DETERMINAN PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI TRADISIONAL DI WILAYAH PERKOTAAN DAN PERDESAAN PROVINSI BALI
on
Arc. Com. Health • agustus 2021
p-ISSN 2302-139X e-ISSN 2527-3620
Vol. 8 No. 2: 189 - 203
DETERMINAN PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI TRADISIONAL DI WILAYAH PERKOTAAN DAN PERDESAAN PROVINSI BALI
Putu Ayu Indrayathi1,2*, Istiana Marfianti1, Putu Dwiki Damadita1, Ni Made Ari Listiani3, Luh Kadek Ratih Swandewi3
1Center for Public Health Innovation, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana 2Departemen Kesehatan Masyarakat dan Kedokteran Pencegahan,FK, Universitas Udayana 3Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Perwakilan Provinsi Bali
ABSTRACT
The result of 2017 Indonesian Health Demographic Survey (SDKI 2017) shows the number of traditional contraception uses in Bali Province has increased from 7% in 2012 to 13% in 2017. The use of traditional contraception methods in Bali is double that of national figures. The purpose of this study is to determine the factors associated with the choice of traditional contraception methods in urban and rural areas of married women in Bali Province. This study is a secondary data analysis from the 2017 SDKI. The sample size is 357 women ages 15-49 years. There are 22 independent variables that are studied, and the dependent variable is the use of traditional contraception methods. The results of multivariate analysis showed that significantly related factors are uppermiddle category wealth quintile (p = 0.027, OR = 11.16, 95% CI = 1.31-94.54), top category wealth quintile (p = 0.049, OR = 9.04, 95% Ci = 1.01-80.77), obtained family planning information from the pharmacist (p = 0.034, OR = 2.1, 95% CI = 1.05-4.17), side effects of contraception (p = 0.002, OR = 2.95, 95% CI = 1.48-5.88), decision making to use contraception with partner (p = 0.029, OR = 2.43, 95% CI = 1.09-5 , 43), and decision-makers using family planning only husband/partner (p = 0.015, OR = 4.24, 95% CI = 1.32-13.56). The variables that become protective factor is the newspaper reading variables (p = 0.008, OR = 0.42, 95% CI = 0.23-0.79). The conclusion that can be drawn from this study is the use of traditional contraception methods in married women in Bali Province influenced by wealth quintiles, habits of reading the newspaper, obtaining contraception information from pharmacists, side effects of using contraception and those who make decisions about using contraception.
Keywords : Contraception method, Traditional contraception, Balinesse married women.
ABSTRAK
Hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2017 menunjukkan angka penggunaan KB tradisional di Provinsi Bali mengalami peningkatan dari 7% pada 2012 menjadi 13% pada 2017. Penggunaan alat/cara KB tradisional di Bali dua kali lipat lebih banyak dibandingkan angka nasional. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan pemilihan alat/cara KB tradisional di daerah perkotaan dan perdesaan pada wanita kawin di Provinsi Bali. Penelitian ini merupakan analisis data sekunder dari data SDKI 2017. Besar sampel adalah 357 wanita usia subur (WUS) dengan usia 15-49 tahun. Terdapat 22 variabel bebas yang diteliti, sedangkan variabel terikatnya adalah penggunaan alat/cara KB tradisional. Hasil analisis multivariat menggunakan analisis regresi logistik menunjukan bahwa faktor -faktor yang berhubungan secara signifikan terhadap pemilihan alat kontrasepsi tradisional adalah kuintil kekayaan kategori menengah atas (p=0,027, OR=11,16, 95% CI=1,31-94,54), kuintil kekayaan kategori teratas (p=0,049, OR=9,04, 95% Ci=1,01-80,77),
mendapatkan informasi KB dari apoteker (p=0,034, OR=2,1, 95% CI=1,05-4,17), efek samping penggunaan kontrasepsi (p=0,002, OR=2,95, 95% CI=1,48-5,88), mengambil keputusan menggunakan KB bersama pasangan (p=0,029, OR=2,43, 95% CI=1,09-5,43)), dan pengambil keputusan menggunakan KB hanya suami/pasangan (p=0,015, OR=4,24, 95% CI=1,32-13,56). Variabel yang menjadi faktor protektif adalah variabel membaca koran (p=0,008, OR=0,42, 95% CI=0,23-0,79). Simpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini adalah penggunaan alat/cara KB tradisional pada wanita kawin di Provinsi Bali dipengaruhi oleh kuintil kekayaan, kebiasan membaca koran, mendapatkan informasi KB dari apoteker, efek samping penggunaan kontrasepsi dan pihak yang mengambil keputusan dalam menggunakan KB.
Kata kunci : Penggunaan alat/cara KB, KB tradisional, WUS di Bali.
e-mail korespondensi: pa_indrayathi@unud.ac.id
PENDAHULUAN
Jumlah penduduk di Indonesia semakin bertambah setiap tahunnya. Berdasarkan sensus penduduk tahun 2010, Indonesia adalah negara terbesar keempat yang memiliki jumlah penduduk terbanyak. Jumlah penduduk Indonesia sebanyak 237.641.326 jiwa, yang bertempat tinggal di perkotaan sebanyak 49.79% (118.320.256 jiwa) dan perdesaan (119.321.070 jiwa) sebanyak 50.21% (TNP2K, 2012)). Data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2014 menunjukkan proyeksi jumlah penduduk di Indonesia mengalami peningkatan pesat menjadi lebih dari 255 juta jiwa pada tahun 2015 (BPS, 2014). Tingginya laju pertumbuhan penduduk yang tidak diikuti dengan peningkatan kualitas akan berpengaruh terhadap kesejahteraan penduduk. Berdasarkan laporan dari United Nations Development Programme tahun 2014, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia bernilai 0.684 pada tahun 2013 yang posisinya masih di bawah negara-negara di tingkat ASEAN seperti Singapura dan Thailand (UNDP, 2014).
Salah satu cara untuk menekan laju pertumbuhan penduduk yang sangat pesat dengan mengendalikan angka kelahiran. Pemerintah melalui Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) menerapkan program Keluarga Berencana (KB) sejak tahun 1970 (BPS, 2011). Berdasarkan jangka waktu pemakaian, alat/cara KB dibedakan menjadi metode kontrasepsi jangka panjang dan metode kontrasepsi jangka pendek. Berdasarkan komposisi, dibedakan menjadi kontrasepsi hormonal dan kontrasepsi non-hormonal (BKKBN, 2017). Semua jenis alat/cara e-mail korespondensi: pa_indrayathi@unud.ac.id
kontrasepsi tersebut termasuk dalam alat/cara kontrasepsi modern. Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) merupakan salah satu usaha program Keluarga Berencana yang diterapkan. Berdasarkan data Riskesdas (2013) hanya 10,2% saja yang menggunakan kontrasepsi jangka panjang (Balitbangkes, 2013), padahal pemilihan MKJP merupakan salah satu alternatif untuk menekan laju pertumbuhan penduduk secara signifikan.
Bali merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki angka prevalensi kontrasepsi (CPR) yang lebih tinggi dibandingkan nasional yaitu 67% berbanding 64%. Hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia menunjukkan 55% wanita kawin menggunakan alat kontrasepsi modern dan 13% menggunakan alat kontrasepsi tradisional (BKKBN, 2018). Hasil survei menunjukkan, alat/cara KB modern yang banyak digunakan oleh wanita kawin di bali adalah suntik KB (24%) dan IUD (13%). Akan tetapi, tren penggunaaan alat/KB modern ini mengalami penurunan dari tahun 2012 yaitu 60% menjadi 55% di tahun 2017, sedangkan penggunaan alat KB tradisional mengalami peningkatan dari 7% pada tahun 2012 menjadi 13% pada tahun 2017. Penggunaan alat/cara KB tradisional di Bali dua kali lipat dibandingkan angka nasional, sedangkan angka penggunaan alat/cara KB modern di Bali lebih rendah dari angka nasional. Jenis alat/cara KB tradisional yang sering digunakan adalah metode senggama terputus dibandingkan metode lainnya seperti pantang berkala atau Metode Amenorea Laktasi (MAL). (BKKBN, 2018).
Berbagai faktor yang mempengaruhi seseorang dalam memilih
alat/cara KB, seperti usia Pasangan Usia Subur (PUS), jumlah anak, lama pernikahan, faktor sosial (pendidikan, wilayah tempat tinggal, tujuan berKB), faktor sarana (ketersediaan sumber pelayanan kesehatan), kesehatan individual (efek samping pemilihan alat KB) serta kondisi lingkungan (Nasution, 2011).
Pemilihan alat/cara KB pada hakikatnya merupakan hak seseorang bersama pasangannya, dimana seorang wanita usia reproduksi (20-35) tahun cenderung untuk menjaga dan memperbaiki keturunannya karena masih memiliki fungsi reproduksi yang baik. Sedangkan di lain sisi, laju pertumbuhan penduduk harus dapat dikendalikan dengan baik sehingga peningkatan kualitas kesejahteraan dan sumber daya manusia dapat tercapai. Disinilah peran pemerintah untuk mendorong masyarakat menggunakan metode kontrasepsi yang sesuai untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
Melihat permasalahan tersebut, maka perlu dilakukan pengkajian untuk mengetahui faktor determinan yang berpengaruh pada wanita kawin di Bali dalam memilih alat/cara KB khususnya KB tradisional. Selama ini belum pernah dilakukan pengkajian terhadap faktor-faktor yang berhubungan dengan pemilihan alat/cara KB tradisional di Provinsi Bali. Hasil kajian ini diharapkan dapat menghasilkan rekomendasi untuk penyusunan strategi bagi pemerintah dalam meningkatkan penggunaan metode kontrasepsi jangka panjang dan alat KB modern pada wanita kawin di Provinsi Bali.
METODE
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan data sekunder sebagai sumber data yaitu data SDKI 2017. Sasaran dalam penelitian ini adalah wanita kawin/yang hidup bersama pasangan yang berusia 15-49 tahun yang tinggal baik di wilayah perkotaan maupun perdesaan Provinsi Bali. Lokasi penelitian dalam SDKI 2017 adalah wilayah perkotaan dan perdesaan di Provinsi Bali. Pengambilan sampel menggunakan kerangka sampel untuk pemilihan blok sensus dan kerangka sampel untuk pemilihan rumah tangga. Kerangka sampel blok sensus yang digunakan adalah master Sampel Blok Sensus yang terdiri dari 32 blok sensus yaitu 22 blok sensus di kota dan 10 blok sensus di Desa di Provinsi Bali. Dari 32 blok sensus tersebut terdapat 800 rumah tangga yang diwawancarai yang terdiri dari 550 rumah tangga di kota dan 250 rumah tangga di desa. Dari 752 wanita usia subur yang diwawancara, sebanyak 357 WUS yang memenuhi kriteria inklusi untuk dianalisis lebih lanjut, yaitu wanita kawin/hidup dengan pasangan dan menggunakan alat kontrasepsi (modern/tradisional).
Variabel independen yang diteliti adalah kuintil kekayaan, jumlah anak, wilayah tempat tinggal, keterpaparan media informasi tentang KB, mengunjungi fasilitas kesehatan, membicarakan tentang KB dengan orang lain, kepemilikan asuransi, kepemilikan harta benda, mengetahui siklus kesuburan, pengetahuan tentang kontrasepsi modern, pengetahuan tentang kontrasepsi tradisional, keinginan memiliki banyak anak, status tinggal dengan pasangan, aktivitas seksual,
e-mail korespondensi: pa_indrayathi@unud.ac.id
Tabel 1. Karakteristik Sosiodemografi Responden
Variabel |
Frekuensi (%) |
Variabel |
Frekuensi (%) |
Usia (tahun) |
Daerah tempat tinggal | ||
Rerata (SD) |
36.4 (7.7) |
Perdesaan |
116 (32.5) |
18-33 |
123 (34.4) |
Perkotaan |
241 (67.5) |
34-49 |
234 (65.6) | ||
Pendidikan |
Jumlah anak yang dimiliki | ||
Tidak sekolah/tidak tamat SD |
7 (1.9) |
Rerata (SD) |
2.3 (0.9) |
SD |
87 (24.4) |
Min |
0 |
SMA |
214 (59.9) |
Max |
6 |
Perguruan tinggi |
49 (13.7) |
Jenis metode kontrasepsi | |
Pekerjaan |
Metode modern |
291 (81.5) | |
Tidak bekerja |
31 (8.7) |
Metode tradisional |
66 (18.5) |
Tenaga usaha penjualan |
90 (25.2) |
Kuintil kekayaan | |
Tenaga produksi |
51 (14.3) |
Terbawah |
36 (10.1) |
Tenaga usaha jasa |
104 (29.1) |
Menengah bawah |
54 (15.1) |
Bidang kegamaan |
25 (7.0) |
Menengah |
65 (18.2) |
Tenaga usaha pertanian |
36 (10.1) |
Menengah atas |
93 (26.0) |
Profesional/teknisi |
20 (5.6) |
Teratas |
109 (30.5) |
Jenis kontrasepsi |
Kepemilikan asuransi |
e-mail korespondensi: pa_indrayathi@unud.ac.id
Variabel |
Frekuensi (%) |
Variabel |
Frekuensi (%) |
Sterilisasi wanita/tubektomi |
29 (8.1) |
Ya |
204 (57.1) |
IUD |
72 (20.2) |
Tidak |
153 (42.9) |
Implan/susuk |
9 (2.5) | ||
Suntik |
36 (10.1) | ||
MAL |
2 (0.6) | ||
Kondom pria |
15 (4.2) | ||
Pantang berkala |
15 (4.2) | ||
Pil |
37 (10.4) | ||
Senggama terputus |
51 (14.3) | ||
Metode modern lainnya |
91 (25.5) |
Faktor yang Berhubungan dengan Pemilihan Alat Kontrasepsi Tradisional
Tabel 2. Analisis Bivariat Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pemilihan Alat
Kontrasepsi Tradisional
Penggunaan kontrasepsi
No |
Variabel |
tradisional |
Total |
Nilai P |
PR (95% CI) | |
Ya |
Tidak | |||||
1 |
Usia (tahun) 18-33 |
25 (20.3) |
98 (79.7) |
123 (100.0) |
0.517 |
0.93 (0.76-1.15) |
2 |
34-49 Usia pasangan (tahun) 20-45 |
41 (17.5) 41 (18.9) |
193 (82.5) 176 (81.1) |
234 (100.0) 217 (100.0) |
0.805 |
0.95 (0.68-1.34) |
3 |
>45 Pendidikan responden Tidak sekolah/SD |
25 (17.9) 13 (13.8) |
115 (82.1) 81 (86.2) |
140 (100.0) 94 (100.0) |
0.175 |
0.70 (0.42-1.19) |
4 |
SMA-Diploma Pekerjaan Tidak bekerja |
53 (20.1) 7 (22.6) |
210 (79.8) 24 (77.4) |
263 (100.0) 31 (100.0) |
0.539 |
1.28 (0.58-2.85) |
5 |
Bekerja Kuintil kekayaan Terbawah Menengah bawah |
59 (18.1) 1 (2.8) 7 (12.9) |
267 (81.9) 35 (97.2) 47 (87.0) |
326 (100.0) 36 (100.0) 54 (100.0) |
0.131 |
Ref 5.21 (0.61-44.32) |
Menengah |
10 (15.4) |
55 (84.6) |
65 (100.0) |
0.084 |
6.36 (0.78-51.90) | |
Menengah atas |
23 (24.7) |
70 (75.3) |
93 (100.0) |
0.019 |
11.49 (1.49-88.69) | |
Teratas |
25 (22.9) |
84 (77.1) |
109 (100.0) |
0.024 |
10.41 (1.35-79.89) | |
6 |
Jumlah anak ≤2 |
46 (19.7) |
20 (16.1) |
233 (100.0) |
0.402 |
0.84 (0.57-1.26) |
7 |
>2 Wilayah tempat tinggal Perkotaan |
20 (16.1) 45 (18.7) |
104 (83.9) 196 (81.3) |
124 (100.0) 241 (100.0) |
0.897 |
1.01 (0.84-1.21) |
8 |
Perdesaan Keterpaparan media a. Membaca koran Ya (< dari sekali seminggu) |
21 (18.1) 35 (27.3) |
95 (81.9) 93 (72.7) |
116 (100.0) 128 (100.0) |
0.001 |
0.69 (0.52-0.90) |
Tidak pernah |
31 (13.5 |
198 (86.5) |
229 (100.0) |
e-mail korespondensi: pa_indrayathi@unud.ac.id
No |
Variabel |
Penggunaan kontrasepsi tradisional |
Total |
Nilai P |
PR (95% CI) | |
Ya |
Tidak | |||||
b. |
Mendengarkan radio Ya (< dari sekali seminggu) |
42 (18.2) |
189 (81.8) |
231 (100.0) |
0.840 |
1.03 (0.72-1.48) |
c. |
Tidak pernah Frekuensi menonton TV Ya (< dari sekali seminggu) |
24 (19.0) 65 (18.7) |
102 (80.9) 282 (81.3) |
126 (100.0) 347 (100.0) |
0.696 |
0.48 (0.06-3.80) |
d. |
Tidak pernah Penggunaan internet Ya (< dari sekali seminggu) |
1 (10.0) 65 (18.7) |
9 (90.0) 282 (81.3) |
10 (100.0) 347 (100.0) |
0.026 |
0.75 (0.57-0.99) |
Tidak pernah
KB
|
1 (10.0) 10 (20.4) |
9 (90.0) 39 (79.6) |
10 (100.0) 49 (100.0) |
0.709 |
0.97 (0.87-1.09) | |
b. |
Tidak Mendengarkan informasi tentang KB di TV Ya |
56 (18.5) 43 (22.9) |
252 (81.8) 144 (77.0) |
308 (100.0 187 (100.0) |
0.021 |
0.68 (0.48-0.97) |
c. |
Tidak Mendengarkan informasi tentang KB di koran/majalah Ya |
23 (13.5) 6 (21.4) |
147 (86.5) 22 (78.6) |
170 (100.0) 28 (100.0) |
0.676 |
0.98 (0.90-1.06) |
d. |
Tidak Dikunjungi petugas lapangan KB Ya |
60 (18.2) 0 (0.0) |
269 (81.8) 7 (100.0) |
329 (100.0) 7 (100.0) |
0.357 |
1.02 (1.006-1.04) |
e. |
Tidak Menanyakan tentang informasi KB di faskes Ya |
66 (18.9) 14 (12.7) |
284 (81.1) 96 (87.3) |
350 (100.0) 110 (100.0) |
0.061 |
1.17 (1.01-1.36) |
f. |
Tidak Mendapatkan informasi tentang KB dari petugas lapangan Ya |
52 (21.0) 4 (19.1) |
195 (78.9) 17 (80.9) |
247 (100.0) 21 (100.0) |
0.946 |
0.99 (0.93-1.06) |
g. |
Tidak Mendapatkan informasi tentang KB dari guru Ya |
62 (18.4) 40 (17.7) |
274 (81.5) 186 (82.3) |
336 (100.0) 226 (100.0) |
0.614 |
1.09 (0.78-1.52) |
h. |
Tidak Mendapatkan informasi tentang KB dari tokoh agama Ya |
26 (19.8) 0 (0.0) |
105 (80.1) 5 (100.0) |
131 (100.0) 5 (100.0) |
0.284 |
1.01 (1.00-1.03 |
i. |
Tidak Mendapatkan informasi tentang KB dari dokter |
66 (18.8) |
286 (81.2) |
352 (100.0) |
e-mail korespondensi: pa_indrayathi@unud.ac.id
No |
Variabel |
Penggunaan kontrasepsi tradisional |
Total |
Nilai P |
PR (95% CI) | ||
Ya |
Tidak | ||||||
Ya |
1 (4.5) |
21 (95.5) |
22 (100.0) |
0.093 |
1.06 (1.01-1.10) | ||
Tidak |
65 (19.4) |
270 (80.6) |
335 (100.0) | ||||
j. |
Mendapatkan informasi tentang KB dari perawat Ya |
0 (0.0) |
1 (100.0) |
1 (100.0) |
1.00 |
1.00 (0.99-1.01) | |
Tidak |
66 (18.5) |
290 (81.5) |
356 (100.0) | ||||
k. |
Mendapatkan informasi tentang KB dari kepala desa/tokoh masyarakat Ya |
1 (50.0) |
1 (50.0) |
2 (100.0) |
0.336 |
0.98 (0.98-1.01) | |
Tidak |
65 (18.3) |
290 (81.7) |
355 (100.0) | ||||
l. |
Mendapatkan informasi tentang KB dari PKK/kader Ya |
3 (13.0) |
20 (86.9) |
23 (100.0) |
0.781 |
1.02 (0.96-1.08) | |
Tidak |
63 (18.9) |
271 (81.1) |
334 (100.0) | ||||
m. |
Mendapatkan informasi tentang KB dari apoteker/farmasi Ya |
15 (11.4) |
116 (88.6) |
131 (100.0) |
0.009 |
1.28 (1.09-1.50) | |
Tidak |
51 (22.6) |
175 (77.4) |
226 (100.0) | ||||
n. |
Mendapatkan informasi tentang KB dari Mupen KB Ya |
0 (0.0) |
2 (100.0) |
2 (100.0) |
1.00 |
1.00 (0.99-1.02) | |
Tidak |
66 (18.6) |
289 (81.4) |
355 (100.0) | ||||
o. |
Mendapatkan informasi tentang KB dari kesenian Ya |
5 (18.5) |
22 (81.5) |
27 (100.0) |
0.997 |
0.99 (0.92-1.07) | |
Tidak |
61 (18.5) |
269 (81.5) |
330 (100.0) | ||||
10 |
Mengunjungi fasilitas kesehatan | ||||||
Ya |
44 (15.9) |
232 (84.1) |
276 (100.0) |
0.022 |
1.64 (1.09-2.47) | ||
Tidak |
22 (27.2) |
59 (72.8) |
81 (100.0) | ||||
11 |
Membicarakan tentang KB dengan teman, tetangga atau kerabat dekat | ||||||
Ya |
31 (22.6) |
106 (77.4) |
137 (100.0) |
0.112 |
0.83 (0.65-1.06) | ||
Tidak |
35 (15.9) |
185 (84.1) |
220 (100.0) | ||||
a. |
Membicarakan tentang KB dengan suami Ya |
24 (19.7) |
98 (80.3) |
122 (100.0) |
0.678 |
0.95 (0.78-1.17) | |
Tidak |
42 (17.8) |
193 (82.1) |
235 (100.0) | ||||
b. |
Membicarakan tentang KB dengan ibu Ya |
18 (29.5) |
43 (70.5) |
61 (100.0) |
0.015 |
0.85 (0.73-0.99) | |
Tidak |
48 (16.2) |
248 (83.8) |
296 (100.0) | ||||
c. |
Membicarakan tentang KB dengan ayah Ya |
46 (17.2) |
221 (82.7) |
0.291 |
0.291 |
1.25 (0.82-1.91) |
e-mail korespondensi: pa_indrayathi@unud.ac.id
No Variabel |
Penggunaan kontrasepsi tradisional |
Total |
Nilai P |
PR (95% CI) | |
Ya |
Tidak | ||||
Tidak |
20 (22.2) |
70 (77.8) | |||
d. Membicarakan tentang KB | |||||
dengan saudara perempuan | |||||
Ya |
31 (20.3) |
122 (79.7) |
153 (100.0) |
0.455 |
0.91 (0.71-1.16) |
Tidak |
35 (17.2) |
169 (82.8) |
204 (100.0) |
e. Membicarakan tentang KB | |||
dengan saudara laki-laki | |||
Ya |
0 (0.00) |
11 (100.0) |
11 (100.0) 0.228 1.03 (1.01-1.06) |
Tidak |
66 (19.1) |
280 (80.9) |
346 (100.0) |
f. Membicarakan tentang KB | |||
dengan anak perempuan | |||
Ya |
0 (0.0) |
2 (100.0) |
2 (100.0) 1.000 1.00 (0.99-1.02) |
Tidak |
66 (18.6) |
289 (81.4) |
355 (100.0) |
g. Membicarakan tentang KB | |||
dengan anak laki-laki | |||
Ya |
2 (5.7) |
33 (94.3) |
35 (100.0) 0.040 1.09 (1.03-1.16) |
Tidak |
64 (19.9) |
258 (80.1) |
322 (100.0) |
h. Membicarakan tentang KB | |||
dengan teman/tetangga | |||
Ya |
0 (0.00) |
4 (100.0) |
4 (100.0) 1.00 1.01 (1.00-1.02) |
Tidak |
66 (18.7) |
287 (81.3) |
353 (100.0) |
12 Kepemilikan asuransi | |||
Ya |
35 (17.2) |
169 (82.8) |
204 (100.0) 0.455 1.12 (0.83-1.497) |
Tidak |
31 (20.3) |
122 (79.7) |
153 (100.0) |
13 Kepemilikan harta benda | |||
a. Memiliki listrik | |||
Ya |
64 (18.3) |
286 (81.7) |
350 (100.0) 0.558 1.48 (0.15-14.0) |
Tidak |
1 (25.0) |
3 (75.0) |
4 (100.0) |
b. Memiliki radio | |||
Ya |
34 (20.9) |
128 (79.0) |
162 (100.0) 0.241 0.85 (0.65-1.12) |
Tidak |
31 (16.2 |
161 (83.8) |
192 (100.0) |
c. Memiliki televisi | |||
Ya |
63 (18.8) |
273 (81.2) |
336 (100.0) 0.545 0.55 (0.13-2.35) |
Tidak |
2 (11.1) |
16 (88.9) |
18 (100.0) |
14 Mengetahui siklus kesuburan | |||
Ya |
32 (21.2) |
119 (78.8) |
151 (100.0) 0.260 0.87 (0.67-1.12) |
Tidak |
34 (16.5) |
172 (83.5) |
206 (100.0) |
15 Pengetahuan tentang metode | |||
kontrasepsi modern | |||
Baik |
56 (20.8) |
213 (79.2) |
269 (100.0) 0.047 0.56 (0.31-1.03) |
Kurang |
10 (11.4) |
78 (88.6) |
88 (100.0) |
16 Pengetahuan tentang metode | |||
kontrasepsi tradisional | |||
Baik |
36 (18.5) |
159 (81.5) |
0.989 0.989 1.0 (0.74-1.34) |
Kurang |
30 (18.5) |
132 (81.5) | |
17 Keinginan memiliki lebih |
banyak anak
e-mail korespondensi: pa_indrayathi@unud.ac.id
pengambil keputusan dalam menggunakan kontrasepsi, yang memutuskan penggunaan penghasilan suami, dan merasakan efek samping menggunakan kontrasepsi modern. Sebagai variabeldependen adalah penggunaan alat/cara KB tradisional.
Data yang diperoleh kemudian dianalisis secara bivariat dengan menggunakan uji chi square untuk mengetahui hubungan atau pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel tergantung. Kemudian dilakukan analisis multivariat menggunakan regresi logistik untuk mengetahui variabel yang paling signifikan mempengaruhi pemilihan metode kontrasepsi tradisional.
Total responden dalam penelitian ini sebanyak 357 orang, sebagian besar responden berada pada kelompok usia 34 – 49 tahun (65,6%) dengan rata-rata usia adalah 36,39 tahun. Tingkat Pendidikan responden yang paling banyak adalah SMA (59,9%), dengan pekerjaan yang beragam, namun jenis pekerjaan yang paling banyak digeluti oleh responden adalah usaha jasa (29,1%). Sebagian besar responden merupakan mereka yang tinggal di perkotaan (67,5%) dengan rata-rata jumlah anak yang dimiliki adalah 2,3. Hanya 18,5% responden yang menggunakan kontrasepsi tradisional, dan sisanya menggunakan metode kontrasepsi modern. Jenis kontrasepsi modern yang paling banyak digunakan adalah IUD (20,2%). Dilihat dari kuintil kekayaan, persentase responden terbanyak berasal dari kategori kuintil kekayaan teratas yaitu 30,5%. Sebagian besar responden telah memiliki asuransi (57,1%).
Arc. Com. Health • agustus 2021 | |||||
p-ISSN 2302-139X e-ISSN 2527-3620 |
Vol. 8 No. 2: 189 - 203 | ||||
Penggunaan kontrasepsi | |||||
No Variabel |
tradisional |
Total |
Nilai P |
PR (95% CI) | |
Ya |
Tidak | ||||
Ya |
23 (23.5) |
75 (76.5) |
98 (100.0) |
0.136 |
1.35 (0.92-1.98) |
Tidak |
43 (16.6) |
216 (83.4) |
259 (100.0) | ||
18 Status tinggal dengan pasangan | |||||
Tinggal bersama |
65 (18.5) |
286 (81.5) |
351 (100.0) |
1.000 |
0.88 (0.10-7.42) |
Terpisah |
1 (16.7) |
5 (83.3) |
6 (100.0) | ||
19 Aktivitas seksual | |||||
Aktif (4 minggu terakhir) |
60 (18.5) |
264 (81.5) |
324 (100.0) |
0.962 |
0.97 (0.42-2.27) |
Tidak aktif |
6 (18.2) |
27 (81.8) |
33 (100.0) | ||
20 Pengambil keputusan dalam | |||||
menggunakan metode kontrasepsi | |||||
Sendiri |
9 (9.7) |
84 (90.3) |
93 (100.0) |
Ref | |
Bersama pasangan |
49 (21.0) |
184 (78.9) |
233 (100.0) |
0.018 |
2.48 (1.16-5.29) |
Hanya suami/pasangan |
8 (28.6) |
20 (71.4) |
28 (100.0) |
0.016 |
3.73 (1.28-10.88) |
Lainnya |
0 (0.0) |
3 (100.0) |
3 (100.0) |
0 |
0 |
21 Yang memutuskan penggunaan | |||||
penghasilan suami | |||||
Responden dan suami |
42(18.9) |
180 (81.1) |
222 (100.0) |
Ref | |
Suami saja |
14 (19.2) |
59 (80.8) |
73 (100.0) |
0.961 |
1.01 (0.51-1.99) |
Responden saja |
10 (16.1) |
52 (83.9) |
62 (100.0) |
0.616 |
0.82 (0.38-1.75) |
22 Merasakan efek samping | |||||
menggunakan kontrasepsi modern | |||||
Ya |
52 (22.2) |
182 (77.8) |
234 (100.0) |
0.012 |
1.25 (1.08-1.46) |
Tidak |
14 (11.4) |
109 (88.6) |
123 (100.0) | ||
Tabel 2 menunjukan hasil |
analisis |
Selanjutnya |
dilakukan |
analisis | |
bivariat yang dilakukan untuk mengetahui |
multivariat dengan menggunakan analisis | ||||
faktor yang berhubungan |
dengan |
regresi logistik metode backward. Variabel | |||
pemilihan alat kontrasepsi tradisional pada |
bebas yang |
dianalisis adalah variabel yang | |||
wanita kawin/memiliki pasangan. |
memiliki nilai p<0,25, yaitu variabel kuintil | ||||
Berdasarkan analisis tersebut, didapatkan |
kekayaan |
kategori |
menengah |
atas dan | |
faktor yang berhubungan adalah |
kuintil |
teratas, membaca koran, mendapatkan | |||
kekayaan (menengah atas dan |
teratas), |
informasi KB dari apoteker, efek samping | |||
kebiasan membaca koran, penggunaan |
penggunaan kontrasepsi modern dan pihak | ||||
internet, mendapatkan informasi KB di TV, |
yang mengambil |
keputusan dalam | |||
mendapatkan informasi tentang |
KB di |
menggunakan KB. | |||
farmasi/apotek, mengunjungi |
fasilitas | ||||
kesehatan, berdiskusi KB dengan ibu, dan efek samping dari penggunaan alat kontrasepsi modern dengan nilai p<0,05. |
e-mail korespondensi: pa_indrayathi@unud.ac.id
Tabel 3. Hasil Analisis Multivariat Pemilihan Kontrasepsi Tradisional
No |
Variabel |
Nilai P |
OR (95%CI) |
1 |
Kuintil kekayaan a. Menengah atas |
0.027 |
11.16 (1.31-94.54) |
b. Teratas |
0.049 |
9.04 (1.01-80.77) | |
2 |
Membaca koran |
0.008 |
0.42 (0.23-0.79) |
3 |
Mendapatkan informasi KB dari apoteker |
0.034 |
2.10 (1.05-4.17) |
4 |
Efek samping penggunaan kontrasepsi modern |
0.002 |
2.95 (1.48-5.88) |
5 |
Pihak yang mengambil keputusan dalam menggunakan KB a. Bersama pasangan |
0.029 |
1.43 (1.09-5.43) |
b. Hanya suami/pasangan |
0.015 |
4.24 (1.32-13.56) |
Dari tabel 3 diatas diketahui bahwa faktor yang berhubungan secara signifikan dengan pemilihan kontrasepsi tradisional adalah kuintil kekayaan, kebiasan membaca koran, mendapatkan informasi KB dari apoteker, efek samping penggunaan kontrasepsi dan pihak yang mengambil keputusan dalam menggunakan KB. Variabel membaca koran menjadi faktor protektif dalam pemilihan kontrasepsi tradisional pada wanita kawin/yang memiliki pasangan, sedangkan variabel lainnya menjadi faktor risiko.
DISKUSI
Hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia Provinsi Bali tahun 2017 menunjukkan dari 55% wanita kawin yang menggunakan alat/cara KB, 13% menggunakan alat/cara KB tradisional. Prevalensi penggunaan alat/cara KB tradisional di Bali dua kali lipat lebih tinggi dibandingkan angka nasional. Terjadi tren peningkatan penggunaan alat/cara KB tradisional dari tahun ke tahun yaitu 2% (SDKI 2002/2003), 4% (SDKI 2007), 7% (SDKI (2012) dan meningkat menjadi 13% (SDKI 2017) (BKKBN, 2018).
Hasil analisis multivariat menunjukkan terdapat lima variabel yang berhubungan sangat signifikan dengan pemilihan kontrasepsi tradisional yaitu kuintil kekayaan, kebiasan membaca koran, mendapatkan informasi KB dari apoteker, efek samping penggunaan kontrasepsi dan pihak yang mengambil keputusan dalam menggunakan KB.
Hasil analisis menunjukkan variabel kuintil kekayaan berhubungan dengan pemilihan kontrasepsi tradisional. Wanita kawin yang memiliki status sosial ekonomi menengah keatas memiliki peluang 11 kali lebih besar untuk menggunakan kontrasepsi tradisional dibandingkan wanita kawin yang memiliki status sosial ekonomi terbawah, sedangkan wanita kawin dengan status sosial ekonomi teratas memiliki peluang 9 kali lebih besar menggunakan kontrasepsi tradisional dibandingkan dengan wanita kawin dengan kuintil menengah kebawah. Jika diteliti lebih lanjut, hasil SDKI Provinsi Bali Tahun 2017 tidak sesuai dengan hasil-hasil penelitian lain yang telah dilakukan, dimana masyarakat dengan status sosial ekonomi tinggi lebih cenderung untuk
e-mail korespondensi: pa_indrayathi@unud.ac.id
memilih kontrasepsi tradisional
dibandingkan menggunakan MKJP.
Orang dengan status sosial ekonomi yang tinggi memiliki daya beli yang lebih tinggi untuk memilih alat kontrasepsi yang lebih baik dibandingkan orang dengan status sosial ekonomi yang lebih rendah. Penelitian yang dilakukan di Semarang, menunjukkan ada hubungan antara status sosial ekonomi dengan pemilihan kontrasepsi IUD (p<0.05). Seseorang yang memiliki status sosial ekonomi tinggi cenderung lebih memilih kontrasepsi IUD. Sebaliknya seseorang dengan status sosial ekonomi sedang cenderung memilih kontrasepsi non-IUD (Nita, 2018). Hasil penelitian lain juga menunjukkan hal yang sama, masyarakat dengan status sosial ekonomi lebih tinggi cenderung untuk memilih alat kontrasepsi yang lebih mahal seperti MKJP dibandingkan dengan masyarakat dengan status sosial ekonomi yang rendah. Karena bagi masyarakat dengan sosial ekonomi rendah, kontrasepsi bukanlah kebutuhan pokok (Lontaan, 2014),(Handayani, 2010),(Dilek 2008).
Kecendrungan pemilihan kontrasepsi tradisional yang lebih banyak diminati masyarakat dengan status sosial tinggi bisa disebabkan beberapa alasan salah satunya adalah adanya efek samping yang ditimbulkan dari metode kontrasepsi jangka panjang. Hal ini sesuai dengan hasil analisis yang ditemukan bahwa, faktor efek samping juga berhubungan dengan pemilihan kontrasepsi tradisional. Status sosial ekonomi yang tinggi diiringi dengan tingkat pengetahuan dan pendidikan yang tinggi, ini berdampak terhadap keterpaparan informasi yang berkaitan dengan kesehatan sehingga tingkat e-mail korespondensi: pa_indrayathi@unud.ac.id
kepedulian yang dimiliki terhadap kesehatan juga lebih tinggi. Adanya informasi terkait efek samping yang ditimbulkan ataupun pengalaman yang pernah dirasakan menggunakan kontrasepsi modern menyebabkan orang tersebut memilih menggunakan kontrasepsi tradisional seperti senggama terputus atau metode kalender. Meskipun metode ini belum dapat dibuktikan secara ilmiah signifikansinya dalam mencegah kehamilan, tetapi sejauh ini belum ada hasil penelitian atau laporan terkait yang menyatakan adanya efek samping yang ditimbulkan akibat penggunaannya.
variabel pihak yang mengambil keputusan dalam penggunaan KB berhubungan secara signifikan dengan pemilihan alat/metode kontrasepsi tradisional. Pengambilan keputusan oleh suami/pasangan memiliki peluang 4 kali lebih besar untuk istri/pasangannya menggunakan alat/metode kontrasepsi tradisional dibandingkan hanya wanita sebagai pengambil keputusan. Sedangkan bila pengambil keputusan dilakukan secara bersama-sama (suami dan istri), memiliki peluang 2 kali lebih besar untuk memilih alat kontrasepsi tradisional. Dukungan suami merupakan salah satu faktor eksternal dalam pemilihan kontrasepsi dimana menjadi penguat untuk mempengaruhi istri dalam berperilaku. Suami adalah kepala rumah tangga dan pemimpin dalam keluarga serta pengambil keputusan dalam setiap permasalahan yang ada dalam keluarga termasuk kesehatan anggota keluarganya. Fenomena budaya di Indonesia seperti ini menjadikan suami menjadi faktor yang cukup kuat yang mempengaruhi seorang istri mengambil
keputusan seperti penggunaan kontrasepsi (Tristanti, 2016). Dukungan suami sangat diperlukan untuk pengambilan keputusan ber-KB karena di masyarakat, apabila suami tidak mengijinkan maka hanya sedikit wanita/istri yang berani untuk tetap memasang alat kontrasepsi tersebut. Beberapa penelitian yang dilakukan membuktikan bahwa dukungan suami memiliki pengaruh dalam pemilihan alat/metode kontrasepsi (Tristanti, 2016),(Isti, 2007),(Asadisarvestani, 2017).
Efek samping merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi wanita kawin di Provinsi Bali dalam memilih kontrasepsi tradisional. Hasil analisis multivariat menunjukkan wanita kawin yang pernah merasakan efek samping penggunaan kontrasepsi modern berpeluang 3 kali lebih besar untuk menggunakan kontrasepsi tradisional (p=0.002, 95%CI=1.48-5.88). Hasil SDKI Provinsi Bali Tahun 2017 menunjukkan sebanyak 52 orang (78.8%) wanita kawin yang memilih kontrasepsi tradisional dan 182 (62%) wanita kawin yang memilih kontrasepsi modern pernah merasakan efek samping dari penggunaan kontrasepsi modern. Efek samping yang dilaporkan sering dirasakan adalah sakit kepala (19%), pendarahan (17%), tidak menstruasi (11%), hipertensi (10%), mudah lelah/lemas (4%), haid tidak teratur (3%), dan lainnya (18%) (BKKBN, 2018). Hampir seluruh kontrasepsi hormonal memiliki efek samping. Menurut Hartono (2015), efek samping adalah salah satu faktor yang mempengaruhi pemilihan kontrasepsi (Hartono, 2015). Apabila efek samping yang dirasakan masih bisa ditoleransi oleh pengguna, maka kemungkinan penggunaan alat kontrasepsi tersebut akan e-mail korespondensi: pa_indrayathi@unud.ac.id
dipertahankan, akan tetapi jika efek samping yang dirasakan sudah mulai mengganggu atau menimbulkan ketidaknyamanan yang tidak dapat ditoleransi maka kemungkinan besar pengguna akan beralih menggunakan kontrasepsi lainnya yang tidak menimbulkan efek samping. Hasil survei ini sejalan dengan beberapa penelitian yang telah dilakukan di Indonesia terkait efek samping yang dirasakan oleh pengguna kontrasepsi. Beberapa penelitian tersebut menunjukkan bahwa ada hubungan antara efek samping dengan pemilihan metode kontrasepsi (p<0.05) (Munir, 2012), (Bintari, 2015),(Septalia, 2016).
Variabel lain yang berhubungan dengan pemilihan kontrasepsi tradisional berkaitan dengan keterpaparan informasi seperti mendapatkan informasi dari apoteker dan kebiasaan membaca koran. Dari hasil analisis, wanita kawin yang mendapatkan informasi terkait KB dari apoteker berpeluang 2 kali lebih besar untuk menggunakan KB tradisional dibandingkan wanita kawin yang tidak mendapatkan informasi dari apoteker. Sedangkan wanita kawin yang memiliki kebiasaan membaca koran (setidaknya 1 kali seminggu) 42% lebih rendah yang menggunakan alat/cara KB tradisional, sehingga bisa disimpulkan bahwa kebiasaan membaca koran menjadi faktor protektif atau berpeluang lebih kecil untuk seseorang menggunakan KB tradisional. Jika dilihat kedua faktor ini bersifat bertolak belakang, dimana satu variabel menjadi faktor yang meningkatkan seseorang untuk memilih KB tradisional dan satu variabel nya menjadi faktor protektif atau faktor yang menurunkan peluang seseorang
untuk memilih KB tradisional. Variabel mendapatkan informasi tentang KB dari apoteker menjadi faktor yang meningkatkan peluang bagi wanita kawin menggunakan kontrasepsi tradisional karena adanya kemungkinan responden mendapatkan informasi yang cukup lengkap dari apoteker mengenai alat/metode KB yang tersedia di apotik serta indikasi dan kontra indikasinya. Sehingga berpengaruh terhadap pengambilan keputusan dalam menggunakan kontrasepsi modern. Sedangkan variabel kebiasaan membaca koran menjadi variabel yang mempengaruhi wanita kawin untuk tidak menggunakan alat/metode kontrasepsi tradisional karena adanya informasi yang cukup lengkap di media koran terkait metode/alat cara KB modern. Perlu adanya penelitian lebih lanjut untuk menggali informasi lebih banyak sehingga dapat diketahui alasan yang lebih pasti. Banyak faktor yang mempengaruhi seseorang dalam memilih metode kontrasepsi yang akan digunakan salah satunya adalah pengetahuan khususnya pengetahuan terkait metode kontrasepsi. Hasil analisis menunjukkan sebagian besar responden memiliki pengetahuan yang baik terhadap jenis-jenis metode kontrasepsi baik modern ataupun tradisional. Pengetahuan seseorang berhubungan dengan tingkat pendidikan atau paparan informasi dari media. Semakin tinggi tingkat pendidikan atau semakin sering terpapar informasi maka semakin tinggi pengetahuannya sehingga akan berpengaruh terhadap sikap dan minat seseorang. Hal inilah yang mendorong seseorang untuk memutuskan menggunakan suatu alat/cara kontrasepsi
yang dianggap sesuai untuk dirinya. Beberapa penelitian mendukung teori ini, seperti yang dilakukan di Karangasem Bali yang menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan ibu berhubungan dengan pemilihan alat kontrasepsi (p<0.05) khususnya pengetahuan tentang jenis metode kontrasepsi yang tersedia (Putri, 2019). Penelitian lainnya yang dilakukan di Garut, mendapatkan bahwa pengetahuan masyarakat dapat mempengaruhi
penerimaan program KB termasuk macam-macam jenis kontrasepsi sehingga akan meningkatkan keikutsertaan masyarakat dalam program KB.
PENUTUP
Simpulan
Berdasarkan hasil yang telah dipaparkan, dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang berpengaruh paling signifikan terhadap penggunaan alat/cara KB tradisional pada wanita kawin/yang memiliki pasangan di Provinsi Bali adalah kuintil kekayaan, kebiasan membaca koran, mendapatkan informasi KB dari apoteker, efek samping penggunaan kontrasepsi dan pihak yang mengambil keputusan dalam menggunakan KB.
Saran
Terdapat beberapa saran yang dapat diberikan berkaitan dengan hasil penelitian ini, yaitu perlu dilakukan promosi metode/alat KB modern terutama MKJP pada masyarakat dengan menyasar khususnya pada masyarakat dengan tingkat sosial ekonomi menengah ke atas melalui berbagai media. Promosi mengenai efek samping penggunaan KB dan cara mengatasinya juga perlu dilakukan. Selain
e-mail korespondensi: pa_indrayathi@unud.ac.id
itu. konseling pemilihan cara KB oleh tenaga kesehatan sebaiknya tidak hanya dilakukan pada wanita tetapi juga dilakukan bersama pasangan/suami, sehingga pengambilan keputusan bersama pasangan tentang menggunakan KB dapat dilakukan dengan lebih baik. Dalam rangka penyempurnaan penelitian ini, perlu adanya penelitian lebih lanjut terkait faktor yang berpengaruh pada wanita kawin/yang memiliki pasangan dalam pengambilan keputusan pemilihan kontrasepsi
tradisional. Penelitian dapat dilakukan dengan desain kualitatif untuk melengkapi informasi yang didapatkan dari analisis kuantitatif yang sudah dilakukan.
UCAPAN TERIMA KASIH
Peneliti mengucapkan terima kasih kepada Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) Perwakilan Provinsi Bali yang telah mengijinkan dan memberikan dukungan dalam hal pendanaan terhadap penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
Asadisarvestani, K. et al. (2017) ‘Determinants of Contraceptive Usage among Married Women in Shiraz, Iran’, Journal of Midwifery & Reproductive Health, 5(4), pp. 1041–1052. doi:
10.22038/jmrh.2017.8771.
Balitbangkes (2013) Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2013, Laporan Nasional 2013. Jakarta. doi: 1 Desember 2013.
Bintari. Sriayu (2015) Faktor Yang Berhubungan dengan Pemilihan Alat Kontrasepsi di Wilayah Kerja Puskesmas Pundata Baji. Universitas Hasanudin.
BKKBN (2018) Survey Demografi Kesehatan Indonesia Tahun 2017. Jakarta.
e-mail korespondensi: pa_indrayathi@unud.ac.id
BPS (2011) Penduduk Indonesia Menurut Provinsi, Kabupaten/Kota dan Kecamatan Sensus Penduduk 2010. Available at: http://bps.go.id.
BPS (2014) Proyeksi Penduduk Menurut Provinsi, 2010-2035. Available at: https://www.bps.go.id/statictable/2014/02/ 18/1274/proyeksi-penduduk-menurut-provinsi-2010---2035.html
Dilek Cindoglu, I. S. (2008) ‘Determinants of choosing withdrawal over modern contraceptive methods in Turkey’, The European Journal of Contraception & Reproductive Health Care, 13(4), pp. 412– 421. doi:
https://doi.org/10.1080/13625180802255 719.
Handayani S. (2010) Buku Ajar Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta: Pustaka Rihama.
Hartono (2015) Keluarga Berencana & Kontrasepsi. Jakarta: Pustaka Sinar
Harapan.
Isti H (2007) Studi Deskriptif Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Dukungan Suami dalam Pemilihan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) di Kelurahan Sekaran Kecamatan Gunung Pati Kota Semarang. Universitas Diponegoro.
Lontaan, A. (2014) ‘Faktor-Faktor Yang Berhubungan dengan Pemilihan Kontrasepsi Pasangan Usia Subur di Puskesmas Damau Kabupaten Talaud’, Jurnal Ilmiah Bidan, 2(1), pp. 27–32.
Munir, Miftahul (2012) ‘Hubungan
Penggunaan Kontrasepsi Suntik Dengan Efek Samping Amenorhoe di Polindes Kemuning Kecamatan Palang Kabupaten Tuban’, 1(1), pp. 125–132.
Nasution, Sri Lilestina (2011) Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penggunaan MKJP
di Enam Wilayah Indonesia. Jakarta: Pusat Penelitian dan Pengembangan KB dan keluarga Sejahtera BKKBN.
Nita, Isnaini Avia (2018) ‘Hubungan Sosial Ekonomi Akseptor KB dan Ada Tidaknya Tokoh Panutan dengan Penggunaan IUD’, Jurnal Kesehatan Masyarakat, 6(4), pp. 114–124.
Putri, Ni Putu Ditadiliyana (2019) ‘Hubungan Karakteristik, Tingkat Pengetahuan dan Sikap Ibu dengan Pemilihan Alat Kontrasepsi Pada Pasangan Usia Subur di Kecamatan Sidemen Kabupaten Karangasem Bali’, E-Jurnal Medika, 8(1), pp. 40–45.
Septalia, Rendys (2016) ‘Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Metode Kontrasepsi’, Jurnal Biometrika dan Kependudukan, 5(2), pp. 91–98.
TNP2K (2012) Informasi Tematik Sensus Penduduk 2010. Available at:
Tristanti, Ika (2016) ‘Hubungan Dukungan Suami Dalam Pemilihan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP)’, The 4th University Research Coloqium.
UNDP (2014) Human Development Report 2014. United Nations Development Programme.
e-mail korespondensi: pa_indrayathi@unud.ac.id
203
Discussion and feedback