Arc. Com. Health • desember 2023

p-ISSN 2302-139X e-ISSN 2527-3620

Vol. 10 No. 3 : 421 - 428

MANFAAT PENDIDIKAN KESEHATAN INDIVIDUAL TERHADAP TINGKAT

PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG HEPATITIS B DI RUMAH SAKIT UMUM

KARANGASEM TAHUN 2023

Ni Luh Ekawathi*, I Nyoman Wirata, Gusti Ayu Marhaeni

Program Studi Sarjana Terapan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Denpasar Jalan Raya Puputan Renon, Denpasar, Bali, 80234

ABSTRAK

Pendidikan kesehatan merupakan proses perubahan perilaku yang dinamis dimana perubahan tersebut bukan sekedar proses transfer materi/teori dari seseorang ke orang lain dan pula seperangkat prosedur, sehingga ibu hamil dengan sukarela dan berdasarkan kesadaran, penuh perhatian, akan menerima perilaku tersebut (mengubah perilaku) tentang Hepatitis B pada ibu hamil. Tujuan penelitian mengetahui manfaat pendidikan kesehatan metode individual terhadap tingkat pengetahuan ibu hamil tentang Hepatitis B studi dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah Karangasem tahun 2023. Desain Penelitian pre-experiment one group pre-test-post-test, intervensi dengan pendidikan kesehatan metode individual. Besar sampel 25 orang diambil secara purposive sampling. Analisa dengan Wilcoxon. Hasil rata-rata pengetahuan sebelum diberikan intervensi 54,8, rata-rata setelah diberikan intervensi 64,8. Hasil uji Wilcoxon p value 0,001. Kesimpulan pendidikan kesehatan metode individual terhadap bermanfaat untuk meningkatkan pengetahuan ibu hamil tentang Hepatitis B di Rumah Sakit Umum Daerah Karangasem tahun 2023. Saran tenaga kesehatan agar meningkatkan promosi kesehatan secara individual khususnya yang berhubungan dengan Hepatitis B.

Kata kunci : Hepatatis B, Pengetahuan , Pendidikan kesehatan

ABSTRACT

Health education is a dynamic process of behavior change is not just a process of transferring material/theory from one person to another and also regulates procedures, so that pregnant women voluntarily and based on awareness, full attention, will accept the behavior (change behavior) about Hepatitis B in pregnant women. The research objective was to find out the benefits of individual health methods on the level of knowledge of pregnant women about Hepatitis B studies conducted at the Karangasem Regional General Hospital in 2023. Research design pre-experiment one group pre-test-post-test, intervention with individual health methods. The sample size of 25 people was taken by purposive sampling. Analysis with Wilcoxon. The average result of knowledge before being given an intervention was 54.8, the average after being given an intervention was 64.8. Wilcoxon test results p value 0.001. The conclusion is that individual health education methods are useful for increasing pregnant women's knowledge about Hepatitis B at the Karangasem Regional General Hospital in 2023. Suggestions for health workers to improve individual health promotion, especially those related to Hepatitis B

Keywords: Hepatitis B, Knowledge, Health education

PENDAHULUAN

Hepatitis B merupakan penyakit menular yang hingga saat ini masih menjadi masalah kesehatan di dunia termasuk Indonesia. Penularan hepatitis B bisa terjadi secara vertikal yaitu penularan dari ibu ke anak. Penularan tersebut terjadi pada masa kehamilan, saat persalinan dan selama menyusui (Kemenkes RI, 2019). Kejadian penularan dari ibu ke anak untuk hepatitis B menempati urutan tertinggi

*e-mail korespondensi : [email protected]

sebesar 90-95% (Kemenkes RI, 2019). Data dari Word Health Organization (WHO) dalam Regional Framework (2018) menyebutkan prevalensi kasus hepatitis B di Asia Pasifik cukup tinggi yaitu 167.000 ibu hamil terinfeksi sifilis dan 15% menderita hepatitis B kronis. Data di Indonesia pada tahun 2019 hepatitis B 2,5% (Kemenkes RI, 2019). Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Bali tahun 2019 hepatitis B sebanyak 21.829 orang (Dinas Kesehatan

Arc. Com. Health • desember 2023 p-ISSN 2302-139X e-ISSN 2527-3620 Provinsi    Bali).    Data    Kabupaten

Karangasem tahun 2020 menunjukkan ibu hamil dengan hepatitis B sebanyak 50 orang (Dinas Kesehatan Kabupaten Karangasem, 2022).

Hepatitis B pada ibu hamil menyebabkan 95% bayi terinfeksi dan bayi yang tidak mendapatkan penanganan standar lengkap dengan vaksinasi imunisasi aktif dan imunisasi pasif sesaat setelah lahir maka bayi tidak mendapatkan perlindungan. Bayi yang terinfeksi hepatitis B pada saat dilahirkan atau pada masa perinatal berpotensi menjadi kronis dengan risiko berbagai komplikasi, mulai dari hepatitis kronis parah, sirosis, dan kanker hati serta menjadi sumber penularan hepatitis B selama hidupnya (Kemenkes RI, 2019).

Gejala penyakit hepatitis B dalam kehamilan biasanya sulit terdeteksi pada tahap awal. Umumnya gejala tampak setelah 2-3 bulan setelah virus menginfeksi organ hati. Ibu hamil kerap tidak menyadari bahwa dirinya mengidap hepatitis B, sehingga dapat menimbulkan risiko pada kandungannya. Ibu hamil yang terdiagnosa HBsAg (hepatitis B surface antigen) dalam tubuhnya memiliki peluang untuk menularkan virus hepatitis B secara vertikal pada anaknya (Kemenkes RI, 2019).

Kurangnya informasi tentang hepatitis B pada ibu hamil menyebabkan ibu mudah untuk terkena infeksi hepatitis B karena ibu belum mengetahui tentang cara untuk mencegah hepatitis B sehingga berhubungan pula pada sikap ibu hamil tentang hepatitis B. Pemberian informasi merupakan salah satu upaya untuk meningkat pengetahuan. Berbagai macam

metode yang bisa digunakan untuk memberikan informasi kepada ibu hamil diataranya metode penyuluhan, konseling, dan dapat dengan metode individual (Rahmadona, 2018).

Metode pendidikan individual merupakan metode pendidikan yang bersifat perorangan, dengan cara ini kontak antara klien dengan petugas lebih intensif, setiap masalah yang dihadapi oleh klien dapat dikorek dan dibantu penyelesaian akhirnya klien tersebut akan dengan sukarela dan berdasarkan kesadaran, penuh perhatian, akan menerima perilaku tersebut (mengubah perilaku) tentang hepatitis B pada ibu hamil (Effendy, 2015).

Pemberian informasi secara individu dapat dilakukan dengan menggunakan media agar mempermudah untuk penyampaian materi yang diberikan kepada klien. Beberapa media promosi kesehatan bisa menggunakan media elektorik maupaun media cetak. Media cetak misalnya adalah koran, brosur, rubrik, dan leaflet. Leaflet yang memberikan informasi berupa kalimat maupun gambar atau kombinasi. Keuntungan leaflet yaitu isi dapat dicetak kembali dan dapat sebagai bahan diskusi, dapat disimpan lama, jangkauan dapat jauh, media dicetak unik dan dapat membantu media lain (Effendy, 2015). Hasil penelitian dari Rahmadona (2017) mendapatkan hasil terdapat hubungan signifikan antara pendidikan kesehatan dengan metode konseling individual dan media leaflet terhadap peningkatan pengetahuan ibu hamil tentang hepatitis B dalam kehamilan.

Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Karangasem merupakan rumah sakit

Arc. Com. Health • desember 2023 p-ISSN 2302-139X e-ISSN 2527-3620 rujukan di Kabupaten Karangasem, jika ada ibu hamil hasil skrining hepatitis B yang positif di Puskemas atau praktek mandiri maka untuk penanganan selanjutnya ibu hamil di rujuk ke RSUD Karangasem. Studi pendahuluan yang peneliti lakukan di RSUD Karangsem pada bulan Oktober 2022, berdasarkan data register ibu tercatat bahwa pada bulan Juli 2022 terdapat 12 ibu hamil dengan hepatitis, lima orang kasus baru dan tujuh orang kasus lama, dengan karakteristik yang beragam.   RSUD Karangasem belum

pernah  memberikan informasi  secara

individu dengan menggunakan media

penyuluhan perorangan tentang hepatitis B. Tujuan  penelitian ini adalah  untuk

mengetahui manfaat pendidikan kesehatan metode individual terhadap tingkat pengetahuan ibu hamil tentang hepatitis B di Rumah Sakit Umum Daerah Karangasem Tahun 2023.

METODE

Desain penelitian yang digunakan adalah desain pre-experiment one group pre-test-post-test. Penelitian dilaksanakan di Rumah Sakit Umum Daerah Karangasem pada minggu kedua bulan Maret 2023 sampai minggu kedua bulan April 2023. Sampel penelitian ini yaitu seluruh ibu hamil pada bulan Maret sampai dengan April 2023 dan memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi. Kriteria inklusi yaitu bisa membaca dan menulis dan semua pasien kunjungan baru yang datang ke poliklinik kebidanan dan kandungan RSUD Karangasem sedangkan kriteria ekslusi yaitu ibu hamil yang sedang mengalami kegawat      daruratan      kehamilan.

Pengambilan sampel dalam penelitian ini diambil secara purposive sampling. Data yang dikumpulkan merupakan data primer menggunakan kuesioner yang telah diuji validitas dan reliabilitas. Analisis data menggunakan analisis univariat dan bivariabel dengan uji wilcoxon. Penelitian ini telah dinyatakan layak etik oleh Komisi Etik Penelitian Kesehatan Poltekkes Denpasar        dengan        nomor

LB.02.03/EA/KEPK/ 0399 /2023.

HASIL

Data     tentang     karakteristik

responden terdiri dari umur, pendidikan, pekerjaan dan jumlah kehamilan. Hasil penelitian tentang karakteristik responden dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 1 Karakteristik Ibu Memeriksakan Kehamilan di RSUD Karangasem

Karakteristik

f

(%)

Umur

<20 th

3

12

20-35 tahun

13

52

>35 tahun

9

36

Total

25

100

Pendidikan

SD/SMP

15

60

SMA

8

32

Perguruan Tinggi

2

8

Total

25

100

Pekerjaan

Tidak bekerja

19

76

Bekerja

6

24

Total

25

100

Garvida

Primigravida

6

24

Multigravida

17

68

Grandemultigravida

2

8

Total

25

100

Berdasarkan tabel 1 terlihat bahwa

pada karakteristik umur kelompok umur 20-35 tahun sebanyak 13 orang (52%), berdasarkan karakteristik pendidikan SD/SMP sebanyak 15 orang (60%), ibu yang tidak bekerja 19 orang (76%) dan ibu multigravida 17 orang (68%).

Hasil penelitian tentang pengetahuan ibu sebelum diberikan intervensi dengan metode individual tentang Hepatitis B di Rumah Sakit Umum Daerah Karangasem tahun 2023 dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 2 Pengetahuan Ibu Hamil Sebelum diberikan Intervensi dengan Metode Individual

tentang Hepatitis B di Rumah Sakit Umum Daerah Karangasem Tahun 2023

Pengetahuan

nilai

f

%

min-max

median

Sebelum inrevensi

35

2

8

40

5

20

35-75

55

45

2

8

50

1

4

55

3

12

60

4

16

65

4

16

70

1

4

75

3

12

Total

25

100

Berdasarkan tabel 2 terlihat bahwa nilai terendah 35 sebanyak dua orang (8%) nilai tertinggi 75 sebanyak tiga orang (12%).

Data hasil penelitian tentang pengetahuan ibu setelah diberikan

intervensi dengan metode individual tentang hepatitis B di Rumah Sakit Umum Daerah Karangasem tahun 2023 dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 3 Pengetahuan Ibu Hamil Setelah diberikan Intervensi dengan Metode Individual tentang Hepatitis B di Rumah Sakit Umum Daerah Karangasem Tahun 2023

Pengetahuan

nilai

f

%

min-max

Median

Setelah inrevensi

45

6

24

55

3

12

45-90

60

60

4

16

65

1

4

70

2

8

75

2

8

80

3

12

85

2

8

90

2

8

Total

25

100

Berdasarkan tabel 3 terlihat bahwa pengetahuan ibu setelah intervensi paling rendah 45 sebanyak enam orang (24%) dan tertinggi 90 sebanyak dua orang (8%).

Data hasil penelitian tentang *e-mail korespondensi : [email protected]

manfaat pendidikan kesehatan metode individual terhadap tingkat pengetahuan ibu hamil tentang Hepatitis B di Rumah Sakit Umum Daerah Karangasem tahun 2023 dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 4 Manfaat Pendidikan Kesehatan Metode Individual Terhadap Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil tentang Hepatitis B di Rumah Sakit Umum Daerah Karangasem Tahun 2023

Pengetahuan

Median

Nilai

z

p value

Min

Max

sebelum intevensi

55

35

75

sesudah intervensi

60

45

90

-4.043

0,001

Berdasarkan tabel 4 terlihat bahwa nilai median sebelum intervensi 55 sedangkan setelah intervensi menjadi 60 nilai p yaitu 0,001 (< 0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa pendidikan kesehatan metode individual bermanafaat untuk meningkatkan pengetahun ibu hamil tentang hepatitis B di Rumah Sakit Umum Daerah Karangasem tahun 2023.

PEMBAHASAN

Nilai pengetahuan ibu hamil tentang hepatitis B sebelum diberikan intervensi dengan metode individual di RSUD Karangasem pada tahun 2023 nilai yang paling rendah 35 dan nilai yang paling tinggi 75 dengan nilai rata-rata 54,8. Hasil penelitian ini didukung dengan hasil penelitian dari Sari dkk (2019) yang meneliti tentang perbedaan pengetahuan pre dan post pendidikan kesehatan pada penghuni lapas tentang risiko kejadian viral hepatitis Di Lapas Perempuan kelas III juga mendapatkan data nilai terendah sebelum intervensi adalah 30.

Rendahnya pengetahuan responden sebelum diberikan intervensi disebabkan karena kurangnya informasi yang didapatkan ibu hamil tentang hepatitis B pada kehamilan. Peneliti menanyakan kepada responden yang mendapatkan nilai rendah mengatakan bahwa dia tidak mengetahui tentang penyakit hepatitis B selama kehamilan, ibu tersebut

*e-mail korespondensi : [email protected]

mengatakan bahwa dia pernah mendengar tentang hepatitis B tapi tidak pada ibu hamil.

Pengetahuan tentang hepatitis B pada kehamilan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap penyakit Hepatitis B pada kehamilan. Penginderaan ini terjadi melalui panca indera manusia, yaitu indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2014).

Penilaian pengetahuan penelitian ini menggunakan kuesioner yang terdiri dari 20 pertanyaan obyektif atau pilihan ganda dan responden pada penelitian ini yaitu ibu hamil yang melakukan pemeriksaan kehamilan ke RSUD Karangasem diberikan kuesioner setelah menyatakan setuju menjadi responden dan menadatanagi surat informed consent. Pertanyaan yang paling banyak salah adalah pengertian tentang skrining hepatitis B yaitu nomor 6 dari 25 responden yang mejawab benar tentang skrining hepatitis B hanya 7 orang, sebanyak 16 orang menjawab salah, responden yang menjawab salah lebih banyak menjawab skrining merupakan imunisasi yang diberikan untuk perlindungan penyakit hepatitis B. Pertanyaan yang banyak salah juga pertanyaan nomor 7 yaitu pemeriksaan yang dilakukan jika hasil skrining positif, hanya empat responden

Arc. Com. Health • desember 2023 p-ISSN 2302-139X e-ISSN 2527-3620 yang menjawab benar, responden yang lebih banyak menjawab melakukan pemeriksaan fisik.

Pengetahuan menjadi sebuah landasan unutk membangkitkan perilaku agar    seseorang    berbuat    sesuatu,

pengetahuan menanamkan rasa kognitif sebagai penalaran untuk berbuat dan bersikap mengembangkan perilaku baru sebagai upaya menangani, merawat dan mencegah penularan penyakit, dalam penelitian ini adalah penyakit hepatitis, misalnya, seseorang telah mendengar penyakit hepatisis (penyebabnya, akibatnya, pencegahannya,     dan     sebagainya),

pengetahuan ini akan membawa orang tersebut untuk berfikir dan berusaha supaya anggota keluarganya tidak terkena hepatitis, pemikiran ini merupakan komponen emosi dan keyakinan yang bekerja    sehingga    orang    tersebut

mengupayakan    pencegahan    untuk

mencegah dirinya maupun orang lain terkena penyakit hepatitis B.

Nilai yang didapatkan responden setelah diberikan intervensi dengan metode individual yaitu penyampaian materi secara face to face yang peneliti berikan kepada ibu hamil di RSUD Karangasem mendapatkan data yaitu nilia terendah menjadi 45, nilai teritinggi menjadi 90 dan rata-rata nilai responden 64,8. Nilai sesudah intervensi mengalami peningkatan dibandingan dengan nilai sebelum intervensi. Responden yang mendapatkan nilai terendah yaitu 45 sebanyak enam orang, nilai tertinggi 90 sebanyak dua orang, nilai 85 sebanyak dua orang dan ada satu responden yang mendapatkan nilai 65. Hasil penelitin ini didukung dengan hasil penelitian dari penelitian Sari (2019) yang juga sama-sama mendapatkan nilai pengetahuan tentang hepatitis yang meningkat setelah mendapatkan intervensi dengan pendidikan kesehatan.

Salah faktor yang berpengaruh

terhadap peningkatan pengetahuan responden adalah faktor pendidikan. Pendidikan berpengaruh terhadap pola pikir dan pandangan mengenai pesan kesehatan yang diterima oleh sasaran penyuluhan kesehatan, dengan makna bahwa jika sasaran atau ibu hamil yang melakukan pemeriksaan kehamilan di RSUD Karangasem memiliki pendidikan yang lebih tinggi maka akan lebih mudah dalam penerimaan dan penanaman pesan kesehatan yang disampaikan oleh penyuluh. Responden dalam penelitian sebanyak 32% berpendidikan SMA dan 8 % pendidikan perguruan tinggi sehingga hal ini bisa menjadi pendukung meningkatnya pengetahuan respoden tentang penyakit hepatitis.

Pertanyaan yang paling banyak salah sebelum intervensi dengan pendidikan individu yaitu pertanyaan nomor nomor 6 dan pertanyaan nomor 7, setelah diberikan intervensi menjadi lebih banyak yang benar.

Selain yang berdasarkan tingkat pendidikan responden, dalam penelitian ini penyuluhan dilakukan dengan menggunakan metode individu yaitu face to face yang bukan diberikan secara kelompok, karena dengan metode secara individu responden dan peneliti bertemu secara langsung dapat berbicara secara langsung menjelaskan topik tentang hepatitis B secara jelas dan jika ada responden tidak mengerti maka dapat langsung di tanyakan kepada peneliti sehingga kegiatan pendidikan kesehatan dapat berjalan lebih efektif yang berimbas pada adanya peningkatan pengetahuan responden.

Penelitian ini mendapatkan data bahwa nilai pengetahuan responden terendah sebelum intervensi adalah 35 setelah diberikan intervensi nilai terendah meningkat menjadi 45, sedangkan nilai tertinggi sebelum intervensi adalah 75 setelah intervensi meningkat menjadi 90

Arc. Com. Health • desember 2023 p-ISSN 2302-139X e-ISSN 2527-3620 sedangkan nilai rata-rata sebelum intervensi 54,8 setelah intervensi menjadi 64,8 sehingga terjadi peningkatan nilai rata-rata sebanyak 10 nilai. Hasil uji Wilcoxon pada penelitian ini menunjukan hasil statistik pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol mendapatkan hasil 0,001 < 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa pendidikan kesehatan metode individual      bermanafaat      untuk

meningkatkan pengetahun ibu hamil tentang hepatitis B di Rumah Sakit Umum Daerah Karangasem tahun 2023.

Hasil penelitian ini didukung oleh hasil penelitian dari Sulistiyowati (2020) menyimpulkan bahwa ada pengaruh edukasi terhadap tingkat pengetahuan responden tentang hepatitis B di Puskemas Jatiroto Kabupaten Wonogiri.

Penyampaian pendidikan kesehatan disampaikan dengan metode individu. Pendidikan kesehatan adalah proses membantu seseorang, dengan bertindak secara sendiri-sendiri ataupun secara kolektif, untuk membuat keputusan berdasarkan pengetahuan mengenai hal-hal yang mempengaruhi kesehatan pribadinya dan orang lain untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara kesehatannya dan tidak hanya mengaitkan diri pada peningkatan pengetahuan, sikap dan praktik saja, tetapi juga meningkatkan atau memperbaiki lingkungan (baik fisik maupun non fisik) dalam    rangka    memelihara    dan

meningkatkan kesehatan dengan penuh kesadaran (Erwin, 2012). Pendidikan kesehatan secara individu sasarannya adalah individu dalam penelitian ini adalah ibu hamil yang memeriksakan kehamilanya di RSUD Karangasem. Metode pendidikan kesehatan secara individu merupakan metode untuk mengubah perilaku individu yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan      individu      tersebut

(Notoatmodjo, 2014).

Selain pendidikan seorang faktor yang berperan dalam peningkatan pengetahuan seseorang adalah faktor usia dan pengalaman. Penelitian ini medapatkan data responden lebih banyak responden (52%) berada pada kelompok umur 20-35 tahun, kelompok umur ini merupakan kelompok umur dewasa awal yang merupakan kelompok umur yang mudah menyerap informasi. Sehingga berpengaruh pula pada hasil penelitian yaitu adanya peningakatan pengetahuan setelah diberikan intervensi. Selain umur faktor pengalaman juga berpengaruh terhadap pengetahuan seseorang responden penelitian ini paling banyak merupakan ibu yang multigravida (68%) yaitu ibu yang sudah memiliki pengalaman melahirkan dan hamil sebelumnya sehingga pengalaman hamil sebelum saat pemeriksaan kehamilan atau saat mengikuti kelas ibu hamil sudah pernah mendapatkan informasi tentang hepatitis pada kehamilan ataupun sudah pernah mendapatkan skrening hepatitis pada kehamilan yang terdahulu sehingga pada saat pemberian informasi saat ini tentang hepatitis B respoden lebih cepat mengerti yang berakibat pada meningkatnya pengetahuan ibu hamil tentang hepatitis B setelah diberikan intervensi dengan pendidikan kesehatan secara individu.

SIMPULAN

Simpulan pada penelitian ini yaitu pengetahuan ibu sebelum diberikan intervensi dengan metode individual tentang hepatitis B di Rumah Sakit Umum Daerah Karangasem tahun 2023 dengan hasil rata-rata 54,8 (kriteria kurang). Pengetahuan ibu setelah diberikan intervensi dengan metode individual tentang Hepatitis B di Rumah Sakit Umum Daerah Karangasem tahun 2023 dengan

Arc. Com. Health • desember 2023 p-ISSN 2302-139X e-ISSN 2527-3620 hasil rata-rata 64,8 (kriteria   cukup).

Pendidikan kesehatan metode individual bermanfaat    untuk    meningkatkan

pengetahuan ibu hamil tentang Hepatitis B di Rumah Sakit Umum Daerah Karangasem tahun 2023 dengan nilai p 0,001.

SARAN

Adapun saran yang peneliti ingin sampaikan yaitu bagi tenaga kesehatan agar meningkatkan promosi kesehatan secara individual khususnya yang berhubungan dengan hepatitis B di RSUD Karangasem     agar     meningkatkan

pengetahuan ibu hamil tentang hepatitis B pada masa kehamilan. Bagi ibu hamil agar mencari informasi lebih banyak tetang hepatitis B dalam kehamilan dan meningkatkan    pengetahuan     serta

melakukan pencegahan penularan dari ibu ke anak. Bagi rumah sakit agar meningkatkan kegiatan promosi kesehatan khususnya tetang hepatitis B pada kehamilan.

UCAPAN TERIMA KASIH

Ucapan terima kasih ditujukan kepada Rumah Sakit Umum Daerah Karangasem, responden, dan semua pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Dinas Kesehatan Provinsi Bali. 2022. Profil Kesehatan Provinsi Bali Tahun 2021. Denpasar. Dinkes

Dinas Kesehatan Kabupaten Karangasem.

2022. Profil Kesehatan Kabupaten

Karangasem     Tahun     2021.

Karangasem. Dinkes

Erwin, S. K. 2012. Konsep, Proses, dan Aplikasi    dalam    Pendidikan

Kesehatan. Yogyakarta: FIK UNY.

Effendy. 2015. Dasar-dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Jakarta. EGC.

Kementrian Kesehatan RI. 2019. Panduan Triple Eleminasi. Jakarta. Kemenkes

Notoatmodjo, S. 2014. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta:Rineka Cipta.

Rahmadona. 2018. Konseling Individual Dan Media Leaflet Meningkatkan Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Hepatitis B Dalam Kehamilan Di Kelurahan Tanjung Ayun Sakti Wilayah Kerja Puskesmas Sei Jang Kota Tanjungpinang Tahun 2017, Photon: Jurnal Sain dan Kesehatan, 9(1),          pp.           122–129.

https://doi.org/10.37859/jp.v9i1.1065

Sari, I.P.T.P. 2013. Pendidikan Kesehatan Sekolah Sebagai Proses Perubahan Perilaku Siswa, Jurnal Pendidikan Jasmani Indonesia, 9(2), pp. 141–147.

https://journal.uny.ac.id/index.php/j pji/article/viewFile/3017/2510.

Sulistyowati. 2020. Pengaruh Edukasi terhadap Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil tentang Hepatitis B di Puskesmas Jatiroto Wonogiri.

428