FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI LANSIA PADA POSYANDU LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS II DENPASAR SELATAN : ANALISIS JALUR
on
Arc. Com. Health • Desember 2021
p-ISSN 2302-139X e-ISSN 2527-3620
Vol. 8 No. 388 - 397
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI LANSIA PADA POSYANDU
LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS II DENPASAR SELATAN : ANALISIS JALUR
Ni Made Vidya Pratiwi*, Ketut Tangking Widarsa, Ni Made Dian Kurniasari
Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Udayana
Jalan P.B. Sudirman, Denpasar, Bali, 80232
ABSTRAK
Partisipasi lansia di wilayah kerja Puskesmas Denpasar Selatan II masih jauh di bawah target. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi lansia pada Posyandu lansia di wilayah kerja Puskesmas II Denpasar Selatan. Penelitian cross-sectional dilakukan pada 120 lansia yang dipilih dari 6 Posyandu di wilayah kerja Puskesmas II Denpasar Selatan. Data dukungan kader, petugas kesehatan, dan keluarga serta pengetahuan dan sikap lansia dikumpulkan dengan wawancara. Sebaliknya tingkat partisipasi lansia diukur dari jumlah kehadiran yang tercatat di register register Posyandu. Data dianalisis dengan metode analisis jalur dengan tingkat kemaknaan 0,05. Hasil penelitian menunjukkan dukungan kader tidak berpengaruh terhadap partisipasi, pengetahuan, dan sikap lansia (p > 0,05). Dukungan tenaga kesehatan berpengaruh secara tidak langsung melahui peningkatan pengetahuan dan sikap dengan loading factor sebesar 0,09 dan 0,27 secara berurutan. Sebaliknya dukungan keluarga berpengaruh secara langsung dan tidak langsung melalui pengetahuan dan sikap dengan total efek 0,127 (p<0,05). Pengetahuan berpengaruh secar langsung dan tidak langsung terhadap partisipasi melalui sikap dengan total efek 0,785 (p<0,05). Dari penelitian ini disimpulkan bahwa dukungan kader tidak berpengaruh terhadap partisipasi lansia, sebaliknya dukungan keluarga dan petugas kesehatan berpengaruh melalui peningkatan pengetahuan lansia. Oleh karena itu dukungan keluarga dan tenaga kesehatan agar dioptimalkan.
Kata Kunci : Lansia, Posyandu lansia, Partisipasi.
ABSTRACT
The participation of the elderly in the work area of the South Denpasar Health Center II is still far below the target. This study aims to determine the factors that influence participation of elderly in Posyandu of the elderly in the work area of South Denpasar Health Center II. A cross-sectional study was conducted on 120 elderly who were selected from 6 Posyandu in working area of South Denpasar Health Center II. Data about support of cadres, health workers, families, the knowledge and attitudes of the elderly were collected by interview, level of elderly participation is measured by the number of attendance recorded at the Posyandu registers. Data were analyzed by path analysis method with a significance level of 0.05. The results showed that cadre support did not affect the participation, knowledge and attitudes of the elderly (p> 0.05). The support of health workers has indirect effect on increasing knowledge and attitudes with loading factors of 0.09 and 0.27, respectively. Family support has direct and indirect effects through knowledge and attitudes with a total effect of 0.127 (p <0.05). Knowledge directly and indirectly influences participation through attitude with a total effect of 0.785 (p <0.05). It was concluded that cadre support had no effect on the participation of the elderly, whereas family and health staff support had an influence through increasing the knowledge of the elderly. Therefore family support and health workers should be optimized.
Keywords: Elderly, Elderly Posyandu, Participation
PENDAHULUAN
Keberhasilan pembangunan kesehatan di Indonesia berdampak terhadap terjadinya penurunan angka kelahiran, angka kesakitan, dan angka kematian serta peningkatan Umur Harapan Hidup (UHH) saat lahir. Meningkatnya UHH
mengakibatkan peningkatan jumlah penduduk lanjut usia secara signifikan di masa yang akan datang. Masalah utama dari meningkatnya UHH juga akan meningkatkan morbiditas karena seseorang akan hidup cukup lama untuk menderita penyakit yang berkaitan dengan usia,
kecacatan, demensia dan disfungsi (Guy, 2015). Seiring bertambahnya usia, fungsi fisiologis tubuh mengalami penurunan akibat proses degeneratif (penuaan), sehingga resiko penyakit tidak menular meningkat pada lansia. Lima penyakit terbanyak pada lansia yaitu hipertensi (57,6%), artritis (51,9%), stroke (46,1%) (Kemenkes RI, 2013).
Salah satu bentuk perhatian yang serius terhadap lanjut usia adalah terlaksananya pelayanan pada lanjut usia melalui Posyandu lansia. Posyandu lansia adalah pos pelayanan terpadu untuk lanjut usia, sangat efektif digunakan sebagai sarana dan fasilitas kesehatan bagi lansia untuk memonitor maupun mempertahankan status kesehatan lansia serta meningkatkan kualitas lansia. (Syahrim, 2017).
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Denpasar, jumlah lansia di Denpasar mengalami peningkatan yang cukup signifikan dimana tahun 2017 berjumlah 15.365 jiwa dan tahun 2018 berjumlah 21.245 jiwa. Di wilayah Kota Denpasar terdapat 303 Posyandu lansia yang tersebar di 11 Puskesmas yang ada di Denpasar. Namun berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Denpasar, jumlah lansia yang mendapat pelayanan kesehatan lansia adalah 4.922, dimana presentase lansia yang mendapat pelayanan kesehatan lansia sebesar 23,16% dari total seluruh lansia yang ada. Adapun Puskesmas yang memiliki presentase terendah adalah Puskesmas Denpasar Selatan II dengan presentase 14,8%, dimana target cakupan
pelayanan kesehatan usia lanjut adalah 70% (Dinas Kesehatan Denpasar, 2018).
Maka berdasarkan masalah tersebut, peneliti melakukan penelitian mengenai faktor apa saja yang mempengaruhi lansia dalam berpartisipasi pada Posyandu lansia. Dalam pelaksanaan Posyandu lansia, terdapat tiga peran yang akan mempengaruhi lansia dalam melakukan pemanfaatan Posyandu antara lain petugas kesehatan, keluarga, dan kader. Petugas kesehatan merupakan faktor terpenting dalam mempengaruhi perubahan perilaku, dengan adanya promosi kesehatan yang dilakukan oleh petugas kesehatan maka masyarakat lebih terdorong dan tertarik sehingga cenderung merubah tingkah lakunya, dalam hal ini petugas kesehatan akan memberikan pelayanan kesehatan pada lansia yang akan memberi pengetahuan lansia tentang manfaat Posyandu lansia yang akan membentuk sikap positif dari lansia untuk dapat berpartisipasi aktif pada Posyandu (Aryatiningsih, 2014). Keluarga sangat berperan dalam mendorong minat atau kesediaan lansia untuk mengikuti kegiatan Posyandu, keluarga dapat memberikan dukungan pada lansia berupa dukungan informasi, dukungan penilaian, dukungan instrumental dan dukungan emosional yag mempengaruhi pengetahuan dan sikap lansia untuk dapat berpartisipasi aktif pada Posyandu (Ningsih, 2018). Kader berperan menggerakan masyarakat untuk memberi pengaruh pada masyarakat dalam berperilaku sesuai harapan yang diinginkan, sehingga dalam hal
pemanfaatan Posyandu, kader akan menggerakan lansia untuk dapat berpartisipasi aktif pada Posyandu lansia dengan mengundang lansia ke Posyandu dan kader juga akan menyiapkan sarana/prasarana serta membantu petugas kesehatan dalam pelaksanaan Posyandu. Dari dukungan keluarga, dukungan petugas kesehatan dan dukungan kader tersebut dapat terlihat bahwa dukungan-dukungan tersebut akan mempengaruhi pengetahuan dan sikap lansia yang pada akhirnya akan mempengaruhi keaktifan partisipasi lansia pada Posyandu.
Melihat hubungan kompleks yang ada antara variabel, maka dilakukan penelitian untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi lansia pada Posyandu lansia di wilayah kerja Puskesmas II Denpasar Selatan menggunakan path analysis (analisis jalur).
METODE
Penelitian ini merupakan penelitian observational analitik dengan rancangan cross sectional. Semua lansia yang terdaftar di Posyandu di wilayah kerja Puskesmas II Denpasar Selatan dijadikan populasi
penelitian. Sebanyak 120 lansia dijadikan sampel yang dipilih dengan cluster sampling. Dukungan keluarga, petugas kesehatan dan dukungan kader merupakan variable bebas dan pengetahuan serta sikap sebagai variable antara. Data dikumpulkan dengan metode wawancara. Kuisioner yang digunakan telah diuji validitas dan realibilitasnya. Partisipasi lansia pada Posyandu menjadi variable tergantung dan ditentukan dari jumlah kehadiran dalam satu tahun terakhir. Analisis jalur digunakan untuk menganalisis faktor– faktor yang mempengaruhi partisipasi lansia. Penelitian ini telah mendapatkan ethical clearance dari Komisi Etik Penelitian Litbang FK Unud/RSUP Sanglah dengan nomor 2019.01.1.0624 tertanggal 23 April 2019.
HASIL
Hasil penelitian menunjukkan bahwa lansia yang berpartisipasi secara aktif sebesar 61,67% dan yang tidak berpartisipasi aktif sebesar 38,33% dari total keseluruhan sampel. Diagram path faktor yang mempengaruhi partisipasi disajikan pada Gambar 1.
Gambar 1. Model Analisis Jalur Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Partisipasi lansia pada Posyandu lansia
Tabel 1. Faktor yang Mempengaruhi Partisipasi lansia pada Posyandu lansia
Faktor Pengaruh |
Efek |
p Value |
Efek Pengetahuan terhadap Partisipasi |
0,785 |
0,00* |
Efek Sikap terhadap Partisipasi |
0,100 |
0,126 |
Efek Dukungan Kader terhadap | ||
Partisipasi |
-0,044 |
0,65 |
Pengetahuan |
-0,034 |
0,138 |
Sikap |
-0,058 |
0,305 |
Efek Dukungan Petugas Kesehatan terhadap | ||
Partisipasi |
0,173 |
0,54 |
Dukungan Kader |
0,890 |
0,00* |
Dukungan Keluarga |
1,600 |
0,00* |
Pengetahuan |
0,220 |
0,02* |
Sikap |
0,270 |
0,00* |
Efek Dukungan Keluarga terhadap
Partisipasi |
0,127 |
0,00* |
Pengetahuan |
0,042 |
0,00* |
Sikap |
0,12 |
0,00* |
*p<0,05 = signifikan
Berdasarkan hasil analisis jalur yang ditunjukkan pada Tabel 1, faktor predisposisi lansia seperti pengetahuan berpengaruh terhadap partisipasi lansia dalam kegiatan posyandu lansia. Pengetahuan memberikan total efek sebesar 0,785 (p<0,05) dengan efek langsung sebesar 0,69 dan tidak langsung melalui sikap sebesar 0,095. Sebaliknya sikap tidak berpengaruh terhadap partisipasi (P>0,05).
Faktor penguat seperti dukungan kader, petugas kesehatan, dan keluarga ada yang berpengaruh dan ada yang tidak. Dukungan kader tidak berpengaruh secara signifikan baik terhadap pengetahuan, sikap, dan partisipasi lansia dalam kegiatan posyandu lansia (P>0,05). Berbeda dengan dukungan petugas kesehatan dan dukungan keluarga. Dukungan petugas kesehatan memberikan efek secara langsung terhadap pengetahuan dan sikap lansia dengan besar efek sebesar 0,09 dan 0,27 secara berurutan (P<0,05), akan tetapi dukungan petugas kesehatan tidak berpengaruh secara langsung terhadap partisipasi lansia (P> 0,05). Dukungan petugas kesehatan berpengaruh secara langsung terhadap peran kader dan keluarga dengan besar efek sebesar 0,89 dan 1,6 secara berurutan (P < 0,05).
Dukungan keluarga sebagai salah satu faktor penguat memberikan pengaruh terhadap pengetahuan, sikap, dan partisipasi. Besar efek dukungan keluarga terhadap pengetahuan dan sikap sebesar 0,042 dan 0,12 secara berurutan (P<0,05). Besar efek dukungan keluarga terhadap partisipasi secara langsung sebesar 0,086 (P<0,05) dan secara tidak langsung melalui pengetahuan dan sikap sebesar 0,041 (P<0,05).
DISKUSI
Hasil penelitian menunjukkan bahwa lansia yang berpartisipasi aktif pada Posyandu adalah sebesar 61,67 % dan yang tidak aktif sebesar 38,33%. Hasil ini menujukkan bahwa capaian belum mencapai target yang ditetapkan yaitu sebesar 70%. Hal tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, berikut merupakan pembahasan lebih lanjut faktor yang mempengaruhi Partisipasi lansia pada Posyandu lansia.
Berdasarkan hasil analisis jalur yang dilakukan untuk menganalisis hubungan pengetahuan lansia mengenai Posyandu lansia, sikap lansia terhadap fungsi dan manfaat Posyandu lansia, dukungan keluarga, dukungan petugas kesehatan, dukungan kader terhadap partisipasi lansia pada Posyandu lansia, didapatkan 2 faktor
yang mempengaruhi partisipasi lansia pada Posyandu lansia yaitu pengetahuan lansia dan dukungan keluarga.
Pengetahuan lansia mengenai Posyandu lansia signifikan berpengaruh terhadap partisipasi lansia pada Posyandu lansia dengan efek total 0,785. Hasil ini di dukung oleh teori Lawrence Green yang menganalisis perilaku manusia dari tingkat kesehatan. Pengetahuan merupakan salah faktor predisposisi yang menjadi dasar dalam berperilaku kesehatan (Green, 1984). Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Mawaddah (2018) bahwa pengetahuan lansia bepengaruh terhadap pemanfaatan Posyandu lansia di Puskesmas Aras Kabu dengan nilai p=0,001.
Pengetahuan lansia akan manfaat Posyandu dapat diperoleh dari pengalaman pribadinya dengan pelaksanaan Posyandu. Lansia yang berpartisipasi pada Posyandu lansia akan mendapatkan penyuluhan tentang cara hidup sehat dengan segala keterbatasan atau masalah kesehatan yang melekat pada mereka. Pengalaman tersebut membuat pengetahuan lansia menjadi meningkat dan akan menjadi dasar pembentukan sikap dan dapat mendorong minat atau memotivasi mereka untuk selalu mengikuti kegiatan Posyandu lansia (Kurniasari, 2013). Hal ini juga didukung oleh hasil analisis jalur bahwa pengetahuan lansia mengenai Posyandu lansia dipengaruhi oleh dukungan petugas kesehatan, dengan diterimanya penyuluhan tentang cara hidup sehat serta pelayanan kesehatan yang baik oleh petugas kesehatan, maka pengetahuan lansia mengenai
Posyandu lansia akan bertambah yang selanjutnya menjadi dasar lansia untuk aktif datang ke Posyandu.
Berdasarkan hasil wawancara dari lansia, lansia juga mendapatkan informasi mengenai pelaksanaan Posyandu dari pertemuan adat dengan banjar setempat sehingga dari pertemuan banjar tersebut diharapkan lansia juga dapat mendapat informasi mengenai tujuan pelaksanaan Posyandu serta manfaatnya bagi lansia sehingga pengetahuan lansia mengenai Posyandu akan bertambah dan menimbulkan motivasi untuk aktif datang ke Posyandu.
Sikap lansia bukan merupakan faktor yang mempengaruhi partisipasi lansia pada Posyandu lansia. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Mawaddah (2018) bahwa tidak terdapat pengaruh sikap responden terhadap pemanfaatan Posyandu lansia.
Sikap seseorang sering diperoleh dari pengalaman sendiri atau orang lain yang paling dekat. Sikap positif terhadap nilai-nilai kesehatan tidak selalu terwujud dalam suatu tindakan nyata. Hal ini disebabkan karena sikap akan terwujud dalam suatu tindakan tergantung saat situasi tertentu, sikap akan diikuti atau tidak diikuti tergantung dari pengalaman orang lain, dan banyak atau sedikitnya pengalaman seseorang (Dora, Maryatun & Ningsih, 2015).
Berdasarkan hasil wawancara dengan lansia, walaupun lansia memiliki sikap yang baik terhadap Posyandu lansia namun ada beberapa lansia yang tidak bisa
menyempatkan waktu untuk datang ke Posyandu lansia dan ada beberapa lansia yang sudah rutin mengunjungi fasilitas kesehatan selain Posyandu untuk memeriksakan kesehatanya. Dari hasil jawaban responden bahwa masih terdapat lansia beranggapan tidak akan berkunjung ke Posyandu jika dalam keadaan sibuk Hal tersebut menyebabkan lansia tidak aktif mengunjungi Posyandu lansia walaupun mereka memiliki sikap yang positif terhadap manfaat dari Posyandu lansia.
Dukungan petugas kesehatan bukan merupakan faktor yang mempengaruhi partisipasi lansia pada Posyandu lansia. Dalam pelaksanaan Posyandu lansia, selain sebagai fasilitator untuk memberdayakan masyarakat dalam kegiatan Posyandu, petugas kesehatan juga bertugas untuk memberikan pelayanan kesehatan pada di Posyandu lansia (Zakir, 2014).
Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Zakir (2014) Tidak adanya hubungan dukungan petugas kesehatan dengan partisipasi lansia pada Posyandu lansia ini bisa disebabkan karena walaupun pelayanan yang diberikan petugas kesehatan sudah baik namun kurang mempengaruhi langsung partisipasi lansia itu sendiri untuk memanfaatkan Posyandu Hal ini dapat terlihat dari hasil analisis jalur menunjukkan bahwa dukungan petugas kesehatan mempunyai pengaruh signifikan terhadap pengetahuan lansia, sikap lansia tapi tidak berpengaruh langsung terhadap partisipasi lansia.
Hal ini juga bisa disebabkan kerena item indikator pada dukungan petugas
kesehatan pada kuisioner penelitian ini kurang berhubungan dengan aktif tidaknya seorang lansia dalam memanfaatkan Posyandu.
Dukungan keluarga signifikan berpengaruh terhadap partisipasi lansia pada Posyandu lansia dengan efek total 0,127. Hasil ini didukung oleh teori Lawrence Green dimana suatu perilaku seseorang dipengaruhi faktor penguat (Reinforcing Factors). Faktor ini berbentuk dukungan berupa sikap dan perilaku kelompok referensi dari perilaku masyarakat seperti salah satunya dukungan keluarga. Hasil penelitian ini juga sejalan sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Mengko dkk (2015) bahwa terdapat hubungan antara dukungan keluarga dengan pemanfaatan Posyandu lansia dengan nilai signifikansi p=0,000 (p<0,05).
Keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat yang merupakan klien penerima asuhan, keluarga berperan dalam menentukan cara asuhan yang diperlukan bagi anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan. Salah satu tugas dari sebuah keluarga adalah dengan merawat anggota keluarga dan memanfaatkan fasilitas kesehatan. Salah satu contohnya adalah pemanfaatan Posyandu lansia yang didorong oleh dukungan keluarga (Intarti dan Khoriah, 2018). Dukungan keluarga yang dimaksud berupa dukungan informasi, dukungan penilaian, dukungan emosional, dan dukungan instrumental. (Ningsih, 2018).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sudah sebagian besar lansia memiliki dukungan keluarga yang cukup dan baik,
namun masih ada 13,33% yang memiliki dukungan keluarga yang kurang. Hal ini dapat disebabkan karena masih terdapat 27,50% keluarga lansia tidak melakukan pendampingan saat lansia berkunjung ke Posyandu dan 50,83% keluarga lansia tidak mengantar atau menjemput lansia untuk melakukan kunjungan ke Posyandu. Hal ini tentu berpengaruh terhadap keaktifan lansia ke Posyandu karena jika keluarga melakukan pendampingan saat lansia berkunjung ke Posyandu, maka keluarga dapat mengerti akan pentingnya untuk memanfaatkan Posyandu bagi lansia dan nantinya akan terus mendukung lansia untuk aktif berkunjung ke Posyandu. Dukungan instrumental seperti mengantar lansia ke Posyandu juga penting untuk lansia agar dapat berkunjung aktif ke Posyandu karena keluarga merupakan unit yang terdekat dengan lansia yang dapat membantu lansia dalam melakukan usaha untuk tetap mempertahankan kesehatannya.
Dukungan dari Kader bukan merupakan faktor - faktor yang mempengaruhi partisipasi lansia pada Posyandu lansia. Hasil penelitian ini juga serupa dengan penelitian yang dilakukan oleh Putra (2015) bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara peran kader dengan pemanfaatan Posyandu lansia. Hal ini bisa disebabkan karena walaupun kader berperan baik dalam mengingatkan lansia untuk sebisa mungkin datang ke Posyandu tetapi dikarenakan masih rendah kesadaran dari lansia terhadap pemanfaatan lansia akhirnya lansia kurang aktif untuk berpartisipasi
pada Posyandu lansia. Setelah melakukan wawancara dengan kader Posyandu lansia, masih banyak lansia yang enggan untuk berpartisipasi pada posyandu lansia padahal kader Posyandu lansia sudah berusaha mengajak lansia untuk datang ke Posyandu lansia.
Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Wahyuni (2017) yang menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan kader dengan pemanfaatan Posyandu lansia. Hal ini dapat disebabkan karena pada penelitian ini, sudah sebagian besar lansia beranggapan jika dukungan kader sudah baik dalam pelaksanaan Posyandu lansia sehinga tidak tampak perbedaan yang signifikan. Namun berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Wahyuni (2017) yang menunjukkan bahwa dukungan kader menentukan keaktifan lansia dalam berpartisipasi pada Posyandu lansia dimana penelitian tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar lansia yang aktif memanfaatkan Posyandu lansia tidak mendapat dukungan kader yang baik.
SIMPULAN
Berdasarkan kepada hasil dan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa lansia yang berpartisipasi aktif adalah sebesar 61,67%. Dukungan kader tidak memengaruhi partisipasi, pengetahuan dan sikap lansia, sebaliknya dukungan tenaga kesehatan dan keluarga memengaruhi partisipasi lansia. Pengetahuan merupakan faktor predisposisi yang paling besar
pengaruhnya terhadap tingkat partisipasi lansia. Sedangkan tingkat pengetahuan lansia sangat dipengaruhi oleh dukungan petugas kesehatan.
SARAN
Peningkatan dukungan petugas kesehatan dan keluarga sangat penting dalam upaya peningkatan partisipasi lansia pada Posyandu lansia.
DAFTAR PUSTAKA
Aryatiningsih, D. S. (2014) ‘Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan
Pemanfaatan Posyandu Lansia Di Kota Pekanbaru’, An-Nadaa, 1 No.2, pp. 42–47.
Dora, M. D., Maryatun, S. and Ningsih, N. (2015) Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kunjungan Lansia di Posyandu Lansia Desa Sakatiga Tahun 2015. Universitas Sriwijaya.
Green, L. W. (1984) ‘Modifying And Developing Health Behaviour’, Annual Review of Public Health, 5, pp. 215–236. Available at:
https://doi.org/10.1146/annurev.pu.05 .050184.001243.
Guy, C. B. (2015) ‘Living too Long: The current focus of medical research on increasing the quantity, rather than the quality, of life is damaging our health and harming the economy’, Embo Reports, 16 (2), pp. 137–141.
Available at:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/ar ticles/PMC4328740/.
Intarti, W. D. and Khoriah, S. N. (2018) ‘Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemanfaatan Posyandu Lansia’, Journal Of Health Studies, 2(1).
Kemenkes RI (2013) Riset Kesehatan Dasar 2013. Jakarta.
Kurniasari, L. (2013) Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan, Tingkat
Pendidikan dan Status Pekerjaan Dengan Motivasi Lansia Berkunjung ke Posyandu Lansia di Desa Dadirejo Kecamatan Tirto Kabupaten Pekalongan. STIKes
Muhammadiyah Pekalongan.
Mawaddah, E. (2018) Faktor Yang Mempengaruhi Pemanfaatan Posyandu Lansia di Puskesmas Aras Kabu Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang Tahun 2017. Universitas
Sumatera Utara.
Mengko, V. V., Kandou, G. D. and Massie, R. G. . (2015) ‘Pemanfaatan Posyandu Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Teling Atas Kota Manado’, JIKMU, 5(2b).
Ningsih, H. R. (2018) Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Partisipasi Lansia Dalam Posyandu Lansia Di Dusun Blendren Desa Watesumpak Kecamatan Trowulan Kabupaten. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Mahapahit.
Putra, D. (2015) Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemanfaatan Posyandu Lansia Di Wilayah Kerja Puskesmas Sikapak Kota Pariaman Tahun 2015. Universitas Andalas.
Syahrim, W. E. P. (2017) Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemanfaatan
Posyandu Lansia. Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.
Wahyuni, D. N. (2017) Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kunjungan Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) Pada Lansia Di Wilayah Kerja Puskesmas Ciputat Tahun 2017. Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah.
Zakir, M. (2014) ‘Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemanfaatan Posyandu Lansia Kencana’, Jurnal Keperawatan, X.
397
*email korespondensi: vidyamade27@yahoo.com
Discussion and feedback