRACT

The implementation of the health protocol is one of the efforts to break the chain of transmission and reduce the COVID-19 death rate. The low level of implementation of health protocols can lead to violations and risk being vulnerable to COVID-19 transmission. Based on the results of a survey conducted in six regions in Indonesia, 41.30% of violations of the application of the protocol were dominated by teenagers. The purpose of this study was to determine the relationship between sociodemographic characteristics, knowledge and attitudes towards the implementation of the COVID-19 health protocol in Mengwi District, Badung Regency. Quantitative research design with a cross sectional approach on 149 respondents selected by probability sampling, namely multi-stage sampling. The results in this study indicate that most of the adolescents in Mengwi District have implemented health protocols which are categorized as good 75.17%. It was also found that the variables that had a significant relationship to the implementation of the COVID-19 health protocol were age, gender, knowledge and attitudes. While the variables that do not have a significant relationship to the implementation of the COVID-19 health protocol are the level of education, parents' income, and place of residence. The policy makers in Mengwi District are optimizing education, counseling and health promotion to improve the behavior of implementing health protocols as an effort to prevent COVID-19 in adolescents in Mengwi District.

Keywords : Health Protocol, COVID-19, Adolescents , Mengwi

PENDAHULUAN

Wabah Corona Virus Disease (COVID-19) telah berlangsung sejak tanggal 30 Januari 2020. COVID-19 disebabkan oleh virus SARS-CoV-2 (Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus-2)  (World Health

Organization, 2020). Secara Global WHO menetapkan COVID-19 pada tanggal 30 Januari 2020 sebagai KKMD/PHEIC. Pada

e-mail korespondensi : [email protected]

tanggal 30 Januari 2020, telah terdapat 7.736 kasus terkonfirmasi, dan 170 kasus kematian dengan tingkat Case Fatality rate (CFR) sebesar 2.19% (John Hopkins University, 2021). Peningkatan kasus di Provinsi Bali, Kabupaten dengan peringkat tertinggi kasus COVID-19 yaitu di Kabupaten Badung tercatat sejak 25 Januari 2020 sampai tanggal 8 Februari

2021 total jumlah kasus terkonfirmasi sebanyak 5.312 dan kasus kematian sejumlah 115 kasus dengan tingkat Case Fatality Rate sebesar 2.16% (Pusat Informasi Covid-19, 2021).

Upaya pencegahan dan pengendalian diperlukan guna menekan laju peningkatan kasus COVID-19, salah satunya dengan upaya penerapan protokol kesehatan. Upaya penerapan protokol kesehatan dapat dilakukan cara mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun, atau dapat menggunakan hansanitazer, menggunakan masker dan tidak menyentuh area wajah sebelum mencuci tangan, serta menjaga jarak selama melakukan kegiatan (Kementrian Kesehatan RI, 2020) Himbauan penerapan protokol kesehatan sudah dilaksanakan oleh masyarakat sejak awal munculnya kasus COVID-19. Namun, sampai dengan saat ini persebaran kasus COVID-19 secara global, nasional serta lokal terus mengalami peningkatan kasus.

Penelitian dari Chan et al. (2020) menunjukan bahwa pelanggaran dalam menjaga jarak didominasi oleh laki-laki usia remaja (18-24 tahun) sebesar 65%. Berdasarkan hal tersebut golongan usia mendominasi melakukan pelanggaran protokol kesehatan adalah usia remaja. Pelanggaran penerapan protokol kesehatan yang dilakukan oleh remaja tersebut berisiko rentan terhadap penularan COVID-19. Hasil studi menunjukan bahwa bahwa kelompok yang rentan terinfeksi COVID-19 tanpa gejala (asimptomatik) umumya pada populasi muda, remaja dan usia pertengahan. Selain itu, remaja rentan e-mail korespondensi : [email protected]

menularkan COVID-19 kepada keluarga seperti usia lanjut dan khususnya pada orang yang memiliki penyakit komorbid dapat mengembangkan kondisi penyakit COVID-19 yang lebih parah (Kobayashi, 2020).

Berdasarkan hasil pengamatan studi pendahuluan di Kecamatan Mengwi ditemukan mayoritas pelanggaran penerapan protokol kesehatan didominasi oleh usia remaja. Hasil pengamatan yang dilakukan pada remaja dari usia 15 sampai 24 tahun sebanyak 20 remaja. Hal tersebut disebabkan karena tidak memperhatikan penggunan masker yang benar yaitu menutupi hidung dan mulut hingga dagu 15 orang (75%), tidak mencuci tangan dengan sabun pada air mengalir secara rutin yaitu dengan durasi cuci tangan 20 detik 10 orang (50%), serta dalam menerapkan physical distancing remaja merasa sulit untuk menjaga jarak dan menghindari berkerumun 17 orang (85%).

Keberhasilan intervensi dari penerapan protokol kesehatan yang dilakukan oleh remaja dengan baik dan benar menjadi hal yang penting untuk dicapai agar dapat menanggulangi dan menurunkan angka kematian COVID-19 serta dapat memutus rantai penularan COVID-19. Melihat hal tersebut menjadi dasar pemikiran peneliti untuk melakukan penelitian dengan judul “Penerapan Protokol Kesehatan COVID-19 Oleh Remaja di Kecamatan Mengwi Kabupaten Badung Tahun 2021.

METODE

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif analitik dengan pendekatan cross sectional study untuk mengetahui hubungan hubungan karakteristik sosiodemografi, pengetahuan dan sikap terhadap penerapan protokol kesehatan COVID-19. Waktu penelitian dimulai bulan Maret sampai Juni 2021. Penelitian dilakukan di Kecamatan Mengwi Kabupaten Badung. Populasi dalam penelitian ini yakni remaja yang berusia 15-24 tahun di Kecamatan Mengwi Kabupaten Badung yang berjumlah 149 orang. Pada penelitian ini dalam penentuan sampel menggunakan multi stage sampling dan sampel yang digunakan adalah seluruh remaja berusia 15-24 tahun bergabung menjadi anggota karang taruna bertempat tinggal di Kecamatan mengwi yang berjumlah 149 Pengumpulan data dilakukan secara online yaitu dengan

mengirimkan kuesioner ke media sosial Whatsapp dari remaja yang terpilih sebagai responden penelitian orang. Data yang dikumpulkan meliputi karakteristik responden (usia, jenis kelamin, pendidikan, pengahsilan orang tua, dan tempat tinggal), pengetahuan tentang COVID-19, sikap terkait protokol kesehatan, dan penerepan protokol kesehatan COVID-19. Sumber data yang diperoleh dan digunakan pada penelitian ini adalah data primer yang didapatkan langsung oleh responden dari hasil pengisian kuesioner. Penelitian ini dianalisis secara univariat dan uji beda proporsi dengan menggunakan analisis uji chi-square menggunakan aplikasi STATA. Penelitian ini telah diperiksa sesuai ethical clearance dari Komisi Etik Penelitian Litbang FK Unud/RSUP Sanglah dengan nomor 1504/UN14.2.2.VII.14/LT/2021.

HASIL

Tabel 1. Karakteristik Demografi Responden

Variabel

Frekuensi

Persentase (%)

Usia

21-24 tahun

109

73,15

15-20 tahun

40

26,85

Jenis Kelamin

Perempuan

87

58,39

Laki-laki

62

41,61

Tingkat Pendidikan

Tinggi

113

75,84

Rendah

36

24,16

Penghasilan Orang Tua

Tinggi (> 2.930.000)

60

40,27

Rendah (≤ 2.930.000)

89

59,73

Tempat Tinggal

Kota

86

57,72

Desa

63

42,28


e-mail korespondensi : [email protected]


Berdasarkan tabel 1 menunjukan gambaran karakteristik demografi responden. Pada penelitian ini sebagian besar berada pada kelompok usia 21-24 tahun sebanyak 109 orang (73,15%) dan usia 15-20 tahun sebanyak 40 orang (26,85%). Sebagian besar responden dalam penelitian ini berjenis kelamin perempuan sebanyak 87 orang (58,39%) dan laki-laki sebanyak 62 orang (41,61%). Jika dilihat dari tingkat Pendidikan sebagian besar responden memiliki tingkat Pendidikan tinggi yaitu sebanyak 113 orang (75,84%), sedangkan tingkat Pendidikan rendah sebanyak 113 orang (75,84%), dan tingkat

pendidikan rendah 36 orang (24,16%). Berdasarkan dari kategori penghasilan berdasarkan UMK Badung Sesuai Keputusan Gubernur Bali tahun 2021, sebagian besar orang tua responden tergolong berpenghasilan rendah (≤ 2.930.000) yaitu sebanyak 89 orang (59,73%) dan berpenghasilan tinggi (> 2.930.000) sebanyak 60 orang (40,27%). Ditinjau dari variabel tempat tinggal sebagian besar responden yang bertempat tinggal di kota yaitu sebanyak 86 orang (57,72%) dan bertempat tinggal di desa yaitu sebanyak 63 orang (42,28%).

Tabel 2. Pengetahuan, Sikap dan Penerapan Protokol Kesehatan COVID-19

Variabel                   Frekuensi

Persentase (%)

Pengetahuan

Baik                                     116

77,85

Kurang                              33

22,15

Sikap

Baik                                      103

69,13

Kurang                               46

30,87

Penerapan Protokol Kesehatan

Baik                                      112

75,17

Buruk                                 37

24,83

Berdasarkan tabel 2 diketahui bahwa berdasarkan hasil analisis deskriptif mengenai pengetahuan tentang COVID-19, sikap terkait protokol kesehatan dan penerapan protokol kesehatan. Jika dilihat dari pengetahuan remaja tentang COVID-19 sebagian besar responden memiliki pengetahuan baik yaitu sebanyak 116 orang (77,85%), sedangkan masih terdapat 33 orang (22,15%) yang memiliki pengetahuan

kurang. Berdasarkan sikap remaja terkait protokol kesehatan COVID-19 dapat dilihat bahwa sebagian besar responden memiliki sikap baik yaitu sebanyak 103 orang (69,13%), sedangkan terdapat 46 orang (30,87%) yang memiliki sikap kurang. Berdasarkan variabel penerapan protokol kesehatan COVID-19 oleh remaja, diketahui bahwa sebagian besar responden telah menerapkan protokol kesehatan yang baik yaitu sebanyak 112

e-mail korespondensi : [email protected]


orang (75,17%), dan responden yang menerapkan protokol kesehatan buruk

yaitu sebanyak 37 orang (24,83%).

Tabel 3. Hubungan Karakteristik Demografi Dengan Penerapan Protokol Kesehatan COVID-19

Penerapan Protokol

es

ehatan

COVID-19

Variabel           Baik

Buruk     OR   95% CI    p-value

f          (%)

f

(%)

Usia

21-24 tahun      88        (80,73)

21

(19,27)   2,79

15-20 tahun      24        (60,00)

16

(40,00)          1,16 – 6,59      0,009

Jenis

Kelamin

Perempuan      71       (81,61)

16

(18,39)   2,27

Laki-laki          41        (66,13)

21

0,99 – 5,20     0,031

(33,87)

Tingkat

Pendidikan

Tinggi            88        (77,88)

25

(22,12)   1,76

Rendah          24       (66,67)

12

0,69 – 4,27    0175

(33,33)                               ,

Penghasilan

Orang Tua

Tinggi           41        (68,33)

19

(31,67)   0,54

Rendah         71       (79,78)

18

0,24 – 1,24    0113

(20,22)                      0,3

Tempat

Tinggal

Kota             62        (64,6)

24

(21,4)    0,67

Desa            50        (47,4)

13

0,28-1,54     0,310

(15,6)

Berdasarkan tabel 3 diketahui

usia 15-20 tahun (OR=2,79; 95%CI: 1,16 –

berdasarkan     hasil     uji     statistik

6,59). Pada karakteristik jenis kelamin

menunjukkan bahwa terdapat hubungan

diperoleh hasil uji statistik   terdapat

yang signifikan antara usia dengan

hubungan yang signifikan antara jenis

penerapan protokol kesehatan COVID-19

kelamin  dengan  penerapan  protokol

(p-value= 0,009). Responden usia 21-24

kesehatan COVID-19  (p-value=  0,031).

tahun memiliki peluang meningkatkan

Responden jenis kelamin perempuan

penerapan protokol kesehatan yang baik

memiliki    peluang    meningkatkan

sebesar 2,79 kali lebih tinggi dibandingkan

penerapan protokol kesehatan yang baik

e-mail korespondensi : [email protected]


sebesar 2,27 kali lebih tinggi dibandingkan jenis kelamin laki-laki (OR=2,27; 95%CI 0,99 – 5,20). Pada tingkat pendidikan terakhir didapatkan hasil uji statistik bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara karakteristik tingkat pendidikan dengan penerapan protokol kesehatan COVID-19 (p-value = 0,175 > 0,05). Namun responden dengan pendidikan tinggi memiliki peluang meningkatkan penerapan protokol kesehatan yang baik sebesar 1,76 kali lebih tinggi dibandingkan pendidikan rendah

(OR=1,76; 95%CI 0,69 – 4,27). Pada variabel penghasilan orang tua berdasarkan hasil uji statistik didapat bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara penghasilan dengan penerapan protokol kesehatan COVID-19 (p-value = 0,113 > 0,05). Pada variabel tempat tinggal berdasarkan hasil uji statistik didapat bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tempat tinggal dengan penerapan protokol kesehatan COVID-19 (p-value = 0,310 > 0,05).

Tabel 4. Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Dengan Penerapan Protokol Kesehatan COVID-19

Variabel

Penerapan Protokol Kesehatan COVID-19

OR

95% CI

p-value

F

Baik

(%)

F

Buruk

(%)

Pengetahuan

Baik

108

93,10

8

6,90

Kurang

4

12,12

29

87,88

97,8

24,5 – 447,71

0,000

Sikap

Baik

93

90,29

10

9,71

Kurang

19

41,30

27

58,70

13,2

5,08 – 35,29

0,000


Berdasarkan tabel 4 diketahui hasil

variabel sikap berdasarkan hasil uji

uji statistik didapat berdasarkan variabel

statistik   didapat   bahwa   terdapat

pengetahuan terdapat hubungan yang

hubungan yang signifikan antara sikap

signifikan antara pengetahuan dengan

dengan penerapan protokol kesehatan

penerapan protokol kesehatan COVID-19

COVID-19 (p-value= 0,000). Responden

(p-value=  0,000).  Responden  dengan

dengan sikap baik memiliki peluang

pengetahuan  baik  memiliki  peluang

meningkatkan    penerapan    protokol

meningkatkan    penerapan    protokol

kesehatan yang baik sebesar 13,2 kali lebih

kesehatan yang baik sebesar 97,8 kali lebih

tinggi dibandingkan dengan responden

tinggi dibandingkan dengan responden

yang memiliki sikap kurang adalah

yang  memiliki  pengetahuan  kurang

(OR=97,8; 95%CI 24,5 – 447,71). Pada

(OR=13,2;   95%CI   5,08   –   35,29).


e-mail korespondensi : [email protected]


DISKUSI

Penerapan Protokol Kesehatan COVID-19

Penerapan protokol kesehatan COVID-19 oleh remaja di Kecamatan Mengwi yang baik sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Istanti et al. (2021) di Yogyakarta tahun 2021 bahwa responden cenderung melakukan penerapan protokol kesehatan yang baik, yaitu sebanyak 20 orang (33%) dan hanya 12 orang (20%) melakukan penerapan yang buruk. Hasil serupa juga ditunjukan pada penelitian yang dilakukan oleh Sari & Utami (2020) di Desa Malangjiwan diketahui bahwa responden cenderung melakukan penerapan protokol kesehatan COVID-19 yang baik sebesar 36 orang (37%) dan hanya 11 orang (23%) melakukan penerapan protokol kesehatan yang buruk. Hasil studi tersebut menjadi perbandingan yang setara dengan penelitian ini yang mendapatkan hasil 112 orang (75,17%) responden menerapkan protokol kesehatan COVID-19 yang baik dan 37 orang (24,83%) menerapkan protokol kesehatan yang buruk.

Hasil penelitian yang dilakukan pada remaja di Kecamatan Mengwi memberi gambaran bahwa penerapan protokol kesehatan COVID-19 tergolong baik. Hal tersebut ditinjau berdasarkan pertanyaan kuesioner yang diisi oleh responden melalui pertanyaan mengenai penerapan protokol kesehatan COVID-19. Proporsi jawaban tertinggi mengenai beberapa hal seperti memakai masker yang menutupi hidung dan mulut hingga dagu saat beraktivitas di luar rumah sebesar 95,75%, dan mencuci tangan e-mail korespondensi : [email protected]

dengan sabun/menggunakan hand sanitizer setelah memegang benda-benda ditempat umum sebesar 85,91%. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan Fitri et al. (2020) menyatakan bahwa responden telah menerapkan protokol kesehatan yang baik seperti mencuci tangan dengan sabun dan menggunakan hand sanitizer ketika berada di tempat umum yaitu sebesar 94,8%. Tingginya proporsi responden dalam menerapkan protokol kesehatan yang baik menunjukan tingkat kesadaran remaja menjadi hal yang penting untuk dicapai agar dapat memutus rantai penularan COVID-19 dan menurunkan angka kematian COVID-19.

Pada penelitian ini juga menemukan sebagian remaja di kecamatan Mengwi mempunyai penerapa protokol kesehatan yang cukup buruk. Hal tersebut ditinjau berdasarkan pertanyaan kuesioner dengan proporsi jawaban rendah seperti kurang menjaga jarak minimal 1 meter saat bertemu orang lain dan menghadiri tempat keramaian seperti pernikahan, ngaben dan tempat wisata sebesar 22,15%. Penerapan ini dapat menjadi berisiko signifikan dalam penularan COVID-19 yang mana faktor tersebut berkontribusi pada penyebarannya (Olaimat et al., 2020). Penerapan physical distancing dapat menghindari seseorang dari penularan virus melalui droplet dengan menjaga jarak dan menghindari kerumunan atau keramaian (Syadidurrahmah et al., 2020).

Hubungan Karakteristik Demografi dengan Penerapan Protokol Kesehatan COVID-19

Hasil penelitian yang dilakukan pada remaja di Kecamatan Mengwi menunjukkan bahwa proporsi responden pada kelompok usia 21-24 tahun menerapkan protokol kesehatan COVID-19 yang dikategorikan baik adalah sebesar 80,73% dan kelompok usia 15-20 tahun yang menerapkan protokol kesehatan COVID-19 yang baik adalah sebesar 60,00%. Secara statistik menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara usia dengan penerapan protokol kesehatan COVID-19 (p-value= 0,009). Responden usia 21-24 tahun memiliki peluang meningkatkan penerapan protokol kesehatan yang baik sebesar 2,79 kali lebih tinggi dibandingkan usia 15-20 tahun (OR=2,79; 95%CI: 1,16 – 6,59).

Adanya hubungan antara usia dengan penerapan protokol kesehatan pada penelitian yang dilakukan pada remaja di Kecamatan Mengwi sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Novi Afrianti (2021) pada remaja Kecamatan Kuta Alam, Kota Banda Aceh. Diketahui bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara karakteristik usia dengan penerapan protokol kesehatan COVID-19. Hasil penelitian tersebut juga sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Lawrence Green, melalui teorinya Lawrence Green mengatakan bahwa faktor sosiodemografi termasuk variabel umur di dalamnya merupakan salah satu faktor yang memengaruhi perilaku kesehatan seorang individu. Hasil dalam penelitian ini menunjukan bahwa

e-mail korespondensi : [email protected]

responden usia 21-24 tahun memiliki peluang untuk melakukan penerapan protokol kesehatan yang baik. Hal tersebut disebabkan karena usia 21-24 tahun merupakan masa remaja akhir yang mulai memasuki usia dewasa, dan memiliki daya pikir yang baik sehingga pengetahuan yang dimiliki semakin baik dan dapat mempengaruhi perilaku penerapan protokol kesehatan COVID-19. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Wulandari et al. (2020) menyatakan bahwa usia mencerminkan kemampuan seseorang dalam berperilaku, usia ≥ 20 tahun memiliki kemampuan berpikir yang matang, sehingga semakin bertambahnya usia maka tingkat pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh lebih tinggi sehingga mempengaruhi perilaku penerapan protokol kesehatan COVID-19 guna memutus rantai penularan COVID-19.

Salah satu faktor karakteristik demografi yang dapat mempengaruhi responden untuk menerapkan protokol kesehatan COVID-19 adalah jenis kelamin. Proporsi jenis kelamin perempuan menerapkan protokol kesehatan COVID-19 yang dikategorikan baik adalah sebesar 81,61% dan proporsi jenis kelamin laki-laki yang menerapkan protokol kesehatan COVID-19 yang baik sebesar 66,13%. Secara statistik menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara jenis kelamin dengan penerapan protokol kesehatan COVID-19 (p-value= 0,031). Responden jenis kelamin perempuan memiliki peluang meningkatkan penerapan protokol kesehatan yang baik sebesar 2,27 kali lebih tinggi dibandingkan

jenis kelamin laki-laki (OR=2,27; 95%CI 0,99 – 5,20).

Adanya hubungan antara jenis kelamin dengan penerapan protokol kesehatan pada penelitian yang dilakukan pada remaja di Kecamatan Mengwi sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Syadidurrahmah et al. (2020) diketahui bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara karakteristik jenis kelamin dengan penerapan protokol kesehatan (p-value= 0,001). Responden jenis kelamin perempuan yaitu memiliki peluang meningkatkan penerapan protokol kesehatan yang baik sebesar 3,43 kali lebih tinggi dibandingkan jenis kelamin laki-laki (OR=3,43:95%CI: 2.03–5.80). Hasil dalam penelitian ini menunjukan bahwa responden dengan jenis kelamin perempuan cenderung lebih patuh menerapkan protokol kesehatan dan lebih peduli dengan lingkungan kesehatannya. Menurut Wulandari et al. (2020) menyatakan bahwa perempuan cenderung memiliki pengetahuan yang lebih baik tentang penerapan protokol kesehatan dibandingkan dengan laki-laki, hal tersebut disebabkan karena perempuan memilki lebih banyak waktu untuk membaca atau berdiskusi terkait penerapan protokol kesehatan COVID-19. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sindy et al. (2020) dengan sampel masyarakat umum di Desa Gulingan menyatakan bahwa responden dengan jenis kelamin perempuan lebih taat dan patuh melakukan penerapan protokol kesehatan, yaitu sebesar 65,1% dibandingkan dengan laki-laki. Dalam penelitian ini proporsi e-mail korespondensi : [email protected]

jenis kelamin laki-laki menerapkan protokol kesehatan cukup buruk sebesar 33,87% dapat menyebabkan perilaku yang tidak patuh dan menimbulkan pelanggran dalam menerapkan protokol kesehatan. Hasil penelitian ini didukung dengan penelitian lain oleh Zhong et al. (2020) mengungkapkan bahwa remaja yang berjenis kelamin laki-laki memiliki risiko 1,37 kali lebih tinggi memiliki perilaku tidak baik sehingga menimbulkan pelanggran terhadap penerapan protokol kesehatan karena cenderung berpergian ke tempat ramai.

Dilihat berdasarkan karakteristik demografi dari variabel tingkat pendidikan, menunjukan bahwa proporsi responden dengan tingkat pendidikan tinggi menerapkan protokol kesehatan COVID-19 yang dikategorikan baik sebesar 77,88% dan responden dengan tingkat pendidikan rendah menerapkan protokol kesehatan COVID-19 yang baik sebesar 66,67%. Secara statistik menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan dengan penerapan protokol kesehatan COVID-19 (p-value = 0,175 > 0,05). Namun responden dengan pendidikan tinggi memiliki peluang meningkatkan penerapan protokol kesehatan yang baik sebesar 1,76 kali lebih tinggi dibandingkan pendidikan rendah (OR=1,76; 95%CI 0,69 – 4,27). Peluang yang lebih tinggi dalam menerapkan protokol kesehatan yang baik pada responden yang berpendidikan tinggi, hal tersebut disebabkan oleh pengetahuan responden yang dipengaruhi oleh tingkat pendidikannya. Hasil dari penelitian ini

menunjukan sebagian besar responden memiliki pengetahuan baik, yang berarti semakin tinggi tingkat pendidikan maka semakin meningkatkan peluang dan niat untuk menerapkan protokol kesehatan yang baik. Hal ini didukung oleh penelitian Wulandari et al. (2020) pendidikan tinggi mempengaruhi seseorang dalam menerapkan protokol kesehatan terkait dengan pencegahan COVID-19, hal tersebut dikarenakan terdapat keterlibatan faktor yang mempengaruhi pendidikan seperti seperti lama bekerja, pengetahuan dan lainnya.

Tidak adanya hubungan antara tingkat pendidikan dengan penerapan protokol kesehatan COVID-19 sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Herawati & Indragiri (2021) menyatakan bahwa berdasarkan hasil statistik nilai p-value sebesar p=0,533 yang memiliki makna tidak ada hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan dengan upaya penerapan protokol kesehatan sebagai pencegahan COVID-19. Penelitian lain oleh Syafel & Fatimah (2020) menyatakan bahwa berdasarkan hasil statistik nilai p-value sebesar p=0,140 yang memiliki makna tidak ada hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan dengan upaya penerapan protokol kesehatan dan pencegahan COVID-19.

Karakteristik demografi responden dilihat dari variabel penghasilan orang tua diketahui bahwa responden dengan penghasilan tinggi menerapkan protokol kesehatan COVID-19 yang dikategorikan baik yaitu sebesar 68,33% dan reponden dengan penghasilan rendah menerapkan protokol kesehatan COVID-19 yang baik e-mail korespondensi : [email protected]

adalah sebesar 79,78%. Secara statistik menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara penghasilan dengan penerapan protokol kesehatan COVID-19 (p-value = 0,113 > 0,05).

Tidak adanya hubungan antara penghasilan dengan penerapan protokol kesehatan COVID-19 sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dewi (2020) diketahui bahwa berdasarkan hasil statistik nilai (p-value = 0.192) yang memiliki makna tidak ada hubungan antara penghasilan orang tua terhadap penerapan protokol kesehatan terkait dengan perilaku pencegahan dan penularan COVID-19. Hasil dalam penelitian ini menunjukan bahwa penghasilan yang dimiliki oleh orang tua responden sebagai status ekonomi tidak mempengaruhi perilaku dalam penerapan protokol kesehatan dalam mencegah penularan COVID-19. Hal tersebut disebabkan karena virus COVID-19 ini dapat menyerang semua kalangan masyarakat. Semua golongan dengan status ekonomi tinggi maupun status ekonomi rendah tentunya akan memperhatikan protokol kesehatan guna mencegah terjadinya penularan COVID-19. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Dewi (2020) menyatakan bahwa perilaku penerapan protokol kesehatan tidak bergantung dengan pendapatan yang dimiliki. Hal tersebut disebabkan karena semakin besar pendapatan rumah tangga tidak berbanding lurus dengan perilaku penerapan protokol kesehatan. Status ekonomi tidak hanya dipengaruhi oleh perilaku namun, dipengaruhi oleh

hal lain seperti faktor sosial dan gaya hidup.

Ditinjau berdasarkan karakteristik responden dari variabel tempat tinggal, diketahui bahwa responden yang bertempat tinggal di kota menerapkan protokol kesehatan COVID-19 yang dikategorikan baik yaitu sebesar 64,6% dan responden yang bertempat tinggal di desa menerapkan protokol kesehatan COVID-19 yang baik adalah sebesar 47,4%. Secara statistik menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tempat tinggal dengan penerapan protokol kesehatan COVID-19 (p-value = 0,310 > 0,05).

Tidak adanya hubungan antara tempat tinggal dengan penerapan protokol kesehatan COVID-19 sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Syiddatul, (2020) diketahui berdasarkan hasil statistik nilai (p-value = 0.135) yang memiliki makna tidak ada hubungan antara tempat tinggal dengan dengan penerapan protokol kesehatan pencegahan pengendalian COVID-19. Hasil dalam penelitian ini menunjukan sebagian besar responden bertempat tinggal di kota yaitu Kelurahan Sempidi, Kapal dan Lukluk yang berada di zona peningkatan kasus COVID-19 yang lebih tinggi dibandingkan responden yang bertempat tinggal di pedesaan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Stier et al. (2020) diketahui bahwa peningkatan kasus COVID-19 terjadi di kota besar yaitu sejumlah 210 negara yang terdampak dalam peningkatan kasus COVID-19, dan 95% dari total kasus berada didaerah

tempat tinggal perkotaan. Hal tersebut dapat disebabkan oleh mobilitas penduduk kota yang lebih aktif dengan kepadatan wilayah dan ruang gerak yang terbatas (Mishra & Gayen, 2020).

Hubungan Pengetahuan Dengan Penerapan Protokol Kesehatan COVID-19

Hasil penelitian yang dilakukan pada remaja di Kecamatan Mengwi dapat dilihat berdasarkan varibel pengetahuan, melalui pertanyaan yang diajukan kepada responden sebagai indikator dalam pengkategorian tingkat pengetahuan meliputi seputar pengertian, gejala, penularan, dan cara pencegahan COVID-19. Pengkategorian tingkat pengetahuan responden dibagi menjadi 2 yaitu baik dan kurang. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, diketahui bahwa proporsi responden dengan tingkat pengetahuan baik (77,85%) lebih besar dari responden dengan tingkat pengetahuan kurang (22,15%). Proporsi pada penelitian ini responden berpengetahuan baik menerapkan protokol kesehatan COVID-19 yang dikategorikan baik yaitu sebesar 93,10% dan responden dengan pengetahuan kurang menerapkan protokol kesehatan COVID-19 yang baik sebesar 12,12%. Secara statistik menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan penerapan protokol kesehatan COVID-19 (p-value= 0,000). Responden yang berpengetahuan baik memiliki peluang untuk meningkatkan penerapan protokol kesehatan yang baik sebesar 97,8 kali lebih tinggi dibandingkan dengan

e-mail korespondensi : [email protected]


responden yang memiliki pengetahuan kurang (OR=97,8; 95%CI 24,5 – 447,71).

Adanya    hubungan    antara

pengetahuan dengan penerapan protokol kesehatan pada remaja di Kecamatan Mengwi sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sari & Budiono (2021) diketahui bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan penerapan protokol kesehatan (p-value 0,000). Responden berpengetahuan baik memiliki    peluang    meningkatkan

penerapan protokol kesehatan yang baik sebesar 50,4 kali lebih besar dibandingkan dengan responden yang memiliki pengetahuan kurang (OR=50,4 :95%CI:

0.017–0.176). Selain itu, penelitian serupa yang dilakukan oleh Syadidurrahmah et al. (2020) diketahui bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan penerapan protokol kesehatan (p-value 0,030). Responden yang berpengetahuan baik memiliki peluang meningkatkan penerapan protokol kesehatan yang baik sebesar 1,75 kali kali lebih tinggi dibandingkan responden yang berpengetahuan kurang (OR=1,75:95%CI: 1.05–2.91).

Berdasarkan hasil penelitian ini didapatkan bahwa responden yang memiliki tingkat pengetahuan yang baik didukung oleh tingkat pendidikan tinggi, dan didukung oleh banyaknya media promosi kesehatan. Media informasi tersebut semakin fokus memberikan informasi mengenai penyakit COVID-19 dan cara pencegahanya. Serta peran pemerintah khususnya di Kecamatan Mengwi memiliki strategi yang tepat untuk meningkatkan dan menyebarkan e-mail korespondensi : [email protected]

informasi terkait COVID-19 dan pencegahannya, melalui media yang efektif sehingga dapat meningkatkan pengetahuan remaja. Pernyataan ini didukung oleh Sulistyaningsih (2021) yang menyatakan bahwa pengetahuan yang baik dapat didukung oleh penerimaan informasi yang beredar di masyarakat tentang COVID-19 melalui media yang efektif. Sehingga terjadi peningkatan pengetahuan remaja terkait COVID-19 dapat mendorong perilaku dan niat dalam bertindak lebih tinggi untuk mengikuti protokol kesehatan yang telah ditetapkan.

Berdasarkan hasil analisa, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden yaitu sebanyak 77,85% memiliki pengetahuan yang baik. Ditinjau dari pertanyaan kuesioner dengan proporsi jawaban tertinggi terdapat pada pertanyaan mengenai cara pencegahan COVID-19. Sebagian besar responden 90,60% menyatakan benar terhadap pertanyaan “Mencuci tangan sangat penting untuk melindungi dari penularan COVID-19”. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan Haryani & Astuti (2021) dengan sampel remaja siswa SMK. Diketahui bahwa sebagian besar responden menerapkan perilaku mencuci tangan pakai sabun (CTPS) sebagai pencegahan COVID-19, yang dikategorikan dalam perilaku baik dengan persentase tertinggi yaitu sebesar 85,8%. Tingginya proporsi responden yang memiliki pengetahuan baik dalam menerapkan protokol kesehatan dalam pencegahan COVID-19, secara signifikan menunjukan tingkat kesadaran remaja

untuk berkontribusi dalam mencegah penyebaran virus COVID-19.

Hubungan Sikap Dengan Penerapan Protokol Kesehatan COVID-19

Hasil penelitian yang dilakukan pada remaja di Kecamatan Mengwi dapat dilihat berdasarkan sikap, melalui pertanyaan yang diajukan kepada responden sebagai indikator dalam pengkategorian sikap meliputi tanggapan responden terhadap pernyataan protokol kesehatan COVID-19. Pengkategorian variabel sikap dibagi menjadi dua yaitu baik dan kurang. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa proporsi responden dengan sikap baik menerapkan protokol kesehatan COVID-19 yang dikategorikan baik adalah sebesar 90,29% dan responden dengan sikap kurang menerapkan protokol kesehatan COVID-19 yang baik adalah sebesar 41,30%. Secara statistik menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara sikap dengan penerapan protokol kesehatan COVID-19 (p-value=  0,000).

Responden dengan sikap baik memiliki peluang meningkatkan penerapan protokol kesehatan yang baik sebesar 13,2 kali lebih tinggi dibandingkan dengan responden yang memiliki sikap kurang (OR=13,2; 95%CI 5,08 – 35,29). Hasil

penelitian ini sejalan dengan peneltian Herawati & Indragiri (2021) mengenai perilaku terkait dengan penerapan protokol kesehatan sebagai upaya pencegahan COVID-19, dimana dalam penelitian tersebut sikap memiliki hubungan yang bermakna dengan p-value sebesar 0,023.

Hasil penelitian ini menunjukan sebagian besar sikap responden dikategorikan baik karena didukung oleh tingkat pengetahuan yang baik juga. Remaja di Kecamatan Mengwi memiliki sikap baik dalam menerapkan protokol kesehatan hal tersebut disebabkan oleh pengalaman pribadi, pengaruh orang lain, pengaruh kebudayaan dan informasi mengenai protokol kesehatan sebagai upaya pencegahan COVID-19. Hal tersebut didukung dari penelitian Novi Afrianti (2021) yang menyatakan bahwa pengetahuan yang baik akan mendukung sikap yang baik dalam menerapkan protokol kesehatan.

Berdasarkan hasil analisa, diketahui bahwa sebagian besar responden memiliki sikap yang baik, ditinjau dari pertanyaan kuesioner yang diisi dengan proporsi jawaban tertinggi. Terdapat pada pertanyaan mengenai “Saat berpergian harus selalu membawa peralatan pendukung protokol kesehatan (masker cadangan, hand sanitizer)” sebesar 55,70% responden menyatakan sangat setuju. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Syiddatul (2020) diketahui bahwa sebagian responden, menyatakan selalu membawa peralatan pendukung protokol kesehatan seperti masker, dan hand sanitizer ketika beraktivitas di luar rumah yaitu dengan persentase yang tinggi sebesar 55,70%. Tingginya proporsi responden yang memiliki sikap baik dalam menerapkan protokol kesehatan dalam pencegahan COVID-19, secara signifikan menunjukan kontribusi remaja

e-mail korespondensi : [email protected]


dalam mencegah penyebaran virus COVID-19.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: Penerapan protokol kesehatan COVID-19 oleh remaja di Kecamatan Mengwi adalah sebagian besar menerapkan protokol kesehatan yang baik yaitu sebesar 75,17%. Berdasarkan variabel    karakteristik

sosiodemografi yang memiliki hubungan signifikan terhadap penerapan protokol kesehatan COVID-19 yaitu variabel usia, jenis kelamin. Terdapat tiga variabel yang tidak memiliki hubungan signifikan terhadap penerapan protokol kesehatan yaitu tingkat pendidikan, penghasilan orang tua dan tempat tinggal.

Berdasarkan variabel Pengetahuan responden tentang COVID-19 memiliki hubungan signifikan terhadap penerapan protokol     kesehatan     COVID-19.

Berdasarkan variabel sikap terkait protokol kesehatan memiliki hubungan signifikan terhadap penerapan protokol kesehatan COVID-19.

SARAN

Saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian ini menjadi informasi dan bahan acuan bagi pihak pembuat kebijakan di Kecamatan Mengwi lebih mengoptimalkan program edukasi, penyuluhan dan promosi kesehatan untuk meningkatkan perilaku penerapan protokol kesehatan sebagai upaya pencegahan COVID-19 pada remaja di Kecamatan Mengwi. Diharapkan untuk peneliti selanjutnya dapat mencari e-mail korespondensi : [email protected]

variabel yang belum diteliti serta dapat mengembangkan penelitian ke analisis multivariabel untuk mengetahui faktor-faktor dominan terhadap penerapan protokol kesehatan COVID-19.

UCAPAN TERIMAKASIH

Peneliti mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing, dosen penguji, keluarga, sahabat, serta seluruh pihak yang telah membantu dan mendukung penelitian

DAFTAR PUSTAKA

Chan, D. K. C. et al. (2020) “Why People Failed to Adhere to COVID-19 Preventive Behaviors? Perspectives from an Integrated Behavior Change Model,” Infection Control and Hospital Epidemiology, hal. 1–2. doi: 10.1017/ice.2020.245.

Dewi, E.U. (2020). “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi         Perilaku

Masyarakat dalam  pencegahan

penularan COVID-19,” (20).

Fitri, B. M. et al.  (2020) “Penerapan

protokol kesehatan era New Normal dan risiko Covid-19 pada mahasiswa,” Riset Informasi Kesehatan,  9(2), hal. 143. doi:

10.30644/rik.v9i2.460.

Herawati, C & Indragiri, S. (2021). “( The Indonesian Journal of Public Health ),” 16(April), hal. 52–59.

Haryani, S. & Astuti, A.P. (2021). “Pengetahuan dan perilaku mencuci tangan pada siswa smk sebagai upaya pencegahan covid-19 1-3,” hal. 85–91.

Istanti, N. et al. (2021). “Jurnal Keperawatan,” 13, hal. 267–274.

John Hopkins University. (2021). Tersedia pada: https://gisanddata.maps.arcgis.com /apps/opsdashboard/index.html#/b da7594740fd40299423467b48e9ecf6 (Diakses: 14 Februari 2021).

Kementrian Kesehatan RI. (2020). “Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Coronvirus Disease (COVID-19) Revisi ke-5.” Jakarta: Juli, hal. 154.

Kobayashi, H. N. and T. (2020). Estimation of the asymptomatic ratio of novel coronavirus infections (COVID-19), 24      Maret      2020.      doi:

10.1016/j.ijid.2020.03.020.

Mishra, SV & Gayen, A S. M. H. (2020). COVID-19 and urban vulnerability in India.                               doi:

https://doi.org/10.1016/j.habitatint. 2020.102230.

Novi Afrianti, C. R. (2021). “Faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan masyarakat terhadap protokol kesehatan covid-19,” 001, hal. 113– 124.

Olaimat, A. N. et al. (2020). “Knowledge and Information Sources About COVID-19 Among University Students in Jordan: A CrossSectional Study,” 8(May). doi: 10.3389/fpubh.2020.00254.

Pusat Informasi Covid-19. (2021). Tersedia pada: https://covid19.badungkab.go.id/p ortal-covid (Diakses: 10 Februari 2021).

Syafel, AR & Fatimah, A. (2020). “Hubungan pengetahuan, sikap dan perilaku dengan kepatuhan ibu

e-mail korespondensi : [email protected]

rumah tangga dalam pencegahan covid-19 di rt 02 rw 05 kabandungan i desa sirnagalih bogor,” 4(1)

Sari, A. & Budiono, I. (2021). “Indonesian Journal of Public Health and Nutrition Perilaku Pencegahan Penularan COVID-19,” 1(1), hal. 50–61.

Sari, R. P. & Utami, U. (2020). “Hubungan Kecemasan dan Kepatuhan dalam Pelaksanaan Protokol Kesehatan di Posyandu Malangjiwan Colomadu Relationship of Anxiety to Compliance       on       The

Implementation    of    Health

Protocols      at      Posyandu

Malangjiwan Colomadu,” 1(2), hal. 114–122.

Sindy, M. et al. (2020) “TERHADAP PERILAKU       MENGENAI

PANDEMI COVID-19 DI DESA,” 13(2), hal.     112–120.     doi:

10.24252/kesehatan.v1i1.16340.

Stier, A. J., Berman, M. G. & Bettencourt, L. M. A. (2020). “COVID-19 attack rate increases with city size.”

Syadidurrahmah, F. et al. (2020). “Perilaku Physical Distancing Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada Masa Pandemi COVID-19 Physical Distancing Behavior of Students    of UIN    Syarif

Hidayatullah Jakarta dur- ing COVID-19 Pandemic,” 2(1), hal. 29–37.

Syiddatul, B. (2020). “Faktor yang berhubungan dengan penerapan protokol pengendalian covid-19 pada mahasiswa keperawatan,” Jurnal Keperawatan Sekolah Tinggi

Ilmu Kesehatan Kendal, 12(4), hal. 751–756.

Sulistyaningsih, T. (2021). “Implementasi Kebijakan Sosial Pemerintah Kabupaten    Malang    dalam

Pembatasan    Sosial    Berskala

Besar. Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia: JKKI,” 10(1).

World Health Organization. (2020). Tersedia pada: https://www.who.int/indonesia/ne ws/novel-coronavirus/qa/qa-for-public%0D (Diakses: 15 Februari 2021).

Wulandari, A. et al. (2020). “Fakultas Kesehatan     Masyarakat     ,

Universitas     Muhammadiyah

Semarang,” 15, hal. 42–46.

Zhong, B. et al. (2020). “Knowledge , attitudes , and practices towards COVID-19   among   Chinese

residents during the rapid rise period of the COVID-19 outbreak: a quick online cross-sectional survey,” 16. doi: 10.7150/ijbs.45221.

e-mail korespondensi : [email protected]

142