GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU K3 KARYAWAN HOTEL BAGIAN ENGINEERING DI KAWASAN WISATA SANUR
on
Arc. Com. Health • Desember 2023
p-ISSN 2302-139X e-ISSN 2527-3620
Vol. 10 No. 3 : 622 - 631
GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU K3 KARYAWAN HOTEL BAGIAN ENGINEERING DI KAWASAN WISATA SANUR
Ni Putu Aprilia Eka Susanti, Ni Wayan Arya Utami*
Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Jalan P.B Sudirman, Kec, Denpasar Barat, Kota Denpasar, Bali 80234
ABSTRAK
Semakin meningkatnya jumlah pengunjung wisatawan , baik pihak perusahaan hotel maupun karyawannya perlu melakukan preventif terhadap kejadian penyakit akibat kerja maupun kecelakaan akibat kerja maka perusahaan perlu menerapkan Keselamatan dan kesehatan kerja. Kecelakaan kerja dapat terjadi bisa karena unsafe condition dari lingkungan kerja itu sendiri dan unsafe act dari pekerja itu sendiri. Seperti pada karyawan hotel dijelaskan bahwa departemen engineering memiliki tugas kerja yang paling kompleks dan memungkinkan memiliki risiko kelelahan kerja. Maka penelitian yang dilakukan mengetahui gambaran dari sikap dan perilaku dari karyawan terhadap pekerjaan di bidang engineering hotel. Desain penelitian deskriptif dengan kuantitatif dan Instrumen pengumpulan data menggunakan kuesioner terkait hal yang akan diteliti pada responden karyawan engineering. Analisis data yang dilakukan yaitu univariat dan bivariate. Hasil penelitian menunjukkan frekuensi responden sebanyak 65 (59,1%) menunjukkan perilaku aman. Selanjunya hasil uji analisis bivariate menunjukkan bahwa adanya hubungan secara signifikan yaitu umur, masa kerja, sikap dan pengetahuan terhadap perilaku (p<0,05). Sedangkan variabel lain seperti jenis kelamin, pendidikan dan durasi kerja tidak memiliki hubungan dengan perilaku (p>0.05). Bila ditafsirkan bahwa responden penelitian yaitu karyawan engineering dalam penelitian menunjukkan perilaku aman selama bekerja dan memberkan sikap positif.
Kata Kunci : Pengetahuan, Sikap, Perilaku, Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Engineering, Hotel
ABSTRACT
The increasing number of tourist visitors, both hotel companies and their employees need to take preventive measures against occupational diseases and work-related accidents, so companies need to implement occupational safety and health. Occupational accidents can occur due to unsafe conditions from the work environment itself and unsafe acts from the workers themselves. As explained to hotel employees, the engineering department has the most complex work assignments and may have a risk of work burnout. So the research was conducted to find out the description of the attitudes and behavior of employees towards work in the field of hotel engineering. Descriptive research design with quantitative and data collection instruments using questionnaires related to the things that will be examined in engineering employee respondents. The data analysis performed was univariate and bivariate. The results showed that the frequency of respondents was 65 (59.1%) showing safe behavior. Furthermore, the results of the bivariate analysis test showed that there was a significant relationship, namely age, years of service, attitudes and knowledge of behavior (p <0.05). While other variables such as gender, education and duration of work have no relationship with behavior (p>0.05). If it is interpreted that the research respondents, namely engineering employees, in the study demonstrated safe behavior while working and gave a positive attitude.
Keywords: Knowledge, Attitude, Behavior, Occupational Safety and Health, Engineering, Hotel
PENDAHULUAN
Pada data BPS Provinsi Bali pada Bulan Februari 2022 banyaknya wisatawan mancanegara tercatat yaitu 1310 orang sedangkan rata-rata jumlah penghuni kamar hotel berbintang pada bulan februari yaitu sekitar 18,36% (Badan Pusat Statistik Provinsi Bali, 2020). Sehingga untuk
Email Korepondensi : [email protected]
mendukungnya keberlangsungan bisnis perhotelan dan kesejahteraan karyawan, perusahaan perlu memperhatikan kembali penerapan dan sistem manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja di dalam Hotel.
Menurut Peraturan Daerah Bali Nomor 3 tahun 2020 tentang Perubahan atas
Peraturan Daerah No 16 tahun 2009 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Bali tahun 2009-2029 bahwa Kota Denpasar yang melingkupi daerah Sanur, Sanur Kaja dan Sanur Kauh dimana unggul dalam wisata pantai ditetapkan sebagai Kawasan Strategi Pariwisata Daerah Khusus pada bagian Kota Denpasar (DPRD Provinsi Bali, 2020). Pengunjung wisatawan yang berkunjung tidak hanya mengunjungi tempat wisata melainkan membutuhkan tempat penginapan seperti hotel. Hotel merupakan perusahaan yang terdiri dari bangunan yang digunakan untuk menyediakan jasa penginapan, makanan dan fasilitas yang memberikan kenyamanan bagi pengunjung. Terkait dengan kenyamanan dan fasilitasnya hal ini bersumber dari tenaga kerja atau karyawan hotel tersebut.
Hotel memiliki beberapa departemen untuk mendukung bisnisnya yaitu Front Office, Housekeeping, Food and Beverage, Marketing and Sales, Accounting, Human Resources, Engineering and Securit (Jambika Utama, 2019). Setiap departemen memiliki risiko pekerjaannya yang bisa menimbulkan kecelakaan kerja atau penyakit kerja tergantung dari bagaimana kegiatan dari pekerjaannya tersebut. Hal ini didukung oleh data dari narasumber BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial)
Ketenagakerjaan selaku Kepala Kantor wilayah BANUSPA (Bali, Nusa Tenggara dan Papua) dalam lingkup wilayah tersebut terjadi setidaknya 962 kecelakaan kerja (Labindao, 2019).
Jika diperhatikan kembali fungsi dan tugas Departemen Engineering sangatlah kompleks dan memiliki jadwal kerja yang cukup padat, sehingga pekerjaan yang banyak dan komplek juga bisa berisiko menyebabkan kelelahan bekerja atau Email Korepondensi : [email protected]
penyakit akibat kerja. Pada penelitian (Prastowo, 2017) bahwa kecelakaan kerja disebabkan oleh beberapa penyebab yaitu disebabkan oleh kelalaian manusia (Unsafe act) 78% dan kondisi berbahaya disebabkan oleh peralatan (unsafe condition) 20% dan 2% oleh lainnya. Sehingga tugas kompleks yang dimiliki bagian engineering berhubungan dengan keselamatan dan kesehatan kerja.
Berdasarkan Teori Lawrence Green dalam Notoatmodjo tahun 2007 tentang derajat kesehatan dapat dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu faktor predisposisi (predisposing factor), faktor pemungkin (enabling factor) dan faktor penguat (reinforcing factor). Faktor predisposisi yang paling mendekati dengan hubungan sikap yang nantinya berpengaruh ke tindakan karyawan ketika bekerja yaitu tentang pengetahuan dan sikap seseorang terhadap hal yang dilakukan. Hal ini dijelaskan dalam penelitian tentang komponen predisposisi terkait pengetahuan dan sikap dimana hasilnya menunjukan pengetahuan yang memiliki hubungan dengan perilaku karyawan dalam penggunaan APD (Andriyanto, 2017). Sedangkan pada penelitian lain dengan jenis komponen predisposisi yang sama yaitu pengetahuan , sikap dan kebijakan K3 menjelaskan bahwa ketiga komponen memiliki hubungan terhadap kepatuhan penggunaan APD (Putri Maharani dan Wahyuningsih, 2017).
TINJAUAN PUSTAKA
Keselamatan dan Kesehatan Kerja menurut Keputusan Menteri Tenaga Kerja R.I. No. Kep. 463/MEN/1993 yaitu Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah upaya perlindungan yang ditujukan agar tenaga kerja dan orang lainnya di tempat kerja/perusahaan selalu dalam keadaan
Arc. Com. Health • Desember 2023 p-ISSN 2302-139X e-ISSN 2527-3620 selamat dan sehat serta agar setiap sumber produksi dapat digunakan secara aman dan efisien (Dhimas Bayu, 2020). Sehingga Pariwisata yang dimaksud dalam Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata yang didukung oleh sarana dan prasarana disediakan oleh pengusaha untuk masyarakat sehingga
perusahaan/pengusaha memiliki tujuan meningkatkan dan memelihara derajat fisik kesehatan, mental dan sosial pada kesejahteraan karyawan di lingkungan kerja. Contoh akomodasinya seperti hotel, motel, wisma, guest house dan lain sebagainya (Febiola, 2021).
Pengertian Hotel menurut SK Menparpostel No. KM/37/PW/304/MPPT-86 adalah suatu jenis akomodasi yang menyediakan sebagian atau seluruh bangunan untuk menyediakan jasa penginapan, makanan dan minuman serta jasa lainnya bagi umum yang di kelola secara komersil. Pada penelitan sebelumnya yaitu Manajemen K3 di Hard Rock Hotel Kuta, Bali tahun 2019 bahwa dijelaskan pada penelitian terjadinya kecelakaan kerja yaitu karyawan yang terkena aliran listrik saat bekerja dan ada pula karyawan yang terkena pecahan kaca terjadi di Hard Rock Hotel Kuta sehingga bisa disimpulkan setidaknya pernah terjadi kecelakaan kerja di tempat kerja (Labindao , 2019). Pada
penelitian yang akan dilakukan
berdasarkan Teori Lawrence Green yaitu Faktor Predisposisi yang menjadi variabel bebas umur, jenis kelamin, pendidikan, pengetahuan , sikap, durasi kerja dan masa kerja. Sedangkan Variabel tergantung yaitu Perilaku K3 dari responden penelitian. Selain itu ada faktor pemungkin yaitu penggunaan APD dan Standar Operasional Prosedur. Ada pula faktor penguat yang Email Korepondensi : [email protected]
dimaksudkan apakah terdapat tindakan kesehatan yang diterima dari rekan kerja karyawan dari petinggi/manajer dari perusahaan.
METODE PENELITIAN
Penelitian menggunakan desain penelitian deskriptif dengan kuantitatif dan pendekatan cross-sectional. Responden penelitian merupakan karyawan yang bekerja pada bagian engineering hotel khusus di daerah wilayah sanur dan bersedia menjadi responden dalam penelitian. Sampel penelitian diambil secara purposive sampling dimana peneliti yang menentukan apa yang perlu diketahui dan menemukan orang yang bersedia memberikan informasi. Hotel dipilih berdasarkan kriteria dan sudah terdaftar oleh PHRI Denpasar. Instrumen
pengambilan data menggunakan kuesioner dan wawancara narasumber di lokasi penelitian langsung. Analisis yang dilakukan yaitu univariat untuk
menggambarkan distribusi frekuensi dari setiap variabel dan bivariate untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara variabel bebas dengan variabel tergantung dan uji satistik yang digunakan yaitu uji chi square dan fisher excat
HASIL PENELITIAN
Hasil Analisis Univariat
Gambaran karakteristik responden penelitian terdiri dari umur, jenis kelamin, pendidian terakhir, durasi jam kerja dan masa kerja. Berikut merupakan hasil data proporsi dari variabel karakteristik demografi responden:
Tabel 1. Hasil |
distribusi |
frekuensi |
Karyawan Hotel Bagian Engineering | ||
Karakteristik |
Frekuensi |
Proporsi |
(n=110) |
(%) | |
Usia | ||
19-29 tahun |
49 |
44,5 |
30-39 tahun |
34 |
30,9 |
40-49 tahun |
17 |
15,4 |
≥ 50 tahun |
10 |
9,1 |
Jenis Kelamin | ||
Perempuan |
4 |
3,6 |
Laki-laki |
106 |
96,4 |
Pendidikan | ||
Terakhir | ||
SMA |
69 |
62,7 |
D3/D4 |
18 |
16,4 |
S1/S2 |
23 |
20,9 |
Durasi Kerja | ||
<7 jam |
11 |
10,0 |
≥7 jam |
99 |
90,0 |
Masa kerja | ||
≤2 tahun |
29 |
26,7 |
>2 tahun |
81 |
73,6 |
Berdasarkan Tabel 1, proporsi responden mendominasi pada rentang usia 19-29 tahun (44,5%), frekuensi laki-laki sebanyak 106 (96,4%) responden, lulusan
SMA dengan frekuensi 69 (62,7%)
responden, serta frekuensi untuk masa kerja >2 tahun ada 81 (73,6%) responden dan
frekuensi pada durasi kerja ≥7 jam yaitu sebanyak 99 (90,0%) responden.
Gambaran Perilaku K3 Karyawan Engineering
Pada tabel 2 menunjukkan gambaran perilaku K3 karyawan
engineering. Responden yang berperilaku K3 dengan frekuensi yang berkategori aman sebanyak 65 (59,1%) responden
dimana menunjukkan angka yang lebih banyak dibandingkan dengan responden Email Korepondensi : [email protected]
yang berperilaku tidak aman yaitu 45 (40,9%) responden. Berikut merupakan hasil dari proporsi Responden terkait Perilaku K3 pada penelitian :
Tabel 2 Tingkat Perilaku K3 Karyawan Hotel Bagian Engineering di Kawasan Wisata Sanur
Kategori |
Frekuensi |
Proporsi (%) |
Perilaku aman |
65 |
59,1 |
Perilaku tidak aman |
45 |
40,9 |
Total |
110 |
100% |
Pada tabel 3. menunjukkan gambaran pengetahuan K3 responden. Responden dengan pengetahuan baik (91,8%) lebih banyak dibandingkan dengan pengetahuan kurang.
Tabel 3. Tingkat Pengetahuan K3 Karyawan Hotel Bagian Engineering di Kawasan Wisata Sanur
Kategori Pengetahuan |
Frekuensi |
Proporsi (%) |
Kurang |
9 |
8,2 |
Baik |
101 |
91,8 |
Total |
110 |
100% |
Pada tabel 4. menunjukkan gambaran sikap karyawan terhadap penerapan K3. Karyawan dengan sikap positif (52,7%) lebih banyak dibandingkan dengan karyawan dengan sikap negatif.
Tabel 4. Tingkat Sikap Karyawan Hotel Bagian Engineering di Kawasan Wisata Sanur
Kategori Frekuensi Proporsi
Sikap (%)
Negatif 52 47,3
Positif 58 52,7
Total 110 100%
Hasil Analisis Bivariat
Tabel 5 menunjukkan hasil analisis chi square dan fisher exact untuk menganalisis hubungan masing-masing
variabel terhadap perilaku K3 pada karyawan hotel bagian engineering di kawasan wisata sanur.
Tabel 5. Hasil analisis bivariat
Variabel (n=110) |
Perilaku K3 Ya (Tidak Tidak PR 95% CI Nilai p (Aman) Aman) (n=45) % (n=65) % |
Usia 19-29 tahun |
30 (61,2) 19 (38,8) 0.00 |
30-39 tahun |
11 (32,3) 23 (67,6) 0,07 0,3-0,P 0,0* |
40-49 tahun |
3 (17,6) 14 (82,3) 0,03 |
≥50 tahun |
1 (10) 9 (90) 0,04 |
Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Pendidikan SMA D3/D4 S1/S2 Durasi Kerja ≥7 jam <7 jam Masa Kerja ≤2 tahun >2 tahun |
43 (40,6) 63 (59.4) 0,8 0,3-4,8 0,5** 2 (50,0) 2 (50,0) 0,3 25 (36,2) 44 (63,8) 0,3 0,8-2,2 0,2** 7 (38,9) 11 (61,1) 0,4 13 (56,5) 10 (43,5) 1,4 0,8-2,2 0,2** 42 (42,4) 57 (57,6) 0,5 0,6-2,6 0,5** 3 (27,8) 8 (72,7) 0,0 27 (33,3) 54 (66,7) 0,7 0,6-0,9 <0,00* 18 (62,1) 11 (37,9) Ref |
Pengetahuan Baik Kurang Sikap Positif Negatif |
36 (35,6) 65 (64,4) - - <0,00** 9 (100) 0 (0,0) 12 (20,7) 46 (79,3) 0,4 0,2-0,6 <0,0* 33 (63,5) 19 (36,5) Ref |
*Analisis chi-square, signifikan pada nilai p<0,05
**Analisis fisher-exact, signifikan pada nilai p<0,05
Tabel 5. menunjukkan empat variabel yang berhubungan secara Email Korepondensi : [email protected]
signifikan yaitu umur, masa kerja, sikap, dan pengetahuan. Variabel umur memiliki
Arc. Com. Health • Desember 2023 p-ISSN 2302-139X e-ISSN 2527-3620 hubungan signifikan dengan perilaku K3 (PR= 0,7; 95% CI: 0,3-0,7). Variabel masa kerja memiliki hubungan signifikan dengan perilaku K3 dimana karyawan dengan masa kerja ≥ 2 tahun berpeluang lebih besar
meningkatkan perilaku tidak aman daripada karyawan dengan masa kerja < 2 tahun (PR= 0,7; 95% CI: 0,6-0,9). Variabel sikap memiliki hubungan signifikan dengan perilaku K3 dimana karyawan dengan sikap negatif berpeluang lebih besar meningkatkan perilaku tidak aman daripada karyawan sikap positif (PR= 0,4; 95% CI: 0,2-0,6). Hasil analisis fisher exact menunjukkan variabel pengetahuan
memiliki hubungan signifikan dengan perilaku K3 (p<0,05). Variabel lain seperti jenis kelamin, pendidikan, dan durasi kerja tidak memiliki hubungan dengan perilaku K3 (p>0,05).
PEMBAHASAN
Gambaran Pengetahuan K3 Responden
Pengetahuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada responden penelitian ini menunjukkan hasil sebanyak 91,8% frekuensi responden yang berpengetahuan baik sedangkan responden dengan berpengetahuan kurang sebanyak 8,2% .
Hal ini juga ditunjukkan pada hasil
penelitian oleh karyawan teknik yang
memiliki pegetahuan tinggi (62,7%) terkait program K3 (Dewi dan Astuti, 2017).
Karyawan dari departemen engineering tersebut terbilang sudah cukup memahami tentang K3 serta penyebab kecelakaan kerja yang kemungkinan dapat terjadi di linkungan kerja perhotelan. Seperti kelelahan akibat kerja, kelalaian ketika sedang bekerja dan kondisi mesin yang ada di tempat kerja menunjukkan bahwa hampir seluruh karyawan memahani potensi bahaya yang ada di tempat kerja. Email Korepondensi : [email protected]
Selain itu responden yang memahami arti dari rambu-rambu peringatan bahaya di tempat kerja menunjukkan 97,3%. Hal ini juga menjelaskan bahwa karyawan engineering dasarnya mengetahui arti rambu-rambu peringatan bahaya di tempat kerja. Sesuai dengan pengertiannya pada OHSAS 18001:2007 bahwa Keselamatan kerja diartikan sebagai upaya yang ditujukan untuk melindungi pekerja, menjaga keselamatan orang lain, melindungi peralatan, tempat kerja , baha produksi serta menjaga kelestarian lingkungan hidup sehingga membantu melancarkan proses produksi dari perusahaan tersebut (Prastowo, 2020).
Gambaran Sikap Responden
Pada hasil penelitian ini ditemukan proporsi kategori sikap negatif sebanyak 47,3% dan sikap positif yaitu 52,7%. Hal ini kurang lebih mirip dengan hasil penelitian yang dilakukan pada tenaga teknik PT X di semarang menunjukkan hasil proporsi sikap positif (73,1%) lebih banyak ditunjukkan dibandingkan dengan sikap negatif (26,9%) (Putri Maharani dan Wahyuningsih, 2017). Ada pula hasil yang menunjukkan sekitar 55 (60,0%) responden yang tidak dapat mengenal risiko bahaya apa saja di tempat kerja. Sedangkan hal ini harus menjadi perhatian pihak perusahaan untuk selalu mengingatkan dan mejelaskan risiko apa saja yang akan terjadi sebelum melakukan pekerjeaan. Contohnya karyawan sebelum mulai bekerja akan diberikan safety briefing pada pagi hari. Sikap positif tersebut terbilang cukup dipahami oleh responden penelitian ini yaitu kurang lebih ada 56 (50,9%) reponden yang menjawab Setuju untuk mengikuti safety briefing/morning talk. Gambaran untuk sikap pada responden yang merupakan karyawan engineering hotel termasuk
kategori yang memliki sikap positif. Menurut penelitian yang di lakukan pada Inna Grand Bali Beach Hotel bahwa faktor yang memotivasi kinerja seorang karyawan yaitu karena adanya sikap positif yang ditunjukkan melalui dorongan dari individunya sendiri (Bagus, Parasara dan Surya, 2016).
Gambaran Perilaku K3 Responden
Berdasarkan hasilnya proporsi perilaku yang ditunjukkan responden perilaku aman (59,1%) cukup besar dibandingkan perilaku tidak aman (40,9%). Contoh salah satu pernyataan dari perilaku tidak aman seperti menggunakan APD namun tidak lengkap ini perilaku yang kadang-kadang dilakukan oleh 45 (40,9%) responden ketika bekerja. Selain itu bekerja dengan postur tubuh yang tidak benar seperti meloncat dari level ketinggian yang dapat menimbulkan cidera guna untuk mengambil jalan pintas ini juga merupakan perilaku tidak aman yang dimana responden menunjukkan hasil tidak pernah sebanyak 76 (69,1) responden. Bila
ditafsirkan dari hasil pengumpulan data dan distribusi frekuensi menunjukkan sebanyak 65 responden telah berperilaku aman.
Faktor yang berhubungan dengan Perilaku K3
Menurut hasil analisis bivariate menunjukkan bahwa terdapat empat variabel yang berhubungan yaitu umur, masa kerja, pengetahuan dan sikap. Hasil analisis chi square menunjukkan variabel usia memiliki hubungan signifikan dengan perilaku K3 dimana karyawan dengan umur 30-39 tahun lebih besar 1,7 kali meningkatkan perilaku aman dibandingkan karyawan dengan umur 19-29 tahun (PR= 0,7; 95% CI: 0,3-0,7). Kategori usia yang
paling banyak menunjukkan perilaku aman Email Korepondensi : [email protected]
yaitu sebanyak 23 reponden pada rentang usia 30-39 tahun. Sedangkan untuk perilaku tidak aman, hasil menunjukkan bahwa pada rentang usia 19-29 tahun sebanyak 30 responden menunjukkan paling banyak perilaku yang tidak aman.
Variabel masa kerja memiliki hubungan signifikan dengan perilaku K3 dimana karyawan dengan masa kerja lebih dari 2 tahun berpeluang lebih besar 1,4 kali meningkatkan perilaku tidak aman dibandingkan karyawan dengan masa kerja kurang dari 2 tahun (PR= 0,7; 95% CI: 0,60,9). Perilaku kerja aman dengan masa kerja ≤ 2 tahun sebanyak 54 responden (66,7%), namun responden dengan perilaku kerja aman dengan masa kerja >2 tahun menunjukkan hasil lebih sedikit yaitu 11 (37,9%) responden. Sedangkan untuk hasil yang menunjukkan perilaku tidak aman pada responden dengan masa kerja ≤ 2 tahun sebanyak 27 (33,3%) responden. Berbeda dengan perilaku tidak aman dan masa kerja yang terbilang cukup lama yaitu > 2 tahun ini menunjukkan angka 18 (62,1%) responden.
Pada variabel Pengetahuan K3 menggunakan analisi fisher exact yang dimana hasil analisisnya menunjukkan variabel pengetahuan memiliki hubungan signifikan dengan perilaku K3 (p<0,05). Responden pengetahuan baik dengan menunjukkan perilaku aman di tempat kerja yaitu 65 responden (64,4%) lebih banyak daripada responden dengan pengetahuan baik namun menunjukkan hasil perilaku tidak aman terdapat 36 responden (35,6%). Menurut pendapat Notoatdmodjo (2007) dalam penelitian Candra, (2015) bahwa perilaku itu sendiri didasari oleh pengetahuan, kesadaran serta sikap positif sehingga perilaku tersebut akan bertahan lama dan menjadi kebiasaan
Arc. Com. Health • Desember 2023 p-ISSN 2302-139X e-ISSN 2527-3620 yang baik untuk individu masing-masing. Mengingat hasil penelitian dari latar belakang pendidikan mulai dari SMA, D3/D4 dan S1/S2 ini menjelaskan bahwa responden termasuk karyawan yang memiliki dasar pengetahuan baik.
Pada hasil statistic uji chi-square variabel sikap memiliki hubungan signifikan dengan perilaku K3 yaitu karyawan dengan sikap negatif berpeluang lebih besar 2,1 kali meningkatkan perilaku tidak aman dibandingkan karyawan sikap positif (PR= 0,4; 95% CI: 0,2-0,6).
Berdasarkan responden dengan perilaku aman yang menunjukkan sikap positif yaitu 46 responden (79,3%) namun adapun responden dengan perilaku aman tetapi menunjukkan sikap negatif sebanyak 19 responden (36,5%). Selain itu untuk perilaku tidak aman yang menunjukkan sikap positif yaitu 12 responden (20,7%) lebih sedikit daripada jumlah responden yang berperilaku tidak aman dan bersikap negatif yaitu 33 responden (63,5%)
SIMPULAN
Berdasarkan karakteristik demografi responden pada penelitian ini yaitu responden dengan rentang usia 19-29 tahun memiliki frekuensi paling banyak 49 dari 110 responden (44,5%). Serta terdapat hubungan signifikan antara pengetahuan dengan perilaku K3 dengan hasil uji fisher exact (p<0,05) dan adanya hubungan signifikan antara sikap dengan perilaku K3 (PR = 0,4 ; 95%CI: 0,2-0,6 ; p-value=0,0).
SARAN
Penelitian yang selanjutnya
sebaiknya bisa ikut melakukan observasi pada perilaku karyawan engineering ketika bekerja secara langsung di lingkungan kerjanya dan memastikan izin. Memberikan Email Korepondensi : [email protected]
sosialisasi tentang K3 sebelum atau setelah pengisian kuesioner mengenai penjelasan ketika bekerja terkait bagaimana sikap dan perilaku aman serta tidak aman selama berada di lingkungan kerja dan mengetahui apa saja hal-hal potensi bahaya dan pencegahan serta pengendalian risiko kecelakaan kerja. Peneliti selanjutnya yang ingin mengambil penelitian serupa sebaiknya uji validitas untuk instrument penelitian sampel diambil dari profesi yang sama dengan responden dalam penelitian.
UCAPAN TERIMA KASIH
Ucapan terima kasih kepada setiap karyawan hotel yang ada di wilayah kawasan wisata Sanur karena sudah memberikan izin dan ikut berkontribusi sebagai responden dalam penelitian.
Daftar Pustaka
Andriyanto, M. R. (2017) ‘Hubungan
Predisposing Factor Dengan Perilaku Penggunaan Apd’, The Indonesian
Journal of Occupational Safety and Health, 6(1), p. 37. doi:
10.20473/ijosh.v6i1.2017.37-47.
Badan Pusat Statistik Provinsi Bali (2020) Badan Pusat Statistik Provinsi Bali. Available at:
https://bali.bps.go.id/indicator/16/230/3 /tingkat-penghunian-kamar-tpk-hotel-bintang-menurut-kelas-di-provinsi-bali.html (Accessed: 31 December
2022).
Bagus, I., Parasara, A. I. and Surya, K. (2016) ‘Pengaruh self efficacy terhadap motivasi dan kepuasan kerja karyawan Inna Grand Bali beach hotel’, 5(5), pp. 4219–3247. Available at:
https://ojs.unud.ac.id/index.php/Manaj emen/article/download/18070/13610
(Accessed: 10 April 2022).
Candra, A. (2015) ‘Hubungan Faktor Pembentuk Perilaku Dengan
Kepatuhan Penggunaan Alat
Pelindung Telinga Pada Tenaga Kerja Di PLTD Ampenan’, The Indonesian Journal of Occupational Safety and Health, 4(1), p. 83. doi:
10.20473/ijosh.v4i1.2015.83-92.
Dewi, T. N. and Astuti, D. (2017) ‘Hubungan antara Pengetahuan dan Sikap Karyawan terhadap Penerapan Program K3 dengan Komitmen Karyawan di PT. PLN (Persero) Area Surakarta Tahun 2017’, Prosiding Seminar Nasional. Muhammadiyah University Press. Available at: https://publikasiilmiah.ums.ac.id/xmlu i/handle/11617/8975 (Accessed: 4
October 2019).
Dhimas Bayu, C. (2020) ‘Sikap Peduli Keselamatan Kerja Saat Praktik Mekanik Otomotif Siswa Kelas X TKR SMK Kesuma Mergoyoso Pati’, Journal of Automotive Technology and Vacational Education, 1(2). Available at:
https://journal.upy.ac.id/index.php/jatv e/article/view/988 (Accessed: 11 June 2022).
DPRD Provinsi Bali, G. B. (2020) ‘Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 3 Tahun 2020 Tentang’, Peraturan Gubernur Bali, 2(1), pp. 1–12. Available at:
http://clik.dva.gov.au/rehabilitation-library/1-introduction-rehabilitation%0Ahttp://www.scirp.org /journal/doi.aspx?DOI=10.4236/as.2017. 81005%0Ahttp://www.scirp.org/journal /PaperDownload.aspx?DOI=10.4236/as. 2012.34066%0Ahttp://dx.doi.org/10.101 6/j.pbi.201.
Febiola, F. (2021) ‘Analisis Penerapan Keselamtan dan Kesehatan Kerja
Email Korepondensi : [email protected]
Bagian Laundry di Emersia Hotel & Resort Batusangkar’, ranah pariwisata, I(1). Available at:
http://jurnal.umsb.ac.id/index.php/ran ahpariwisata/article/view/2630 (Accessed: 10 June 2022).
Jambika Utama, P. W. (2019) ‘FASILITAS UTAMA HOTEL RESORT
BERDASARKAN CIVITAS
PENGELOLA HOTEL RESORT DI TABANAN’, Prosiding Seminar Nasional Arsitektur, Budaya dan Lingkungan Binaan, 1. Available at:
https://eproceeding.undwi.ac.id/index. php/semarayana/article/view/20 (Accessed: 25 June 2022).
Labindao, I. G. J. et al. (2019) ‘Implementasi Sistem Manajemen Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Di Hard Rock Hotel Bali , Kuta , Bali’, Jurnal Kepariwisataan Dan Hospitalitas, 3(1), pp. 73–89.
Prastowo, I. (2017) ‘Pengaruh Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai
Departemen Engineering The Sunan Hotel Solo’,
jurnal.stpsahidsurakarta.ac.id, 13(1), pp.
1907–2457. Available at:
http://jurnal.stpsahidsurakarta.ac.id/in dex.php/JPI/article/view/257 (Accessed: 6 June 2022).
Prastowo, I. (2020) ‘STUDI TENTANG TATA KELOLA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) LAUNDRY DEPARTMENT PADA
INDUSTRI PERHOTELAN’, Hotelier
Journal, 6. Available at:
http://hotelier.poltekindonusa.ac.id/ind ex.php/view/article/view/83 (Accessed: 10 June 2022).
Putri Maharani, D. and Wahyuningsih, S. (2017) ‘Pengetahuan, Sikap, Kebijakan K3 Dengan Penggunaan Alat
Pelindung Diri Di Bagian Ring Spinning Unit 1’, Journal of Health Education, 2(1). Available at:
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.ph p/jhealthedu/article/view/18823 (Accessed: 13 July 2022).
Email Korepondensi : [email protected]
631
Discussion and feedback